Karena Cinta
Malam nan temaram tanpa sinar sang rembulan bersambut suara derit asahan pedang yang begitu tajam. Lampu gantung trus bergoyang bermain ayunan memantulkan sinar kilauan. Tangan yang sibuk bergerak maju mundur menikmati kesunyian tak bertuan dari arah belakang.
"Bagaimana rasanya, pasti ngangenin. Iya kan?" Suara tanya nan sinis dari sang pemilik lengan kekar dengan perut buncit bergema di seluruh ruangan.
Gurat ketidaksabaran tanpa kasih sayang siap melayangkan kibasan kematian, tetapi tujuannya bukanlah merenggut nyawa. Rasa sakit yang sebenarnya bukan luka sayatan di tubuh manusia, melainkan penekanan emosi dengan kesadaran nyata. Ia hanya ingin mendengar kebenaran tanpa belenggu ilusi kenyataan.
Suara rintihan yang ingin ia dengar tak kunjung bergema menghadirkan rasa lelah tak berkesudahan. Apa sanderanya tak memahami arti derita? Ketika luka tak lagi bermakna, lalu bagaimana rasa takut datang menyapa.
"Apa yang sangat berarti untukmu?" Langkah kaki berjalan memutari meja tempatnya berada, lalu meletakkan senjata yang mengkilap kembali ke tempat semula. "Istrimu atau putri manis yang saat ini terlelap di pangkuan sang paman?"
Lagi-lagi terdengar suara tanya yang membuat si sandra hanya tertawa di dalam hati. Sorot matanya tajam tak berperasaan membawa semangat berkobar di dalam dada. Ia tak habis pikir dengan kesombongan pria yang berdiri di bawah lampu hanya karena berhasil menculiknya.
Apa pria itu bodoh? Sungguh tidak menyadari kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah berani menyentuh keluarga seorang pemimpin mafia. Akan tetapi, membiarkan kesenangan lawan dianggap perbuatan baik. Sehingga biarlah mau berkata apa karena ia tak peduli.
Suara detak jarum jam kian terdengar jelas membelah kesunyian malam. Tak terasa kepergiannya sudah lebih dari lima belas menit. Perlahan memejamkan mata mencoba menikmati guyuran air panas dari arah belakang tanpa suara jerit penyiksaan.
Seulas senyum manis pemilik manik mata hazelnut menyapa menghangatkan rasa. Parasnya kan selalu menjadi kekuatan di dalam setiap luka yang tertera. Rindu kian menyapa membuai asa melepaskan emosi dari dalam dada, merengkuh kedamaian di setiap tarikan napasnya.
"Cobalah lebih keras lagi!" titah sang tawanan mengubah suasana.
Setelah menunggu begitu lama, tapi yang terdengar justru permintaan penyiksaan tambahan. Apa pria itu, sudah gila? Di luar sana tak seorangpun mau menikmati rasa sakit cambuk bersambut siraman air panas yang melepuhkan kulit dan sang tawanan mengharapkan hal sebaliknya. Benar-benar tidak waras.
Perih, panas, ngilu bercampur menjadi satu. Siksaan yang ia dapatkan hanyalah hasil dari luka hati yang patah. Sungguh tidak ada kata lain untuk menyadarkan seorang pria karena terbelenggu cinta buta. Semua orang pernah jatuh cinta, tetapi tak seorangpun akan mengharapkan duka dalam kisah cintanya.
Apa salah berkata mengenai kebenaran? Meski pada akhirnya yang tersisa hanyalah ketidakpercayaan. Lelah bukan karena rasa yang menyergap raga, tetapi penjelasan tanpa ujung kepastian. Entah sudah berapa kali, ia mengatakan tidak tahu keberadaan putri si pria di depan sana.
"Dasar pembohong!" bentak Tuan Manish menghempaskan vas dari atas meja.
Apa kejujuran bisa dipercaya? Pria itu tak mau mendengarkan, bahkan enggan mengerti tentang kenyataan yang ada. Kini yang tersisa hanyalah keegoisan hati dengan keras kepala seorang ayah. Jujur saja, sebagai sesama ayah dari seorang putri, maka ia tak memperdebatkan luka hati.
Namun, sebagai seorang pria pemilik kebenaran. Ia bisa menegakkan keadilan tanpa harus berpikir ulang, "Tuan Manish, putrimu itu, tidak bersamaku. Dia bersama kekasihnya!"
"Apa kau pikir, hidupku kurang bahagia? Istriku lebih sempurna dari putrimu, lalu untuk apa membuang waktu hanya karena Meyliza. Seorang gadis yang suka menggoda banyak pria," Tawanan itu, tanpa basi basi mengatakan kebenaran dari seorang gadis yang sebenarnya adalah teman sekampus sang istri.
Banyak orang yang bisa mengatakan fakta dari gadis itu karena terlalu sering menggoda beberapa pria seperti sebuah mainan saja. Meski begitu, Meyliza merupakan teman yang baik dengan arti kata lain. Seperti apa kepribadian si gadis, maka tak seorang pun berhak untuk berkomentar, tapi tindakan Tuan Manish dengan menculiknya. Tidak bisa dibenarkan.
Penjelasan yang terdengar sebagai tuduhan kian menyulut kemarahan di dalam dada. Bagaimana bisa, sang tawanan mengelak telah menyembunyikan putrinya? Ia bahkan melihat banyak foto pria itu terpajang di dinding kamar Meyliza bahkan bersambut tulisan aku mencintaimu Alkan Saputra.
"Kau!" Tuan Manish tak bisa lagi mendengarkan ocehan sang tawanan mengenai putrinya. Ia merasa pria itu hanya berusaha untuk mengelabui keyakinan seorang ayah.
Tidak ada lagi kesempatan yang bisa ia berikan. Tangan menarik pedang dengan tatapan mata tak mau diabaikan. Langkah kaki berjalan tanpa keraguan hingga mengalahkan suara detak jarum jam. Suasana kian mencekam hingga satu gerakan berayun siap menikam sang tawanan, tapi tiba-tiba terdengar dentuman keras dari arah belakang.
Derap langkah cepat dalam sekejap mengepung Tuan Manish hingga ia tak bisa bergerak. Senapan laras panjang menjadi pertemuan ketegangan dalam kemurkaan. Tatapan mata nyalang memburu kesadaran. Sebenarnya siapa sang tawanan di dalam ruangan itu? Mendadak buram berganti ia yang tertahan.
"Bos Altra, maafkan keterlambatan kami," ucap seorang ninja hitam seraya melepaskan ikatan tangan yang berani menahan sang tuan.
...****************...
😍Hay, reader's. Welcome again di Family keluarga Putra. Othoor kangen sama semua pemainnya, tapi novel kali ini, pusat cerita buat couple beda usia, ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-25
0
bubi
😘
2023-07-08
1
Ainna
wadidaw
2023-07-02
1