TMPT - 17

Cukup lama Lana menangis sampai akhirnya Yuda tak tenang. Mendengar perempuan menangis selalu membuat Yuda gelisah entah kenapa.

Walau awalnya ia tak mau, demi kebaikan Lana juga, tapi akhirnya Yuda berkata, "Gue anterin ke rumahnya Raul?"

Lana yang sibuk terisak-isak langsung mendongak seperti anak kecil. "Kamu tau rumahnya Raul?"

Yaiyalah gue temennya, pikir Yuda tapi memilih menjawab, "Tau."

Sebenarnya Yuda berpikir kalau Lana dipaksa untuk bertingkah imut oleh Raul, tapi sepertinya anak ini memang agak 'terlalu' polos.

Zaman sekarang tidak ada orang polos yang punya handphone, jadi kalau dia tidak punya berarti memang mungkin masih polos.

"Yaudah, anterin aku, please."

Yuda mengerjap melihat perempuan itu memelas dengan wajah merah karena tangisan.

Sejenak, Yuda tak mengerti kenapa ia malah menatap bibir Lana yang juga sama memerahnya.

Menggemaskan. Dia benar-benar seperti anak kecil tapi juga berbeda. Pantas saja Raul suka padanya.

"Yaudah, ayok."

Lana berdiri, menyusul langkah Yuda menuju parkiran. Saat tiba di parkiran, Lana terlihat sangat kecewa karena Yuda ternyata memakai mobil.

"Kenapa?" tanya Yuda tak paham.

"Aku enggak suka mobil," cicit Lana muram.

Semakin dan semakin membuat Yuda cengo.

Sebenarnya gadis dari jaman apa dia ini? Sepanjang sejarah Yuda bersama perempuan, mereka akan selalu memandang mobil dulu sebelum pemiliknya.

Tapi gadis ini malah tidak suka mobil?

"Enggak suka maksudnya?"

"Aku mabok kalo lama di mobil. Biarpun cuma sebentar." Lana meremas tangannya satu sama lain. "A-atau gini aja, kamu kasih tau alamatnya Raul terus aku naik ojek ke sana."

"Gimana lo mau pesen ojek kalo enggak punya HP?"

"Di pos ronda biasanya ada ojek!" kata dia seolah-olah itu wajar.

Yuda sebagai anak yang dari SD sudah naik mobil ke sekolah seketika mendongak ke langit. Ia butuh pencerahan sekaligus hidayah sekarang.

Mungkin ada sih tukang ojek yang tidak pakai aplikasi entah di sudut mana. Atau Yuda bisa pesan buat dia. Namun Yuda sedang berpikir kalau gadis ini nanti malah diturunkan ke gang sepi, lalu dibegini dan begitukan karena terlalu bodoh.

Hah! Raul menculik anak ini dari mana sebenarnya?

"Bentar, gue pinjem motor temen gue dulu. Tunggu di sini."

Pada akhirnya Lana menunggu Yuda sampai dia kembali dengan kunci motor matic. Perasaan Lana langsung lega begitu duduk di motor, Yuda menjalankannya pelan-pelan.

Sangat berbeda dari Raul yang kayak minta terbang.

Begitu melihat kediaman Raul—atau lebih tepatnya suami Lana tapi ia menolak mengakuinya—Lana langsung tersenyum lega.

Syukurlah ia bisa pulang. Kalau dipikir-pikir, Lana belum masak. Nanti pasti Dewi memarahinya.

"Makasih yah." Lana membungkuk sebagai bentuk ucapan syukurnya. "Makasih banyak, Yuda."

"Bentar." Waktu Lana berbalik, Yuda malah menarik tangannya. "Gue tungguin. Siapa tau itu anak jadi gila ngusir lo pulang sendirian."

Lana memiringkan wajah tak mengerti.

Butuh waktu untuk mengerti bahwa Yuda salah paham, mengira Lana mau minta diantar ke rumahnya oleh Raul. Padahal ini rumah Lana juga.

Tapi kalo dia tau aku istri Papanya Raul ....

Lana tidak mau orang-orang semakin banyak tahu.

"Enggak kok. Raul enggak jahat." Lana tersenyum dan buru-buru melepaskan diri. "Dah, Yuda."

Lana berladi masuk, agar Yuda tidak mencegahnya lagi.

Dia orang baik dan perhatian. Makanya dia mungkin cemas. Tapi sekarang lebih baik dia pulang karena Lana baik-baik saja.

Atau setidaknya itu yang Lana pikirkan sampai kemudian ... Lili menemuinya.

"Mbak Lana." Lili seperti sudah menunggunya di dekat tangga. "Mas Raul nungguin Mbak Lana di atas. Katanya langsung ke sana kalo Mbak udah pulang."

Lana langsung menelan ludah.

Langkahnya jadi ragu-ragu mendekati kamar Raul. Ia takut jika Raul benar-benar mengamuk.

Kalau dia cuma memukul Lana, mungkin tidak masalah. Tapi kalau dia sampai membiarkan pria tua itu bangun, Lana tidak mau.

"Raul."

Pintu kamar Raul terbuka dan yang menyambut Lana adalah gonggongan anjing.

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!