Pertanyaan yang didengar sangat jelas, tapi haruskah memberi jawaban pada si pria amnesia? Pertemuan ketiga selama dua bulan terakhir di antara mereka berdua, ternyata tetap tidak membuat seorang pengusaha muda mengingat siapa dirinya. Sungguh miris, padahal niat hati ingin mengakrabkan diri sebagai sesama orang asing.
Semua orang pasti tertarik memperhatikan si pria pemilik pahatan khas yang selalu tersenyum simpul di kala duduk sendirian. Termasuk dirinya, hanya saja bukan karena wajah tampan atau penampilan yang sedap dipandang. Ia merasa, si penyendiri memiliki dunia yang sama sepertinya. Hampa tanpa ada seseorang yang menemani.
Tak ingin memusingkan pertanyaan dari pria asing itu, sontak dirinya memilih ikut duduk di sebelah kanan si pria tuk menikmati butiran pasir pantai nan lembut tanpa memperdulikan tatapan menelisik yang terfokus menatap ke arahnya. Alih-alih merasa canggung, tangan sibuk memainkan gawai tanpa ada keinginan untuk memberi jawaban pasti.
"Apa gadis ini tuli, ya?" si pria bergumam mengajukan pertanyaan untuk dirinya sendiri.
Situasi pantai tak begitu ramai karena bukan musim liburan. Objek wisata Dream Beach Nusa Lembongan atau lebih mudah disebut pantai Dream Beach merupakan sebuah pesisir indah berpasir putih dengan air lautnya yang jernih. Tempat wisata alam pantai di pulau Nusa Lembongan Klungkung ini begitu tenang dan nyaman untuk tempat rekreasi dengan alamnya yang indah dan instagramable, pasir pantainya begitu lembut cocok untuk bersantai sambil menikmati pemandangan alam laut.
Destinasi wisata ini berdekatan dengan tempat wisata populer lainnya yakni Devil Tears. Jika ingin menikmati wisata kedua bisa melanjutkan berjalan kaki ke Devil Tears, tempat ini juga dekat dengan hutan mangrove di Jungut Batu, bisa dikemas menjadi paket tour menarik selama menikmati waktu kesendirian atau bersama sanak saudara.
"Aku tidak tuli. Lagian kamu sendiri aneh," Gadis itu memasukkan ponselnya kembali ke tempat persembunyian, lalu menggeser posisi duduk hingga menghadap ke arah pria yang ikut membalas tatapan matanya, "Kamu ini beneran lupa sama aku atau pura-pura saja?"
Tatapan mata menyipit, alis terangkat, bibir terkunci rapat menghiasi wajah tampan nan sendu menatap lawan bicaranya lebih dalam lagi. Tidak ada kata yang menjadi pernyataan atas ketidaktahuannya. Pura-pura? Untuk apa melakukan itu ketika ia memang tidak mengenali si gadis bermata barbie yang duduk menghadap ke arahnya.
"Fix, kau memang bukan manusia. Kita ini sudah ketemu tiga kali, loh. Masa semudah itu lupain pertemuan ... Empptt," Tangan yang menyambar membekap mulut menghentikan pengakuan spontan darinya, tapi jujur saja hati merasa senang karena bisa merasakan sentuhan tangan kekar untuk pertama kalinya.
Apa yang terjadi pada hati dan pikiran? Sadar akan siapa yang ada di depan mata, hanya saja cara bicara gadis itu justru mengingatkan dirinya pada sang pemilik hati. Nada bicara santai dengan durasi cepat seperti suara kereta api yang melaju begitu kencang. Tangannya reflek menyudahi perbincangan yang entah bertujuan ke arah mana.
"Jangan cerewet!" Dilepaskannya tangan dari bibir sang gadis yang justru tersenyum semakin lebar seolah mendapatkan doorprize.
Dasar gadis aneh. Ngapain senyum selebar itu? Emang ada kontes senyum pepsodent, ya.~keluh hati si pria, lalu beranjak dari tempat duduknya.
Ia tak ingin ketularan senyum tanpa alasan. Apalagi jadwal penerbangan hanya sisa tiga jam maka harus segera kembali ke penginapan. Niat hati ingin memulai perjalanan tapi tiba-tiba ada tangan yang menahan kepergiannya. Sontak mengalihkan perhatian menoleh ke belakang yang ternyata si gadis aneh menggenggam tangannya.
"Kok aku di tinggal? Kan bisa balik penginapan bareng," celetuk gadis itu, membuat si pria menghempaskan tangannya. "Galak amat, Tuan. Awas cepet tua, loh!"
Bukannya marah karena diperlakukan secara kasar. Justru ia merasa pria asing itu lebih menantang dibandingkan pria lain yang mudah jatuh ke pelukan hanya karena melihat parasnya saja. Tidak ada salahnya untuk belajar mencoba berkeras diri demi keinginan semu, "Asal Tuan tahu, ya. Kita ini tinggal bersebelahan di Dream Beach Huts, so kenapa tidak balik bareng saja?"
Dream Beach Huts menawarkan pondok-pondok yang luas dengan balkon. Properti ini memiliki sebuah kolam renang outdoor yang menghadap ke laut dan dan area pantai pribadi. Dream Beach Huts dapat dicapai dalam waktu 30 menit dengan perahu motor sewaan dari Sanur-Bali atau Tanjung Benoa. Bandara Internasional Ngurah Rai berjarak 29 km.
Pernyataan dari gadis aneh, membuat si pria semakin tidak nyaman. Perasaan yang awalnya tenang mulai berganti haluan. Geram, kesal atas tingkah si gadis sok kenal yang bersikap berlebihan. Pacar sewaan bukan, tapi berlagak seperti memiliki hak untuk mendekat ke arahnya saja. Sentuhan yang tidak diharapkannya berarti tidak layak untuk dipedulikan.
"Apa maumu?" tanya pria itu tanpa ingin mengalihkan fokus pandangan mata dari si gadis yang ikut bangun hingga berdiri di depannya.
Seulas senyum tipis menghapus senyum lebar pepsodent. Tatapan mata tenang dengan langkah maju secara perlahan. Tak ada kata yang terucap dari bibir kelopak mawar semerah cherry. Satu langkah demi langkah mengikis jarak yang ada hingga gerakan tangan menarik kerah si pria mengakhiri perang emosi di hati keduanya.
Tautan bibir yang direnggut tanpa permisi membungkam kata penolakan dari raga si pria. Perlahan membiarkan rasa manis menyatukan perbedaan di antara keduanya hingga tanpa sadar tangan sang lawan melingkar mengeratkan dekapan memperdalam permainan. Mata terpejam menikmati buaian dalam kenyataan.
Penyatuan rasa berteman deburan ombak yang menyapa kerinduan hati tanpa pelabuhan tuk kembali pulang. Kehadiran gadis asing dengan tawaran manis menjadi pelampiasan. Kedua insan itu sadar akan tindakan yang bisa menjadi alasan pertemuan selanjutnya. Sementara itu, Al baru saja keluar dari mobil setelah memarkirkan kendaraannya di tempat parkir biasa.
"Sayang, kamu masuk saja!" Al mencegah Bunga yang berniat membawa putri mereka masuk dalam keadaan terlelap. Tentu tidak bisa dibiarkan selama ada dirinya bersama kedua ratu dalam hidupnya itu, "Alma biar aku yang gendong."
Bukan karena tidak boleh, hanya saja istrinya sudah cukup lelah selalu menjaga Alma seharian dan juga melayani suami yang suka saja mengecewakan. Setiap kali ada kesempatan, maka ia ingin menjadi ayah sekaligus suami yang baik dan bisa diandalkan. Meski kedua bidadarinya selalu memahami kenyataan hidup mereka bertiga.
Senang rasanya memiliki suami penyayang, bahkan begitu perhatian setiap kali memiliki kesempatan. Alkan bukan hanya dewasa tetapi juga friendly. Sebagai istri hanya mengharapkan keharmonisan keluarga kecil mereka selalu dalam lindungan Yang Maha Esa. Tak ingin membantah, lalu memilih mengambil berkas dari dalam mobil, "Silahkan, Om. Aku bawain berkas punyamu, ya. Kalau gitu, ayo, kita masuk bareng saja!"
Keduanya masuk ke dalam kediaman Putra bersamaan. Dimana Al menggendong Alma dan menahan tubuh putrinya hanya menggunakan satu tangan kanan seraya merengkuh pinggang sang istri dengan tangan satunya. Langkah kaki berjalan santai beriringan melewati pintu utama menuju ruang tamu, bahkan terlihat seperti pengantin baru hendak didudukkan dipelaminan.
"Pagi keluargaku," sapa Bunga dengan suara khasnya, lalu melepaskan diri dari cengkraman hangat sang suami menyambut rentangan tangan yang sudah menunggu kedatangan mereka bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
Kas sie mien
wah, tiga kali bertemu tp tak perasan. tdk lupa pertemuan tp pura2 sj mgkin
2023-06-11
0
Alvian
kalau sdg dipantai, pasto bawaannya pgn main pasirnya. dia ngak tuli, tp ingin menikmati lautnya
2023-06-11
0
Zhou Zhi lou
ketika seseorang merasa hampa, pasti dlm ksndirian akan merasa sedih, merasa tdk pny siapa2 lg
2023-06-11
0