Part 16 Kemarahan Zainal

"Ah Ayah nggak asik ya udah Farhan nggak mau sekolah lagi kalau kayak gitu! Farhan males makan!." ujar Farhan mengancam.

"Terserah kamu saja kalau begitu Ayah nggak peduli, nanti kamu juga yang bakal rugi. Memangnya kamu mau jadi gembel kalau kamu nggak sekolah, hah! Kalau kamu nggak mau sekolah nanti Ayah juga tidak akan pernah lagi mau memberikanmu uang jajan. Kamu mau?." balas Zainal balik mengancam.

"Mas sudah Mas!." sahut Adel tak tega.

"Diam kamu, Del! Stop kamu memanjakan anak ini lagi! Apa kamu? Kamu mau apa? Mau memanjakan dia lagi Hah! lihat sekarang kondisi anakmu ini. Ini semua gara-gara kamu terus-terusan dari kecil memanjakan Farhan jadi seperti ini sekarang. Stop Adel! Biar aku saja yang kali ini mendidiknya. Mulai sekarang aku akan tinggal di sini memantau dan mendidiknya sendiri, aku tidak akan pergi ke luar negeri atau ke luar kota lagi." ucap Zainal dengan nada tinggi seraya menunjuk jarinya pada Adel.

"Tapi mas kerjaan Mas gimana nantinya? sudah biarkan Farhan kembali diurus olehku saja, biar Mas bisa kembali fokus pada kerjaan Mas." jawab Adel yang berusaha menenangkan suaminya.

"Tidak Adel Aku tak mau kalau kejadian seperti ini terulang di kemudian hari, sudah cukup Aku selama ini terlalu fokus terhadap pekerjaanku tanpa memperhatikan anak dan istriku, masalah pekerjaan biarlah anak buahku saja yang urus di sana. Aku akan kembali bekerja di kantor yang ada di kota ini saja, untuk kantor yang ada di luar kota dan di luar negeri, biarkan anak buahku saja yang urus aku akan percayakan pada mereka." ujar Mas Zainal.

'Bagaimana ini jika Mas Zainal benar akan pindah ke kantor yang ada di sini, aku tidak akan bisa berduaan lagi dengan Bang Bagas, aku sudah terlanjur mencintai Bang Bagas yang selama ini selalu ada untukku. Kenapa juga bukan dari dulu Mas Zainal ini mengambil keputusan seperti ini, mungkin jika dari dulu Mas Zainal selalu ada untukku. Aku tidak akan sedalam ini dengan Bang Bagas." gumam Adel dalam hati.

"Benar Adel, Bapak setuju dengan keputusan Zainal itu. Itu lebih baik jika kalian bisa mendidik Farhan bersama-sama saat ini," ucap Bapak Mertua Adel.

"Tidak Mas jangan seperti ini memangnya Mas percaya saja sama anak-anak buah Mas kalau mereka mengurusi semuanya tanpa diperhatikan oleh Mas, bisa-bisa malah nantinya kerjanya pada nggak bener loh, Mas. Nanti perusahaan Mas malah rugi lagi. emangnya Mas mau?." ucap Adel yang tak setuju dengan keputusan Zainal.

"Mas lebih percaya sama anak-anak buah Mas dalam mengurus pekerjaan di sana, dibandingkan dengan kamu yang mengurusi Farhan sendirian sudah terlihatkan efek didikan kamu bagaimana Farhan sekarang? Sudahlah Del! biarkan aku yang memutuskan aku ini kan kepala keluarganya di sini." ucap Zainal.

"Bukan begitu maksud aku, Mas. Aku sebagai seorang istri kan hanya mengingatkan, Mas. Toh itu juga kan demi kebaikan perusahaan Mas juga." balas Adel yang tetap terus berusaha agar Zainal kembali saja bekerja di luar negeri atau di luar kota, asalkan tidak berada di kota nya.

"Apa sih maksud kamu Adel? Jadi menurut kamu kebaikan keluarga kita itu nggak penting Hah! Sudah cukup Adel Aku tak ingin berdebat lagi kamu sebagai seorang istri turuti saja apapun keputusan yang aku ambil aku kepala keluarga di sini ya, bukan kamu!." pungkas Zainal kembali bernada tinggi.

"Nggak gitu maksud aku, Mas. Aku cuman..."

"Cuman apa Hah! Sudah cukup. Apa jangan-jangan selama ini saat kamu jauh denganku kamu bertindak aneh-aneh di belakangku, ya Adel? kamu nggak mau aku di sini itu karena tak mau semua kebusukanmu selama ini terbongkar. Apa kayak gitu?."

"Maksud kamu apa Mas? kamu Jangan nuduh yang macam-macam sama aku." ucap Adel tak terima.

"Aku bukannya nuduh ya Adel aku cuma heran aja karena gelagat kamu terlihat mencurigakan. Awas aja kalau sampai Kamu benar-benar bermain di belakangku kamu akan menerima akibatnya nanti." pungkas Zainal.

"Sudah, sudah kalian kok baru ketemu udah pada ribut gini nggak enak tuh dilihat sama anak kalian. Apa kalian gak malu? Maafkan Bapak bukan maksud Bapak ikut campur akan urusan kalian berdua alangkah baiknya kalau ada masalah apa-apa mending kalian obrolkan baik-baik, jangan sampai kalian ribut di depan anak kalian, kayak gini."ujar Bapak mertua Adel mencairkan suasana.

"Maaf Pak bukan maksud ribut di depan Farhan maaf kalau Zainal sedikit emosi tapi ini demi kebaikan keluarga kecil Zainal juga. Zainal sadar bahwa ini semua salah Zainal juga yang terlalu mempercayai Adel dalam mengurusi Farhan seorang diri. Makanya sekarang Farhan bisa sampai kayak gini juga karena Adel gak becus ngurus Farhan."balas Zainal.

"Nggak becus gimana maksud ayah? Ayah memangnya tahu apa selama ini? memangnya ayah selalu ada untuk Farhan? selama ini justru bunda lah yang selalu ada untuk Farhan, Bunda selalu nurutin semua permintaan Farhan. Bunda nggak pernah larang-larang Farhan, Ayah selama ini ke mana?." sahut Farhan membela Adel.

"Justru itu Han Ayah ingin memperbaiki semuanya sekarang yang selalu ada untuk kamu. Ayah juga mau ikut serta dalam mendidik kamu, Ayah tidak mau jika kejadian seperti ini kembali terulang lagi, tapi nggak tahu kenapa Bunda kamu seakan tak ingin jika Ayah ikut serta dalam mendidik kamu?." balas Zainal.

"Mas aku bukannya nggak mau tapi kamu itu seperti memojokkan aku tahu. Kamu pikir gampang apa mengurus semuanya seorang diri dari Farhan kecil ya?."

"Aku akui aku salah aku minta maaf."

"Harusnya kamu berpikir seperti ini tuh dari dulu, Mas. Giliran kayak gini aja kamu malah terkesan memojokkan aku."

"Aku bukan memojokkan atau menyudutkan kamu ya Adel, aku ini mau membantu kamu mulai saat ini mengurus anak kita dan seorang diri lagi, lantas salahku di mana? suami kamu mau berubah kok malah kamu yang kayak nggak suka gini heran," ujar Zainal.

"Ya Aku bukannya nggak suka aku cuma aneh aja sama kamu, Mas. Giliran sudah kejadian kayak gini kamu mau berubah. Kemarin-kemarin kamu ke mana aja? di saat aku minta pendapat kamu, kamu malah bilang gimana aku aja, saat aku minta perhatian kamu, kamu males dan cuek. Aku minta kasih sayang kamu, kamu malah sok sibuk sama kerjaan kamu, anak dan istri malah di nomor duakan, kamu terlalu mendewakan pekerjaan itu, tahu nggak."

"Mas akui bahwa Mas salah. Mas minta maaf padamu dan juya Farhan. Maka dari itu Mas ingin memperbaiki segalanya. Harusnya kamu dukung aku dong, Adel! Lagian aku dulu terlalu fokus kerja juga memangnya untuk siapa lagi coba? kalau bukan untuk masa depan kamu dan Farhan." pungkas Zaenal.

"Ya udah iya aku mengerti Mas Kalau Mas memang inginnya begitu, ya udah aku nurut saja apapun keputusanmu. Aku juga tak ingin jika kejadian seperti ini menimpa Farhan lagi." ucap Adel mengakhiri perdebatan ini.

"Nah gitu dong tinggal bilang kayak gitu susah banget kamu, Del! Harus berdebat gak jelas dulu, baru mengerti aneh!." Zainal.

"Sudah Nak, Bapak setuju dengan keputusan mu. Sudah tak usah kamu bahas dan permasalahan lagi, sekarang lebih baik kamu perbaiki diri kamu dan benahi keluarga kecil kalian bersama-sama mulai sekarang. Oh ya karena kamu sudah ada di sini Bapak dan Ibu sekalian pamit pulang ya! dengerin apa yang Bapak omongin tadi. Awas kalau kalian malah berantem lagi dan bahas permasalahan ini di depan anak kalian." pungkas bapak mertua Adel menasehati Zaenal seraya hendak pamit pulang.

"Hehehe loh kok pulang Pak? Zainal kan baru datang."

"Bapak dan Ibu sudah dari tadi berada di sini. Lagian saat ini hari sudah mulai gelap, Bapak juga masih ada urusan lain yang mesti Bapak selesaikan di rumah. Ya udah Bapak Ibu pulang dulu ya. Assalamualaikum!." sahut bapak mertua Adel.

"Oh gitu Baik, Pak. Hati-hati di jalan ya, Pak Waalaikumsalam."jawab Zainal.

Ibu dan bapak mertua Adel pun akhirnya pamit pulang ke rumahnya, saat ini Zainal hendak tinggal bersama Adel dan Farhan ke depannya. Adel dan Farhan tidak akan tinggal di rumah kedua mertua Adel lagi. Mereka akan kembali tinggal di rumah pribadi mereka yang sebetulnya itu merupakan pemberian dari bapak mertua Adel juga.

Tring...

'Sayang apa kondisi Farhan sudah membaik ? bagaimana kondisinya sekarang?.' Bang Bagas mengirim Adel sebuah pesan Whatsapp.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

bagus farhan emg lebih baik kmubdi situ biar ketahuan kebusukan istri mu

2025-02-03

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

kapok jalang Farhan bukan anak ku Zainal tes DNA coba

2024-05-28

0

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

warbiasa bnr ki Adel 🙈🙈

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Panci Panas
2 Part 2 Melawan Ayah
3 Part 3 Modal Usaha
4 Part 4 Persiapan Jualan
5 Part 5 Hinaan Nenek
6 Part 6 Terbongkar nya Perselingkuhan Ayah
7 Part 7 Mengambil Barang Ibu yang di rampas Nenek
8 Part 8 Ayah Mencak-Mencak
9 Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek
10 Part 10 Ayah Mabuk-Mabuk lagi
11 Part 11 Mergokin Ayah
12 Part 12 Oleh-oleh dari Kakek
13 Part 13 Farhan Kecelakaan
14 Part 14 Pertemuan Ayah dan Tante Adel
15 Part 15 Ayah kandung Farhan
16 Part 16 Kemarahan Zainal
17 Part 17 Adel bermain api
18 Part 18 Baru Permulaan
19 Part 19 Permintaan Citra
20 Part 20 Pesta Ulang Tahun untuk Mami Citra
21 Part 21 Fitnah dari Ayah
22 Part 22 Kesalahpahaman
23 Part 23 Kebobrokan Bagas dan Adel
24 Part 24 Membodohi Zainal
25 Part 25 Ketahuan
26 Part 26 Kebohongan Bagas
27 Part 27 Pembalasan dari Sinta
28 Part 28 Kencan dengan Wanita PSK
29 Part 29 Keangkuhan Bagas
30 Part 30 Cari Muka
31 Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja
32 Part 32 Bantuan dari Doni
33 Part 33 Sikap Ayah
34 Part 34 Bertemu Indah
35 Part 35 Bagas Yang Pengecut
36 Part 36 Curiga
37 Part 37 Kurang Aj*r
38 Part 38 Kecurigaan Mukhlis
39 Part 38 Teleponan di Kamar Mandi
40 Part 39 Air mata Buaya
41 Part 41 Grebek
42 Part 42 Emosi Zainal
43 Part 43 Di Sidang
44 Part 44 Keputusan
45 Part 45 Mengantar Adel
46 Part 46 Rencana Jahat Orang tua Adel
47 Part 47 Jadi OB
48 Part 48 Di Bully karyawan kantor
49 Part 49 Niat Baik Zainal
50 Part 50 Sia-sia
51 Part 51 Di Balik Penurunan Jabatan Bagas
52 Part 52 Hari Pertama sebagai OB
53 Part 53 Nafkah 10 Juta?
54 Part 54 Tidak Tahu Malu
55 Part 55 Farhan mengintip
56 Part 56 Alasan Farhan
57 Part 57 Lastri Keceplosan
58 Part 58 Perlahan Terbongkar
59 Part 59 Pov Adel
60 Part 60 PoV Adel Lagi
61 Part 61 Keributan
62 Part 62 Di ceraikan
63 Part 63 Debat Lagi
64 Part 64 Hutang Lastri
65 Part 65 Di Seret Depkolektor
66 Part 66 Bagas mencekik Mukhlis
67 Part 67 Beberapa bulan kemudian
68 Part 68 Di Grebek Lagi
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71 Rencana sepulang kerja
72 Bab 72 Bagas tertangkap dan Adel yang semakin menjadi
73 Bab 73 Sewa Rahim
74 Part 70 Melayat
75 Part 75 Mulai Menuai Karma
76 Bab 76 Drama Lastri
77 Bab 77
78 Bab 78 (TAMAT)
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Panci Panas
2
Part 2 Melawan Ayah
3
Part 3 Modal Usaha
4
Part 4 Persiapan Jualan
5
Part 5 Hinaan Nenek
6
Part 6 Terbongkar nya Perselingkuhan Ayah
7
Part 7 Mengambil Barang Ibu yang di rampas Nenek
8
Part 8 Ayah Mencak-Mencak
9
Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek
10
Part 10 Ayah Mabuk-Mabuk lagi
11
Part 11 Mergokin Ayah
12
Part 12 Oleh-oleh dari Kakek
13
Part 13 Farhan Kecelakaan
14
Part 14 Pertemuan Ayah dan Tante Adel
15
Part 15 Ayah kandung Farhan
16
Part 16 Kemarahan Zainal
17
Part 17 Adel bermain api
18
Part 18 Baru Permulaan
19
Part 19 Permintaan Citra
20
Part 20 Pesta Ulang Tahun untuk Mami Citra
21
Part 21 Fitnah dari Ayah
22
Part 22 Kesalahpahaman
23
Part 23 Kebobrokan Bagas dan Adel
24
Part 24 Membodohi Zainal
25
Part 25 Ketahuan
26
Part 26 Kebohongan Bagas
27
Part 27 Pembalasan dari Sinta
28
Part 28 Kencan dengan Wanita PSK
29
Part 29 Keangkuhan Bagas
30
Part 30 Cari Muka
31
Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja
32
Part 32 Bantuan dari Doni
33
Part 33 Sikap Ayah
34
Part 34 Bertemu Indah
35
Part 35 Bagas Yang Pengecut
36
Part 36 Curiga
37
Part 37 Kurang Aj*r
38
Part 38 Kecurigaan Mukhlis
39
Part 38 Teleponan di Kamar Mandi
40
Part 39 Air mata Buaya
41
Part 41 Grebek
42
Part 42 Emosi Zainal
43
Part 43 Di Sidang
44
Part 44 Keputusan
45
Part 45 Mengantar Adel
46
Part 46 Rencana Jahat Orang tua Adel
47
Part 47 Jadi OB
48
Part 48 Di Bully karyawan kantor
49
Part 49 Niat Baik Zainal
50
Part 50 Sia-sia
51
Part 51 Di Balik Penurunan Jabatan Bagas
52
Part 52 Hari Pertama sebagai OB
53
Part 53 Nafkah 10 Juta?
54
Part 54 Tidak Tahu Malu
55
Part 55 Farhan mengintip
56
Part 56 Alasan Farhan
57
Part 57 Lastri Keceplosan
58
Part 58 Perlahan Terbongkar
59
Part 59 Pov Adel
60
Part 60 PoV Adel Lagi
61
Part 61 Keributan
62
Part 62 Di ceraikan
63
Part 63 Debat Lagi
64
Part 64 Hutang Lastri
65
Part 65 Di Seret Depkolektor
66
Part 66 Bagas mencekik Mukhlis
67
Part 67 Beberapa bulan kemudian
68
Part 68 Di Grebek Lagi
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71 Rencana sepulang kerja
72
Bab 72 Bagas tertangkap dan Adel yang semakin menjadi
73
Bab 73 Sewa Rahim
74
Part 70 Melayat
75
Part 75 Mulai Menuai Karma
76
Bab 76 Drama Lastri
77
Bab 77
78
Bab 78 (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!