TMPT - 4

Esok hari, Lana berbalik tak bisa menyembunyikan raut wajah leganya ketika mendengar berita duka.

Suaminya jatuh sakit.

Ketika semua orang berbisik-bisik mengatakan Lana agak terlalu jujur, namun gadis muda itu menangis sangat senang. Syukurlah. Syukurlah, Tuhan. Syukurlah dia sakit.

Bahkan katanya dia sakit sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur yang berarti dia tidak bisa menemui Lana untuk sementara.

"Mama Tiri." Raul melambaikan tangan dengan senyum cerah padanya.

Baru saja, rombongan orang yang membawa suami Lana pergi, juga bersama istri lama pria itu. Lana pikir Raul juga ada di sana, tapi ternyata dia masih tinggal.

"Saya udah bilang nama saya Lana," tegas Lana.

"Hmmm? Emang boleh ngomong gitu? Makasihnya mana?" balas Raul.

Lana mengerjap. "Makasih?"

"Loh, loh, loh, ternyata Lana sama aja kayak cewek lain yah. Enggak suka bersyukur, enggak tau terima kasih." Raul menunduk dan raut wajahnya berubah dingin. "Tadi malem bukannya aku sama Lana udah janji?"

Eh? Maksudnya dia benar-benar membantu Lana dan pria itu bukan sakit karena umur?

"Ah, Lana kayaknya kepo sama Papa, yah. Yaudah, kalo gitu besok—"

"Jangan!" Lana memegang lengan Raul kuat-kuat, menggigil ketakutan.

Tidak, tidak, tidak. Apa pun yang dia lakukan dan entah bagaimana dia melakukannya, yang terpenting adalah Lana tidak mau sampai terlibat dengan pria itu.

"Gitu, dong." Raul mengusap-usap kepala Lana seolah ia anak kecil. "Kalo nurut kan lucu. Ayo senyum."

Lana tercengang.

Tapi ekspresi Raul kembali dingin. "Senyum," perintahnya penuh penekanan.

Membuat Lana tersentak sebelum ia buru-buru tersenyum paksa.

"Nah, pinter." Raul meninggalkan Lana begitu saja seolah dia merasa puas dengan perlakuannya.

Lana sungguhan tidak mengerti dengan tingkah anak itu tapi apa dia melihat Lana sebagai peliharaan? Binatang seperti kucing dan anjing?

Seenggaknya masih mending daripada yang itu, pikir Lana ngeri membayangkan suaminya sendiri.

"Kakak!"

Perhatian Lana teralihkan pada suara Luna. Spontan gadis itu berjongkok, menerima Luna dalam pelukannya.

Sebentar lagi mobil yang akan membawa Lana ke kota, menyusul pria tua itu, akan tiba. Itu berarti Lana harus berpisah dari adiknya, meninggalkan dia sendirian di kediaman ini.

Lana tak bisa banyak berharap dia diperlakukan sangat baik. Tapi setidaknya, jika dia bisa sekolah hingga umurnya cukup hidup sendiri, maka itu yang terpenting.

"Maafin Kakak." Lana menangis di bahunya. "Maafin Kakak. Kakak belum bisa ngapa-ngapain buat kamu."

"Kakak, Luna mau ikut."

Lana menggeleng dan tahu bahwa Luna juga pasti sedikit paham.

"Sekolah yang rajin." Lana menggenggam tangan Luna, berpesan penuh penekanan agar dia tak melupakannya. "Pokoknya jangan pernah berenti sekolah. Apa pun orang ngomong soal kamu, pokoknya kamu mesti sekolah. Jadi ranking satu di sekolah. Belajar yang rajin. Kalo nanti kamu besar dan jadi anak paling pinter, kamu pasti bisa nyusul Kakak. Kita hidup berdua di kota. Oke? Janji sama Kakak."

Lana tidak bisa menyuruh dia bahagia di sini. Bahkan mungkin ia harus menyuruh dia menahan penderitaannya bertahun-tahun sampai waktu dia bisa pergi tiba.

Namun itu kenyataan. Ia tak bisa berkata 'bahagia di sini' ketika Lana tahu, hidup di tempat ini sedikitpun tidak memberi kebahagiaan. Jadi menderita dan tahan itu sampai dia bisa pergi, menemukan kebahagiaannya di luar sana.

"Kakak sayang kamu, Luna."

Luna menggigit bibirnya, tampak menahan banyak hal dalam tubuh kecil itu. Pada akhirnya dia cuma memeluk sang kakak, yang justru menangis di pelukannya.

"Lana, mobilnya udah dateng."

Entah sejak kapan Raul kembali, menyeret dua koper Lana bersamanya.

Anak muda itu tersenyum menatap Luna yang mendongak padanya.

"Jangan sedih," ucal dia, mengusap lembut kepala adik Luna. "Kakak Lana bakal aku jagain, sampe kamu besar."

"Janji?"

"Janji."

Lana harap Luna tidak perlu mengingat janji orang ini, karena sepertinya dia agak mencurigakan.

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!