Sejak kemarin, Jordan terus saja terbayang wajah cantik wanita yang di bilang oleh Lucas sebagai Tante cantik.
Bisa-bisanya dia terbayang wajah wanita itu bahkan sampai tidak bisa tidur semalaman dan pagi ini dia kembali membayangkan wajah cantiknya.
" Ya Tuhan, aku terus saja memikirkan wajahnya. Wajah cantiknya. Apa aku--tidak, aku tidak jatuh cinta bukan?" Jordan menggelengkan kepalanya karena dia tidak percaya dengan apa yang dia pikirkan.
Dia tidak mungkin jatuh cinta pada wanita itu bahkan hanya dengan sekali pertemuan saja. Tidak mungkin karena menurutnya itu hanya obsesi semata.
" Papa..."
" Ya?" Tanya Jordan saat mendengar putranya yang memanggilnya.
" Apa yang Papa pikirkan? kenapa sejak tadi tidak mendengar saat paman William memanggil?" Jordan menatap putranya lalu pada William dengan bergantian karena Lucas yang mengatakan bahwa sejak tadi William memanggilnya tapi dia tidak mendengarnya sama sekali.
" Mana mungkin Papa tidak mendengarnya saat paman mu memanggil nak. Papa tidak tuli, jadi tidak mungkin jika Papa tidak mendengarnya." Ucap Jordan yang tidak percaya bahwa sejak tadi William sudah memanggilnya namun tidak ada jawaban karena dia tidak mendengarnya.
" Apa yang tidak tuan? Itu sudah jelas mungkin karena memang kenyataannya anda yang tidak mendengarnya. Lalu apa yang harus ku katakan pada anda?" William mencoba menjelaskan apa yang telah terjadi di antara mereka saat ini.
Jordan sendiri hanya bisa mendesah pasrah jika memang dia tidak fokus dengan semua ini.
" Sudahlah, jangan membahasnya lagi. Sekarang apa yang akan kita lakukan?" Tanya Jordan pada William.
" Kita akan pergi ke perusahaan seperti yang anda katakan tadi pagi. Tapi saat aku sampai di sini anda terlihat melamun entah sedang memikirkan apa. Lalu apa yang akan kita lakukan?" Lagi dan lagi Jordan hanya bisa mendesah pasrah untuk itu.
Dia masih tidak percaya bahwa dirinya bisa melamun seperti itu hingga tidak mendengar apapun yang kalian katakan padanya.
Dan yang lebih parahnya lagi dia melamunkan wanita yang baru sekali ditemui olehnya. Wanita cantik yang duduk di kursi roda.
" Apa Papa memikirkan Tante cantik?"
Uhuk...
Jordan tersedak saat mendengar apa yang putranya katakan. Bagaimana bisa Lucas mengatakan bahwa dia telah memikirkan wanita itu.
Walau pada kenyataannya memang hal itu yang tengah dipikirkannya saat ini, tapi dia tidak mungkin mengatakan pada mereka semua bahwa dia telah memikirkan wanita yang berada di atas kursi roda tersebut.
" Papa tidak memikirkan apapun saat ini Lucas. Jadi jangan mengatakan hal seperti itu karena itu tidak benar." Jordan menghabiskan secangkir kopi miliknya dan langsung pergi meninggalkan mereka semua.
Dia bahkan tidak lagi memikirkan William yang tengah menatap aneh padanya.
" William...jika kau sederhanakan dalam waktu 10 detik maka aku akan--"
" Aku sudah di belakang anda Tuan." Ucap William yang memang sudah berada di belakang Jordan yang berteriak memanggil namanya.
" Kau ini..."
Brak!
Jordan langsung masuk ke dalam mobilnya dan membiarkan William di luar. Sementara William sendiri, dia semakin menatap aneh pada Jordan yang kehilangan kendali dirinya sendiri.
" Aku rasa dia sedang terserang virus cinta. Ya, aku yakin itu." Ucap William sebelum dia masuk ke dalam mobil untuk pergi perusahaan milik Jordan.
Di dalam mobil pun pria itu terus saja termenung dan tengah memikirkan sesuatu.
William melihat itu dan menurutnya itu sangat menganggu.
" Aku tidak memikirkannya. Tidak. Aku tidak memikirkannya." Ucap Jordan dengan sangat pelan karena saat mereka melewati jalanan ini, dia kembali melihat wanita berkursi roda itu dan menurutnya itu hanya halusinasinya saja.
Tapi tepat saat dia meyakini bahwa itu hanya halusinasinya saja, mobil yang di kemudikan oleh William berhenti mendadak.
" Ada apa William?" Tanya Jordan yang penasaran dengan kenapa William menghentikan mobil mereka secara mendadak.
" Ada seorang wanita yang tertabrak mobil di sana Tuan." Karena merasa penasaran William juga keluar.
Karena dia pun merasa pasaran membuat Jordan ikut keluar dan betapa kagetnya dia saat melihat siapa yang tertabrak mobil di sana.
Jordan yang berlari lebih dulu untuk menolong wanita itu dan membantunya.
Namun, saat Jordan ingin menolongnya wanita itu langsung menepis tangannya karena dia tidak ingin di tolong oleh siapa pun.
" Biarkan aku menolong mu. Kau terluka." Ucap Jordan yang terus berusaha untuk menolong wanita kursi roda itu.
" Tidak perlu. Aku bisa sendiri." Jawab Dara karena dia tidak ingin di tolong oleh siapa pun saat ini.
Bahkan Dara tidak mengingat siapa pria yang ingin menolongnya karena fokusnya saat ini hanya untuk berusaha agar dia bisa kembali duduk di kursi rodanya.
" Kau terluka, dan kau tidak bisa melakukan itu sendirian."
" Ya! Aku memang tidak bisa melakukannya sendiri. Terima kasih atas pertolongan mu dan terima kasih telah mengingatkan ku bahwa aku ini wanita yang lumpuh!"
Deg!
Jantung Jordan seakan berhenti berdetak saat mendengar suara wanita itu yang bergetar dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Bahkan dengan sekali kedipan saja Cristal bening itu akan jatuh membahasi pipinya.
" Maaf, aku hanya--"
" Tidak perlu minta maaf karena kau tidak salah. Terima kasih karena telah menolong wanita lumpuh ini." Dara langsung menjalankan kursi rodanya sendiri dengan memutar roda itu hingga membuatnya pergi meninggalkan Jordan dan mereka semua yang berada di sana dengan air mata yang bercucuran.
Bersambung ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
Kalsum
yg kuat dara allah gk tidur
2023-10-07
0
Ita rahmawati
kok ak jd malah sedih 🥺
2023-08-03
1
Carlina Carlina
aduuuhhhh babang jirdan kena virus cinta kt babang wiliam🤭🤭😅😅😅😂😂😂😂😂😂😂
2023-06-26
0