Pertemuan

Malam ini Razka dan Nenek akan berkunjung ke kediaman Paman Max. Karna akan membicarakan sesuatu yang penting menyangkut urusan bisnisnya. Selama setengah jam Razka mengendarai motornya bersama Nenek, hingga akhirnya tiba di kediaman Paman Max. Seorang penjaga rumah membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan masuk, Razka mengangguk dan kembali melajukan motornya. Dahi Razka berkerut heran saat mendapati banyak sekali mobil yang terparkir di halaman rumah Paman Max. Razka memarkirkan motornya tak jauh dari deretan mobil yang terparkir di sana. Nenek berjalan terlebih dahulu kemudian disusul Razka yang sedikit berlari kecil.

"Nek, kenapa banyak sekali mobil di halaman rumah Paman? Apakah Paman sedang menerima tamu?"

Tanya Razka pada Nenek saat ia sudah berada di dekatnya.

"Kau akan tahu saat sudah berada di dalam."

Begitu Nenek berucap. Dahi Razka semakin berkerut, apa Nenek sudah mengetahui ini semua? Pikirnya seperti itu. Apa yang ada di dalam sana? Apa sebuah pesta? Pikiran-pikiran itu terus bermunculan di kepala Razka. Begitu mereka memasuki rumah, seorang pelayan menyambut mereka dengan penuh hormat. Pelayan itu membungkukkan tubuhnya dan berkata,

"Tuan sudah menunggu kedatangan Anda? Mari saya antar!"

Pelayan itu berbalik tanpa mengangkat kepalanya kemudian ia berjalan menuntun di hadapan sampai pada sebuah ruangan yang tertutup. Lagi pelayan itu berbalik menghadap Razka dan Nenek lalu membungkukkan tubuhnya.

"Silahkan! Tuan dan yang lainnya menunggu di dalam."

Katanya sambil mengarahkan sebelah tangannya menunjuk pintu yang tertutup, ia lalu membukakan pintu tersebut membiarkan Razka dan Nenek masuk lalu menutup kembali pintunya setelah mereka di dalam.

Saat mereka baru saja melangkahkan kaki dari pintu tersebut dan berjalan mendekati kerumunan laki-laki di ruangan itu ada sekitar 15 orang laki-laki termasuk Paman Max dan Paman Toni. Serentak mereka semua berdiri menghadap Razka dan Nenek lalu membungkukkan tubuh mereka penuh hormat.

"Selamat datang Tuan Muda selamat datang Nyonya Sepuh!"

Seru mereka kompak. Terdengar seperti mereka sudah terbiasa melakukan itu. Razka menatap bingung semua orang di sana. Ia melihat Paman Max juga Paman Toni ikut membungkukkan tubuhnya di antara barisan laki-laki tersebut. Nenek tersenyum lalu mengangguk, ia menepuk punggung Razka menyadarkannya dari lamunan. Membuat Razka menoleh menatap sang Nenek yang tersenyum padanya lalu mengangguk. Nenek berjalan diikuti Razka menuju sebuah kursi yang sepertinya memang disediakan untuk mereka berdua. Nenek duduk di kursi tersebut berdampingan dengan Razka yang masih terlihat kebingungan. Setelah itu semua orang di sana ikut duduk mengelilingi sebuah meja bundar dengan Paman Max dan Paman Toni berada di sisi kanan dan kiri Nenek dan Razka. 

"Tuan Muda!" 

Pama Max membuka suara, menatap Razka dengan raut bingungnya, ia tersenyum.

"Hari ini aku telah mengumpulkan mereka semua. Mereka adalah orang-orang kepercayaan Tuan Besar yang sengaja masih dipekerjakan di perusahaan untuk membuat perusahaan tetap stabil. Selama ini merekalah yang bertugas mengawasi Presdir yang sekarang. Tuan Ferdi, yang sering kali menyalah gunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya. Mereka di sini siap membantu Tuan Muda memimpin perusahaan kembali."

Ucap Paman Max panjang lebar. Razka berusaha menetralkan keterkejutannya ia menatap satu per satu orang yang saat ini ada di hadapannya.

"Katakan apa yang ingin kalian sampaikan!" Paman Max berkata lagi.

"Salam Tuan Muda! Senang melihat Anda selamat dan kembali kepada kami. Kami adalah orang-orang yang dulu dipekerjakan Tuan Besar di perusahaannya. Saat ini perusahaan membutuhkan pemimpin yang lebih bertanggung jawab. Para investor saat ini sudah tidak mempercayai Tuan Ferdi sebagai Presdir. Besok kami akan mengadakan rapat direksi membahas menurunnya saham perusahaan karena sebagian investor menarik saham mereka kembali. Rapat besok akan di hadiri juga oleh para pemegang saham perusahaan."

Seorang laki-laki yang tak jauh berbeda dengan Paman Max menyampaikan apa saja tentang keadaan perusahaan.

"Jadi... Kami meminta Tuan Muda agar hadir dalam rapat besok membahas masalah saham yang melonjak turun juga memperkenalkan Tuan Muda pada mereka yang hadir di sana sebagai Presdir yang sah yang akan segera menggantikan Tuan Ferdi."

Laki-laki lain menimpali sambil menatap Razka. Razka menoleh pada Nenek meminta pendapat Nenek. Nenek mengangguk tersenyum. 

"Baiklah. Aku akan hadir besok, tapi bagaimana aku akan pergi ke sana?" Tanya Razka dengan raut bingung.

"Anda akan ditemani sekertaris Anda Tuan, dialah yang akan menemani Tuan kemanapun Tuan pergi." Ucap Paman Max menambah kebingungan Razka.

"Sekretaris? Siapa Paman?" Tanya Razka

"Masuklah! Perkenalkan dirimu pada Tuan Muda!"

Paman Max berkata dengan sedikit menaikkan nada suaranya. Seseorang membuka pintu dan melangkah mendekati mereka. Mata Razka membelalak menatap orang yang baru saja memasuki ruangan tersebut. Ia berdiri menghampiri orang itu menatapnya tak percaya.

"Ke mana saja kau selama ini hah? Apa kau bosan berteman denganku? Kau pergi tanpa pamit padaku." Razka memukul lengan orang yang baru saja datang.

"Maafkan saya Tuan Muda. Saya harus mempersiapkan diri saya agar layak mendampingi Tuan Muda kelak."

Razka semakin terkejut mengapa juga sahabatnya kini ikut memanggilnya Tuan Muda.

"Apa yang kau katakan? Kau ini sabahatku Ren. Tak perlu memanggilku Tuan Muda seperti mereka. Kau saudaraku."

Razka tidak terima Rendy sahabat yang telah dianggapnya seperti saudara memanggilnya Tuan Muda. Rendy membungkukkan tubuhnya dan berkata,

"Maafkan saya Tuan Muda. Ini merupakan tugas saya sebagai orang yang akan selalu mendampingi Tuan Muda ke manapun di manapun." Ucap Rendy tegas.

"Hhhaahhhh." Razka menghela nafas frustasi terlalu mengejutkan untuknya semua ini. Ia kembali duduk menjatuhkan tubuhnya di atas kursi membanting punggungnya pada sandaran kursi. Razka memijit pelipisnya ia merasa pusing dengan semua ini.

"Rendy akan mendampingimu dia akan membantumu di sana. Dia akan mengajarimu tentang semuanya. Kau bisa percaya padanya."

Kali ini Neneklah yang angkat bicara. Razka pasrah tak berdaya dengan semua ini. Namun ia akan mengikuti permainan ini sampai akhir demi merebut Emil dari tangan para iblis itu. Ia hanya harus berwibawa dan berkarisma. Dan meyakinkan para pemegang saham dengan penampilannya besok. Rendy berjalan mendekat, ia menggeser satu kursi yang kosong dan duduk di sana. Razka terus memandangi Rendy, tatapannya tetap berfokus pada Rendy yang kini terlihat dingin sekali.

'*A*pa yang terjadi padanya? Kenapa sikapnya sekarang berubah seperti itu? Menyebalkan sekali.'

Razka berucap dalam hati sambil bersedekap dada. Ia lalu membuang pandangannya dari Rendy menundukkan kepala menatap lantai di sana. Memijit-mijit pelipisnya dan menghela nafas.

"Hhhaaahh. Baiklah. Apa yang harus aku lakukan besok untuk menarik para investor itu?" Tanyanya kemudian. Mungkin ini sudah takdirnya.

"Tuan hanya harus bersikap meyakinkan mereka agar tidak menarik kembali saham yang sudah mereka tanam di perusahaan kita. Kami yakin mereka akan berfikir ulang untuk menarik saham mereka begitu melihat kedatangan Tuan." Ucap salah satu laki-laki di sana.

"Rendy akan mengajarimu semuanya, dia selama ini menghilang karna harus mempersiapkan diri untuk membantumu di perusahaan. Percaya padanya seperti Ayahmu percaya pada Max!"

Seru Nenek sambil mengusap lengan Razka. Razka menoleh menatap Nenek dan mengangguk.

"Baiklah. Persiapkan diri kalian menyambut Presdir baru. Dan juga membantunya menjalankan perusahaan. Kita akan bangun kembali perusahaan itu agar lebih maju di tangan Tuan Muda."

Kali ini Paman Max yang berbicara menutup pertemuannya itu, ia lalu berdiri dari duduknya diikuti semua laki-laki di sana kecuali Razka dan Nenek.

"Baik Tuan!"

Tanpa aba-aba setelah mengatakan itu mereka berbalik melangkah keluar dari ruangan itu. Saat ini, hanya ada Paman Max, Rendy, Nenek dan Razka di dalam ruangan itu.

"Kau hutang penjelasan padaku!"

Seru Razka memecah keheningan di dalam ruangan itu, jarinya bergerak menunjuk ke arah Rendy. Rendy menatap Razka dengan tersenyum sebelum berbicara.

"Bukankah sudah jelas ku katakan aku pergi untuk menjadi layak berada disampingmu Tuan Muda!"

Razka berdecak kesal lagi dan lagi.

"Hentikan memanggilku Tuan Muda saat hanya ada kita saja. Aku muak mendengarnya."

Razka memutar bola mata malas. Ia tidak ingin merasa jauh ketika sedang bersama seperti saat ini karena kalimat 'Tuan Muda' itu. Rendy menoleh menatap Paman Max yang menganggukkan kepalanya dan itu tak lepas dari perhatian Razka.

"Ckkk... Apa Paman yang memintanya untuk bersikap seperti itu? Ayolah Paman saat hanya ada kita di sini jangan menggunakan kata itu."

Razka merasa kesal dengan perubahan sikap semua orang di sekitarnya.

"Baiklah Nak! Paman mengerti. Rendy pergi untuk belajar mempersiapkan diri karna ia ingin menjadi orang berguna saat mendampingimu nanti."

Jawab Paman Max sambil tersenyum hangat. Razka hanya menghela nafas lelah.

"Kau... Jangan bersikap seperti ini padaku saat hanya ada kita berdua saja. Kau boleh bersikap seperti ini saat ada orang lain saja. Aku tidak suka kita jauh karna kalimat 'Tuan Muda' itu."

Ujar Razka mengatakan ketidak sukaannya atas sikap Rendy saat ini.

"Hhmmm. Baiklah Tuan Muda. Aku tidak akan melakukannya selain di hadapan orang lain." 

Rendy tersenyum mengejek.

"Kau!"

Razka bangkit berdiri hendak mendekati Rendy namun Nenek segera memegang lengannya memintanya untuk duduk kembali.

"Sudahlah... Kalian jangan meributkan hal seperti ini lagi. Lebih baik kau mempersiapkan diri untuk besok Nak!"

Ucap Nenek dengan lembut dan senyuman hangat.

"Hhmm. Baiklah. Paman sepertinya kami harus segera pulang. Ini sudah sangat malam Nenek harus beristirahat."

Razka bangkit diikuti oleh semua orang di sana. 

"Baiklah. Rendy akan mengantar Anda berdua." 

Kata Paman Max yang disambut decakan lidah dari Razka karna merasa kesal. Ia tak berbicara apapun lagi hanya melangkah berjalan menuju pintu meniggalkan ruangan itu diikuti Nenek, Paman Max juga Rendy.

Pada akhirnya Razka dan Nenek pulang diantar Rendy dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan Pama. Max tentunya. Cukup untuk malam ini. Di dalam mobil Razka mencecar Rendy dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Rendy menghembuskan nafas lelah mendengarnya. Ia sudah menceritakan alasannya pergi tanpa pamit. Dan sekarang ia sudah siap mendampingi Razka mengembangkan perusahaan milik keluarganya lagi.

Segala sesuatu akan menjadi baik saat berada di tangan yang tepat.

Terpopuler

Comments

Ardika Zuuly Rahmadani

Ardika Zuuly Rahmadani

cakep👍👍

2021-07-21

1

yuanita

yuanita

jodoh tuan muda aisyah ya thoor 😍😍

2021-02-15

3

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

dan untk luna...ku yakin kau akn mngemis cinta pda razka 😁😁😁😁 hahaaa

2021-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pagi Hari
3 Kampus
4 Seperti Biasa
5 Emilia
6 Dua Tahun Lalu
7 Emilia II
8 Luna
9 Kelulusan
10 Awal Baru
11 Paman Toni
12 Kenyataan
13 Mulai Berbicara
14 20 Tahun Silam
15 Tragedi 20 Tahun Silam
16 20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17 20 Tahun Silam Ketamakan
18 20 Tahun Silam Niat Terselubung
19 Sebuah Kebenaran
20 Pertemuan
21 Paman Max
22 Paman Max Pencarian
23 Paman Max Menemukan
24 Paman Max Kembali
25 Paman Max Kejadian Tak Terduga
26 Kedatangan Razka
27 Hilang
28 Mencari Emil
29 Menemukan
30 Haru
31 Bertemu Nenek
32 Emil Dan Paman Max
33 Rumah Baru
34 Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35 Rindu
36 Drama
37 Rencana
38 Rencana Berjalan
39 Pembalasan
40 Dibuang
41 Alasan
42 Berita
43 Konferensi Pers
44 Kejutan Kecil
45 Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46 Pertemuan
47 Siapa?
48 Sebuah Teka-Teki
49 Siapa Mereka???
50 Tamu Tak Diundang
51 Mulai Pendekatan
52 Penolakan
53 Usaha Razka
54 Siapa Atmaja?
55 Diterima
56 Janji Ayah
57 Menunaikan Janji Ayah
58 Hari Bahagia Mia
59 Kejutan Untuk Hendi
60 Sony Atmaja
61 Peristiwa Berdarah
62 Mengembalikan Pada Pemiliknya
63 Asisten Pribadi Hendi
64 Melamar Aisyah
65 Kehilangan
66 Mencari Jejak Aisyah
67 Sebuah Undangan
68 Memenuhi Undangan
69 Niat Terselubung Nyonya Quin
70 Terpesona
71 Melebihi Manisnya Madu
72 Keharuan
73 Hari Yang Dinanti
74 Janji Dihadapan Tuhan
75 Mendekatkan Diri
76 Permintaan Kecil Aisyah
77 Malam Perpisahan
78 Kedatangan Subroto
79 Sisi Lain Aisyah
80 Luna Lagi
81 Rasa Cemas Dan Amarah
82 Siap Menjadi Makmum
83 Segala Rasa
84 Malam Mendebarkan
85 Malam Mendebarkan II
86 Mencoba Menerima
87 Dua Gadis Misterius
88 Mengungkap Misteri
89 Tabir Masa Lalu
90 Tabir Masa Lalu II
91 Tabir Masa Lalu III
92 Tabir Masa Lalu IV
93 Tabir Masa Lalu V
94 Kasih Sayang
95 Kemesraan
96 Keluarga Harmonis
97 Mengunjungi Restauran
98 Rencana Kunjungan
99 Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100 Pembalasan Kedua
101 Panik
102 Kencan
103 Aisyah
104 Aisyah II
105 Aisyah III
106 Honeymoon
107 Cerita
108 Waktu Berdua
109 Sebuah Kisah Lama
110 Visual Tokoh Dalam Cerita
111 Kisah Kelam Masa Lalu
112 Sekolah
113 Bullying
114 Orang Misterius
115 Acara Sekolah
116 Sesuatu Terjadi
117 Terjadi Lagi
118 Menjemput Aisyah
119 Keadaan Aisyah
120 Siapa Lagi?
121 Dia Lagi?
122 Deri
123 Ketakutan Aisyah
124 Kekeluargaan
125 Bulan Madu Lagi
126 Kakek Juna
127 Perasaan Aneh
128 Pertemuan II
129 Pertemuan III
130 Pertemuan IV
131 Pertemuan V
132 Benang Tipis
133 Merelakan Dan Menerima
134 Malam Hangat
135 Ngidam
136 Ketakutan
137 Kejutan
138 Ayah
139 Orang Asing
140 Orang Asing II
141 Bertemu Ibu
142 Keputusan
143 Keputusan Emilia
144 Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145 Luka Lama
146 Luka Lama II
147 Mencoba Menerima
148 Semua Demi...
149 Semua Demi... II
150 Dia Alasanku...
151 Dia Alasanku... II
152 Dia Alasanku... III
153 Kemelut Hati Rendy
154 Pilihan
155 Berkumpul Kembali
156 Kasih Sayang Tak Terbatas
157 Pengampunan
158 Pengampunan II
159 Hendi, Deri, Mirna
160 Bertemu Mirna
161 Bertemu Mirna II
162 Bertemu Mirna III
163 Keputusan Hendi
164 Kembalinya Mirna
165 Hari Yang Melelahkan
166 Kejutan Rendy
167 Kepergian Razka
168 Dilema Aisyah
169 Hantaman
170 Memahami Keadaan
171 Titik Temu
172 Titik Temu II
173 Jalan Buntu
174 Kemalangan
175 Gugur
176 Tahun kesedihan
177 Kejadian Malam Itu
178 Melarikan Diri
179 Pesan Beracun
180 Kedatangan Aisyah
181 Pembalasan Aisyah
182 Panik
183 Pulang
184 Rencana
185 Wanita Hebat
186 Kunjungan
187 Malam Akhir Pekan
188 Orang Dari Masa Lalu
189 Tidak Jadi
190 Bodoh
191 Perjuangan Seorang Wanita
192 Little Ayra
193 Fachru
194 Fachru II
195 Kecemasan
196 Rapat
197 Keanehan
198 Rencana Pernikahan Emil
199 Perasaan
200 Tak Perlu Risau
201 Pemeriksaan
202 Pemeriksaan Lanjutan
203 Permintaan Lagi
204 Penyatuan Keluarga
205 Pernikahan Emilia
206 Keikhlasan
207 Takdir Yang Harus Diterima The End
208 Pengumuman
209 Side Story' (Razka)
210 Side Story' (Razka)
211 Awal Kehidupan Baru
212 Bekerja
213 Persaudaraan Razka
214 Teman Baru
215 Kedekatan
216 Rencana Perjodohan
217 Siapa Yang Kau Pilih?
218 Takdir Yang Tak Terduga (END)
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Perkenalan
2
Pagi Hari
3
Kampus
4
Seperti Biasa
5
Emilia
6
Dua Tahun Lalu
7
Emilia II
8
Luna
9
Kelulusan
10
Awal Baru
11
Paman Toni
12
Kenyataan
13
Mulai Berbicara
14
20 Tahun Silam
15
Tragedi 20 Tahun Silam
16
20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17
20 Tahun Silam Ketamakan
18
20 Tahun Silam Niat Terselubung
19
Sebuah Kebenaran
20
Pertemuan
21
Paman Max
22
Paman Max Pencarian
23
Paman Max Menemukan
24
Paman Max Kembali
25
Paman Max Kejadian Tak Terduga
26
Kedatangan Razka
27
Hilang
28
Mencari Emil
29
Menemukan
30
Haru
31
Bertemu Nenek
32
Emil Dan Paman Max
33
Rumah Baru
34
Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35
Rindu
36
Drama
37
Rencana
38
Rencana Berjalan
39
Pembalasan
40
Dibuang
41
Alasan
42
Berita
43
Konferensi Pers
44
Kejutan Kecil
45
Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46
Pertemuan
47
Siapa?
48
Sebuah Teka-Teki
49
Siapa Mereka???
50
Tamu Tak Diundang
51
Mulai Pendekatan
52
Penolakan
53
Usaha Razka
54
Siapa Atmaja?
55
Diterima
56
Janji Ayah
57
Menunaikan Janji Ayah
58
Hari Bahagia Mia
59
Kejutan Untuk Hendi
60
Sony Atmaja
61
Peristiwa Berdarah
62
Mengembalikan Pada Pemiliknya
63
Asisten Pribadi Hendi
64
Melamar Aisyah
65
Kehilangan
66
Mencari Jejak Aisyah
67
Sebuah Undangan
68
Memenuhi Undangan
69
Niat Terselubung Nyonya Quin
70
Terpesona
71
Melebihi Manisnya Madu
72
Keharuan
73
Hari Yang Dinanti
74
Janji Dihadapan Tuhan
75
Mendekatkan Diri
76
Permintaan Kecil Aisyah
77
Malam Perpisahan
78
Kedatangan Subroto
79
Sisi Lain Aisyah
80
Luna Lagi
81
Rasa Cemas Dan Amarah
82
Siap Menjadi Makmum
83
Segala Rasa
84
Malam Mendebarkan
85
Malam Mendebarkan II
86
Mencoba Menerima
87
Dua Gadis Misterius
88
Mengungkap Misteri
89
Tabir Masa Lalu
90
Tabir Masa Lalu II
91
Tabir Masa Lalu III
92
Tabir Masa Lalu IV
93
Tabir Masa Lalu V
94
Kasih Sayang
95
Kemesraan
96
Keluarga Harmonis
97
Mengunjungi Restauran
98
Rencana Kunjungan
99
Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100
Pembalasan Kedua
101
Panik
102
Kencan
103
Aisyah
104
Aisyah II
105
Aisyah III
106
Honeymoon
107
Cerita
108
Waktu Berdua
109
Sebuah Kisah Lama
110
Visual Tokoh Dalam Cerita
111
Kisah Kelam Masa Lalu
112
Sekolah
113
Bullying
114
Orang Misterius
115
Acara Sekolah
116
Sesuatu Terjadi
117
Terjadi Lagi
118
Menjemput Aisyah
119
Keadaan Aisyah
120
Siapa Lagi?
121
Dia Lagi?
122
Deri
123
Ketakutan Aisyah
124
Kekeluargaan
125
Bulan Madu Lagi
126
Kakek Juna
127
Perasaan Aneh
128
Pertemuan II
129
Pertemuan III
130
Pertemuan IV
131
Pertemuan V
132
Benang Tipis
133
Merelakan Dan Menerima
134
Malam Hangat
135
Ngidam
136
Ketakutan
137
Kejutan
138
Ayah
139
Orang Asing
140
Orang Asing II
141
Bertemu Ibu
142
Keputusan
143
Keputusan Emilia
144
Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145
Luka Lama
146
Luka Lama II
147
Mencoba Menerima
148
Semua Demi...
149
Semua Demi... II
150
Dia Alasanku...
151
Dia Alasanku... II
152
Dia Alasanku... III
153
Kemelut Hati Rendy
154
Pilihan
155
Berkumpul Kembali
156
Kasih Sayang Tak Terbatas
157
Pengampunan
158
Pengampunan II
159
Hendi, Deri, Mirna
160
Bertemu Mirna
161
Bertemu Mirna II
162
Bertemu Mirna III
163
Keputusan Hendi
164
Kembalinya Mirna
165
Hari Yang Melelahkan
166
Kejutan Rendy
167
Kepergian Razka
168
Dilema Aisyah
169
Hantaman
170
Memahami Keadaan
171
Titik Temu
172
Titik Temu II
173
Jalan Buntu
174
Kemalangan
175
Gugur
176
Tahun kesedihan
177
Kejadian Malam Itu
178
Melarikan Diri
179
Pesan Beracun
180
Kedatangan Aisyah
181
Pembalasan Aisyah
182
Panik
183
Pulang
184
Rencana
185
Wanita Hebat
186
Kunjungan
187
Malam Akhir Pekan
188
Orang Dari Masa Lalu
189
Tidak Jadi
190
Bodoh
191
Perjuangan Seorang Wanita
192
Little Ayra
193
Fachru
194
Fachru II
195
Kecemasan
196
Rapat
197
Keanehan
198
Rencana Pernikahan Emil
199
Perasaan
200
Tak Perlu Risau
201
Pemeriksaan
202
Pemeriksaan Lanjutan
203
Permintaan Lagi
204
Penyatuan Keluarga
205
Pernikahan Emilia
206
Keikhlasan
207
Takdir Yang Harus Diterima The End
208
Pengumuman
209
Side Story' (Razka)
210
Side Story' (Razka)
211
Awal Kehidupan Baru
212
Bekerja
213
Persaudaraan Razka
214
Teman Baru
215
Kedekatan
216
Rencana Perjodohan
217
Siapa Yang Kau Pilih?
218
Takdir Yang Tak Terduga (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!