Awal Baru

Tepat hari ini adalah hari dimana Razka dan Paman Max mencari lokasi yang tepat juga strategis untuk membangun sebuah restauran di sana. Setelah mendapatkan tempat yang menurut Paman Max tepat untuknya mengembangkan usahanya, maka dengan segera ia mempersiapkan segalanya dibantu Paman Max dan istrinya. Sementara sahabatnya Rendy entah kemana dia saat ini yang pasti dia sejak kemarin sudah tidak terlihat lagi. 

Lokasi yang dipilih Paman Max berada tepat di jantung kota yang selalu padat dengan hiruk pikuk penduduk. Karena di sanalah terdapat perkantoran juga ada taman yang selalu ramai saat menjelang sore hari. Ia harus menghabiskan seluruh tabungannya untuk membangun restauran ini tentunya dengan tambahan dana dari Paman Max. Ia kembali ke titik nol untuk membangun mental juga usahanya sendiri. Dan setelah melakukan persiapan saat ini mereka sedang berkumpul di tempat tersebut rencannya lusa mereka akan segera membuka restauran itu. Ada Razka di sana ditemani sang Nenek. Ia ingin sekali bertanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya selama ini yaitu tentang Ayah dan Ibunya. Mereka kini sedang menunggu seseorang kata Paman Max dia adalah teman lamanya.

"Nek, mmmm..." Razka ragu untuk mengatakannya ia menatap Neneknya lalu menundukan pandangannya ke bawah dan menghela nafas.

"Ada apa? Katakan saja! Nenek akan dengarkan." Kata Nenek meyakinkan. Razka mendongakkan kepala menatap netra renta sang Nenek. Terlihat kelopak mata yang sudah keriput itu menatapnya dengan damai. Razka meyakinkan hatinya untuk bertanya ia harus tahu tentang semua itu.

"Nek, apa Razka boleh tahu siapa dan di mana orang tua Razka saat ini Nek? Razka sangat ingin mengetahuinya Nek. Maafkan Razka, tapi Razka bersungguh-sungguh Nek."

Lama sang Nenek menatap netra hitam Cucunya tersebut, jelas sekali terlihat di sana bahwa ia begitu ingin jawaban dari sang Nenek. Kemudian Nenek tersenyum dan mengangguk lalu berkata,

"Lusa! Lusa kita akan menemui mereka di tempat mereka berada. Sudah saatnya kau mengetahui semuanya Nak. Nenek tidak akan menutup-nutupi hal ini lagi. Bersabarlah sampai lusa kau akan mengetahui siapa orang tuamu." 

Nenek mengusap wajah sang Cucu dengan lembut Razka mengangkat tangannya dan memegang tangan keriput sang Nenek lalu menciumnya dengan penuh hormat dan kasih sayang.

"Terimakasih Nek, Razka akan sabar menunggu sampai lusa." 

Ia tersenyum lalu bangkit dari sana saat melihat Paman Max berjalan menghampiri bersama seseorang. Entah apa yang terjadi begitu mereka sudah dekat hanya beberapa langkah saja dari tempat Razka, mereka berhenti. Bukan, bukan mereka tetapi seseorang yang bersama Paman Max ia menghentikan langkahnya dan membuat langkah Paman Max berhenti. Razka mengernyit, lalu berjalan mendekati ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan melangkah penuh wibawa.

Setelah mengikis jarak dari mereka berdua Razka dapat melihat raut wajah seseorang itu begitu terkejut saat melihatnya membuatnya semakin mengerutkan dahinya. Ia tersenyum lalu mengeluarkan tangannya dari saku celananya dan mengangkatnya hendak menyalami seseorang yang kata Paman Max adalah teman lamanya.

"Selamat datang, terimakasih sudah bersedia untuk hadir disini." 

Razka masih menggantungkan tangannya di udara menunggu tamunya tersebut menyambut tangannya. Tapi, bukan sambutan jabat tangan yang ia terima, secara tiba-tiba orang itu membungkukkan tubuhnya penuh hormat dan berkata,

"Tuan Muda!" 

Terdengar lirih sekali.

'*W*ajahnya sama persis dengan Tuan Besar mengingatkanku saat pertama kali bertemu dengan Tuan Besar untuk bekerja kepadanya. Aku berjanji akan melayani Tuan Muda seperti aku melayani Tuan Besar dahulu. Aku berjanji karena hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membalas semua kebaikan Tuan Besar terhadap keluargaku.'

Ia bergumam dalam hati. Razka yang awalnya tersenyum kini hanya mengerutkan dahinya bingung. Ia tidak mengetahui siapa orang yang dibawa Paman Max, dan yang mengejutkannya ia pun sama memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda seperti saat bertemu dengan Paman Max untuk pertama kalinya. Razka menarik tangannya lalu mengusap tengkuknya serba salah.

"Mmm. Paman maafkan saya. Tapi apa kita sudah saling mengenal?" 

Tanya Razka dengan raut bingung, orang itu lalu mendongak menatap wajah Razka yang terlihat begitu bingung lalu menatap wajah Max yang tersenyum tipis. Sesuai dugaan Max temannya itu tak dapat menahan diri saat bertemu langsung dengan Razka. Akhirnya ia menegakkan kembali tubuhnya dan, 

"Ekhemmm," berdehem pelan menetralkan sikap terkejutnya yang membuat Razka kebingungan. Lalu ia mengangkat tangannya hendak berjabat dengan Razka, Razka menjabat tangannya.

"Maafkan saya Tuan, saya Toni saya teman lama Tuan Max. Dan ia menawari saya untuk bekerja dengan Anda sebagai Chef di sini." Orang bernama Toni itu tersenyum. Jika dilihat umurnya tak jauh berbeda dengan Paman Max.

"Baiklah Paman, cukup panggil saya Razka, tidak perlu dengan sebutan Tuan. Mari kita duduk dulu setelah itu kita lanjutkan obrolan kita."

Razka menuntun keduanya menuju ke tempat duduk di mana sang Nenek berada saat ini. Untuk kedua kalinya Toni terkejut. Sekian lama ia tak bertemu dan melihat langsung seseorang yang begitu ia hormati layaknya Ibu sendiri. Seseorang yang sudah begitu baik terhadap ia dan keluarganya. Seseorang itu adalah Nenek.

"Nyo-Nyonya Besar! Apakah benar ini Anda?" 

Tanyanya dengan terbata karena terkejut melihat sang Nenek kini di hadapannya. Nenek tersenyum lalu mengangguk. Sementara Razka kembali dibuat bingung dengan situasi saat ini.

"Silahkan. Mari kita mulai diskusinya."

Nenek berucap penuh wibawa suaranya masih terdengar merdu sama seperti dulu. Meski kini semakin terlihat renta karna usia Nenek sudah tidak lagi muda.

Mereka pun duduk bersama di satu meja bundar membahas segala sesuatu untuk pembukaan restauran milik Razka tersebut. Hingga menjelang sore mereka mengakhiri pertemuan itu. 

"Baiklah Paman, saya berharap Paman bisa bekerja sama dengan saya. Bersama kita mengembangkan usaha ini."

Ucap Razka mengakhiri pertemuan itu.

"Terimakasih sudah memberikan kepercayaan kepada saya. Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa tapi saya akan selalu berusaha dengan segala kemampuan yang saya miliki untuk dapat mengembangkan usaha milik Anda." 

Ucapnya tegas dan meyakinkan. Membuat Razka menganggukkan kepalanya lalu beranjak berdiri dan menjabat tangan Toni sebelum mereka berpisah. Paman Max mengantar temannya kembali menuju parkiran di mana tempat mobilnya berada.

"Terimakasih sudah setia kepada keluarga ini. Aku harap kau dapat membantu Tuan Muda berkembang dalam bisnisnya." 

Ucap Paman Max kepada temannya tersebut.

"Saya dapat melihat potensi yang besar pada diri Tuan Muda Tuan, saya yakin Tuan Muda akan dengan mudah menjalankan bisnisnya tersebut. Karena Tuan sendirilah yang langsung terjun membimbingnya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin membantu Tuan mlMuda, terimakasih karena mempercayakan hal ini kepada saya." 

Ucap Toni lalu membungkukkan tubuhnya sebelum masuk ke dalam mobil dan pergi. Pama Max hanya mengangguk. Ia percaya bahwa Toni dapat dipercaya karena ia adalah salah satu orang kepercayaan keluarga Pratama. Setelah itu ia kembali menemui Razka dan Nenek kemudian mengantar mereka kembali menuju rumah sederhana mereka yang selama ini mereka tempati berdua. Sebenarnya Max sudah menawarkan rumah yang lebih besar dengan fasilitas yang lengkap, namun Razka menolaknya dan Nenek mendukung keputusannya. Ia ingin tetap menempati rumah itu sebagai rumahnya dan Nenek. 

"Istirahatlah Nek, Razka tau Nenek lelah. Razka tidak ingin Nenek sakit karna terlalu lelah." 

Razka membantu Nenek berbaring di ranjangnya. Menyelimuti tubuh dan mencium dahi yang sudah dipenuhi dengan keriput di sana. Nenek mengangguk.

"Iya, kau juga istirahatlah jangan terlalu memikirkan apa yang akan terjadi esok. Tidurlah. Nenek pun akan tidur."

Ia mengangguk lalu beranjak pergi dari kamar sang Nenek. Sepeninggal Cucunya Nenek masih belum memejamkan matanya ia menatap langit langit kamar dan bergumam pelan.

"Lihatlah putramu, saat ini ia sudah dewasa. Ia tampan persis seperti dirimu waktu muda anakku. Berbahagialah di sana karena Razka adalah pria kuat dan sekarang ia sudah mulai membuka jalannya sendiri. Suatu hari nanti putramulah yang akan memimpin kembali perusahaan yang kau bangun dulu. Berbahagialah putraku di alam sana." 

Nenek meneteskan air mata di wajah keriputnya. Namun tak berselang lama ia memejamkan matanya dan hanyut di alam mimpi. Sementara Razka setelah membersihkan diri dan menunaikan kewajibannya ia merebahkan dirinya di atas kasur kecil di kamarnya yang terbilang sempit. Hanya ada kasur di atas lantai juga lemari kecil tempatnya menyimpan segala miliknya. Ia bergumam sebelum memejamkan matanya.

"Ayah, Ibu, sebenarnya di mana kalian? Kenapa selama ini Nenek tidak pernah menceritakan tentang kalian kepadaku. Nenek selalu bilang kalian adalah orang-orang baik yang selalu mementingkan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Selalu seperti itu setiap aku bertanya tentang kalian. Tapi Nenek berjanji lusa ia akan membawaku ke tempat kalian. Dan aku harus bersabar sampai lusa untuk bertemu dengan kalian. Aku menyayangi kalian meski tak pernah melihat wajah kalian seperti apa dan dimana selama ini kalian tinggal. T Aku ingin bertemu ayah dan ibu..."l

Setelah itu ia memejamkan matanya da sama sama hanyut dalam buaian alam mimpi...

Terpopuler

Comments

Ardika Zuuly Rahmadani

Ardika Zuuly Rahmadani

mungkinkah ibunya emil juga ibunya razka🤭🤭🤭🤭

2021-07-19

1

Ana

Ana

Hadir

2021-04-09

1

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

mngkin ayahmu pratama udh brsma pncipta.tp untk ibumu k mngkinan msh ad

2021-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pagi Hari
3 Kampus
4 Seperti Biasa
5 Emilia
6 Dua Tahun Lalu
7 Emilia II
8 Luna
9 Kelulusan
10 Awal Baru
11 Paman Toni
12 Kenyataan
13 Mulai Berbicara
14 20 Tahun Silam
15 Tragedi 20 Tahun Silam
16 20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17 20 Tahun Silam Ketamakan
18 20 Tahun Silam Niat Terselubung
19 Sebuah Kebenaran
20 Pertemuan
21 Paman Max
22 Paman Max Pencarian
23 Paman Max Menemukan
24 Paman Max Kembali
25 Paman Max Kejadian Tak Terduga
26 Kedatangan Razka
27 Hilang
28 Mencari Emil
29 Menemukan
30 Haru
31 Bertemu Nenek
32 Emil Dan Paman Max
33 Rumah Baru
34 Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35 Rindu
36 Drama
37 Rencana
38 Rencana Berjalan
39 Pembalasan
40 Dibuang
41 Alasan
42 Berita
43 Konferensi Pers
44 Kejutan Kecil
45 Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46 Pertemuan
47 Siapa?
48 Sebuah Teka-Teki
49 Siapa Mereka???
50 Tamu Tak Diundang
51 Mulai Pendekatan
52 Penolakan
53 Usaha Razka
54 Siapa Atmaja?
55 Diterima
56 Janji Ayah
57 Menunaikan Janji Ayah
58 Hari Bahagia Mia
59 Kejutan Untuk Hendi
60 Sony Atmaja
61 Peristiwa Berdarah
62 Mengembalikan Pada Pemiliknya
63 Asisten Pribadi Hendi
64 Melamar Aisyah
65 Kehilangan
66 Mencari Jejak Aisyah
67 Sebuah Undangan
68 Memenuhi Undangan
69 Niat Terselubung Nyonya Quin
70 Terpesona
71 Melebihi Manisnya Madu
72 Keharuan
73 Hari Yang Dinanti
74 Janji Dihadapan Tuhan
75 Mendekatkan Diri
76 Permintaan Kecil Aisyah
77 Malam Perpisahan
78 Kedatangan Subroto
79 Sisi Lain Aisyah
80 Luna Lagi
81 Rasa Cemas Dan Amarah
82 Siap Menjadi Makmum
83 Segala Rasa
84 Malam Mendebarkan
85 Malam Mendebarkan II
86 Mencoba Menerima
87 Dua Gadis Misterius
88 Mengungkap Misteri
89 Tabir Masa Lalu
90 Tabir Masa Lalu II
91 Tabir Masa Lalu III
92 Tabir Masa Lalu IV
93 Tabir Masa Lalu V
94 Kasih Sayang
95 Kemesraan
96 Keluarga Harmonis
97 Mengunjungi Restauran
98 Rencana Kunjungan
99 Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100 Pembalasan Kedua
101 Panik
102 Kencan
103 Aisyah
104 Aisyah II
105 Aisyah III
106 Honeymoon
107 Cerita
108 Waktu Berdua
109 Sebuah Kisah Lama
110 Visual Tokoh Dalam Cerita
111 Kisah Kelam Masa Lalu
112 Sekolah
113 Bullying
114 Orang Misterius
115 Acara Sekolah
116 Sesuatu Terjadi
117 Terjadi Lagi
118 Menjemput Aisyah
119 Keadaan Aisyah
120 Siapa Lagi?
121 Dia Lagi?
122 Deri
123 Ketakutan Aisyah
124 Kekeluargaan
125 Bulan Madu Lagi
126 Kakek Juna
127 Perasaan Aneh
128 Pertemuan II
129 Pertemuan III
130 Pertemuan IV
131 Pertemuan V
132 Benang Tipis
133 Merelakan Dan Menerima
134 Malam Hangat
135 Ngidam
136 Ketakutan
137 Kejutan
138 Ayah
139 Orang Asing
140 Orang Asing II
141 Bertemu Ibu
142 Keputusan
143 Keputusan Emilia
144 Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145 Luka Lama
146 Luka Lama II
147 Mencoba Menerima
148 Semua Demi...
149 Semua Demi... II
150 Dia Alasanku...
151 Dia Alasanku... II
152 Dia Alasanku... III
153 Kemelut Hati Rendy
154 Pilihan
155 Berkumpul Kembali
156 Kasih Sayang Tak Terbatas
157 Pengampunan
158 Pengampunan II
159 Hendi, Deri, Mirna
160 Bertemu Mirna
161 Bertemu Mirna II
162 Bertemu Mirna III
163 Keputusan Hendi
164 Kembalinya Mirna
165 Hari Yang Melelahkan
166 Kejutan Rendy
167 Kepergian Razka
168 Dilema Aisyah
169 Hantaman
170 Memahami Keadaan
171 Titik Temu
172 Titik Temu II
173 Jalan Buntu
174 Kemalangan
175 Gugur
176 Tahun kesedihan
177 Kejadian Malam Itu
178 Melarikan Diri
179 Pesan Beracun
180 Kedatangan Aisyah
181 Pembalasan Aisyah
182 Panik
183 Pulang
184 Rencana
185 Wanita Hebat
186 Kunjungan
187 Malam Akhir Pekan
188 Orang Dari Masa Lalu
189 Tidak Jadi
190 Bodoh
191 Perjuangan Seorang Wanita
192 Little Ayra
193 Fachru
194 Fachru II
195 Kecemasan
196 Rapat
197 Keanehan
198 Rencana Pernikahan Emil
199 Perasaan
200 Tak Perlu Risau
201 Pemeriksaan
202 Pemeriksaan Lanjutan
203 Permintaan Lagi
204 Penyatuan Keluarga
205 Pernikahan Emilia
206 Keikhlasan
207 Takdir Yang Harus Diterima The End
208 Pengumuman
209 Side Story' (Razka)
210 Side Story' (Razka)
211 Awal Kehidupan Baru
212 Bekerja
213 Persaudaraan Razka
214 Teman Baru
215 Kedekatan
216 Rencana Perjodohan
217 Siapa Yang Kau Pilih?
218 Takdir Yang Tak Terduga (END)
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Perkenalan
2
Pagi Hari
3
Kampus
4
Seperti Biasa
5
Emilia
6
Dua Tahun Lalu
7
Emilia II
8
Luna
9
Kelulusan
10
Awal Baru
11
Paman Toni
12
Kenyataan
13
Mulai Berbicara
14
20 Tahun Silam
15
Tragedi 20 Tahun Silam
16
20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17
20 Tahun Silam Ketamakan
18
20 Tahun Silam Niat Terselubung
19
Sebuah Kebenaran
20
Pertemuan
21
Paman Max
22
Paman Max Pencarian
23
Paman Max Menemukan
24
Paman Max Kembali
25
Paman Max Kejadian Tak Terduga
26
Kedatangan Razka
27
Hilang
28
Mencari Emil
29
Menemukan
30
Haru
31
Bertemu Nenek
32
Emil Dan Paman Max
33
Rumah Baru
34
Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35
Rindu
36
Drama
37
Rencana
38
Rencana Berjalan
39
Pembalasan
40
Dibuang
41
Alasan
42
Berita
43
Konferensi Pers
44
Kejutan Kecil
45
Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46
Pertemuan
47
Siapa?
48
Sebuah Teka-Teki
49
Siapa Mereka???
50
Tamu Tak Diundang
51
Mulai Pendekatan
52
Penolakan
53
Usaha Razka
54
Siapa Atmaja?
55
Diterima
56
Janji Ayah
57
Menunaikan Janji Ayah
58
Hari Bahagia Mia
59
Kejutan Untuk Hendi
60
Sony Atmaja
61
Peristiwa Berdarah
62
Mengembalikan Pada Pemiliknya
63
Asisten Pribadi Hendi
64
Melamar Aisyah
65
Kehilangan
66
Mencari Jejak Aisyah
67
Sebuah Undangan
68
Memenuhi Undangan
69
Niat Terselubung Nyonya Quin
70
Terpesona
71
Melebihi Manisnya Madu
72
Keharuan
73
Hari Yang Dinanti
74
Janji Dihadapan Tuhan
75
Mendekatkan Diri
76
Permintaan Kecil Aisyah
77
Malam Perpisahan
78
Kedatangan Subroto
79
Sisi Lain Aisyah
80
Luna Lagi
81
Rasa Cemas Dan Amarah
82
Siap Menjadi Makmum
83
Segala Rasa
84
Malam Mendebarkan
85
Malam Mendebarkan II
86
Mencoba Menerima
87
Dua Gadis Misterius
88
Mengungkap Misteri
89
Tabir Masa Lalu
90
Tabir Masa Lalu II
91
Tabir Masa Lalu III
92
Tabir Masa Lalu IV
93
Tabir Masa Lalu V
94
Kasih Sayang
95
Kemesraan
96
Keluarga Harmonis
97
Mengunjungi Restauran
98
Rencana Kunjungan
99
Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100
Pembalasan Kedua
101
Panik
102
Kencan
103
Aisyah
104
Aisyah II
105
Aisyah III
106
Honeymoon
107
Cerita
108
Waktu Berdua
109
Sebuah Kisah Lama
110
Visual Tokoh Dalam Cerita
111
Kisah Kelam Masa Lalu
112
Sekolah
113
Bullying
114
Orang Misterius
115
Acara Sekolah
116
Sesuatu Terjadi
117
Terjadi Lagi
118
Menjemput Aisyah
119
Keadaan Aisyah
120
Siapa Lagi?
121
Dia Lagi?
122
Deri
123
Ketakutan Aisyah
124
Kekeluargaan
125
Bulan Madu Lagi
126
Kakek Juna
127
Perasaan Aneh
128
Pertemuan II
129
Pertemuan III
130
Pertemuan IV
131
Pertemuan V
132
Benang Tipis
133
Merelakan Dan Menerima
134
Malam Hangat
135
Ngidam
136
Ketakutan
137
Kejutan
138
Ayah
139
Orang Asing
140
Orang Asing II
141
Bertemu Ibu
142
Keputusan
143
Keputusan Emilia
144
Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145
Luka Lama
146
Luka Lama II
147
Mencoba Menerima
148
Semua Demi...
149
Semua Demi... II
150
Dia Alasanku...
151
Dia Alasanku... II
152
Dia Alasanku... III
153
Kemelut Hati Rendy
154
Pilihan
155
Berkumpul Kembali
156
Kasih Sayang Tak Terbatas
157
Pengampunan
158
Pengampunan II
159
Hendi, Deri, Mirna
160
Bertemu Mirna
161
Bertemu Mirna II
162
Bertemu Mirna III
163
Keputusan Hendi
164
Kembalinya Mirna
165
Hari Yang Melelahkan
166
Kejutan Rendy
167
Kepergian Razka
168
Dilema Aisyah
169
Hantaman
170
Memahami Keadaan
171
Titik Temu
172
Titik Temu II
173
Jalan Buntu
174
Kemalangan
175
Gugur
176
Tahun kesedihan
177
Kejadian Malam Itu
178
Melarikan Diri
179
Pesan Beracun
180
Kedatangan Aisyah
181
Pembalasan Aisyah
182
Panik
183
Pulang
184
Rencana
185
Wanita Hebat
186
Kunjungan
187
Malam Akhir Pekan
188
Orang Dari Masa Lalu
189
Tidak Jadi
190
Bodoh
191
Perjuangan Seorang Wanita
192
Little Ayra
193
Fachru
194
Fachru II
195
Kecemasan
196
Rapat
197
Keanehan
198
Rencana Pernikahan Emil
199
Perasaan
200
Tak Perlu Risau
201
Pemeriksaan
202
Pemeriksaan Lanjutan
203
Permintaan Lagi
204
Penyatuan Keluarga
205
Pernikahan Emilia
206
Keikhlasan
207
Takdir Yang Harus Diterima The End
208
Pengumuman
209
Side Story' (Razka)
210
Side Story' (Razka)
211
Awal Kehidupan Baru
212
Bekerja
213
Persaudaraan Razka
214
Teman Baru
215
Kedekatan
216
Rencana Perjodohan
217
Siapa Yang Kau Pilih?
218
Takdir Yang Tak Terduga (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!