Dua Tahun Lalu

Saat ini Razka sedang mengitari sebuah komplek perumahan mewah menjajakan dagangannya di sekitar sana.

"Sateeee... Ayam!"

Begitu ia berseru. Setelah cukup ia mengitari komplek tersebut, ia pun berhenti di pinggir jalan di bawah pohon yang rindang sekedar berteduh sambil menunggu pelanggan datang.

Cukup lama ia berdiam di sana sampai akhirnya satu persatu para pelanggan datang menghampirinya. Di sela-sela kegiatannya membakar sate, ia mendengar sebuah suara keras. Seperti tabrakan ataukah menabrak seseorang.

Dari kejauhan ia dapat melihat seseorang tergeletak sepertinya tak sadarkan diri. Ia segera menghampiri tempat di mana seseorang itu terlihat tergeletak.

Dia yakin itu adalah seorang gadis, kemudian perlahan dibaliknya tubuh yang tergeletak itu dan menampakkan wajah seorang gadis muda. Namun dilumuri dengan darah dari keningnya.

Segera ia mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya ke rumah sakit tak lupa ia mendatangi satpam terlebih dahulu untuk menitipkan jualannya. Dengan menaiki angkutan umum ia membawa tubuh gadis itu ke rumah sakit.

Sampai di IGD, tim medis segera menangani gadis itu sementara Razka menunggu di depan ruangan itu setelah membereskan administrasinya. Tak berapa lama pintu IGD terbuka dan seorang Suster keluar dari sana.

"Maaf dengan keluarga pasien kecelakaan?"

Razka menoleh ke kanan dan kirinya. Namun ia tak menemukan siapa pun di sana. Lalu ia mengarahkan jari telunjuknya ke wajahnya. Seolah mengatakan, 'Apakah aku?'

Suster itu mengangguk.

"Bagaimana keadaannya, Sus?" Entah kenapa Razka begitu khawatir dengan keadaan gadis itu.

"Kondisinya kritis, pasien mengalami benturan keras sehingga menyebabkan pendarahan hebat. Dan kami membutuhkan pendonor saat ini juga," jelas Suster tersebut.

"Jika boleh tau, apa golongan darahnya, Sus?" tanya Razka. Ia berharap golongan darahnya akan cocok dengan gadis itu.

"Golongan darah gadis itu A, Pak"

Razka tersenyum dan langsung berbicara, "Ambil darah saya saja, Suster. Darah saya sama dengan gadis itu." Suster itu mengangguk lalu seorang dokter menghampiri keduanya.

"Anda keluarga pasien?" tanya dokter padanya. Razka bingung hendak menjawab apa, pasalnya ia pun sama sekali tak mengenal gadis itu. Ia hanya pernah sekali bertemu dan saat itu pun mereka tidak dalam keadaan baik.

"Sa-saya, Kakaknya, dokter." Ia menunduk merasa bersalah karena telah membohongi banyak orang.

" Baik, silahkan ikuti prosedurnya, untuk pendonoran darahnya Suster Lia akan mengantar Anda." Dokter itu menunjuk pada Suster yang tadi, yang hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Mari, Pak, kita jangan menunda lagi." Suster itu segera membawa Razka ke sebuah ruangan untuk pengambilan darah. Setelah cukup ia keluar dari ruangan tersebut.

Akhirnya gadis itu kini dibawa ke ruang perawatan. Razka ikut mengantarnya. Namun, ia tak bisa menungguinya karena ia teringat gerobak jualannya. Terpaksa Razka menitipkan gadis itu kepada Suster lalu pergi dari rumah sakit.

Ia kembali ke komplek perumahan tersebut dan mendatangi satpam untuk berterima kasih padanya lalu pergi membawa gerobaknya. Sesampainya di rumah ia segera membersihkan diri dan menunaikan kewajibannya.

Saat ini jam menunjukkan pukul 22.30, seharusnya Razka segera beristirahat karena esok ia akan masuk kuliah pagi. Namun, pikirannya terus melayang pada sosok gadis yang dibawanya ke rumah sakit.

'Apakah keluarganya sudah datang? Apa gadis itu sudah ada yang menjaga? Atau apa dia masih sendiri? Aaahhh... Aku harus memastikannya, setelah itu aku akan kembali dan beristirahat. Aku harus ke rumah sakit.' Ia berbicara dalam hati lalu mengambil jaketnya dan berjalan keluar kamar.

"Mau kemana, Nak? Malam-malam begini seharusnya kamu istirahat."

Suara lembut Nenek menyapa gendang telinganya, ia menghentikan langkahnya dan menoleh pada Nenek sambil tersenyum.

"Razka ada urusan sebentar, Nek, setelah selesai Razka akan pulang dan beristirahat."

Ia menghampiri Neneknya meraih tangan renta itu lalu menciumnya.

"Hati hati! Jangan pulang terlalu larut." Razka mengangguk menurut.

"Iya, Nek. Razka pergi dulu."

Setelah itu ia langsung mengambil motornya dan bergegas pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di sana ia segera menuju ke ruangan tempat di mana gadis itu dirawat. Perlahan ia membuka pintu ruangan dan memasukan kepalanya terlebih dahulu.

'Kosong? Apa gadis ini tak memiliki keluarga?' Ucapnya dalam hati sambil melangkah masuk.

Tidak ada siapa pun di ruangan ini, hanya ada seorang gadis yang masih terbujur lemah di ranjang pasien di ruangan tersebut. Perlahan ia menghampiri gadis itu memandangnya dengan teliti.

'Kenapa perasaanku tak asing terhadap gadis ini? Seolah ada ikatan di antara kami berdua.'

Ia tetap berbicara dalam hati sambil terus menatap gadis yang masih setia memejamkan matanya. Namun, ia melihat ada pergerakan dari jari-jemari gadis itu pertanda ia akan segera sadar.

"Eeehhhmmm.." Gadis itu melenguh pelan, ia meringis merasakan sakit pada bagian kepalanya. Perlahan ia membuka mata dan menatap sekeliling.

"Di-di mana aku?" Ia melihat seorang laki-laki yang masih setia menatapnya.

"Kau sudah sadar? Tunggu! Jangan banyak bergerak aku akan memanggil dokter." Ia menahan bahu gadis itu untuk tetap berbaring, karena ia sepertinya ingin bangun. Tapi akhirnya ia hanya mengangguk saja. Tak lama dokter pun datang dan langsung memeriksa gadis tersebut.

"Syukurlah tidak ada luka yang berarti pada tubuhnya, hanya luka luar saja. Dalam tiga hari Nona sudah diperbolehkan pulang. Saya permisi." Dokter itu berpamitan setelah memeriksa keadaan gadis tersebut.

"Terimakasih, dokter." Dokter menepuk bahu Razka kemudian berlalu dari ruangan itu.

"Kakak siapa? Dan kenapa aku bisa ada di rumah sakit? Apa Kakak yang membawaku?"

Gadis itu tak tahu siapa laki-laki ini, tapi ia tahu laki-laki di hadapannya itu, laki-laki yang menyebalkan yang pernah ditemuinya sekali waktu saja.

"Aku Razka, aku menemukanmu tergeletak di pinggir jalan di komplek perumahan xxx. Sepertinya seseorang menabrakmu. Jadi ku bawa saja ke rumah sakit ini." Ia menjelaskan apa yang sudah terjadi pada gadis itu.

" Ahhh maafkan aku. Apa Kakak yang membayar biaya aku selama di sini? Maaf, aku merepotkan Kakak. Aku janji setelah sehat aku akan ganti uang Kakak." Gadis itu terlihat serius dengan ucapannya, ada raut bersalah di wajahnya.

"Tak apa. Kakak senang bisa membantu, apalagi kalau kau sudah sehat. Siapa namamu? Dan di mana keluargamu? Apa mereka tahu tentang ini?"

Inilah rasa penasaran Razka yang disimpannya sejak tadi. Gadis itu menggelengkan kepalanya sebelum menjawab.

"Aku Emil. Emilia. Aku tinggal di komplek perumahan xxx. Dan orang tuaku. Aku-"

Gadis yang bernama Emil itu menundukkan wajahnya ada gurat kesedihan yang terukir pada wajah cantiknya.

"Tak apa. Ada Kakak, Kakak akan menemanimu sampai sehat kembali. Jika diizinkan tentunya." Razka tersenyum menatap gadis itu.

"Apa tidak apa-apa, Kak? Tapi nanti aku merepotkan Kakak." Emil bertanya sangat hati-hati.

"Tidak apa-apa. Setelah berjualan, Kakak akan menemanimu di sini. Maaf, mungkin hanya waktu malam hari Kakak bisa menemanimu, karena pagi hari Kakak harus kuliah dan sore hari Kakak harus berjualan. Tidak apa-apa kan?"

Razka merasa bertanggung jawab terhadap Emil entah kenapa ia bisa seperti itu.

"Iya, Kak, tidak apa-apa."

Dari semenjak kejadian itu Razka dan Emil semakin dekat, tak jarang Emil membantu Razka berjualan saat ia berkeliling komplek perumahannya.

"Kak, apa kita pernah bertemu sebelum ini? Rasanya aku merasa tidak asing dengan Kakak" Tiba-tiba Emil bertanya membuat Razka berhenti dari aktifitasnya mengipasi sate.

"Mmm. Sepertinya iya, tapi Kakak lupa."

Ia tersenyum dan melanjutkan kegiatannya.

"Ih Kakak. Kakak yang menyebalkan yang menarik tanganku saat aku mau mengambil handphoneku di atas gedung sekolah." Emil mencoba menguak kembali ingatannya

"Hm benarkah itu kau? Kakak tidak menyangka ternyata gadis yang hendak menjadi hantu gentayangan sekarang sedang bersama kakak." Razka terkekeh kecil setelah mengatakan itu.

"Tidak ada bunuh diri, Kakak tahu! Gara-gara Kakak yang menarik tanganku, handphoneku terjatuh dan hancur, dan Kakak tidak bertanggung jawab. Menyebalkan ." Emil bersedekap dada sambil cemberut.

"Oh. Sekarang apa perlu Kakak ganti? Dulu Kakak pikir karena handphone itu Emil menangis. Maafkan Kakak ya."

Razka memang tidak tahu apa penyebab Emil menangis saat itu, ia hanya melihat gadis itu melempar handphonenya lalu meraung pilu setelah itu.

"Tidak. Tidak perlu Kakak ganti, sudah cukup dengan kehadiran Kakak dan kasih sayang yang Kakak berikan, tidak ingin yang lain. Terimakasih." Emil tersenyum manis ada raut kebahagiaan terpancar di wajahnya.

Razka hanya mengelus kepala Emil sayang, kini mereka layaknya saudara kandung dalam sebuah keluarga.

Terpopuler

Comments

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

bs jd saudara kandung

2021-01-19

2

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

duhh

2020-11-05

1

Maharani

Maharani

Emil dan razka kayanya saudara kandung

2020-09-28

4

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pagi Hari
3 Kampus
4 Seperti Biasa
5 Emilia
6 Dua Tahun Lalu
7 Emilia II
8 Luna
9 Kelulusan
10 Awal Baru
11 Paman Toni
12 Kenyataan
13 Mulai Berbicara
14 20 Tahun Silam
15 Tragedi 20 Tahun Silam
16 20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17 20 Tahun Silam Ketamakan
18 20 Tahun Silam Niat Terselubung
19 Sebuah Kebenaran
20 Pertemuan
21 Paman Max
22 Paman Max Pencarian
23 Paman Max Menemukan
24 Paman Max Kembali
25 Paman Max Kejadian Tak Terduga
26 Kedatangan Razka
27 Hilang
28 Mencari Emil
29 Menemukan
30 Haru
31 Bertemu Nenek
32 Emil Dan Paman Max
33 Rumah Baru
34 Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35 Rindu
36 Drama
37 Rencana
38 Rencana Berjalan
39 Pembalasan
40 Dibuang
41 Alasan
42 Berita
43 Konferensi Pers
44 Kejutan Kecil
45 Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46 Pertemuan
47 Siapa?
48 Sebuah Teka-Teki
49 Siapa Mereka???
50 Tamu Tak Diundang
51 Mulai Pendekatan
52 Penolakan
53 Usaha Razka
54 Siapa Atmaja?
55 Diterima
56 Janji Ayah
57 Menunaikan Janji Ayah
58 Hari Bahagia Mia
59 Kejutan Untuk Hendi
60 Sony Atmaja
61 Peristiwa Berdarah
62 Mengembalikan Pada Pemiliknya
63 Asisten Pribadi Hendi
64 Melamar Aisyah
65 Kehilangan
66 Mencari Jejak Aisyah
67 Sebuah Undangan
68 Memenuhi Undangan
69 Niat Terselubung Nyonya Quin
70 Terpesona
71 Melebihi Manisnya Madu
72 Keharuan
73 Hari Yang Dinanti
74 Janji Dihadapan Tuhan
75 Mendekatkan Diri
76 Permintaan Kecil Aisyah
77 Malam Perpisahan
78 Kedatangan Subroto
79 Sisi Lain Aisyah
80 Luna Lagi
81 Rasa Cemas Dan Amarah
82 Siap Menjadi Makmum
83 Segala Rasa
84 Malam Mendebarkan
85 Malam Mendebarkan II
86 Mencoba Menerima
87 Dua Gadis Misterius
88 Mengungkap Misteri
89 Tabir Masa Lalu
90 Tabir Masa Lalu II
91 Tabir Masa Lalu III
92 Tabir Masa Lalu IV
93 Tabir Masa Lalu V
94 Kasih Sayang
95 Kemesraan
96 Keluarga Harmonis
97 Mengunjungi Restauran
98 Rencana Kunjungan
99 Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100 Pembalasan Kedua
101 Panik
102 Kencan
103 Aisyah
104 Aisyah II
105 Aisyah III
106 Honeymoon
107 Cerita
108 Waktu Berdua
109 Sebuah Kisah Lama
110 Visual Tokoh Dalam Cerita
111 Kisah Kelam Masa Lalu
112 Sekolah
113 Bullying
114 Orang Misterius
115 Acara Sekolah
116 Sesuatu Terjadi
117 Terjadi Lagi
118 Menjemput Aisyah
119 Keadaan Aisyah
120 Siapa Lagi?
121 Dia Lagi?
122 Deri
123 Ketakutan Aisyah
124 Kekeluargaan
125 Bulan Madu Lagi
126 Kakek Juna
127 Perasaan Aneh
128 Pertemuan II
129 Pertemuan III
130 Pertemuan IV
131 Pertemuan V
132 Benang Tipis
133 Merelakan Dan Menerima
134 Malam Hangat
135 Ngidam
136 Ketakutan
137 Kejutan
138 Ayah
139 Orang Asing
140 Orang Asing II
141 Bertemu Ibu
142 Keputusan
143 Keputusan Emilia
144 Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145 Luka Lama
146 Luka Lama II
147 Mencoba Menerima
148 Semua Demi...
149 Semua Demi... II
150 Dia Alasanku...
151 Dia Alasanku... II
152 Dia Alasanku... III
153 Kemelut Hati Rendy
154 Pilihan
155 Berkumpul Kembali
156 Kasih Sayang Tak Terbatas
157 Pengampunan
158 Pengampunan II
159 Hendi, Deri, Mirna
160 Bertemu Mirna
161 Bertemu Mirna II
162 Bertemu Mirna III
163 Keputusan Hendi
164 Kembalinya Mirna
165 Hari Yang Melelahkan
166 Kejutan Rendy
167 Kepergian Razka
168 Dilema Aisyah
169 Hantaman
170 Memahami Keadaan
171 Titik Temu
172 Titik Temu II
173 Jalan Buntu
174 Kemalangan
175 Gugur
176 Tahun kesedihan
177 Kejadian Malam Itu
178 Melarikan Diri
179 Pesan Beracun
180 Kedatangan Aisyah
181 Pembalasan Aisyah
182 Panik
183 Pulang
184 Rencana
185 Wanita Hebat
186 Kunjungan
187 Malam Akhir Pekan
188 Orang Dari Masa Lalu
189 Tidak Jadi
190 Bodoh
191 Perjuangan Seorang Wanita
192 Little Ayra
193 Fachru
194 Fachru II
195 Kecemasan
196 Rapat
197 Keanehan
198 Rencana Pernikahan Emil
199 Perasaan
200 Tak Perlu Risau
201 Pemeriksaan
202 Pemeriksaan Lanjutan
203 Permintaan Lagi
204 Penyatuan Keluarga
205 Pernikahan Emilia
206 Keikhlasan
207 Takdir Yang Harus Diterima The End
208 Pengumuman
209 Side Story' (Razka)
210 Side Story' (Razka)
211 Awal Kehidupan Baru
212 Bekerja
213 Persaudaraan Razka
214 Teman Baru
215 Kedekatan
216 Rencana Perjodohan
217 Siapa Yang Kau Pilih?
218 Takdir Yang Tak Terduga (END)
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Perkenalan
2
Pagi Hari
3
Kampus
4
Seperti Biasa
5
Emilia
6
Dua Tahun Lalu
7
Emilia II
8
Luna
9
Kelulusan
10
Awal Baru
11
Paman Toni
12
Kenyataan
13
Mulai Berbicara
14
20 Tahun Silam
15
Tragedi 20 Tahun Silam
16
20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17
20 Tahun Silam Ketamakan
18
20 Tahun Silam Niat Terselubung
19
Sebuah Kebenaran
20
Pertemuan
21
Paman Max
22
Paman Max Pencarian
23
Paman Max Menemukan
24
Paman Max Kembali
25
Paman Max Kejadian Tak Terduga
26
Kedatangan Razka
27
Hilang
28
Mencari Emil
29
Menemukan
30
Haru
31
Bertemu Nenek
32
Emil Dan Paman Max
33
Rumah Baru
34
Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35
Rindu
36
Drama
37
Rencana
38
Rencana Berjalan
39
Pembalasan
40
Dibuang
41
Alasan
42
Berita
43
Konferensi Pers
44
Kejutan Kecil
45
Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46
Pertemuan
47
Siapa?
48
Sebuah Teka-Teki
49
Siapa Mereka???
50
Tamu Tak Diundang
51
Mulai Pendekatan
52
Penolakan
53
Usaha Razka
54
Siapa Atmaja?
55
Diterima
56
Janji Ayah
57
Menunaikan Janji Ayah
58
Hari Bahagia Mia
59
Kejutan Untuk Hendi
60
Sony Atmaja
61
Peristiwa Berdarah
62
Mengembalikan Pada Pemiliknya
63
Asisten Pribadi Hendi
64
Melamar Aisyah
65
Kehilangan
66
Mencari Jejak Aisyah
67
Sebuah Undangan
68
Memenuhi Undangan
69
Niat Terselubung Nyonya Quin
70
Terpesona
71
Melebihi Manisnya Madu
72
Keharuan
73
Hari Yang Dinanti
74
Janji Dihadapan Tuhan
75
Mendekatkan Diri
76
Permintaan Kecil Aisyah
77
Malam Perpisahan
78
Kedatangan Subroto
79
Sisi Lain Aisyah
80
Luna Lagi
81
Rasa Cemas Dan Amarah
82
Siap Menjadi Makmum
83
Segala Rasa
84
Malam Mendebarkan
85
Malam Mendebarkan II
86
Mencoba Menerima
87
Dua Gadis Misterius
88
Mengungkap Misteri
89
Tabir Masa Lalu
90
Tabir Masa Lalu II
91
Tabir Masa Lalu III
92
Tabir Masa Lalu IV
93
Tabir Masa Lalu V
94
Kasih Sayang
95
Kemesraan
96
Keluarga Harmonis
97
Mengunjungi Restauran
98
Rencana Kunjungan
99
Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100
Pembalasan Kedua
101
Panik
102
Kencan
103
Aisyah
104
Aisyah II
105
Aisyah III
106
Honeymoon
107
Cerita
108
Waktu Berdua
109
Sebuah Kisah Lama
110
Visual Tokoh Dalam Cerita
111
Kisah Kelam Masa Lalu
112
Sekolah
113
Bullying
114
Orang Misterius
115
Acara Sekolah
116
Sesuatu Terjadi
117
Terjadi Lagi
118
Menjemput Aisyah
119
Keadaan Aisyah
120
Siapa Lagi?
121
Dia Lagi?
122
Deri
123
Ketakutan Aisyah
124
Kekeluargaan
125
Bulan Madu Lagi
126
Kakek Juna
127
Perasaan Aneh
128
Pertemuan II
129
Pertemuan III
130
Pertemuan IV
131
Pertemuan V
132
Benang Tipis
133
Merelakan Dan Menerima
134
Malam Hangat
135
Ngidam
136
Ketakutan
137
Kejutan
138
Ayah
139
Orang Asing
140
Orang Asing II
141
Bertemu Ibu
142
Keputusan
143
Keputusan Emilia
144
Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145
Luka Lama
146
Luka Lama II
147
Mencoba Menerima
148
Semua Demi...
149
Semua Demi... II
150
Dia Alasanku...
151
Dia Alasanku... II
152
Dia Alasanku... III
153
Kemelut Hati Rendy
154
Pilihan
155
Berkumpul Kembali
156
Kasih Sayang Tak Terbatas
157
Pengampunan
158
Pengampunan II
159
Hendi, Deri, Mirna
160
Bertemu Mirna
161
Bertemu Mirna II
162
Bertemu Mirna III
163
Keputusan Hendi
164
Kembalinya Mirna
165
Hari Yang Melelahkan
166
Kejutan Rendy
167
Kepergian Razka
168
Dilema Aisyah
169
Hantaman
170
Memahami Keadaan
171
Titik Temu
172
Titik Temu II
173
Jalan Buntu
174
Kemalangan
175
Gugur
176
Tahun kesedihan
177
Kejadian Malam Itu
178
Melarikan Diri
179
Pesan Beracun
180
Kedatangan Aisyah
181
Pembalasan Aisyah
182
Panik
183
Pulang
184
Rencana
185
Wanita Hebat
186
Kunjungan
187
Malam Akhir Pekan
188
Orang Dari Masa Lalu
189
Tidak Jadi
190
Bodoh
191
Perjuangan Seorang Wanita
192
Little Ayra
193
Fachru
194
Fachru II
195
Kecemasan
196
Rapat
197
Keanehan
198
Rencana Pernikahan Emil
199
Perasaan
200
Tak Perlu Risau
201
Pemeriksaan
202
Pemeriksaan Lanjutan
203
Permintaan Lagi
204
Penyatuan Keluarga
205
Pernikahan Emilia
206
Keikhlasan
207
Takdir Yang Harus Diterima The End
208
Pengumuman
209
Side Story' (Razka)
210
Side Story' (Razka)
211
Awal Kehidupan Baru
212
Bekerja
213
Persaudaraan Razka
214
Teman Baru
215
Kedekatan
216
Rencana Perjodohan
217
Siapa Yang Kau Pilih?
218
Takdir Yang Tak Terduga (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!