Teman Kencan Tuan Moohan

Asisten pribadi Moohan yang baru saja masuk ke ruangan sang bos tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dibuat heran melihat kelakuan bosnya. "Kenapa senyum-senyum sendiri, Bos?" tanya Zack sambil berjalan mendekati Moohan.

"Oh, aku tahu. Ini pasti karena Thalia, kan?" tebak Zack karena sebelum masuk tadi, dia berpapasan dengan Thalia di depan ruangan Moohan. Zack kemudian menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa, tepat di hadapan bosnya.

Moohan yang masih menghadap ke makanan yang belum habis, segera menyingkirkan piringnya. Pria yang memiliki sejuta pesona itu kemudian menyandarkan punggung di sofa, tanpa ingin menjawab pertanyaan sang asisten. Bibirnya masih saja menyunggingkan sebuah senyuman.

"Apa, bos benar-benar serius ingin menggaet janda itu?" lanjut Zack bertanya, menelisik ke dalam netra elang Moohan yang berwarna kehijauan.

"Bos, apa kata dunia nanti jika publik sampai mengetahui bahwa seorang Hendrick Moohan, sang cassanova ulung, mengejar-ngejar seorang janda?" Asisten pribadi tersebut masih saja nerocos karena Moohan belum juga memberikan tanggapan.

Zack mengedikkan bahu dan kemudian ikut-ikutan menyandarkan punggung pada sandaran sofa. Sahabat yang sekaligus asisten pribadi Moohan tersebut masih saja menelisik wajah bosnya. Ingin mengetahui apa sebenarnya yang Moohan pikirkan.

Keheningan sejenak tercipta di sana. Kedua pria tampan tersebut hanya saling pandang, tanpa ada yang membuka suara. Mereka berdua seolah sedang menyelami pikiran masing-masing.

"Apa matamu buta, Zack?" Suara Moohan, mengurai keheningan. "Tidakkah kamu bisa melihat pesona Thalia?" tanyanya kemudian dengan menyipitkan mata, menatap sang asisten.

"Dia memang janda, tapi pesonanya tidak bisa aku tampik begitu saja. Sepertinya, aku sudah benar-benar menyukainya, Zack," lanjut Moohan yang terdengar sungguh-sungguh.

Zack mencebik, tidak percaya begitu saja ungkapan suka dari Moohan untuk seorang wanita. Sebab, sahabatnya itu sudah sering mengatakan hal demikian pada banyak wanita. Suka, hanya sebatas pada tubuhnya saja untuk dinikmati di atas ranjangnya yang empuk.

Moohan menghela napas panjang, laki-laki bermata kehijauan tersebut kemudian menyandarkan kepala pada sandaran sofa. "Tapi sayang, sepertinya dia sangat sulit untuk aku taklukkan."

"Apa kamu membutuhkan bantuanku untuk mendapatkan Thalia, Bos? Aku yakin, dengan caraku Bos akan bisa memiliki Thalia sepenuhnya," tawar Zack dengan senyum seringai di wajahnya, membuat Moohan langsung membuka mata.

"Jangan aneh-aneh, Zack! Aku tidak menyukai pemaksaan ataupun cara-cara kotor. Aku lebih suka melakukannya dengan wanita yang benar-benar suka rela melemparkan tubuhnya di pelukanku," tolak Moohan yang sudah dapat menebak apa yang direncanakan oleh sang asisten.

Zack kembali mencebik. "Baiklah. Kalau begitu, selamat berjuang, Bos. Semoga kamu beruntung," pungkas Zack yang kemudian segera beranjak. Asisten pribadi Moohan itu segera berlalu hendak meninggalkan ruangan presiden direktur.

"Oh ya, nanti malam ada undangan dinner dari Nona Cellyn. Ingat, Bos, siapkan stamina. Dia penggemar beratmu dan kupastikan Nona Cellyn tidak akan melepasmu sampai pagi." Zack terkekeh dan kemudian segera menghilang di balik pintu.

Sementara Moohan hanya mencebik. Mendengar kabar yang biasanya akan membuat semangat kerjanya membara itu, kini dia biasa saja. Fokusnya masih tertuju pada Thalia.

Moohan kembali memejamkan mata. Bayangan tubuh seksi Thalia dengan dadanya yang besar, melintas dengan jelas di ingatan. Hal itu membuat senyum Moohan kembali merekah.

"Dia memang beda. Thalia sepertinya sama sekali tidak tertarik padaku. Jika wanita lain akan mencari-cari perhatian dariku, dia justru cuek dan berani menolak ajakanku," gumam Moohan.

Suara ketukan pintu yang diikuti terbukanya pintu tersebut, membuat Moohan membuka matanya. Pria yang memiliki tatapan tajam seperti elang itu kembali tersenyum setelah melihat siapa yang baru saja datang. Dia kemudian berdiri mendekati Thalia.

"Kamu menepati janjimu, Thalia." Moohan menatap ke arah wanita cantik yang baru saja datang, dengan tatapan penuh arti.

"Tentu saja, Tuan. Bukankah saya harus membereskan sisa makan siang Anda, Tuan Moohan?" Tanpa menoleh ke arah sang bos, Thalia segera mendorong troli menuju meja sofa untuk membereskan sisa makan siang atasannya tadi.

Cekatan, Thalia membereskan sisa makanan dan kemudian membersihkan kembali meja tersebut hingga benar-benar bersih dan terlihat mengkilap. Setelah semua selesai, Thalia mendorong kembali troli yang kini penuh dengan makanan yang belum disentuh oleh Moohan menuju pintu hendak keluar. Thalia menghentikan langkah tepat di hadapan Moohan yang masih berdiri di tempatnya semula.

"Pekerjaan saya sudah selesai, Tuan. Jika tidak ada lagi yang harus saya kerjakan di sini, saya akan menunggu perintah Anda selanjutnya di bawah," pamit Thalia sambil sedikit membungkukkan badan dengan sopan.

Moohan terdiam. Pria yang terkenal sebagai casanova itu kehabisan kata-kata untuk mencegah agar Thalia tidak meninggalkan ruangannya. Moohan benar-benar dibuat bingung sendiri menghadapi karyawannya tersebut. Hendak melarang, tetapi dia merasa tidak tega karena tidak ingin membuat Thalia merasa tidak nyaman.

Tidak mendapatkan jawaban dari sang bos, Thalia kemudian membuka pintu. Baru saja wanita cantik tersebut akan melangkah keluar, suara Moohan mengurungkan langkah Thalia. "Ada pekerjaan yang harus kamu lakukan setelah ini, Thalia."

"Apa itu, Tuan? Apa Tuan Moohan menginginkan kopi hitam kental tanpa gula?" selidik Thalia yang hafal dengan kebiasaan atasannya itu.

"Hem, rupanya kamu ini tipe calon istri yang sangat baik, Thalia. Kamu bisa hafal dengan kegemaranku." Moohan terkekeh. Sementara Thalia mengerutkan dahi, tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh sang presdir.

Thalia kemudian melihat ke arah jam yang terdapat di salah satu sisi dinding ruangan Moohan. Wanita muda itu mengerutkan dahi. "Tapi, Tuan, ini belum jamnya Anda untuk minum kopi, bukan?" lanjut Thalia, bertanya.

"Exactly, Thalia. Apa aku tadi meminta kopi?" tanya Moohan seraya tersenyum menatap Thalia dan wanita cantik itu menggelengkan kepala.

"Lalu, apa yang harus saya lakukan, Tuan?" Thalia memindai ruangan sang bos untuk memastikan bahwa semuanya sudah benar-benar bersih karena Moohan alergi dengan hal-hal yang kotor.

"Simpan dulu troli itu di pantry, Thalia. Setelah itu, segeralah kemari," titah Moohan seraya mengusir Thalia dengan isyarat tangan karena dia tidak mau lagi di bantah.

Pria berahang kokoh dengan bulu-bulu kasar yang tumbuh memenuhi rahangnya itu, segera berlalu menuju meja kerja. Thalia yang tadinya masih mematung, buru-buru melangkah meninggalkan ruangan Moohan untuk menyimpan troli di pantry. Wanita cantik tersebut menyadari, bahwa sekarang ini dia tidak lagi bisa membantah perintah sang presdir.

Thalia berjalan dengan cepat menuju pintu lift. Seorang wanita cantik dan seksi yang baru saja keluar dari lift juga berjalan dengan cepat tanpa melihat ke arah depan hingga dia menabrak troli yang didorong oleh Thalia. Wanita itu terjatuh dan gaun mahalnya ketumpahan kuah sayur, membuat dia sangat marah pada Thalia.

"Pelayan kurang ajar! Kamu punya mata enggak, sih! Lihat, kamu telah mengotori gaun mahalku! Kamu harus menggantinya!" teriak wanita yang baru pertama kali ini dilihat oleh Thalia.

'Dia pasti salah satu taman kencan Tuan Moohan. Kalau sampai bos mendengar dan melihat kejadian ini, aku bisa dipecat karena Tuan Moohan pasti akan lebih memilih untuk mendengarkan dan mempercayai perkataan teman kencannya dari pada penjelasanku.'

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕ tbc.

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat Talita

2023-10-11

1

Aidah Djafar

Aidah Djafar

pikiranmu seperti itu Thalia🤔 yg pasti Moohan c Casanova lebih tertarik denganmu 🤔😁😍

2023-09-12

1

Nur cahaya

Nur cahaya

sang casanova sdh mulai tobat nih sdkt demi sdkt... ini krn thalia... wow thalia kamu sgt berpengaruh bsr utk mr moohan... 180℅ akan berubah dan segera meninggalkan petualangannya.

2023-07-14

2

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Maut
2 Sangat Berguna Untukku
3 Cari Tahu Siapa Dia!
4 Menarik
5 Menikah Lagi
6 Semakin Menantang
7 Teman Kencan Tuan Moohan
8 Saya Tidak Minum Alkohol!
9 Ale, Puaskan Aku.
10 Siapa yang Ditemuinya?
11 Tentang Masa lalu Thalia
12 Menjadi Daddy dari Bayinya
13 Harus Kemana Aku Mencarimu?
14 Mendapat Tempat untuk Berteduh
15 Cinta yang Rumit
16 Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17 Belum Berjodoh
18 Suara Familiar
19 Ini Tidak Mungkin
20 Merindukan Seseorang
21 Kue Pesanan Tuan Muda
22 Memuluskan Misi
23 Menjaga Anak Kami dengan Baik
24 Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25 Apa yang Harus Aku Lakukan?
26 Menjadi Single Parent
27 Kontraksi Palsu
28 Mommy Pasti Bisa
29 Mother of My Children
30 Princess Aurora Moohan
31 Maaf Jika Mommy Egois
32 Akal-akalan Dia, Pasti!
33 Asalkan Apa, Mommy?
34 Mati Berdiri
35 Pernikahan Kalian Dipercepat
36 Membujuk Thalia
37 Asisten Tampan
38 Beri Aku Waktu
39 Ikut Terhanyut
40 Ganggu Orang Lagi Pacaran
41 Menghisapnya Seperti King
42 Tidak Sabar Menunggu Pagi
43 Spesial Milik King
44 Kiss Wedding
45 Partner Bercinta
46 Penjilat dan Pecundang
47 Syurga Dunia
48 Love, Aku Menginginkannya
49 Bicara Empat Mata
50 Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51 Akulah Daddynya
52 Semua Ini Salah Mama!
53 Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54 Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55 Melepaskan Kerinduan
56 Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57 Sempat Berharap Banyak
58 Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59 Tidak Punya Etika
60 Lagi Nanggung
61 Nina Ninu
62 Informasi Tentang Sarah
63 Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64 Bertemu dengan Aletha
65 Semakin Frustasi
66 Penyesalan Nyonya Grace
67 Menjijikkan!
68 Jangan, Ale!
69 Menjadi Pria Single
70 Hati Ameera Berbunga
71 Calon Mommy Baru Princess
72 Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73 Pengumuman GA
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kecelakaan Maut
2
Sangat Berguna Untukku
3
Cari Tahu Siapa Dia!
4
Menarik
5
Menikah Lagi
6
Semakin Menantang
7
Teman Kencan Tuan Moohan
8
Saya Tidak Minum Alkohol!
9
Ale, Puaskan Aku.
10
Siapa yang Ditemuinya?
11
Tentang Masa lalu Thalia
12
Menjadi Daddy dari Bayinya
13
Harus Kemana Aku Mencarimu?
14
Mendapat Tempat untuk Berteduh
15
Cinta yang Rumit
16
Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17
Belum Berjodoh
18
Suara Familiar
19
Ini Tidak Mungkin
20
Merindukan Seseorang
21
Kue Pesanan Tuan Muda
22
Memuluskan Misi
23
Menjaga Anak Kami dengan Baik
24
Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25
Apa yang Harus Aku Lakukan?
26
Menjadi Single Parent
27
Kontraksi Palsu
28
Mommy Pasti Bisa
29
Mother of My Children
30
Princess Aurora Moohan
31
Maaf Jika Mommy Egois
32
Akal-akalan Dia, Pasti!
33
Asalkan Apa, Mommy?
34
Mati Berdiri
35
Pernikahan Kalian Dipercepat
36
Membujuk Thalia
37
Asisten Tampan
38
Beri Aku Waktu
39
Ikut Terhanyut
40
Ganggu Orang Lagi Pacaran
41
Menghisapnya Seperti King
42
Tidak Sabar Menunggu Pagi
43
Spesial Milik King
44
Kiss Wedding
45
Partner Bercinta
46
Penjilat dan Pecundang
47
Syurga Dunia
48
Love, Aku Menginginkannya
49
Bicara Empat Mata
50
Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51
Akulah Daddynya
52
Semua Ini Salah Mama!
53
Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54
Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55
Melepaskan Kerinduan
56
Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57
Sempat Berharap Banyak
58
Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59
Tidak Punya Etika
60
Lagi Nanggung
61
Nina Ninu
62
Informasi Tentang Sarah
63
Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64
Bertemu dengan Aletha
65
Semakin Frustasi
66
Penyesalan Nyonya Grace
67
Menjijikkan!
68
Jangan, Ale!
69
Menjadi Pria Single
70
Hati Ameera Berbunga
71
Calon Mommy Baru Princess
72
Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73
Pengumuman GA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!