Bab 3. William Davies

William Davies adalah pria berusia 32 tahun, dia satu-satunya pewaris kerajaan bisnis Davies Company. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate.

Namun, bukan itu poin yang membuat Meizura masih terus terpaku pada pria di depannya. William Davies dikabarkan meninggal beberapa bulan yang lalu. Bahkan beritanya masuk ke halaman utama majalah dan koran, tapi bagaimana bisa? Sekarang pria tampan rupawan itu duduk di depan Meizura dan menatap Meizura dengan tatapan tajamnya.

"Kau tahu putraku ini, kan?"

"Ya, aku tahu, tapi bagaimana bisa?" tanya Meizura, wajahnya masih terlihat syok. Jujur saja dia semakin takut dan cemas berhadapan dengan 3 anggota keluarga Davies yang terkenal sangat kaya raya itu.

"Kabar yang kau dengar di media bukanlah kabar bohong. Awalnya memang William sudah dinyatakan meninggal oleh dokter di rumah sakit. Akan tetapi setelah kabar berita meninggalnya putraku tersiar, saat petinya dibawa pulang. Aku melihat dia masih bernapas, dadanya bergerak meskipun lemah. Aku akhirnya memutuskan memanggil dokter pribadiku. Dia menyatakan William masih hidup meski kondisinya sangat kritis, lalu aku memutuskan merawat Willam di tempat ini."

"Kau tidak perlu menjelaskan apapun padanya, Dad." William menyela pembicaraan ayahnya dan Meizura. Rasanya tidak perlu memberikan statemen apapun pada gadis itu. Toh dia bukan siapa-siapa.

"Dia perlu tahu segalanya tentangmu. Karena bagaimana pun juga, dia yang nantinya akan menjadi istrimu, Liam." Tuan Armano terlihat begitu tenang. Tatapan mata tajamnya yang tadi sempat ditujukan pada Meizura, perlahan melunak. Meizura sedikit merasa tenang, tapi tunggu ... tadi apa katanya? Dia akan menikah dengan siapa?

Meizura mengangkat wajahnya dan menatap tuan Armano dengan dahi berkerut. Tuan Armano tertawa melihat wajah Meizura yang kebingungan. Wajahnya terlihat sangat lucu.

"Ada apa? Apa kau ingin bertanya sesuatu, Mei?"

"Ti_tidak. Aku hanya bingung. Ja_jadi aku harus menikah dengan tuan William, bukan dengan ...." pertanyaan Meizura terputus, Tuan Armano menyelanya.

"Bukan denganku, Mei. Aku tidak mungkin menambah istri lagi," ujar Armano berkelakar dan Stevia langsung mencubit pinggang suaminya.

"Berani kau menambah istri. Aku akan mencincang pusakamu itu," Stevia melirik bagian inti suaminya sambil mendengus.

"Jadi, Liam, untuk sekarang Meizura akan tinggal di sini dan merawatmu. Jika berkas pernikahan kalian selesai diurus baru kalian akan menikah," kata Armano.

"Tapi, Dad. Aku tidak mau menikah. Aku tidak butuh siapa pun untuk mengurusku," kata William berkeras menolak. "Biar dia jadi pembantu saja di sini. Aku tidak butuh istri."

"Ini perintah, Liam. Kau tidak boleh menolak dan membantah keputusanku," Armano mulai menunjukkan superioritasnya sebagai kepala keluarga. Keputusannya sudah bulat.

"Terserah kau saja, Dad." William menekan tombol di kursi rodanya, lalu dia pergi dari ruangan itu. Stevia tampak menghela napasnya. Lalu dia menoleh menatap Meizura. Senyum Stevia terbit saat Meizura menatap kepergian William dengan tatapan sendu.

"Tidak perlu bersedih. William memang seperti itu. Dia memang menjadi sedikit temperamen, sejak dia tahu kedua kakinya lumpuh. Dokter sebenarnya sudah menyarankan untuk melakukan terapi, tapi William selalu menolak.

Aku berharap setelah kalian menikah, William akan menemukan semangat barunya. Aku sangat yakin William akan bisa berjalan seperti dulu lagi. Mulai sekarang aku percayakan Liam padamu, Mei." Stevia menggenggam tangan Meizura dan mengusap punggung tangannya dengan lembut. Meizura hanya membalasnya dengan senyuman. Dia masih mencerna semua kejadian dan kenyataan yang harus dia terima hari ini.

Armano hanya mengamati interaksi antara istrinya dan Meizura dengan tatapan yang sulit diartikan. Meizura Azalea adalah gadis berusia 25 tahun, yang membuat Armano akhirnya memiliki rencana sedikit ekstrim. seperti itu. Dia menukar semua uangnya yang telah dipinjam Joseph dengan Meizura.

Armano saat itu sudah sangat yakin, Joseph dan istrinya tidak mungkin mau mengorbankan putri mereka. Dan pastinya mereka akan menyerahkan Meizura padanya. Meski sedikit terkesan kejam, tapi sebenarnya Armano sudah mengetahui siapa Meizura dan seperti apa keluarga Hill memperlakukan gadis malang itu.

Yang membuat Armano tertarik pada pribadi Meizura adalah gadis itu terlihat selalu optimis dan tidak pernah terlihat putus asa, meskipun berkali-kali dirinya disakiti. Mental seperti inilah yang dicari Armano untuk menjadi menantunya. Dan tebakannya sama sekali tidak meleset. Saat itu dia yakin keluarga Hill akan menumbalkan Meizura demi kesenangan mereka.

Malam harinya Armano dan Stevia meninggalkan rumah itu. Rumah yang menjadi kediaman William sejak dia mengalami kelumpuhan. William seperti enggan untuk bersosialisasi dengan siapa pun. Dia menutup dirinya, bahkan dari Armano dan juga Stevia.

Meizura telah diberi kebebasan untuk melakukan apapun. Rumah itu cukup luas dan nyaman. Kamar Meizura tepat berada di samping kamar William. Meizura bahkan di perbolehkan memasak di rumah itu. Stevia yakin lama kelamaan William pasti akan menerima keberadaan Meizura.

Malam ini setelah mandi, Meizura langsung bergegas ke dapur. Dia membuka kulkas besar yang ada di depannya dan melihat isinya dengan tatapan takjub.

"Wah, orang kaya memang beda." Meizura bergumam sembari mengambil satu per satu bahan yang akan dia masak. Malam ini dia akan membuatkan pasta carbonara dengan udang

Meizura memasak sambil bernyanyi dengan suaranya yang merdu. Dia tak menyadari sejak tadi William menatap dirinya dengan tajam seperti biasanya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya William.

"Aku sedang membuat makan malam untuk kita. Bibi Stevia mengatakan jika mulai sekarang aku yang harus menyiapkan makanan untukmu. Pelayan dilarang kemari selain untuk mengantar bahan makanan dan mengurus keperluanmu."

William diam tak bereaksi mendengar penuturan Meizura. Dia yakin gadis ini pasti memiliki niat terselubung. William sama sekali tidak melihat Meizura terlihat tertekan. Padahal jelas-jelas keluarganya telah menjadikannya sebagai alat penebus hutang

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" tanya William dengan mata memicing. Meizura mematikan kompornya dan menoleh menatap William. Gadis itu selalu memiliki tatapan teduh, dia sesaat tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan William. Terdengar meremehkan, tapi Meizura tidak akan ambil hati karena dia sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti itu.

"Aku tidak punya maksud apapun. Aku hanya menjalani takdirku saja. Aku berada di sini karena seperti ucapanmu tadi. Aku hanyalah gadis penebus hutang. Jadi aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak mengecewakan keluargamu karena telah membeliku."

Meski ucapan Meizura terdengar getir, tapi senyum Meizura tak pernah surut. William justru benci dengan senyum itu.

"Jangan memasang senyum jelekmu itu padaku. Cepat siapkan makanannya, aku sudah lapar."

"Ya, tunggulah di meja makan. Sebentar lagi aku akan menyajikannya."

'Dasar gadis aneh. Bisa-bisanya dia tersenyum padahal dia sudah dijual oleh keluarganya.'

Entah mengapa William merasa Meizura hanya menampilkan senyum palsu saja.

...****************...

Terpopuler

Comments

niktut ugis

niktut ugis

awas ya liam sampai bucin

2024-05-11

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BAGI JUGA UDANGNYA MEI...

2024-03-29

0

Pie Yana

Pie Yana

ada udang di balik nasiku deh

2024-03-12

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 51 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!