Seorang anak kecil berumur 4 tahun berlari menghampiri kedua orang tuanya. Diikuti oleh seorang wanita yang berjalan di belakangnya sambil membawa seorang bayi yang sepertinya bayi perempuan. Bocah laki-laki itu berlari mendekati Ibunya yang merentangkan tangan menyambut pelukan sang bocah. Bocah itu langsung berhambur dalam pelukan sang Ibu menumpahkan rasa rindu akibat perjalanan bisnis orang tuanya.
"Ibu!" Bocah laki-laki itu menenggelamkan wajahnya di leher sang ibu saat ibunya memeluknya dalam posisi berjongkok. Wanita itu membelai rambut anaknya dengan sayang.
"Sayang. Apa kah anak Ibu ini merindukan Ibu?" Tanya Ibunya.
Bocah itu mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukannya tapi masih mengalungkan tangannya di leher Ibunya.
"Tentu saja Ibu, aku merindukan Ibu dan juga Ayah. Lama sekali kalian pergi aku ingin bermain bersama kalian."
Bocah itu berbicara dengan nada Anak Balita sungguh menggemaskan. Ia melirik kepada Ayahnya lalu melepaskan tangannya dari leher Ibunya dan berjalan menghampiri sang Ayah kemudian memeluknya menenggelamkan kepalanya di perut sang Ayah. Laki-laki itu kemudian berjongkok dan memegang kedua lengan anaknya.
"Bagaimana jagoan Ayah? Apa sudah menjadi anak yang pintar hmmm? Tidak nakal kan?"
Ucap sang Ayah membuat bocah itu cemberut dan menggembungkan pipinya lucu.
"Razka memang anak yang pintar Ayah, tanya saja pada Bu Sum? Benarkan Bu Sum?"
Ucap Razka melirik ke arah wanita yang sedang menggendong bayi perempuan yang tak lain adalah adik Razka. Wanita yang dipanggil Bu Sum itu tersenyum lalu mengangguk membuat bocah laki-laki itu tersenyum bangga. Dika mengacak rambut anaknya gemas karna tingkah sang bocah.
"Baiklah. Sekarang biarkan kedua orang tua ini membersihkan diri terlebih dahulu setelah itu kita akan bermain bersama mmm."
Dika tersenyum menatap Razka meminta persetujuannya Razka menyipitkan matanya sebelum mengangguk. Keduanya lalu pergi meninggalkan Razka untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Dan setelah selesai segera mereka berdua turun menemui anak mereka yang kini berada di taman belakang sedang bermain dengan sang adik.
"Waahhh. Waahhh. Waahhh. Rupanya anak Ayah ini sudah besar ya, sudah pandai membantu Bi Sum mengasuh adiknya. Ayah bangga sekali."
Dika mengangkat tubuh bocah itu ke atas lalu mendudukkannya di atas pangkuannya. Razka hanya tersenyum senang mendapat pujian dari Ayahnya.
"Ibu mana Ayah, kenapa belum juga sampai?"
Dia menoleh ke belakang Ayahnya ke arah pintu yang menghubungkan taman belakang dan rumah utama.
"Ibumu sedang menyiapkan cemilan untuk kita. Bukankah kita butuh energi untuk bermain? Hhmmm jagoan!"
Ucap sang Ayah sambil menurunkannya dari pangkuan, mereka berdua kemudian berdiri dan berjalan beriringan menuju lapangan kecil di taman belakang tersebut. Razka mengambil bola plastik disana dan mulai menendangnya ke arah Dika. Dika menerimanya dengan menggunakan kakinya lalu menendang kembali ke arah Razka. Tawa ceria terdengar dari arah mereka saat Dika berpura-pura terjatuh akibat tendangan bola Razka. Anita menghampiri keduanya dengan membawa kue-kue kering dan jus.
"Ayo jagoan Ibu minum dulu jusnya."
Seru Anita memanggil keduanya. Mereka berdua menoleh bersama-sama dan berjalan mendekati wanita itu. Razka sampai terlebih dulu karena ia berlari mendekati Ibunya lalu meraih gelas jus dari tangan Ibunya dan meminumnya. Sementara Dika berjalan pelan mendekati mereka berdua, sesampainya di sana ia meraih gelas jus dari tangan istrinya dan mengecup pipi istrinya mesra.
"Terimakasih sayang."
Ucapnya yang membuat pipi Anita memerah malu dengan perbuatan suaminya itu karena,
"Ibu! Aku juga ingin menciummu. Kenapa hanya Ayah saja. Menunduklah Ibu agar aku dapat mencium pipi Ibu."
Suara bocah laki-laki itu semakin membuat Anita memerah dan Dika menjadi salah tingkah.
"Mmmm. Baiklah."
Anita berjongkok dihadapan Razka dan mengarahkan pipinya ke wajah Razka. Bibir lembut Razka menyentuh pipi mulusnya itu, sangat lembut. Ia menghadapkan wajahnya pada Razka meraih kepala anak itu dan mendekatkan bibirnya ke dahi bocah itu lalu mengecupnya lama. Sampai.
"Ekhemmm. Ayah juga mau dicium Ibu."
Rengek Dika seperti anak kecil saja. Anita berdiri mendekati Dika dan,
"Aaawww..."
Dika meringis ketika mendapatkan cubitan kecil di pinggangnya.
"Apa kau cemburu kepada anakmu sendiri?"
Anita berbicara dengan berbisik, membuat Razka menoleh sambil menyipitkan matanya curiga. Anita semakin mendekatkan wajahnya pada telinga Dika dan berbisik,
"Untukmu aku siapkan nanti malam saja. Kau bersiaplah."
Ia mengedipkan mata nakal membuat Dika tersenyum mesum.
Plaakkkk
Sekali lagi Anita memukul dada Dika lembut lalu keduanya tertawa kecil.
"Ayah. Ibu. Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian berbisik-bisik seperti itu?"
Dika menatap curiga ke dua orang tuanya. Anita dan Dika menoleh bersama menatap Razka. Dika mengernyitkan dahinya saat mendapatkan tatapan tajam dari Razka lalu ia berjalan menghampiri Razka dan meraih tubuh anaknya itu, mengangkatnya dan membawanya berjalan memasuki rumah bersama-sama.
Seperti itulah gambaran masa kecil Razka yang penuh senyuman kebahagiaan dan penuh kasih sayang. Mereka amat menyayangi Razka dan juga anak perempuan mereka. Acara kebersamaan mereka selalu berakhir setelah makan malam selesai, mereka semua akan beristirahat di kamar masing masing.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Nenek mengakhiri sejenak ceritanya ada gurat bahagia di wajahnya saat ia membayangkan kehidupan Razka di waktu kecil. Ia menoleh pada Razka yang sedang tersenyum.
"Sepertinya sangat menyenangkan kehidupan kecilku dulu ya Nek?"
Ucapnya lirih.
Bagaimanapun masa lalu tak dapat diputar kembali karena ia sudah jauh pergi meninggalkan kita. Yang ada hanya diri kita yang saat ini dengan jejak masa lalu dari masing-masing diri kita. Jangan pernah terjebak di masa lalu, yang membuat kita terpuruk karenanya. Adanya masa lalu sebagai pelajaran untuk kita menata masa depan yang lebih baik atau memperbaiki kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu. Pahit manisnya masa lalu itu adalah milik kita dan hanya kita yang dapat merubahnya. Bukankah jelas firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).
Wallaahu a'lam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
20thn berarti si Emilia
di cerita aku merasa anak smp si Emilia itu 😆
2025-02-08
2
himawatidewi satyawira
emil adek razka kl gitu
2022-10-16
1
Thomy Yazid
ada kemungkinan emil adiknya razka..dari golongan darahpun mereka sama soalnya.
2021-11-24
2