Gatot berjalan dengan waspada di belakang laki-laki tua yang jelek, yang baru Gatot ketahui juga ternyata namanya adalah tuan Budi. Meskipun Gatot terlihat tenang dan tetap santai, tetapi ia selali waspada di dalam tasnya pun sudah dilengkapi dengan alat pertahanan diri ada piso lipat, pepper spray atau yang lebih dikenal semprotan merica, yang bisa membuat perih mata orang yang akan berbuat jahat. Tidak hanya itu Gatot juga memba Stun gun atau lebih dikenal kejut listrik.
Gadis berotot itu sudah yakin kalau dia akan aman dengan alat-alat yang sudah ia siapkan sebelumnya. Setelah memasuki lift dan sekarang berada di lantai tiga. Kini Gatot dan Budi sudah berdiri di depan pintu. Dengan mata yang awas Gatot terus waspada.
"Kamu tidak bohong kan kalau ibu aku ada di dalam kamar ini?" tanya Gatot memastikan sekali lagi. Ia dan ibunya kurang lebih adalah wanita yang sama-sama kuat. Sehingga bagi Gatot rasanya mustahil kalau ibunya dengan mudah akan mau ikut ke kamar hotel.
Namun, yang membuat Gatot percaya adalah mungki Guntur juga menjebak ibunya sama dengan dirinya yang sama-sama dijebak juga oleh Guntur. Adik laknat itu
"Kamu boleh lihat ke dalam sana!" titah Budi.
Gatot yang penasaran pun mencoba mengintip, tetapi dari belakang laki-laki itu langsung mendorong tubuh gadis berotot itu. Sedangkan Gatot yang kurang keseimbangan pun langsung masuk dan terjatuh. Kesempatan pun tidak disia-siakan oleh laki-laki itu ia juga langsung masuk dan menutup pintu.
Gatot yang merasa kalau ia ditipu pun tetap bersikap tenang. Gadis berotot itu pun berdiri dan menepuk tanganya seolah telapak tanganya kotor.
"Jadi kamu bohong," ucap Gatot kali ini ia tahu kalau laki-laki itu memang sedang bermain-main dengan dirinya.
"Adik kamu yang berbohong. Aku hanya mengikuti apa cara adik kamu." Budi tetawa dengan renyah dan duduk dengan perlahan melucuti pakaian yang laki-laki itu kenakan. Mendengar jawaban Budi, tentu lagi-lagi Gatot benar-benar hilang kesabaran bada adiknya.
"Lalu mau kamu apa?" tanya Gatot dengan suara yang tegas.
"Layani aku, adik kamu bilang kalau kamu masih perawan jadi aku berani bayar kamu mahal," ucap Budi, sangat jijik didengar oleh Gatot.
"Aku takut Anda akan jijik melihat aku, karena aku sebenarnya memiliki kelainan. Guntur tidak tahu kalau aku memiliki kelainan, kalau tahu dia tidak mungkin menawarkan aku," bisik Gatot, entah dari mana ide gila itu. Dari pada ia menggunakan tenaga untuk menghajar Budi lebih baik bermain kebohongan juga seperti yang mereka lakukan.
"Ma... Maksud kamu apa?" tanya Budi terbata dan kaget dengan ucapan Gatot.
Gatot tersenyum sinis, karena artinya Budi sudah masuk perangkapnya. "Sebenarnya aku memiliki kelainan di organ kewanitaanku. Aku memiliki lubang layaknya cewek, tetapi aku pula memiliki batang layaknya cowo, itu sebabnya aku sudah kepala tiga tidak ada yang mau menikah karena kelainan itu. Kalau Anda mau maka Anda adalah laki-laki pertama yang mau menerima aku dengan segala kekuranganku," ucap Gatot dengan suara berbisik.
"Kamu pasti bohong." Tentu Budi tidak serta merta percaya dengan apa yang dikatakan oleh Gatot. Dia pun waspada takut kalau Gatot akan menipunya.
"Apa Anda mau lihat? Tapi kalau sudah tahu kelainan yang aku punya tolong jangan bicarakan pada siapa pun yah. Termasuk Guntur dan ibuku, jujur ini rahasia yang aku punya hanya aku dan Tuhan yang tau karena aku malu untuk menceritakanya juga. Kalau Anda mau maka ayo lakukan dan beri aku bayaran yang mahal biar aku bisa menjalani operasi bedah," bisik Gatot. Tanganya perlahan membuka kancing celananya.
"Gak usah, jangan perlihatkan. Kalau gitu kamu harus bayar uang lima ratus juta itu, dengan uang juga. Karena Guntur bilang kamu yang akan melunasinya. Kalau tidak pasti ibu kamu akan kami jadikan taruhan," ucap Budi membuat Gatot menghentikan gerakan tanganya.
"Kenapa harus saya, Guntur yang berhutang bukan saya," tolak Gatot kali ini dengan nada bicara yang keras. Tidak terima dong Guntur yang menikmati uang-uang itu kenapa harus dia yang membayar mana banyak banget lima ratus juta.
'Kalau gitu kamu lihatlah pulang ke rumah ibu kamu sudah tidak ada." Budi memberikan foto anak buahnya yang sudah berada di depan rumahnya.
"Kurang ajar memang kalian." Gatot yang sudah hilang kesabaran pun menghajar laki-laki itu.
Brukkk... Brukk... Dua kali pukulan laki-laki itu sudah tersungkur di lantai.
"Berani macam-macam dengan ibuku, aku pastikan kalian akan masuk ke dalam rumah sakit kalau perlu liang lahat." Gatot pun langsung mengambil kartu dari saku laki-laki yang sudah terkapar dan membuka pintu dengan kasar.
Brugghhhh.... Betapa kagetnya Gatot ketika membuka pintu sudah ada seseorang yang jatuh. Sudah bisa dipastikan orang itu sedang menguping apa yang terjadi di dalam kamar yang Gatot masuki tadi.
#Nah loh kira-kira siapa seseorang itu, apakah Guntur?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ela Jutek
hayukkk kak lanjuttt
2023-06-12
0
mama oca
pasti doni...dia kepo dengan mba gatot...kangen juga ..
2023-06-12
2