TMPT - 20

Raul rencananya mau mengabaikan Lana lebih lama agar dia lebih memohon. Raul sangat kesal tiap kali memikirkan Lana malah bersama Yuda, sekalipun Raul tahu itu karena terpaksa.

Benci saat kucing kalian malah dekat dengan orang lain dan bisa saja direbut, itu wajar kan? Itu yang Raul rasakan juga.

Tapi, instingnya berkata untuk tidak abai di sini. Raul tidak mau jika sampai Lana malah bergantung pada Yuda.

"Lana, Yuda salah paham terus sama kita. Lana aja yang ngasih tau. Bilang kalo Lana enggak dipaksa sama siapa-siapa."

Yuda tetap memegang tangan Lana. "Ada batas antara pembantu sama majikan. Bukan berarti lo mesti ddngerin semuanya omongan dia," ucap Yuda.

Raul mengerutkan kening mendengar kata 'pembantu' dari mulut orang itu. Pembantu? Lana yang mengaku begitu?

"Pembantu, huh?" Raul bersandar pada kasurnya, tersenyum sangat tampan pada Lana. "Lana lebih suka jadi pembantu, yah?"

Perkataan itu seperti alarm di telinga Lana. Wajahnya mendadak sangat pucat dan Lana mengartikan ucapan Raal sebagai isyarat sebentar lagi Lana akan jadi pembantu pria tua itu.

Rasa takut dan keinginannya untuk bertahan bahkan jika sebagai parasit membuat Lana panik. Tangannya melepaskan Yuda begitu saja, merangkak ke pelukan Raul.

Teman-teman Raul bersorak melihat kemenangan Raul atas Lana. Tapi Lana justru menangis terisak-isak di bahu Raul, mengemis tanpa suara.

Jangan. Tolong jangan bangunkan pria tua itu. Lana bukan wanita kuat yang bisa bertahan. Pura-pura suka padahal jijik, ia tak bisa. Melihat pria itu saja Lana sudah berulang kali muntah.

Jadi tolong jangan.

Sementara itu, Raul yang tahu makna tangisan Lana langsung tertawa bahagia. Pipi Raul bahkan memerah semangat. Rasa kemenangan dalam dirinya membuat Raul luar biasa senang.

"Kalo Lana kayak gini kan aku jadi susah marah," bisik Raul membelai pipinya. "Lana tuh manja banget yah."

Di sisi lain, Yuda melihat semua itu dengan rasa tak senang. Sebenarnya kelemahan apa yang Raul pegang dari Lana sampai-sampai dia rela direndahkan?

Jangan-jangan dia suka sama Raul? Begitu pikir Yuda, mengamati gadis itu terisak-isak di pangkuan Raul, padahal ada banyak teman Raul di kamar ini.

Enggak, bantah Yuda pada pikirannya sendiri. Jelas-jelas dia takut bukan suka. Atau Raul mukulin dia?

Yuda sudah mengenal Raul agak lama, jadi yang ia tahu Raul itu bukan pria yang keras. Raul sering bilang dia benci kekerasan bahkan pada sesama pria. Tapi kalau bukan kekerasan juga, terus apa sebenarnya alasan Lana?

"Hadeh, udah, udah. Yud, berhubung Cinderella milihnya Raul, lo ngalah aja deh. Kita ke sini bukan ngurusin begituan."

Ck, Yuda juga bukannya cemburu. Ia cuma tak senang melihat seorang gadis dipermainkan.

"Udah, Lana," ucap Raul sambil membelai kepala Lana. "Jangan nangis. Nanti Yuda malah makin salah paham."

Salah paham apanya, decak Yuda dalam hati.

"Lana sekarang keluar dulu. Nanti kita ngobrol lagi."

Lana menggeleng, malah semakin menenggelamkan wajahnya di dada Raul. "Aku mau di sini," bisik Lana serak. "Aku mau sama Raul."

Wajah Raul memerah dan senyumnya malah semakin lebar.

Lana tahu itu. Lana tahu karena ia mendengar debaran jantung semangat Raul.

Dia mau Lana mengatakan itu. Dia mau Lana memamerkan ke teman-temannya bahwa Lana adalah perempuan lintah yang tidak mau lepas dari hisapan darahnya.

Kalau dia senang itu, Lana akan lakukan. Kalau dia mau Lana bertingkah lebih rendah, Lana akan lakukan. Jadi tolong, berhenti mengabaikan Lana dan jangan biarkan pria tua itu bangun.

Maka sepanjang acara kumpul-kumpul itu berlangsung, Lana duduk di sebelah Raul, memegangi lengannya seperti tidak mungkin hidup jika tidak berpegang.

Saat semua teman-teman Raul bubar, Yuda sempat berhenti di depan pagar rumah Raul, berharap bisa melihat Lana.

"Lo nih," tegur teman Yuda. "Udahlah biarin aja. Raul emang gitu dari dulu. Anggep aja ngurus cewek model begituan ya hobi dia, fetishh dia. Kalo lo gangguin dia terus Raul marah beneran, ujung-ujungnya lo berdua ribut."

"Gue tau," balas Yuda kesal.

"Kalo tau pura-pura aja enggak liat. Mau Raul gimanain cewek ya bukan urusan kita."

Tapi Yuda tidak bisa berhenti kasihan.

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!