Part 15 Ayah kandung Farhan

"Tante Adel nggak sakit itu mah, Nek. Emang lagi bingung aja kan Om Zainal mau dateng. Tante Adel mungkin takut Om Zainal memarahi Tante Adel karena di anggap ga becus mengurus anak nya sampai anaknya kecelakaan seperti ini. Anak SMP kok udah di izinin bebas naik motor, ya begitulah akibatnya." celetuk Bayu begitu saja. Mungkin itu bisa di jadikan senjata untuk menjawab pertanyaan Nenek.

"Ya itu wajar sih, lagian kamu ngapain juga sih pake nge bebasin Farhan segala, ya inilah akibatnya kalau kamu terlalu memanjakan anakmu. Ke depannya Bapak minta jangan terlalu memanjakannya. Kamu nggak mau kan kejadian ini terulang lagi?." ujar Kakek.

"I-iya Pak, Bu. Adel bingung mau jawab apa sama Mas Zainal nanti, tapi kan bukan sepenuhnya salah Adel, kan Farhan sendiri yang minta buat di belikan motor. Bapak tau sendiri kalau Farhan minta sesuatu kalau nggak di turuti bisa-bisa dia ngamuk atau mogok makan berhari-hari ya aku mana tega membiarkan anak semata wayang ku seperti itu," balas Tante Adel.

"Ya itu salah kamu sendiri sedari awal. Coba aja kalau Farhan kecil tidak terlalu memanjakannya, mungkin anak kamu tidak akan semerepotkan itu." pungkas Nenek dalam mode waras biasanya juga membela menantu kesayangannya, coba kalau tidak ada Kakek mana mungkin Nenek membiarkan menantu nya menderita.

"Iya betul apa yang Ibu mertuamu katakan Adel, tapi ya sudahlah toh kan sudah kejadian ini, kedepannya Bapak minta untuk berubah dan sekaligus merubah karakter anak manja kamu itu jika dia sudah kembali sehat," ujar Kakek.

"Iya Pak, Iya Bu, Adel minta maaf." pungkas Tante Adel yang sepertinya sudah mulai kesal.

Tiba-tiba Tante Adel di datangi Dokter dan satu perawat yang merawat Farhan. Mau tidak mau kami semua menoleh juga untuk mendengarkan penjelasan Dokter itu.

"Selamat sore Bu, Saya Dokter yang menangani anak Ibu tadi. Kami informasi kan Alhamdulillah saat ini kebetulan ada stok darah yang tersedia di rumah sakit kamu dan cocok untuk di tranfusikan kepada anak Ibu, apakah Ibu berkenan menggunakan stok darah kami atau tetap menunggu suami Ibu yang sampai saat ini belum tiba-tiba? Saya sarankan alangkah lebih baik jika anak Ibu di lakukan tindakan sesegera mungkin supaya kondisi nya membaik, namun saya tetap akan memprioritaskan apapun keputusan dari orang tua pasien yang bersangkutan, bagaimana Bu?." Tanya Dokter pada Tante Adel setelah menjelaskan stok darah untuk Farhan sudah ada, aku pastikan kalau stok darah itu milik Ayahku. Aku akan menunggu waktu yang pas membongkar kebusukan mereka berdua.

"Oh sudah ada Dok, Syukurlah jikalau demikian lakukan sekarang saja Dok, bukankah itu lebih baik? soalnya suami saya masih dalam perjalanan dari luar negeri, takutnya malah nanti kondisi anak saya semakin memburuk Dok jika menunggu suami saya datang, saya minta lakukan tindakan sekarang saja toh itu demi kebaikan kondisi anak saya juga kan!." balas Tante penuh semangat.

Tante Adel terlihat lega mendengar pernyataan Dokter tersebut, sudah pasti ini semua berkat Ayah yang mendonorkan darahnya untuk Farhan.

"Baik Bu, saya akan melakukan tindakan sekarang, saya permisi dulu," pungkas Dokter seraya pergi hendak melakukan tindakan untuk Farhan.

"Syukurlah Del, Ibu lega mendengarnya, kalau nunggu Zainal sampai kapan coba? yang ada malah nanti kondisi anakmu memburuk jika harus menunggu si Zainal itu." ujar Nenek.

"Iya betul bu, Adel juga lega. Mudah-mudahan kondisi Farhan membaik ya Bu, aku khawatir pada anak ku itu, "Balas Adel sembari memasang wajah penuh kekhawatiran.

"Nenek emangnya nggak ngerasa aneh ya, tadi kan Dokter bilang bahwa stok darah di rumah sakit ini untuk golongan darah yang sama dengan Farhan itu kosong, Loh kebetulan sekali tiba-tiba kok malah tersedia," Sanggahku kembali memancing.

"Iya juga sih, Sin. Nenek juga merasa ada yang janggal, tapi ya sudahlah ngapain juga kamu tanyakan hal itu segala sih Sin, yang terpenting saat ini kan darahnya sudah ada dan Farhan akan segera tertolong. Kamu ngga usah nanya yang aneh-aneh segala deh." balas Nenek.

"Emang dasar anak aneh! eh mbak Ipah! mba ini yang bener dong kalau ngurus anak, memangnya pantas yah seorang anak kecil banyak nanya hal yang nggak penting kaya gitu segala." ujar Tante Adel tambah kesal dengan pernyataan ku tadi.

"Loh kan aku cuman nanya baik-baik. Kok Tante malah sewot sih. Biasa aja dong Tante! Setidaknya Ibuku itu mendidik aku tidak seperti Tante, Farhan kaya gini juga hasil didikan Tante Adel iya gak sih hehehe. Eh jangan-jangan sebenarnya ada yang Tante sembunyikan dari kita semua ya." ujarku membela diri.

"Sinta sudah Nak! kita sekarang lebih baik pulang aja ga, Pak Bu kami pamit ya! Ayo Bay kamu juga ikut Ibu pulang." pungkas Ibu seraya mengajak kami pulang.

"Ya udah sana pulang aja. Lagian anak mu di sini malah bikin kesal aku aja heran!." ujar Tante Adel benar-benar kesal.

"Baik Ipah, kamu hati-hati pulang di jalan ya, Bapak sama Ibu juga sebentar lagi juga mau pulang tapi menunggu Zainal dulu. Kalau Zainal sudah tiba di sini kami akan pulang menyusul ke rumah." pungkas Kakek.

"Kek, Nek kami pamit pulang dulu yah, ya udah Ayo Bu!. Assalamualaikum." ucap Bayu pamitan.

POV AUTHOR.

Sarifah dan kedua anaknya pun akhirnya pergi pulang.

Selang berapa lama Dokter pun kembali menemui Adel dan menginformasikan bahwa saat ini kondisi Farhan telah membaik, Adel sangat lega mendengarnya. Adel dan kedua mertua Adel bisa masuk menemui Farhan.

"Kamu sudah sadar nak Bunda akhirnya lega sudah sadarkan diri!." Sapa Adel.

"Iya Bun lagi Kenapa bun eh ini aku lagi di mana? Aduh kok badan Farhan sakit-sakit gini sih Bun?." tanya Farhan kebingungan

"Memangnya kamu tidak ingat gitu Han? tadi kamu habis kecelakaan loh, kamu itu gimana sih kok bisa pakai kecelakaan segala bawa motornya khawatir banget tadi sama kamu takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak padamu. Besok-besok kalau kamu sudah kembali sehat bunda akan melarangmu membawa motor dulu ya. No debat." pungkas Adel.

"Oh iya Farhan ingat Bun tadi Farhan jatuh dari motor lagian itu bukan sepenuhnya salah Farhan tadi mobilnya aja yang nggak mau ngalah, udah tahu Farhan mau belok, eh malah main ngebut dan nyenggol Farhan mana orangnya langsung kabur lagi tadi." sahut Farhan membela diri.

"Lagian itu kan bukan salah Farhan. Awas aja kalau Farhan nggak boleh lagi bawa motor. Nanti Farhan mau bilangin ke ayah loh kalau Ayah pulang." Balas Farhan membela diri dan mengancam ibunya.

"Kamu mau bilang apa sama Ayah? Bunda kamu itu benar malah kalau Bunda kamu tetap mengijinkan kamu bawa motor lagi justru Ayah yang akan memarahi Bunda kamu habis-habisan!." Sahut Zainal yang tiba-tiba datang dan ikut bersuara.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

jangan terlalu memanjakan anak makanya

2025-02-03

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

bibit jalang ya kaya gitu deh, haram 😡

2024-05-28

1

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

pantas saja Si Farhan suka ngambek sama gak mau makan , ternyata ini dari Ayahnya Sinta juga tuh . 11 12 sama perilakunya nanti.

2024-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Panci Panas
2 Part 2 Melawan Ayah
3 Part 3 Modal Usaha
4 Part 4 Persiapan Jualan
5 Part 5 Hinaan Nenek
6 Part 6 Terbongkar nya Perselingkuhan Ayah
7 Part 7 Mengambil Barang Ibu yang di rampas Nenek
8 Part 8 Ayah Mencak-Mencak
9 Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek
10 Part 10 Ayah Mabuk-Mabuk lagi
11 Part 11 Mergokin Ayah
12 Part 12 Oleh-oleh dari Kakek
13 Part 13 Farhan Kecelakaan
14 Part 14 Pertemuan Ayah dan Tante Adel
15 Part 15 Ayah kandung Farhan
16 Part 16 Kemarahan Zainal
17 Part 17 Adel bermain api
18 Part 18 Baru Permulaan
19 Part 19 Permintaan Citra
20 Part 20 Pesta Ulang Tahun untuk Mami Citra
21 Part 21 Fitnah dari Ayah
22 Part 22 Kesalahpahaman
23 Part 23 Kebobrokan Bagas dan Adel
24 Part 24 Membodohi Zainal
25 Part 25 Ketahuan
26 Part 26 Kebohongan Bagas
27 Part 27 Pembalasan dari Sinta
28 Part 28 Kencan dengan Wanita PSK
29 Part 29 Keangkuhan Bagas
30 Part 30 Cari Muka
31 Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja
32 Part 32 Bantuan dari Doni
33 Part 33 Sikap Ayah
34 Part 34 Bertemu Indah
35 Part 35 Bagas Yang Pengecut
36 Part 36 Curiga
37 Part 37 Kurang Aj*r
38 Part 38 Kecurigaan Mukhlis
39 Part 38 Teleponan di Kamar Mandi
40 Part 39 Air mata Buaya
41 Part 41 Grebek
42 Part 42 Emosi Zainal
43 Part 43 Di Sidang
44 Part 44 Keputusan
45 Part 45 Mengantar Adel
46 Part 46 Rencana Jahat Orang tua Adel
47 Part 47 Jadi OB
48 Part 48 Di Bully karyawan kantor
49 Part 49 Niat Baik Zainal
50 Part 50 Sia-sia
51 Part 51 Di Balik Penurunan Jabatan Bagas
52 Part 52 Hari Pertama sebagai OB
53 Part 53 Nafkah 10 Juta?
54 Part 54 Tidak Tahu Malu
55 Part 55 Farhan mengintip
56 Part 56 Alasan Farhan
57 Part 57 Lastri Keceplosan
58 Part 58 Perlahan Terbongkar
59 Part 59 Pov Adel
60 Part 60 PoV Adel Lagi
61 Part 61 Keributan
62 Part 62 Di ceraikan
63 Part 63 Debat Lagi
64 Part 64 Hutang Lastri
65 Part 65 Di Seret Depkolektor
66 Part 66 Bagas mencekik Mukhlis
67 Part 67 Beberapa bulan kemudian
68 Part 68 Di Grebek Lagi
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71 Rencana sepulang kerja
72 Bab 72 Bagas tertangkap dan Adel yang semakin menjadi
73 Bab 73 Sewa Rahim
74 Part 70 Melayat
75 Part 75 Mulai Menuai Karma
76 Bab 76 Drama Lastri
77 Bab 77
78 Bab 78 (TAMAT)
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Panci Panas
2
Part 2 Melawan Ayah
3
Part 3 Modal Usaha
4
Part 4 Persiapan Jualan
5
Part 5 Hinaan Nenek
6
Part 6 Terbongkar nya Perselingkuhan Ayah
7
Part 7 Mengambil Barang Ibu yang di rampas Nenek
8
Part 8 Ayah Mencak-Mencak
9
Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek
10
Part 10 Ayah Mabuk-Mabuk lagi
11
Part 11 Mergokin Ayah
12
Part 12 Oleh-oleh dari Kakek
13
Part 13 Farhan Kecelakaan
14
Part 14 Pertemuan Ayah dan Tante Adel
15
Part 15 Ayah kandung Farhan
16
Part 16 Kemarahan Zainal
17
Part 17 Adel bermain api
18
Part 18 Baru Permulaan
19
Part 19 Permintaan Citra
20
Part 20 Pesta Ulang Tahun untuk Mami Citra
21
Part 21 Fitnah dari Ayah
22
Part 22 Kesalahpahaman
23
Part 23 Kebobrokan Bagas dan Adel
24
Part 24 Membodohi Zainal
25
Part 25 Ketahuan
26
Part 26 Kebohongan Bagas
27
Part 27 Pembalasan dari Sinta
28
Part 28 Kencan dengan Wanita PSK
29
Part 29 Keangkuhan Bagas
30
Part 30 Cari Muka
31
Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja
32
Part 32 Bantuan dari Doni
33
Part 33 Sikap Ayah
34
Part 34 Bertemu Indah
35
Part 35 Bagas Yang Pengecut
36
Part 36 Curiga
37
Part 37 Kurang Aj*r
38
Part 38 Kecurigaan Mukhlis
39
Part 38 Teleponan di Kamar Mandi
40
Part 39 Air mata Buaya
41
Part 41 Grebek
42
Part 42 Emosi Zainal
43
Part 43 Di Sidang
44
Part 44 Keputusan
45
Part 45 Mengantar Adel
46
Part 46 Rencana Jahat Orang tua Adel
47
Part 47 Jadi OB
48
Part 48 Di Bully karyawan kantor
49
Part 49 Niat Baik Zainal
50
Part 50 Sia-sia
51
Part 51 Di Balik Penurunan Jabatan Bagas
52
Part 52 Hari Pertama sebagai OB
53
Part 53 Nafkah 10 Juta?
54
Part 54 Tidak Tahu Malu
55
Part 55 Farhan mengintip
56
Part 56 Alasan Farhan
57
Part 57 Lastri Keceplosan
58
Part 58 Perlahan Terbongkar
59
Part 59 Pov Adel
60
Part 60 PoV Adel Lagi
61
Part 61 Keributan
62
Part 62 Di ceraikan
63
Part 63 Debat Lagi
64
Part 64 Hutang Lastri
65
Part 65 Di Seret Depkolektor
66
Part 66 Bagas mencekik Mukhlis
67
Part 67 Beberapa bulan kemudian
68
Part 68 Di Grebek Lagi
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71 Rencana sepulang kerja
72
Bab 72 Bagas tertangkap dan Adel yang semakin menjadi
73
Bab 73 Sewa Rahim
74
Part 70 Melayat
75
Part 75 Mulai Menuai Karma
76
Bab 76 Drama Lastri
77
Bab 77
78
Bab 78 (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!