Gatot menatap Doni yang berdiri di sampingnya. Ingin rasanya menyumpual mulut laki-laki itu dengan kunci mobil yang sedang ia pegang. Satu tahu tidak bertemu Gatot pikir Doni akan berubah sifatnya. Namun, sepertinya laki-laki itu sifatnya sama saja. masih saja suka merendahkan.
"Kalau gitu kamu yang nyetir. Aku nggak bisa bawa mobil mahal." Gatot mengembalikan kunci mobilnya pada Doni. Uang dari mana lagi Gatot untuk mengganti mobil yang bisa saja ia sebabkan.
"Mana bisa, aku nggak tahu jalan ke Bekasi nanti yang ada nyasar. Udah paling bener kamu aja yang nyetir." Doni mendorong lagi kunci mobilnya. Membiarkan Gatot yang mengemudi mobilnya. Kali ini Doni harus hati-hati agar Gatot tidak ngambek lagi kaya dulu.
Kalau ngambek. lagi bisa-bisa ia gagal memperkenalkan Gatot sama Momy Iriana.
"Makannya jangan berisik. Aku lagi marah." Karena tahu diri akhirnya Gatot pun langsung mengambil kembali kunci mobil Doni dan tanpa lama pun ia langsung duduk di belakang kemudi. Untuk pertama tentu Gatot cukup was-was dengan mobil laki-laki yang sangat membuatnya kesal.
Gatot tahu dari interior-nya memang mobil yang Doni miliki adalah mobil mahal. Gadis berotot itu takut kalau nanti malah membuat mobil Doni lecet dan dia nambah hutang lagi.
Ia tidak langsung melakukan kendaraannya, dirinya masih saja bimbang. Ok, Gatot bisa hati-hati bawa kendaraan mahal itu, tapi bagaimana dengan pengendara lain? Banyak dalam berkendara terjadi kecelakaan yang bisa penyebabnya pengendara lain yang ceroboh. Atau bahkan tidak jarang ada faktor alam.
"Kenapa malah bengong sih, buruan ini makin malam aku juga harus pulang," ucap Doni, yang melihat Gatot malah bengong di belakang kemudi.
Gatot menatap Doni dengan tatapan yang bingung dan seperti takut. "Kamu aja yang nyetir, aku takut kalau nanti mobil kamu beneran lecet aku nambah hutang lagi." Dengan suara lirih dan mengiba Gatot memberikan kembali kunci mobil pada Doni.
"Aku bener-bener gak punya uang untuk menggantikan kerugian itu," imbuh Gatot, mungkin saja Doni bakal bersimpati pada dirinya.
"Udah buruan, aku mau tidur cape banget. Abis operasi pengin istirahat," balas Doni yah hari ini dia ada dua kali pendampingan operasi untuk pasiennya sehingga rasa lelah benar-benar ia rasakan.
"Hah, operasi? Kamu sakit?" tanya Gatot dengan nada bicara yang menunjukkan kecemasan. Yah, gadis berotot itu memang tidak tahu kalau Doni sebenarnya dokter yang kebetulan menjadi sultan karena warisan dari papahnya semuanya jatuh ke tangan ibu dan dirinya.
"Bukan aku yang operasi Tot, tapi pasien aku. Kamu mungkin nggak tahu kalau laki-laki tampan ini adalah dokter spesialis yang banyak dicintai oleh pasiennya. Bahkan udah banyak orang tua pasien yang ingin melamar aku untuk dijodohkan dengan anak-anaknya," ucap Doni dengan setengah berkelakar, tapi itu memang benar banyak yang menjodohkan Hadi dengan anak-anak mereka.
Gatot langsung menatap Doni seolah ragu kalau seorang laki-laki yang super nyebelin adalah dokter. "Kamu serius dokter? Kok dari tampangnya tidak meyakinkan," ejek Gatot dengan senyum dengan bibir sebelah diangkat.
"Apanya yang tidak meyakinkan." Doni merogoh saki celananya dan mengambil dompet untuk mengambil kartu nama yang tertera nama serta pekerjaannya.
"Nih, kartu nama aku. Lihat dan baca baik-baik. Kaya gini sudah spesialis yah, jadi jangan salah sangka, nanti dibilang halu lagi."
Gatot mengambil kartu nama Doni yang mana ia baru tahu kalo dia dokter spesialis kangker yang cukup terkenal.
"Iya aku percaya. Tapi kalau dokter itu gajinya gede nggak sih?" tanya Gatot kepo banget memang gadis itu.
"Udah buruan jalan, jangan tanya-tanya tentang gaji, yang jelas aku ngantuk dan pengin tidur." Doni mengambil kartu nama yang masih dipegang Gatot. Agar gadis berotot itu cepat menjalankan mobilnya.
"Iya-iya nih jalan, tapi kalau nabrak dan mobil ini lecet jangan minta ganti rugi yah. Kan gaji kamu sudah banyak." Sebelum menyalakan mobil yang dibilang tiga milliar lebih oleh Doni, Gatot pun lebih dulu membaca mantra-mantra agar terhindar dari mara bahaya.
"Iya, makanya hati-hati." Doni pun menyadarkan tubuhnya ke sandaran sofa mobil dan mengatur kenyamanannya. Laki-laki itu bersiap untuk tidur bahkan mobil yang dia punya dilengkapi dengan bantal dan juga selimut yang nyaman untuk Doni merangkai mimpi.
Gatot pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Doni yang langsung memposisikan diri untuk tidur. Tanpa menunggu lama Doni pun sudah merangkai mimpi padahal belum ada sepuluh menit Gatot melajukan mobilnya.
"Kasihan sih, pasti cape banget sampe langsung pulas gitu," gumam Gatot melihat ke arah Doni yang Gatot akui laki-laki itu tampan dan enak untuk di pandang wajahnya.
#Cie udah mulai enak aja... ☺
Bersambung....
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
ida Farida
cie...cie..terpesona romannya nih
2023-06-16
3