Akal Bulus Doni

Keesokan paginya, di luar kantor megah. Doni yang baru datang langsung mengedarkan pandanganya, dia lebih tertarik untuk mencari sosok yang sejak semalam mengganggu tidurnya, siapa lagi kalau bukan mbak Gatot. Kedua matanya mengawasi dengan awas, bahkan nyamuk lewat saja bisa terlihat oleh Doni. Dia tidak mau terlewatkan satu orang pun dari pengawasanya. Yah, laki-laki itu mencari Gatot yang mungkin saja bertemu dengan dirinya.

Sedangkan Gatot sendiri di ruanganya, sedang serius dengan tumpukan pekerjaanya, terlebih dia adalah bagian marketing, yang harus bekerja dengan sungguh-sungguh agar banyak gedung-gedung yang disewa maka ia akan banyak mendapatkan bonus kalau kerjanya bagus.

"Kemana wanita aneh itu, kenapa tidak ketemu dengan aku, apa mungkin dia pergi?" tanya Doni pada diri sendiri, sebenarnya dia juga tahu tugas sopir itu lebih banyak di luar kantor, tetapi lagi-lagi dalam hatinya ia sangat berharap bertemu dengan wanita yang ia bilang aneh itu.

Huhhh... Doni membuang nafasnya kasar. Ketika sudah sampai depan ruangan Deon, tetapi dia tidak bertemu dengan Gatot. Laki-laki itu membuka pintu setelah mengetuk pintu, dan dua pasang mata pun menatapnya, tetapi lagi-lagi Doni tertarik dengan reaksi Deon sendiri. Doni berdiri dengan tampang sangat menyebalkan, itu menurut Deon yang memang tidak suka dengan Doni.

Bruuuuukkk.... Aduh.

"Hai, loe kalau mau buka pintu pake mata. Liat-liat ada orang nggak," pekik Doni yang baru saja masuk ke dalam ruangan Deon malah pintu dibuka alhasil dia kedorong dan jatuh begitupun orang yang membuka pintu hampir jatuh juga menindih Doni. Masih untung tidak sampai jatuh, hanya map yang dibawa saja jatuh berserakan.

"Maaf Tuan saya tidak melihat Anda di balik pintu itu," balas wanita yang sedang jongkok memunguti kertas yang jatuh. Ya iya lah gak lihat emang pintu transparan bisa kelihatan siapa yang berdiri di baliknya, malah menyalahkan orang yang membuka pintu.

Deg!!! Jantung Doni seolah berhenti berdetak.

Laki-laki itu bergeming ketika ia mendengar suara yang sangat seksi, yah dia masih mengenali suara itu, itu adalah suara dari gadis yang sejak tadi ia cari-cari. Otaknya langsung berpikir gimana cara ia harus bisa jalan dengan gadis galak itu. Tubuhnya bersandar ke dinding samping pintu, manik matanya mengawasi gadis itu yang masih memunguti kertas laporanya.

Sementara itu Gatot dalam batinya sudah ketakutan karena ia takut yang ia tabrak adalah harimau betina yang sedang kelaparan, alias Deon.  Hampir seluruh karyawan di kantor ini tahu gimana bengis, dan mengesalkanya Deon. Mungkin hanya Jec yang paling setia dengan laki-laki itu. Hampir semua karyawan yang lain selalu mengatakan kalau Deon itu sangat menyebalkan, dan juga galak.

"Ya Allah semoga saja yang aku tabrak bukan Tuan Deon, aku masih pengin bekerja di sini, cita-citaku untuk membahagiakan Ibu belum terlaksana," gumam Gatot dalam batinya, tubuhnya dingin seketika karena ia belum siap apabila dipecat. Wanita itu mau mengangkat wajahnya pun ragu-ragu.

"Apa kamu sengaja memunguti kertas itu dengan lama? Kamu ingin menggoda aku?" Suara yang berbeda,  tetapi tidak asing membuat Gatot yang tinggal membereskan beberapa lembar yang berserakan langsung menengadahkan kepalanya, dan betapa terkejutnya Gatot ketika melihat bukan Deon yang ia tabrak, tapi orang lain yang tidak kalah menyebalkan.

"Ya Tuhan, kenapa Anda ada di sini?" pekik Gatot langsung beranjak bangkit dan map yang dia pungut barusan sudah terjatuh lagi.

"Kenapa kaget gitu, apa aku terlalu memukau sampai kamu terkejut seperti itu," kekeh Doni, bahkan masalahnya dengan Deon ia sudah lupakan.

"Bukan memukau tetapi sebaliknya, saya berasa melihat leak di hadapan saya saat ini," balas Gatot dengan polos.

"Wah, kamu kadang-kadang sangat menjengkelkan yah, apa kalau mulut kamu lancang seperti ini aku akan memaafkan kamu, dan tidak memecat kamu?" gumam Doni, dengan jari telunjuk diketuk-ketukan ke dagunya.

"Maksud Anda apa, lagian kan saya sudah bilang kalau yang bisa memecat saya itu hanya Tuan Deon, bukan Anda Tuan terhormat." Gatot sengaja memenggal kata terhormat karena ia berpikir kalau Doni masih menghalu.

"Baiklah, kamu sepertinya memang harus mendapatkan pelajara. Punguti map-map itu dan serahkan pada Deon, setelah itu kamu ikut aku!" titah Doni, tidak bisa dibantah lagi.

"Anda jangan membuat saya di pecat Tuan, pekerjaan saya masih banyak," dengus Gatot sembari memunguti kertas-kertas itu, secara tidak langsung gadis itu memang menantang Doni.

"Yah, tapi sayangnya kamu sudah di pecat!!"

Gatot mengangkat wajahnya lagi tengah mencari keseriusan di wajah Doni, tetapi sedetik kemudian ia langsung menunduk lagi, dan mengabaikan ucapan Doni yang serius itu.

"Saya sudah berhasil mengumpulkan ini lalu saya harus apa?" tanya Gatot dengan wajah yang sangat jengkel, karena ia tetap menyangka kalau Doni itu sedang bercanda dengan dirinya.

"Masuklah, dan serahkan laporan itu pada Deon, dan kamu ikut aku!!" ulang Doni, dengan nada yang dingin.

"Sudah saya bilang kalau saya itu tidak mau ikut dengan Anda, pekerjaan saya banyak," dengus Gatot sekali lagi, dengan suara ditahan agar tidak ada yang mendengarnya selain Doni.

"Baiklah wanita ini sepertinya benar-benar menguji kesabaran aku." Doni melangkahkan kakinya menuju pengacara papahnya dan mengambil surat-surat kepemilikan perusahaan yang terdapat namanya di atas sura-surat itu.

"Apa bukti ini masih kurang meyakinkan kalau aku bisa memecat kamu saat ini juga." Doni menujukan kertas di mana namanya terpampang jelas sekali, Doni Mahendra Bellamy. Sementara Deon yang melihat kelakuan abang tirinya juga sudah sangat kesal. Mungkin dia baru merasakan gimana menyebalkanya Doni, dan dia tidak sadar selain Doni yang menyebalkan dia sendiri lebih menyebalkan sehingga Jec adalah satu-satunya orang yang  tahan dengan kelakuan dirinya yang sangat Menjengkelkan.

Deg!!

Jantung Gatot kembali berhenti berdetak, seketika tubuhnya menggigil dan itu seperti dia berada di kutub selatan. Pandangan mata Gatot masih tertuju pada tulisan Doni Mahendra dan terdapat nama Bellamy yang artinya kalau laki-laki yang berdiri di sampingnya adalah keluarga Bellamy, tetapi Deon siapa? Itu yang ada di dalam pikiran Gatot, wanita itu seketika tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

"Letakan map itu dan kamu sudah dipecat."

Gatot menatap Doni yang sedang mengembalikan surat penting itu pada Dika dan Deon yang sedang mematung melihat pertunjukan yang Doni persembahkan. Wajah Gatot pun langsung pucat pasi, baru juga ia berdoa agar tidak dipecat oleh Deon, tetapi ia tidak menyangka kalau yang memecatnya memang bukan Deon, tetapi pemilik perusahaan yang sah, yaitu Doni.

"Kenapa wajah kamu pucat seperti ini? Apa kamu tidak puas dengan hasil itu, kalau tidak puas kamu mengajukan banding dengan pengacara Dika, karena yang bisa menolong kamu hanya pengacara Dika, bukan Deon," tantang Doni, dan Gatot pun langsung menatap wajah Deon yang diam tanpa ekspresi, malah terlihat cenderung malas mendengarkan ocehan laki-laki yang ada di hadapanya.

Sedetik kemudian Gatot melihat laki-laki yang di sebut pengacara Dika, dan sama wajahnya nampak dingin, bahkan sepertinya lebih dingin dari pada Doni. Gatot merasa salah ruangan, di mana di dalam ruangan itu ada tiga orang laki-laki, tetapi wajahnya sangat mengerikan.

Ingin sekali Gatot mengucapkan banding, dan keberatannya atas pemecatan dirinya yang tidak berdasar itu.

"Baiklah kalau kamu tidak keberatan, mulai hari ini juga kamu jangan kerja di kantorku." Doni pun berjalan meninggalkan ruangan adik dirinya.

Sementara Gatot yang merasa ini adalah akal-akalan Doni pun mau melakukan banding pada laki-laki itu dan lagian dia tidak melakukan kesalah apa pun, tetapi Doni dengan tidak ada sebab dan tidak ada akibat memecat dirinya, sangat aneh.

"Tuan kalau gitu saya pamit." Gatot tanpa menunggu lama langsung melesat menggerakan kakinya untuk menyusul Doni yang ia yakini belum jauh dari ruanganya.

"Cuuuiihhh... baru juga menjadi bos sehari sudah berani memecat karyawan seenak udelnya," ejek Deon, dengan suara yang jijik.

Pengacara Dika pun hanya diam saja, ia pernah muda dan dia yakin kalau yang dilakukan Doni hanyalah cara agar wanita yang berbadan kekar itu masuk perangkapnya. Yah, ini hanya akal bulus Doni saja untuk membuat Gatot masuk perangkatnya.

#Om Dokter ngeselin juga sih.

Bersambung...

...****************...

Terpopuler

Comments

Ela Jutek

Ela Jutek

jan di apa'apain bang dokter nya ya mbak kacian😆

2023-06-04

1

misli abimana

misli abimana

ayo mba gatot kl marah2 trs aku kasih kopi. seneng lihat mbak gatot marah2

2023-06-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!