Part 12 Oleh-oleh dari Kakek

"Sin, ini bagus banget ya? kira-kira menurut kamu Ibuku bakal suka nggak ya?." tanya Citra meminta pendapatku.

"Keren banget Cit bagus-bagus," balasku penuh semangat karena memang perhiasan yang Citra pilih itu sangat bagus dan elegan.

Kami akhirnya berhasil mendapatkan perhiasan untuk kado ulang tahun Ibu nya Citra, ketika kami hendak ke patkiran basement, secara kebetulan lagi terlihat Ayahku dan Tante Adel di lift parkiran, mereka begitu mesra berjalan keluar dari lift dengan posisi tangan Ayahku merangkul Tante Adel begitu erat saat berjalan keluar, dengan sigap aku pun memotret kejadian tersebut.

"Lagi apa kamu Sin?." tanya Citra penasaran.

"Heheh biasa alay Cit dikit boleh lah " ucapku beralasan.

"Ya elah cabe hahaha!." celetuk Citra sembari menertawakanku.

"Halah kayak yang nggak pernah alay aja kamu Cit, ya udah Ayo balik tuh motorku di situ Ayo!."

"Sinta!." seseorang memanggil ku dari belakang, refleks aku menengok ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil.

"Kak Dylan." panggilku.

"Sinta apa kabar?."

"Baik, Kak. Bagaimana dengan Kakak?"

"Alhamdulillah baik." ucapnya tersenyum.

Citra menyenggol lenganku, aku tahu apa yang di inginkan sahabat ku itu. Apa lagi kalau bukan berkenalan, Citra memang tipe perempuan yang semangat dalam berkenalan apalagi cowok tampan, dan Kak Dylan masuk ke dalam kategori tampan.

"Oh yah Kak perkenalkan ini temanku Citra."

Kak Dylan dan Citra bersalaman.

"Dylan."

"Citra." ucap teman ku itu sedikit malu-malu.

"Sin, boleh kakak minta nomer mu, mungkin nanti kita bisa bertukar kabar dan bercerita banyak hal." ucap Kak Dylan.

Aku pun memberikan nomer ku kepada Kak Dylan. Aku tidak khawatir memberikan nomer itu kepada Kak Dylan karena aku tahu Kak Dylan tidak akan menyalahgunakan nomer itu dan aku juga sudah mengenal baik Kak Dylan.

"Kalau gitu nanti aku hubungi yah. Maaf aku buru-buru!" ucapnya.

"Iyah Kak, Ga papa." ucapku tersenyum lalu ia berlalu meninggalkan kami.

"Kak Dylan ganteng sekali, Sin - cos - tan."

Aku melirik temanku sebal kalau dia sudah memanggilku seperti itu lalu berjalan meninggalkan Citra.

"Sin boleh aku minta nomer Kak Dylan?." teriak Citra memgejarku, aku pura-pura tuli tidak mendengar teriakan Citra.

***

Setelah beberapa waktu mengantar Citra ke mall dan membeli es krim aku pun akhirnya telah sampai di rumah. Yah Citra membujuk ku dengan membelikanku Es Krim yang banyak agar aku tidak marah dengannya lagi.

Terlihat rumah dalam keadaan sepi dan pintu pun terkunci, mau tak mau aku pun pergi ke rumah Nenek ku karena mungkin Ibu atau Bayu ada di sana.

"Nah itu ada Sinta, Sinta kamu ke sini Nak lihat deh ada Kakek bawa oleh-oleh untuk mu!." ucap Kakek yang melihat kedatanganku masuk.

"Yee bagus banget ini Kek baju nya, ini buat Sinta Kek?." sahutku penuh semangat.

"Haha ya iya dong, masa itu buat Kakek, itu kan baju anak perempuan cuman kamu cucu perempuan Kakek satu-satunya, gimana ini kamu Sinta!". pungkas Kakek.

"Yee terima kasih Kek, Kakek memang terbaik, baju nya bagus-bagus banget. Sinta suka terima kasih ya Kek!." Ucapku dengan wajah gembira.

"Loh kok Kak Sinta di bawain oleh-oleh Kakek tiga sih, sedangkan Bayu cuman satu. Ah Kakek ngga adil." ujar Bayu menggerutu.

"Bayu kamu nggak boleh begitu, setidaknya kamu Kakek udah bawain kamu oleh-oleh untuk mu. Ucapkan terima kasih dan minta maaf pada Kakek, Nak." sanggah Ibu ikut berbicara.

"Tau nih iri aja, bukan nya bersyukur." pungkasku.

"Ya kak Sinta enak di kasih 3, aku cuman 1. Wajar dong aku mengeluh kalau Kakek ngga adil!." sahut Bayu tak terima.

"Sudah-sudah kok malah jadi ribut gini sih, Bayu perlu kamu ketahui ya Nak. Kakek sudah adil kok dengan kalian. Meski kamu Kakek belikan hanya satu namun harga nya sebanding dengan 3 baju kakakmu. Nah coba lihat bandrol baju kamu dan baju kakakmu." ucap Kakek mencairkan suasana.

Seketika Bayu pun merebut baju-baju ku dan melihat bandrol baju-baju tersebut. Setelah melihat harga bandrol baju-baju itu akhirnya Bayu pun terdiam malu.

"Oh iya Farhan kemana? Ada yang lihat Farhan ngga?." tanya Kakek.

Farhan ini anak Tante Adel dan juga Om Zainal yang berumur 2 tahun lebih muda di bandingkan dengan Bayu. Saat ini Farhan duduk di bangku kelas 1 SMP. Farhan ini tipe anak yang selalu cuek dan masa bodoh dengan berbagai hal yang terjadi di rumahnya, ia bahkan jarang terlihat di rumah lebih memilih bermain dengan teman-teman sebayanya.

"Paling juga main Pak. Bapak tahu sendiri kan Farhan tuh nggak bisa terus berdiam diri di rumah terus, nggak kaya Bayu yang anteng main game di rumah." celetuk Nenek menjawab pertanyaan Kakek.

"Ya aku mau main keluar gimana, Nek. Farhan anak SMP kelas 1 di beliin motor. Lah aku boro-boro." ucap Bayu menggerutu.

"Yq minta dong sama Ibu mu, Ipah. Salah sendiri punya Ibu pelit seperti Ibu mu."

"Ya ampun Bay, kamu kok ngomong nya gitu sih. Ibu bukannya pelit tidak membelikanmu motor. Ibu pasti akan membelikanmu motor kalau kamu sudah cukup umur. Kamu nggak usah khawatir dulu aja kakakmu Sinta seperti itu, coba lihat kakakmu sekarang kemana-mana membawa motor yang Ibu belikan." Ucap Ibu menjelaskan.

Ibu memang pintar sekali mengelola keuangan, walau Ayah memberikan uang nafkah kurang tapi Ibu selalu berusaha memenuhi kebutuhan kami. Kadang Ibu bekerja sebagai buruh cuci gosok, atau berladang di kebun milik tetangga. Sehingga Ibu mampu membelikan aku sepeda motor. Mungkin suatu saat nanti jika keuntungan jualan ku di sekolah banyak, aku akan menyarankan Ibu untuk membuka toko kue saja karena kue-kue buatan Ibu sangat enak, nanti aku juga akan bantu-bantu Ibu.

"Halah Ibumu itu hanya beralasan saja, Bay. Emang dasar Ibu mu aja yang pelit." sergah Nenek kembali membalas ucapan Ibu dan memanasi Bayu.

"Cukup Bu, jangan ngomong gitu ke cucu mu Bayu. Stop Ibu memojokan Ipah seperti itu Bapak tidak suka!, Nak Bayu Ibu mu melakukan itu adalah yang terbaik untuk kamu. Kakek juga setuju dengan langkah yang Ibu mu lakukan dalam mendidik kamu. Bahkan Bapak kurang setuju dengan didikan Adel kepada anaknya, Farhan. Namun Kakek tidak bisa terlalu ikut campur dengan menantu-menantu Kakek dalam mendidik anak-anak mereka masing-masing." ujar Kakek.

"Oh iyah juga sih, Bayu ngerti Bu alesan Ibu tidak memberikan Bayu motor saat ini. Maafin Bayu yah Bu hehehe. Pungkas Bayu seraya tertawa kecil ke arah Ibuku.

Syukurlah akhirnya Bayu tidak terpancing provokasi Nenek sihirku itu, terlebih lagi Bayu mungkin sudah mencerna apa yang Ibu dan Kakek ku katakan.

Kring... Kring... Kring.

"Iya, halo selamat sore Bu. Iyah ini dengan kediaman Farhan. Saya Nenek nya memang ada apa ya Bu?. A-apa Farhan kecelakaan? Baik Bu kami sekeluarga akan ke sana sekarang."

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

gimana mau beli motor untuk mu Bayu orang uang bapak mu ngak dikasih ke ibumu tp ke selingkuhan nya yg notabene msh ipar bapak bejat mu tuh

2024-05-12

2

Isabela Devi

Isabela Devi

mgkin kecelakaan dgn selingkuhannya

2024-02-12

0

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

pelit ? kenapa gak minta saja uangnya sama si Selingkuhan dan anak kamu yang sangat dibanggakan itu ? apa kamu sudah merasa hebat ya merasa bahwa kalian paling benar di hidup kalian ? siap-siap saja kalian menderita.

2024-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Panci Panas
2 Part 2 Melawan Ayah
3 Part 3 Modal Usaha
4 Part 4 Persiapan Jualan
5 Part 5 Hinaan Nenek
6 Part 6 Terbongkar nya Perselingkuhan Ayah
7 Part 7 Mengambil Barang Ibu yang di rampas Nenek
8 Part 8 Ayah Mencak-Mencak
9 Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek
10 Part 10 Ayah Mabuk-Mabuk lagi
11 Part 11 Mergokin Ayah
12 Part 12 Oleh-oleh dari Kakek
13 Part 13 Farhan Kecelakaan
14 Part 14 Pertemuan Ayah dan Tante Adel
15 Part 15 Ayah kandung Farhan
16 Part 16 Kemarahan Zainal
17 Part 17 Adel bermain api
18 Part 18 Baru Permulaan
19 Part 19 Permintaan Citra
20 Part 20 Pesta Ulang Tahun untuk Mami Citra
21 Part 21 Fitnah dari Ayah
22 Part 22 Kesalahpahaman
23 Part 23 Kebobrokan Bagas dan Adel
24 Part 24 Membodohi Zainal
25 Part 25 Ketahuan
26 Part 26 Kebohongan Bagas
27 Part 27 Pembalasan dari Sinta
28 Part 28 Kencan dengan Wanita PSK
29 Part 29 Keangkuhan Bagas
30 Part 30 Cari Muka
31 Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja
32 Part 32 Bantuan dari Doni
33 Part 33 Sikap Ayah
34 Part 34 Bertemu Indah
35 Part 35 Bagas Yang Pengecut
36 Part 36 Curiga
37 Part 37 Kurang Aj*r
38 Part 38 Kecurigaan Mukhlis
39 Part 38 Teleponan di Kamar Mandi
40 Part 39 Air mata Buaya
41 Part 41 Grebek
42 Part 42 Emosi Zainal
43 Part 43 Di Sidang
44 Part 44 Keputusan
45 Part 45 Mengantar Adel
46 Part 46 Rencana Jahat Orang tua Adel
47 Part 47 Jadi OB
48 Part 48 Di Bully karyawan kantor
49 Part 49 Niat Baik Zainal
50 Part 50 Sia-sia
51 Part 51 Di Balik Penurunan Jabatan Bagas
52 Part 52 Hari Pertama sebagai OB
53 Part 53 Nafkah 10 Juta?
54 Part 54 Tidak Tahu Malu
55 Part 55 Farhan mengintip
56 Part 56 Alasan Farhan
57 Part 57 Lastri Keceplosan
58 Part 58 Perlahan Terbongkar
59 Part 59 Pov Adel
60 Part 60 PoV Adel Lagi
61 Part 61 Keributan
62 Part 62 Di ceraikan
63 Part 63 Debat Lagi
64 Part 64 Hutang Lastri
65 Part 65 Di Seret Depkolektor
66 Part 66 Bagas mencekik Mukhlis
67 Part 67 Beberapa bulan kemudian
68 Part 68 Di Grebek Lagi
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71 Rencana sepulang kerja
72 Bab 72 Bagas tertangkap dan Adel yang semakin menjadi
73 Bab 73 Sewa Rahim
74 Part 70 Melayat
75 Part 75 Mulai Menuai Karma
76 Bab 76 Drama Lastri
77 Bab 77
78 Bab 78 (TAMAT)
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Panci Panas
2
Part 2 Melawan Ayah
3
Part 3 Modal Usaha
4
Part 4 Persiapan Jualan
5
Part 5 Hinaan Nenek
6
Part 6 Terbongkar nya Perselingkuhan Ayah
7
Part 7 Mengambil Barang Ibu yang di rampas Nenek
8
Part 8 Ayah Mencak-Mencak
9
Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek
10
Part 10 Ayah Mabuk-Mabuk lagi
11
Part 11 Mergokin Ayah
12
Part 12 Oleh-oleh dari Kakek
13
Part 13 Farhan Kecelakaan
14
Part 14 Pertemuan Ayah dan Tante Adel
15
Part 15 Ayah kandung Farhan
16
Part 16 Kemarahan Zainal
17
Part 17 Adel bermain api
18
Part 18 Baru Permulaan
19
Part 19 Permintaan Citra
20
Part 20 Pesta Ulang Tahun untuk Mami Citra
21
Part 21 Fitnah dari Ayah
22
Part 22 Kesalahpahaman
23
Part 23 Kebobrokan Bagas dan Adel
24
Part 24 Membodohi Zainal
25
Part 25 Ketahuan
26
Part 26 Kebohongan Bagas
27
Part 27 Pembalasan dari Sinta
28
Part 28 Kencan dengan Wanita PSK
29
Part 29 Keangkuhan Bagas
30
Part 30 Cari Muka
31
Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja
32
Part 32 Bantuan dari Doni
33
Part 33 Sikap Ayah
34
Part 34 Bertemu Indah
35
Part 35 Bagas Yang Pengecut
36
Part 36 Curiga
37
Part 37 Kurang Aj*r
38
Part 38 Kecurigaan Mukhlis
39
Part 38 Teleponan di Kamar Mandi
40
Part 39 Air mata Buaya
41
Part 41 Grebek
42
Part 42 Emosi Zainal
43
Part 43 Di Sidang
44
Part 44 Keputusan
45
Part 45 Mengantar Adel
46
Part 46 Rencana Jahat Orang tua Adel
47
Part 47 Jadi OB
48
Part 48 Di Bully karyawan kantor
49
Part 49 Niat Baik Zainal
50
Part 50 Sia-sia
51
Part 51 Di Balik Penurunan Jabatan Bagas
52
Part 52 Hari Pertama sebagai OB
53
Part 53 Nafkah 10 Juta?
54
Part 54 Tidak Tahu Malu
55
Part 55 Farhan mengintip
56
Part 56 Alasan Farhan
57
Part 57 Lastri Keceplosan
58
Part 58 Perlahan Terbongkar
59
Part 59 Pov Adel
60
Part 60 PoV Adel Lagi
61
Part 61 Keributan
62
Part 62 Di ceraikan
63
Part 63 Debat Lagi
64
Part 64 Hutang Lastri
65
Part 65 Di Seret Depkolektor
66
Part 66 Bagas mencekik Mukhlis
67
Part 67 Beberapa bulan kemudian
68
Part 68 Di Grebek Lagi
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71 Rencana sepulang kerja
72
Bab 72 Bagas tertangkap dan Adel yang semakin menjadi
73
Bab 73 Sewa Rahim
74
Part 70 Melayat
75
Part 75 Mulai Menuai Karma
76
Bab 76 Drama Lastri
77
Bab 77
78
Bab 78 (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!