Bab 6. Pertemuan Tak Disengaja

Meizura pergi diantar oleh supir. Gadis itu sempat menghubungi ibu mertuanya untuk meminta ijin. Dia tak ingin dikira lalai meninggalkan William dan beruntungnya, ibu mertua Meizura begitu baik memberi ijin padanya.

Meizura datang lebih awal, Eliana sudah mengabarinya jika dia akan datang sedikit terlambat karena ada keperluan. Meizura menunggu Eliana di dalam cafe langganan mereka.

"Kak Mei, mau pesan sekarang apa nanti?" tanya salah satu pelayan yang memang sudah mengenai Meizura juga Eliana.

"Buatkan aku smoothies berry dan aku juga ingin croisan isi coklat 1."

"Ok, Kak." pelayan itu pergi meninngalkan Meizura. Tak lama kemudian Eliana datang dengan napas ngos-ngosan.

"Ya Tuhan, Mei. Dari mana aja kamu? Apa kau tak tahu aku sangat khawatir padamu?" Eliana memeluk Meizura. Meizura hanya tersenyum getir.

Eliana hanyalah sahabatnya. Namun, dia terlihat tulus dan sangat mengkhawatirkan dirinya. Sedangkan orang yang dia anggap keluarga, justru malah tega menjadikannya sebagai penebus hutang. Dengan kata lain mereka menjual dirinya.

"Maaf sudah membuatmu cemas, El."

"Kau harus cerita semuanya padaku. Sudah 10 hari kau tidak memberiku kabar. Apa mereka menyiksamu dan mengurungmu?" tanya Eliana cemas. Dia mengurai pelukannya, lalu menangkup wajah Meizura.

Meizura menggelengkan kepalanya. Dia hendak berbicara, tapi pelayan tadi mengantarkan pesanan Meizura. Meizura melempar senyum manisnya dan mengucapkan terima kasih.

"Neo, Aku juga mau minuman yang sama seperti milik Mei," kata eliana pada pelayan itu.

"Ok, Kak El."

Di lain sisi william sudah memerintahkan dua pengawal ayahnya untuk mengikuti Meizura tadi. Dia menugaskan mereka untuk menjaga Meizura sekaligus melaporkan apa saja yang Meizura lakukan dan siapa saja yang meizura temui. mendapat laporan jika meizura menemui teman wanita.

Kembali ke cafe tadi, Meizura akhirnya memutuskan untuk menceritakan pernikahannya, tapi Meizura tak menyebutkan siapa suaminya. Tentu saja hal itu membuat Eliana sangat terkejut.

"Kau tidak sedang bercanda kan?" Eliana menatap Meizura serius. Meizura menggeleng, dia mengulas senyum tipis lalu dia menyedot smoothies-nya.

"Aku tidak bercanda, El. Aku serius. Baru 3 hari ini aku menikah. Maaf tidak mengundangmu, karena keluarga suamiku ingin pernikahan yang tertutup."

Eliana terdiam, sorot matanya seakan menguliti Meizura. Gadis itu sangat tahu bagaimana Meizura dan seperti apa pernikahan yang dia inginkan, tapi sekarang tiba-tiba saja Meizura sudah menikah. Eliana yakin pasti Meizura dipaksa oleh keluarganya.

"Apa kau dipaksa menikah oleh ayahmu?" tanya Eliana. Dia sangat tahu Meizura. Meski bibirnya selalu melengkungkan senyuman, tapi matanya jelas terlihat sendu. Meizura pasti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Tidak. Mereka tidak memaksaku. Aku menikah karena .... "

"Lea, benarkah ini kamu?" Seorang pria tampan mendekat ke meja Meizura. Meizura dan Eliana mendongak, mata Meizura tampak terkesiap.

"Kak Gareth!"

Gareth langsung menarik Meizura dan memeluknya. Meizura membeku seketika. Dia tak menyangka akan bertemu dengan pria itu lagi. Pria yang dulu sempat menjalin hubungan dengannya. Lea adalah panggilan kesayang Gareth untuk Meizura. Lea diambil dari nama belakang Meizura.

CEKREK!

CEKREK!

Orang suruhan William mengambil gambar Meizura. Mereka juga kaget tiba-tiba seorang pria mendatangi Meizura dan memeluknya. Namun, demi keselamatan bersama, mereka tetap melaporkan hal itu pada William

William tentu sangat marah mendengar laporan anak buahnya, apalagi ada foto Meizura saat dipeluk oleh pria itu.

"Beraninya kau bertemu dengan pria lain di belakangku!" ujar William kesal.

***

Sementara itu, Meizura yang tersadar langsung mendorong tubuh Gareth. Meizura menatap Gareth dengan tajam.

"Apa yang kau lakukan."

"Lea akhirnya aku bertemu denganmu. Aku ingin meminta maaf padamu, atas kesalahanku waktu itu. Aku .... "

"Cukup!" Sela Meizura. Saat Meizura ingin berucap lagi, Ponselnya bergetar. Meizura melihat ponselnya dan melihat nomor William. Mereka baru bertukar nomor pagi tadi. Alasan kenapa William meminta nomor Meizura, karena dia ingin memastikan wanita itu pulang tepat waktu. Jadi jika Meizura sampai lupa waktu, William sendiri yang akan langsung mengingatkannya.

"Ya ada apa?"

("Pulang!")

"Tapi aku .... "

("Pulang sekarang juga, Meizura!") ujar William penuh penekanan. Setelah itu William memutuskan secara sepihak panggilannya.

"Dasar menyebalkan." Meizura mendengus kesal.

"Aku harus pulang, El. Lain kali kita ketemuan lagi."

"Tapi kita belum membicarakan apapun, Mei. Kau tidak mungkin tega meninggalkanku kan?"

"Suamiku ingin makan siang denganku. Maaf aku tidak bisa berlama-lama denganmu." Meizura terpaksa berbohong agar El tak menghalangi dirinya untuk pergi.

"Kau bahkan melupakan pekerjaanmu, Mei."

"Aku tidak akan lupa, El. Aku mengerjakan pekerjaanku dari rumah." Meizura memeluk El sesaat. Dia berusaha untuk tidak mempedulikan Gareth. Baginya, Gareth adalah masa lalu yang tidak ingin Meizura kenang.

Meizura mengambil tasnya dan bergegas keluar dari Kafe. Namun, tanpa disangka, Meizura justru berpapasan dengan Stella dan Lusiana.

Lusiana dan Stella saling melempar tatapan penuh arti. Mereka berniat mempermalukan Meizura.

"Wah, siapa ini?" Lusiana memutari Meizura, dan memandangnya remeh. Lusiana pikir, Meizura benar-benar menjadi wanita simpanan tuan Armano.

"Tolong minggir, aku harus segera pulang," ucap Meizura. Dia masih ingat isi poin yang ada di surat yang ayah mertuanya berikan. Bahwa dia dilarang berhubungan dengan keluarga Hill lagi.

Stella tak terima dengan sikap Meizura yang menurutnya terlalu angkuh itu. Stella berniat menarik rambut Meizura, tapi, pengawal yang disiapkan oleh William langsung menghadang dua bersaudara itu.

"Jangan ganggu, Nona Meizura. Atau kami akan bertindak kasar," ucap salah satu pengawal yang berdiri di depan Stella. Stella masih ingat dengan dua orang pengawal itu, dia mundur beberapa langkah karena terkejut. Lusiana yang belum tahu tentang pengawal itu, sekarang justru melangkah maju untuk menyerang Meizura. Beruntung tangan Lusiana langsung ditepis oleh pengawal yang satunya.

Meizura hanya diam di balik tubuh kedua pengawal itu. Meskipun heran dengan kemunculan mereka, Meizura sangat yakin jika mereka memang ditugaskan untuk mengikuti dirinya.

Stella menarik Lusiana pergi. Wajahnya tampak pucat, karena ketakutan. Meizura akhirnya pulang dengan diantar oleh dua pengawal tadi. Eliana dan Gareth yang tadinya hendak membantu Meizura, urung mendekat karena melihat Meizura sudah dijaga oleh pengawal. Namun, satu pertanyaan terlintas di benak mereka. Siapa sebenarnya suami Meizura?

Meizura tiba di villa Davies. Dia langsung berlari melewati rumah utama menuju ke kediamannya. Saat membuka pintu, Meizura langsung menunduk takut. Tatapan mata William begitu menakutkan.

"Berani sekali dirimu menemui pria lain."

"Aku tidak sengaja bertemu dengan temanku itu. Aku-"

"Kau berpelukan mesra dengannya! Jangan menyangkalnya, Meizura! Kemarin kau berani mengatai dan membantahku, lalu sekarang berkencan dengan pria lain?"

Meizura hanya diam dan menunduk selagi William terus memarahinya. Hingga tiba-tiba suara lembut itu pun memanggil Meizura.

"Mei, kau dari mana? Kenapa tadi berlari?"

Meizura menoleh dan melihat Stevia. Dia sedikit bernapas lega karena ada ibu mertuanya di sana.

"I_itu, Mom .... "

"Itu apa?"

"William ada apa?" tanya Stevia. Tadinya dia khawatir jika terjadi sesuatu pada putranya.

"Aku hanya menyuruh dia pulang karena aku lapar, Mom."

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***