Suara lembut nan khawatir bersambut dekapan hangat dari sang kekasih halal. Apalagi aroma parfum menyeruak memenuhi rongga dada menghantarkan ketenangan ketika semakin dihirup secara perlahan. Begitu wangi, segar dan bersemangat karena terbuat dari floral citrus.
Parfum Christian Dior Eau Sauvae merupakan pilihannya sejak empat bulan terakhir selama masa kehamilan kedua dan parfum ini tergolong parfum mewah. Apalagi disertai dengan ‘jiwa Dior’, yang identik dengan unsur modern. Sungguh sangat cocok untuk kepribadian sang suami.
"Ara, kok kamu malah diam?" tanya Bryant yang menyadari keheningan di antara mereka berdua.
Niat hati ingin melepaskan pelukan tetapi tertahan tangan sang istri yang justru semakin memeluknya dengan erat tak ingin ditinggalkan. Entah apa yang sudah terjadi, ia hanya bisa mencoba menenangkan tanpa menambah kesedihan.
Apalagi suasana hati ibu hamil mudah sekali naik turun tanpa alasan pasti. Sementara itu pasutri lain tengah menikmati sarapan bersama di ruang makan. Dimana juga terjadi obrolan ringan mengenai hal yang menjadi permasalahan perusahaan.
"Mas, apa Al sudah selesai dengan pekerjaan minggu lalu?" Mama Bella bertanya pada pria yang duduk di sebelahnya tanpa menoleh ke samping karena masih fokus menyuapi cucu pertamanya.
"Masih belum ada konfirmasi, Ma. Cuma tadi pagi Bunga kirim pesan singkat, katanya Al udah balik semalam. Kita tunggu saja mereka datang biar bisa tau perkembangan perusahaan saat ini sejauh apa," Papa Angkasa tak ingin ambil pusing karena memang tentang bisnis sudah diserahkan pada adik dan ketiga putranya.
Tentu saja sang adik Alkan Putra dan kedua putranya, Bryant Angkasa Putra serta Samuel. Meskipun Sam lebih sering ke rumah sakit untuk melakukan pekerjaan utama sebagai dokter, pria itu akan selalu berusaha membagi waktu untuk semua tanggung jawab yang ada di pundaknya. Sistem keluarga masih sama yaitu saling bekerjasama.
Papa Angkasa mengambil tisu, lalu mengelap bibir yang basah karena minyak, kemudian mengambil alih piring sang istri. "Ayo, kamu juga makan,sini aku suapin! Masa cuma Abizar yang makan."
Abizar Pratama Putra merupakan putra pertama dari Bryant dan Ara. Dialah cucu pemersatu keluarga setelah semua masalah kehidupan yang sebelumnya. Kini usianya baru lima tahun dan menjadi teman main Almaira ketika tinggal di bawah satu atap yang sama. Meski begitu, Abizar adalah anak pendiam sama seperti ibunya.
Kepedulian tuan Angkasa membuat anggota keluarga yang hadir makan pagi bersama tersenyum bahagia. Mereka selalu larut akan cinta kasih keluarga bahkan tak jarang saling pamer kemesraan seolah ada ajang pencarian couple best of the years. Hal itu dikarenakan tidak ada tempat keraguan untuk orang-orang terkasih di dalam hubungan mereka.
"Papa gak mau honeymoon lagi, nih?" goda Samuel seketika merasakan sambutan tangan yang mendarat mencubit perutnya tanpa permisi. "Istriku cubitanmu sakit loh, lepasin, ya!"
"Makanya jangan godain orang tua, nanti kwalat baru tau rasa." ketus Ocy tanpa melepaskan tatapan mata tajam yang siap menerkam ke arah suaminya.
Obrolan masih berlanjut, dimana sesi sarapan menjadi moment kebersamaan. Di dalam kediaman Putra hanya ada cinta dan kasih sayang, sedangkan pertengkaran pagi menjadi awal hari baru untuk pasangan suami istri yang tak bisa mengontrol emosi dan ego masing-masing. Semua hanya karena ulah putri semata wayang mereka yang telah bertindak melewati batasan.
"Pa, dengerin Mama dulu!" seruan seorang wanita dengan penampilan hijab yang berusaha menahan kepergian suaminya dari dalam kamar dengan mencekal tangan sang suami, tapi justru dihempaskan begitu saja tanpa hati.
Tubuh lemahnya tak bisa menyeimbangkan diri hingga terhuyung ke belakang jatuh tanpa sandaran bahkan kepala terantuk sudut meja kayu yang menjadi tempat pemberhentian. Sakit, perih yang ia rasa juga diiringi aliran darah dari pelipisnya. Selama pernikahan baru kali ini, sang suami murka dan itu tidak bisa diredam.
"Urus putrimu itu! Aku sudah tidak tahan lagi tinggal di rumah ini," Jatuhnya sang istri yang tersungkur hingga terduduk membelakangi, nyatanya tidak membuat kemarahan pria itu surut.
Langkah kaki kembali berjalan meninggalkan kamarnya bahkan pintu masih terbuka lebar sehingga langkah lain masuk tanpa mengucapkan salam, tetapi bergegas menghampiri wanita yang terlihat begitu kesakitan di depan sana. Kemudian memeluk tubuh Bunda Alya hingga bersandar di dadanya.
"Bunda, maafin Mey, ya. Sungguh aku tidak bermaksud membuat kalian bertengkar karena kecerobohan dan tindakan bodohku," ucap lirih Mey menyesal atas perbuatannya.
Ia sadar diri karena ulahnya sendiri hingga papa dan bundanya bertengkar hebat. Selama ini, kehidupan mereka aman tentram sentosa. Sampai tiba-tiba kebenaran tentang dunia pergaulannya terungkap begitu saja. Padahal sudah hampir tiga tahun menikmati kebebasan tanpa ada batasan.
Bunda Alya melepaskan diri dari pelukan putrinya, lalu berusaha untuk bangun dari tempatnya tetapi tubuh tak kuat hingga kembali terduduk di tempat semula. Meyliza berusaha membantunya hanya saja hati masih belum menerima atas fakta kehidupan yang kini menjadi ancaman keharmonisan keluarga kecil mereka.
"Bunda, jangan paksain diri gini!" Penolakan sang bunda semakin memperburuk perasaan bersalahnya, ia merasa kedua orang tua yang selalu memberikan cinta dan kini ingin menjauh darinya. "Bunda harus kerumah sakit untuk diperiksa!"
"Kenapa ke rumah sakit? Kamu senang 'kan kalau Bunda mu ini sampai mati. Keluar saja dari kamar kami!" titah Bunda sedikit menyentak Mey membuat gadis beranjak dewasa itu diam membeku tak menyangka akan perkataan yang baru saja didengarnya.
Suasana semakin tegang karena perselisihan di antara keduanya. Apalagi kedua wanita beda usia itu sama-sama merasakan kekecewaan atas apa yang terjadi semalam. Meninggalkan luka hati seorang ibu dan putrinya, di sisi lain Almaira tampak sibuk bermain air di tepi kolam ikan.
Bibir mungil terus menghitung ikan yang berenang hilir mudik seperti orang kebingungan. Suasana sekitarnya tampak sepi bahkan begitu sunyi dan gadis itu hanya seorang diri karena si penjaga sudah pergi ke toilet selama lima menit. Meski begitu, Almaira tetap menikmati kesibukannya hingga tidak menyadari ada yang sedang memperhatikan ia dari kejauhan.
[Tuan, target sudah terkunci. Apa harus menculiknya sekarang?]~lapor si pengintai melalui sambungan telepon dari balik pohon besar di ujung jalan seberang depan rumah mewah.
Rumah itu adalah milik Bunga sebagai mahar pernikahan yang diberikan Alkan. Bangunan berdesain unik bertema hitam yang mampu membuat siapapun terpana akan keindahan nan elegant. Tidak sebesar kediaman Putra, tetapi lebih nyaman untuk dijadikan tempat tinggal keluarga kecil yang hanya beranggotakan tiga orang keluarga inti, sepuluh pelayan wanita dan lima belas orang pengawal penjaga keamanan.
"Sayang, ayo masuk!" suara panggilan yang terdengar dari depan pintu mengalihkan perhatian Almaira.
Gadis itu beranjak dari tempatnya, lalu berlari dengan langkah kakinya yang terlihat berusaha sekuat tenaga agar bisa secepat mungkin sampai di hadapan sang mommy. Wajah berseri dengan seulas senyum manis terus tersungging hingga raga merengkuh tubuh dengan tangan terentang yang menghangatkan hati.
"Mommy, apa Papa ikut ke rumah Abi?" tanya Almaira seraya memainkan anak rambut sang mommy yang menggendongnya untuk ikut masuk ke dalam rumah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 394 Episodes
Comments
Asmuni Atallah
minta apapun mamm
2023-10-24
0
Zhou Zhi lou
duh. kalau ibu hamil mmg byk kemauannya. mood kdg baik dn buruk
2023-06-11
0
❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊
parfum mewah, yang pastinya sangat mahal harganya. masa kehamilan memakai parfum. apa tidak menganggu?
2023-06-08
1