Malam hari pun tiba. Meizura sudah berada di sebuah restauran, di rooftop hotel mewah, yang tadi siang dijadikan tempat Armano melakukan konferensi pers. Dirinya tampil begitu memukau dengan gaun malam berwarna merah yang panjangnya semata kaki. Namun, memiliki belahan samping yang cukup panjang hingga lutut dan bagian atasnya juga terbuka.
Gaun itu adalah khusus dipilihkan oleh Stevia dan pastinya William sama sekali tak tahu akan hal ini. Karena jika sampai pria itu tahu, bisa dipastikan Meizura pasti akan dilarang datang ke acara dinner itu.
Meizura di dampingi Elliot dan Armano, kini menyambut satu per satu tamu yang datang. Kebanyakan dari mereka adalah rekan bisnis yang menjalin kerja sama dengan Davies grup. Meski sedikit enggan, karena tidak ada William di sana, tapi sikap Meizura begitu lembut serta tegas menyambut setiap sapaan dari rekan bisnis suaminya.
Beberapa dari mereka tampak sangat kagum dengan Meizura yang begitu cantik memukau. Sementara Stevia si ibu mertua sama sekali tak mendekati Meizura. Dia lebih memilih berkumpul dengan para istri dari koleganya. Stevia seperti sedang memberikan panggung untuk Meizura. Karena bagaimanapun Meizura adalah bintangnya malam ini.
"Aku tadi mengira dia istri muda tuan Armano," ujar salah satu wanita yang seusia dengan Stevia. Wajah mereka masih tampak mulus dan terawat. Stevia tertawa dengan sebelah tangannya menutupi mulutnya.
"Candaan anda benar-benar lucu, Nyonya Cortes. Jika dia adalah madu saya, bagaimana saya masih bisa tersenyum di sini. Karena sampai kapan pun saya tidak akan membiarkan satu lalat pun mengganggu rumah tangga ku dengan Armano."
"Kau masih sama seperti yang dulu, Nyonya Stevia."
"Tentu saja. Aku harus selalu waspada, karena aku tahu banyak yang mengincar posisiku, jadi aku tidak akan memberi mereka jalan yang mudah."
"Lalu sebenarnya siapa gadis itu?" tanya Nyonya Cortez masih penasaran. Dan beberapa dari para nyonya kaya itu juga sangat penasaran dengan Meizura, mereka sudah siap memasang telinga untuk tahu siapa Meizura sebenarnya.
"Dia adalah anak dari sahabatku. Aku baru bertemu dengannya beberapa waktu yang lalu."
"Anak dari sahabatmu? Tapi kenapa kau dengan mudahnya membiarkan dia masuk ke keluargamu? Itu sama saja kau menusuk dagingmu sendiri. Kau tidak takut gadis itu menggoda suamimu?"
"Dia tidak akan berani," jawab Stevia santai, dia mengangkat gelasnya dan meneguk tehnya dengan senyum yang nyaris tak terlihat.
Sementara itu, Meizura sangat kaget ketika bertemu dengan Gareth, pria masa lalunya. Meski dulu mereka sempat memiliki hubungan dekat, Meizura tak tahu jika Gareth ternyata juga seorang pengusaha, dia kira Gareth hanya pegawai kantoran biasa.
"Mei, kita bertemu lagi." Gareth menyapa dengan senyuman ramahnya. Pria itu menjabat tangan Meizura cukup lama, hingga membuat alis ayah mertua Meizura mengerut tak senang dengan sikap sok kenal Gareth.
"Siapa dia, Sayang?" tanya Armano mendekati Meizura. Jabatan tangan antara Gareth dan Meizura terlepas.
DEG!
Gareth menegang mendengar sapaan Armano untuk Meizura. Berbagai pikiran buruk menghinggapi Gareth. Terlebih beberapa waktu yang lalu dia mendengar sendiri, jika Meizura telah menikah. Jadi, apakah Meizura istri muda Armano? Oh, tidak! Dia tak akan membiarkan ini semua. Meizura terlalu berharga jika dijadikan istri kedua.
"Dia dulu kakak tingkat di Universitasku, Dad," jawab Meizura dengan lembut.
Wajah Gareth yang semula kaku mendadak mencair dan kembali merekah senyumnya. Ternyata Armano adalah ayah Meizura.
"Anda ayah Meizura? Aku tidak ingat anda memiliki seorang putri, Tuan Armano."
"Kehidupan pribadiku bukan konsumsi publik, Anak muda. Jadi kalian semua tidak tahu apa-apa. Jangan terlalu mengomentari," ujar Armano penuh penekanan dengan suara tegas. Meizura merasakan atmosfer mulai memanas. Dia berpikir mungkin ayah William tidak menyukai Gareth.
"Dad, sebaiknya kita sambut tamu yang lain." Meizura menggandeng lengan Armano. Dia hanya ingin membawa Ayah mertuanya menjauh dari Gareth.
"Kau benar, Sayang. Nikmati waktumu anak muda." Armano dan Meizura terus menyambut beberapa tamu relasi bisnisnya dengan senyum yang terus terkembang di bibir Meizura.
Banyak para pebisnis muda yang kagum dengan Meizura. Namun, di salah satu kursi tamu, Seorang pria paruh baya menatap tajam ke arah Meizura penuh dengan dendam.
"Nikmati pestamu gadis kecil. Setelah ini aku tidak akan membiarkan kau hidup lebih lama lagi," desis pria itu.
Acara makan malam itu pun berjalan dengan lancar. Meizura dan Armano sempat memberikan beberapa patah kata sambutan dan terima kasih pada semua tamu yang telah hadir malam itu.
Meski Meizura selalu menampilkan senyum tercantiknya. Akan tetapi, Stevia bisa merasakan sorot kegetiran dari tatapan gadis itu.
"Ada apa sayang?" tanya Stevia. Saat ini mereka baru saja memasuki kamar hotel yang Stevia pesan. Stevia mendudukkan Meizura di tepi ranjang.
"Aku hanya merasa ada yang kurang di perayaan ini. Liam tidak ada di sini, Mom. Aku terkadang sangat ingin menunjukkan pada dunia jika saat ini suamiku baik-baik saja."
"Bersabarlah. Akan ada waktunya untuk itu. Untuk saat ini diam lebih baik. Semua hal ini juga tidak mudah untuk Liam dan kami. Sekarang, dia pasti semakin merasa cemas karena istrinya tampil begitu cantik." Stevia mengangkat dagu Meizura dan tersenyum.
***
Sementara itu, dugaan Stevia memanglah benar. William saat ini sedang menatap tajam layar laptopnya. Dia tampak uring-uringan melihat pakaian yang dikenakan oleh Meizura.
"Mommy benar-benar keterlaluan memilihkan baju seperti itu untuk Meizura. Lihatlah! Para buaya itu pasti kepanasan melihat istriku," ucap William mendengus kesal. Rasanya dia ingin menyusul istrinya dan menyeretnya pulang ke villa.
Tepat tengah malam, mobil Meizura tiba di villa. Dia memaksa meminta pulang meski berulang kali Stevia membujuk Meizura untuk menginap di hotel dan kembali besok pagi. Meizura tak tenang meninggalkan William terlalu lama. Entah kenapa sejak dirinya memiliki kedekatan dengan William, Meizura selalu kepikiran akan suaminya itu.
CEKLEK!
Meizura membuka pintu dengan hati-hati, Dia menjinjing sepatu high heels yang tadi dipakainya, Dia sudah mirip seperti pencuri di rumah suaminya sendiri. Namun, meski dia membuka pintunya dengan hati-hati, tapi tetap saja saat pintu tertutup menimbulkan bunyi.
Meizura bernapas lega begitu tiba di rumah. Ruangan tengah cukup temaram. Namun, dia berharap, untuk saat ini William tidak melihatnya dengan dress yang seperti ini. Akan tetapi harapan Meizura langsung pupus, saat suara bariton itu kemudian mengejutkan Meizura, hingga tas dan sepatu yang dia jinjing terjatuh di lantai.
"Baru pulang?"
"LIAM, KAU MEMBUATKU KAGET!" Meizura mengusap dadanya. Dia tidak main-main. Dia benar-benar terkejut dan jantungnya seperti akan keluar sangking kagetnya.
"Kau mengendap-endap seperti pencuri, Mei." William menatap datar ke arah Meizura.
"A_aku .... " Meizura menunduk takut melihat tatapan William.
"Kau kenapa?" tanya William.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝑳𝒊𝒂𝒎 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒚𝒂 😋😋
2024-10-03
0
Sulaiman Efendy
HARUSNYA MOM STEVIA TDK BERI MEI DRES YG MNGUNDANG SYAHWAT PARA BUAYA...
2024-03-29
1
Sulaiman Efendy
KLO BATINNYA MNGANCAM, PSTI AYAHNYA FELIX TUHH
2024-03-29
1