Luna

Saat ini Razka sudah berada di tempatnya berjualan, seperti biasa begitu sampai ia segera menyiapkan segala keperluannya untuk berjualan. Di saat ia sedang larut dengan kegiatannya seseorang datang menghampirinya.

"Butuh bantuan?" 

Gadis itu tersenyum manis sekali, meski kepalanya dihiasi hijab yang menutupi rambutnya. Namun itu tak dapat menghilangkan paras cantik dari gadis tersebut.

"Aisy?" Razka tersenyum melihat siapa yang menghampirinya. Aisyah gadis manis penjual sosis bakar tak jauh dari tempatnya berjualan.

"Terimakasih. Jika tidak merepotkan." Razka balas tersenyum tak kalah manis menampilkan lesung pipinya.

"Tidak sama sekali," tukas Aisyah yang dengan cepat membantu pekerjaan Razka.

Entah mengapa setiap melihat senyum lelaki itu, Aisyah selalu terpesona dibuatnya. Mereka berdua larut dalam kegiatan merapikan kedai sate milik Razka.

Namun seseorang tiba-tiba memeluk Aisyah dari belakang. Aisyah tersentak kaget dan langsung menoleh, sekejap saja ia langsung tersenyum melihat siapa yang memeluknya.

"Kaget ya, Kak? Haha " Emil terkikik sendiri merasakan tubuh tegang Aisyah.

"Iya, Kakak pikir siapa yang tiba-tiba memeluk Kakak dari belakang? Ternyata. Hhhmm," ucap Aisyah.

Ia menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. Emil melepaskan pelukannya. Sementara Razka, lelaki itu menatap keduanya dengan intens samar ia tersenyum melihat interaksi keduanya.

'Aku pun ingin memeluk kalian seperti itu, sebagai istri juga adikku. Aaahhh apa yang ku pikirkan.' 

Ia mengusap tengkuknya sambil tersenyum geli dengan pemikirannya sendiri. Ia salah tingkah sendiri seolah mereka mengetahui apa yang ada di pikirannya. Emil yang melihat sikap Razka yang salah tingkah pun ingin sekali menggodanya.

"Ekhem. Kak, apa yang Kakak pikirkan? Jangan bilang Kakak-" 

Ucapan Emil tertahan seiring menolehnya kepala Razka dan melihatnya dengan tatapan tajam. Emil tertawa kecil sambil menutup mulut dengan tangannya.

"Emil akan bahagia kalau Kakak bisa bersama Kak Aisy. Apakah Kakak bersedia menjadi pendamping Kakakku yang di sana?" goda Emil pada keduanya. Ia tahu, bahwa dua orang itu saling memendam rasa dalam hati mereka.

Aisyah menundukkan wajahnya karena malu. Iya lihat saja wajahnya yang merona itu, artinya dia sedang merasa malu atau mau ya.

"Emil, Kakak memang berniat melamar Kak Aisy, tapi nanti setelah Kakak layak menjadi imamnya. Itu pun jika Kak Aisy bersedia menunggu Kakak," timpal Razka yang membuat rona pipi Aisyah semakin memerah.

Emil tersenyum niat awal hanya menggoda keduanya, tapi akhirnya membuat Razka mengakui juga perasaannya yang selama ini ia pendam dan ia ucapkan hanya dalam balutan doanya saja. Emil menoleh pada Aisyah dan bertanya,

"Bagaimana Kak Aisy, apa Kakak bersedia? Ini secara tidak langsung Kak Razka mengatakan perasaannya pada Kak Aisy, atau melamar Kakak mungkin ya," katanya dengan nada nakal.

Emil terkikik sendiri dengan ucapannya. Sementara Aisyah semakin menundukan kepalanya. Tapi sesaat kemudian ia memberanikan diri mengangkat kepalanya, melihat Razka yang kini sedang menatapnya juga sambil tersenyum manis. Aisyah hendak menjawab namun sebuah suara menghentikannya.

"Hai Razka! Aku pesan sate boleh?" Suara seorang gadis.

Sontak semua orang melihat ke arah sumber suara. Suara yang sama sekali tak ingin Razka dengar, suara seseorang yang kini telah menjelma menjadi mimpi buruk dalam hidupnya.

Luna.

Gadis yang pernah mengisi hatinya meski hanya sebentar saja, karna itu hanya sebuah kesalahan. Kejadian itu masih sangat jelas dalam ingatannya.

#Flashback Luna

Sekelompok gadis sedang berkumpul di sebuah taman dalam kampus, mereka membentuk sebuah geng yang bernama "cute girl" terdiri dari 4 orang gadis yang ke semuanya berparas cantik dan seksi. Mereka adalah primadona di kampus tersebut, menjadi rebutan para mahasiswa di sana.

Selalu tampil cantik dan seksi karna itu adalah prinsip geng mereka. Luna, Chintya, Bella dan Rani. Meski mereka selalu bersikap angkuh dan arogan, tapi mereka tetap menjadi idola para lelaki di kampus tersebut.

Hampir semua lelaki tunduk kepada mereka dan menuruti semua keinginan mereka. Siapa yang berani mengusik anak-anak konglomerat itu. Sekali membuat kesalahan, maka segala macam cara akan mereka lakukan untuk membuat orang tersebut hengkang dari kampus itu.

Hanya ada satu laki-laki yang terlihat tak acuh saat melihat mereka, jika semua lelaki akan berhenti untuk memandangi mereka ketika mereka berjalan melewati gerbang kampus, tapi tidak dengan lelaki itu. Ia akan tetap berjalan tanpa mempedulikan mereka yang ada.

Dialah Razka, kecantikan dan keseksian juga kepopuleran ke empat gadis itu, tak membuatnya tertarik sama sekali. Ia tak pernah terusik dengan keangkuhan mereka. Selalu datar saat berbicara dan seperlunya saja. Jika tidak penting maka ia akan segera meninggalkannya.

Hal itulah yang membuat ke empat gadis itu mengadakan sebuah permainan. Siapa yang berhasil membuatnya melirik mereka maka ia adalah pemenangnya.

Satu per satu dari mereka mulai mendekati Razka. Mulai dari Bella yang berpura-pura terjatuh saat berpapasan dengan Razka, tapi Razka melewatinya begitu saja tanpa melirik sedikitpun.

Lalu Chintya yang berpura-pura menabrak Razka dengan minuman di tangannya, yang membuat kemeja Razka basah dan kotor karena tertumpah jus, ia kemudian meminta maaf dan hendak membersihkan jus yang ada di kemejanya, tapi segera di tepis Razka dan berlalu pergi meninggalkan dia yang kesal karena gagal menggodanya.

Kemudian Rani, yang secara terang-terangan mendekatinya saat ia duduk sendiri di bangku taman. Berpura pura ikut duduk dan berbasa-basi tentang cuaca yang panas.

Rani membuka blezernya memperlihatkan bagian atas tubuhnya. Ia melirik Razka yang duduk dengan tenang di sampingnya, dan  pandangannya tetap terpokus pada buku yang sedang dibacanya. Sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dilakukan oleh gadis di sampingnya.

Kemudian ia bangkit dan berlalu pergi meninggalkan Rani seorang diri yang menatapnya tidak percaya. 

Terakhir adalah Luna, ia mendekati Razka dengan berpura-pura menanyakan tugas kampus dan meminta diajari oleh Razka.

Awalnya Razka menolak dan beralasan tak ada waktu untuk mengajarkan orang lain, tapi sebenarnya ia sangat malas berurusan dengan wanita.

Namun, Luna tidak menyerah. Ia punya beribu alasan hingga akhirnya Razak mau mengajarinya setiap seminggu sekali.

Setiap akhir pekan Razka akan mendatanginya dan menjelaskan materi-materi kuliah meskipun sebenarnya Luna sangat malas sekali. Tapi demi hadiah dari permainan yang mereka lakukan, ia terpaksa menjalankannya. Mereka akan bertemu di sebuah cafe yang berada di pusat kota.

Semakin lama semakin dekat, hingga Razka fikir gadis itu tak seperti yang ada dalam bayangannya. Seiring berjalannya waktu perasan Razka mulai tumbuh terhadap Luna. Luna yang terlihat begitu baik dan sempurna di mata Razka, dia gadis cantik dan asik untuk dijadikan teman mengobrol.

Di satu kesempatan Razka memberanikan diri mengatakan perasaannya pada Luna yang sebenarnya juga memiliki sedikit perasaan terhadap Razka, tapi ia tolak perasaannya sendiri karena gengsinya yang tinggi. Ia malu jika harus berpacaran dengan penjual sate keliling. Sementara dia sendiri anak seorang konglomerat.

Tapi sekali lagi, ini adalah permainan mereka. Dengan terpaksa Luna menerima ungkapan perasaan Razka semata-mata hanya untuk membuktikan pada teman-temannya bahwa ia berhasil menaklukan laki-laki angkuh itu. 

Di satu hari di akhir pekan, Razka ingin memberi kejutan pada Luna dengan sengaja tidak memberi kabar dahulu. Ia datang di tempat biasa di mana Luna dan teman-temannya berkumpul di sebuah cafe tidak jauh dari kampus mereka.

Sesampainya di sana, ia segera mengedarkan pandangan mencari sosok yang dirindukannya. Benar saja, ternyata mereka sedang berkumpul di sana.

Segera ia menghampiri mereka. Tapi sesaat setelah tinggal beberapa langkah saja ia berhenti, jantungnya berdegup kencang, nafasnya memburu menahan amarah, bahkan wajahnya memerah saat ia mendengar percakapan mereka.

Namun, ia tak segera menghampiri mereka. Melainkan mendengarkan apa yang mereka katakan sambil menahan diri.

"Kau tahu, dia pria yang bodoh dengan mudahnya tertipu olehku. Sedikit saja aku bersikap manis padanya, dia sudah luluh dan bertekuk lutut padaku," ucap Luna dengan bangga.

"Kau hebat, dapat menaklukan hati batu Razka, dia memang pintar tapi benar apa yang kau katakan dia begitu naif dan bodoh," timpal salah satu dari mereka.

Terdengar tawa dari mereka berempat. Bagai disambar petir di siang bolong, hati Razka remuk-redam, hancur berkeping-keping. Belum cukup sampai di situ, obrolan mereka selanjutnya semakin membuat hati Razka hancur

"Aku sudah menyelesaikan pemainannya, sekarang mana hadiahku? Jangan sampai kalian mengingkari kesepakatan yang sudah kita buat sebelumnya," ucap Luna, tangannya terulur ke depan meminta sesuatu.

"Tenang saja, kami sudah menyiapkannya untukmu. Bel, berikan!" Chintya menimpali dan meminta Bella memberikan sesuatu yang sudah mereka siapkan sebelumnya.

"Inikah yang kau mau?" 

Bella mengangkat sesuatu di tangannya, Itu adalah sebuah kunci, lebih tepatnya kunci mobil. Luna antusias menerima kunci tersebut dan mengangguk puas.

"Padahal kau bisa memintanya pada orang tuamu, tapi kenapa kau pilih hadiah ini sebagai hadiah taruhan kita?" 

Deg...

'Taruhan? Aku hanya dijadikan bahan taruhan oleh mereka. Tega sekali kau Luna membohongi perasaanku dan kau berhasil membodohiku' 

Razka menggeram dalam hati, ia sudah tak sanggup menahan diri lagi. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya dan berjalan dari balik tembok mendatangi mereka. Mereka tersentak kaget namun hanya sesaat. Setelah itu mereka bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa pun.

"Apa maksud semua ini Luna? Apa kau menjadikanku sebagai bahan taruhan? Apa hubungan kita selama ini hanya kebohongan? Katakan Luna, jelaskan pembicaraan kalian tadi!" tuntut Razka.

Razka meluapkan emosinya, tapi ia tetap menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang terlalu jauh.

"Naif sekali kau! Atau kau ini bodoh? Apa yang perlu aku jelaskan jika kau sudah mendengar semuanya? Karena sekarang kau sudah mengetahuinya, sekalian saja aku katakan hubungan kita cukup sampai di sini saja. Upss. Hubungan bohong kita." 

Luna tertawa diringi tawa teman-temannya. Mereka telah berhasil mempermainkan perasaan tulus Razka. 

"Lalu untuk apa kau menerima perasaanku?" 

Tanya Razka dengan nada tajam.

"Untuk apa? Tentu saja untuk ini!" Luna mengangkat kunci yang diberikan Bella ke atas, ke arah wajah Razka.

"Kau pikir siapa yang mau berpacaran dengan lelaki penjual keliling sepertimu? Apa yang bisa aku dapatkan dari laki-laki sepertimu? Tidak ada. Hanya menyusahkan saja kau tau!" 

Semakin hancur perasaan Razka, betapa bodohnya ia yang telah menaruh hati pada wanita angkuh seperti Luna. Ia menyesali perasaannya, sangat amat menyesalinya.

Ia mencoba mengatur nafasnya dengan menariknya secara perlahan dan menghembuskannya kembali lalu tersenyum, membuat ke empat wanita di sana mengernyit heran.

"Sekarang aku tahu, untuk orang-orang seperti kalian ketulusan tidak lebih berharga dari pada uang. Dan kehormatan tidak lebih mulia dari sebuah mobil. Sungguh, aku tidak pernah mengira akan bertemu manusia seperti kalian yang dengan suka hati menghilangkan harga diri dan kehormatan kalian sebagai seorang wanita," sarkas Razka. Razka menggelengkan kepala pelan dan tersenyum tipis.

"Aku senang dapat mengetahuinya sekarang, sebelum perasaanku terlalu dalam terhadapmu, aku bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukan aku dengan manusia seperti kalian, dan aku harus berterima kasih pada kalian. Karena telah mengajarkanku sebuah pelajaran berharga. Bahwa tidak semua manusia memiliki harga diri dan kehormatan dan tidak semua orang bisa menerima sebuah ketulusan. Terimakasih sudah bersedia mengisi hariku meski terpaksa. Permisi silahkan lanjutkan permainan kalian." 

Ia melenggang pergi meninggalkan ke empat gadis dengan raut wajah berbeda-beda. Entah apa yang mereka pikirkan, tapi sepertinya mereka tidak mendengarkan apa yang dikatakan Razka. Mereka kembali hanyut dalam obrolan mereka.

#Flshback off

Kini gadis itu berdiri di hadapannya dengan wajah tak bersalah. Razka mengangguk dan mempersilahkan duduk. Emil dengan cekatan membantu sementara Aisyah kembali ke kedainya.

Hari yang melelahkan untuk hati Razka yang kembali mengingat masa kehancurannya.

Terpopuler

Comments

Ardika Zuuly Rahmadani

Ardika Zuuly Rahmadani

harta gk dibawa mati mbk luna😡😡😡

2021-07-19

1

Cristian Martahan Aruan

Cristian Martahan Aruan

harta blm tentu bikin selalu bahagia

2021-01-27

1

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

bgtulah hati d tutupi dgn harta

2021-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pagi Hari
3 Kampus
4 Seperti Biasa
5 Emilia
6 Dua Tahun Lalu
7 Emilia II
8 Luna
9 Kelulusan
10 Awal Baru
11 Paman Toni
12 Kenyataan
13 Mulai Berbicara
14 20 Tahun Silam
15 Tragedi 20 Tahun Silam
16 20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17 20 Tahun Silam Ketamakan
18 20 Tahun Silam Niat Terselubung
19 Sebuah Kebenaran
20 Pertemuan
21 Paman Max
22 Paman Max Pencarian
23 Paman Max Menemukan
24 Paman Max Kembali
25 Paman Max Kejadian Tak Terduga
26 Kedatangan Razka
27 Hilang
28 Mencari Emil
29 Menemukan
30 Haru
31 Bertemu Nenek
32 Emil Dan Paman Max
33 Rumah Baru
34 Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35 Rindu
36 Drama
37 Rencana
38 Rencana Berjalan
39 Pembalasan
40 Dibuang
41 Alasan
42 Berita
43 Konferensi Pers
44 Kejutan Kecil
45 Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46 Pertemuan
47 Siapa?
48 Sebuah Teka-Teki
49 Siapa Mereka???
50 Tamu Tak Diundang
51 Mulai Pendekatan
52 Penolakan
53 Usaha Razka
54 Siapa Atmaja?
55 Diterima
56 Janji Ayah
57 Menunaikan Janji Ayah
58 Hari Bahagia Mia
59 Kejutan Untuk Hendi
60 Sony Atmaja
61 Peristiwa Berdarah
62 Mengembalikan Pada Pemiliknya
63 Asisten Pribadi Hendi
64 Melamar Aisyah
65 Kehilangan
66 Mencari Jejak Aisyah
67 Sebuah Undangan
68 Memenuhi Undangan
69 Niat Terselubung Nyonya Quin
70 Terpesona
71 Melebihi Manisnya Madu
72 Keharuan
73 Hari Yang Dinanti
74 Janji Dihadapan Tuhan
75 Mendekatkan Diri
76 Permintaan Kecil Aisyah
77 Malam Perpisahan
78 Kedatangan Subroto
79 Sisi Lain Aisyah
80 Luna Lagi
81 Rasa Cemas Dan Amarah
82 Siap Menjadi Makmum
83 Segala Rasa
84 Malam Mendebarkan
85 Malam Mendebarkan II
86 Mencoba Menerima
87 Dua Gadis Misterius
88 Mengungkap Misteri
89 Tabir Masa Lalu
90 Tabir Masa Lalu II
91 Tabir Masa Lalu III
92 Tabir Masa Lalu IV
93 Tabir Masa Lalu V
94 Kasih Sayang
95 Kemesraan
96 Keluarga Harmonis
97 Mengunjungi Restauran
98 Rencana Kunjungan
99 Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100 Pembalasan Kedua
101 Panik
102 Kencan
103 Aisyah
104 Aisyah II
105 Aisyah III
106 Honeymoon
107 Cerita
108 Waktu Berdua
109 Sebuah Kisah Lama
110 Visual Tokoh Dalam Cerita
111 Kisah Kelam Masa Lalu
112 Sekolah
113 Bullying
114 Orang Misterius
115 Acara Sekolah
116 Sesuatu Terjadi
117 Terjadi Lagi
118 Menjemput Aisyah
119 Keadaan Aisyah
120 Siapa Lagi?
121 Dia Lagi?
122 Deri
123 Ketakutan Aisyah
124 Kekeluargaan
125 Bulan Madu Lagi
126 Kakek Juna
127 Perasaan Aneh
128 Pertemuan II
129 Pertemuan III
130 Pertemuan IV
131 Pertemuan V
132 Benang Tipis
133 Merelakan Dan Menerima
134 Malam Hangat
135 Ngidam
136 Ketakutan
137 Kejutan
138 Ayah
139 Orang Asing
140 Orang Asing II
141 Bertemu Ibu
142 Keputusan
143 Keputusan Emilia
144 Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145 Luka Lama
146 Luka Lama II
147 Mencoba Menerima
148 Semua Demi...
149 Semua Demi... II
150 Dia Alasanku...
151 Dia Alasanku... II
152 Dia Alasanku... III
153 Kemelut Hati Rendy
154 Pilihan
155 Berkumpul Kembali
156 Kasih Sayang Tak Terbatas
157 Pengampunan
158 Pengampunan II
159 Hendi, Deri, Mirna
160 Bertemu Mirna
161 Bertemu Mirna II
162 Bertemu Mirna III
163 Keputusan Hendi
164 Kembalinya Mirna
165 Hari Yang Melelahkan
166 Kejutan Rendy
167 Kepergian Razka
168 Dilema Aisyah
169 Hantaman
170 Memahami Keadaan
171 Titik Temu
172 Titik Temu II
173 Jalan Buntu
174 Kemalangan
175 Gugur
176 Tahun kesedihan
177 Kejadian Malam Itu
178 Melarikan Diri
179 Pesan Beracun
180 Kedatangan Aisyah
181 Pembalasan Aisyah
182 Panik
183 Pulang
184 Rencana
185 Wanita Hebat
186 Kunjungan
187 Malam Akhir Pekan
188 Orang Dari Masa Lalu
189 Tidak Jadi
190 Bodoh
191 Perjuangan Seorang Wanita
192 Little Ayra
193 Fachru
194 Fachru II
195 Kecemasan
196 Rapat
197 Keanehan
198 Rencana Pernikahan Emil
199 Perasaan
200 Tak Perlu Risau
201 Pemeriksaan
202 Pemeriksaan Lanjutan
203 Permintaan Lagi
204 Penyatuan Keluarga
205 Pernikahan Emilia
206 Keikhlasan
207 Takdir Yang Harus Diterima The End
208 Pengumuman
209 Side Story' (Razka)
210 Side Story' (Razka)
211 Awal Kehidupan Baru
212 Bekerja
213 Persaudaraan Razka
214 Teman Baru
215 Kedekatan
216 Rencana Perjodohan
217 Siapa Yang Kau Pilih?
218 Takdir Yang Tak Terduga (END)
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Perkenalan
2
Pagi Hari
3
Kampus
4
Seperti Biasa
5
Emilia
6
Dua Tahun Lalu
7
Emilia II
8
Luna
9
Kelulusan
10
Awal Baru
11
Paman Toni
12
Kenyataan
13
Mulai Berbicara
14
20 Tahun Silam
15
Tragedi 20 Tahun Silam
16
20 Tahun Silam Kedatangan Seseorang
17
20 Tahun Silam Ketamakan
18
20 Tahun Silam Niat Terselubung
19
Sebuah Kebenaran
20
Pertemuan
21
Paman Max
22
Paman Max Pencarian
23
Paman Max Menemukan
24
Paman Max Kembali
25
Paman Max Kejadian Tak Terduga
26
Kedatangan Razka
27
Hilang
28
Mencari Emil
29
Menemukan
30
Haru
31
Bertemu Nenek
32
Emil Dan Paman Max
33
Rumah Baru
34
Mengunjungi Ayah Dan Ibu
35
Rindu
36
Drama
37
Rencana
38
Rencana Berjalan
39
Pembalasan
40
Dibuang
41
Alasan
42
Berita
43
Konferensi Pers
44
Kejutan Kecil
45
Anak Adalah Cerminan Orang Tua
46
Pertemuan
47
Siapa?
48
Sebuah Teka-Teki
49
Siapa Mereka???
50
Tamu Tak Diundang
51
Mulai Pendekatan
52
Penolakan
53
Usaha Razka
54
Siapa Atmaja?
55
Diterima
56
Janji Ayah
57
Menunaikan Janji Ayah
58
Hari Bahagia Mia
59
Kejutan Untuk Hendi
60
Sony Atmaja
61
Peristiwa Berdarah
62
Mengembalikan Pada Pemiliknya
63
Asisten Pribadi Hendi
64
Melamar Aisyah
65
Kehilangan
66
Mencari Jejak Aisyah
67
Sebuah Undangan
68
Memenuhi Undangan
69
Niat Terselubung Nyonya Quin
70
Terpesona
71
Melebihi Manisnya Madu
72
Keharuan
73
Hari Yang Dinanti
74
Janji Dihadapan Tuhan
75
Mendekatkan Diri
76
Permintaan Kecil Aisyah
77
Malam Perpisahan
78
Kedatangan Subroto
79
Sisi Lain Aisyah
80
Luna Lagi
81
Rasa Cemas Dan Amarah
82
Siap Menjadi Makmum
83
Segala Rasa
84
Malam Mendebarkan
85
Malam Mendebarkan II
86
Mencoba Menerima
87
Dua Gadis Misterius
88
Mengungkap Misteri
89
Tabir Masa Lalu
90
Tabir Masa Lalu II
91
Tabir Masa Lalu III
92
Tabir Masa Lalu IV
93
Tabir Masa Lalu V
94
Kasih Sayang
95
Kemesraan
96
Keluarga Harmonis
97
Mengunjungi Restauran
98
Rencana Kunjungan
99
Awal Pertemuan Aisyah dan Razka
100
Pembalasan Kedua
101
Panik
102
Kencan
103
Aisyah
104
Aisyah II
105
Aisyah III
106
Honeymoon
107
Cerita
108
Waktu Berdua
109
Sebuah Kisah Lama
110
Visual Tokoh Dalam Cerita
111
Kisah Kelam Masa Lalu
112
Sekolah
113
Bullying
114
Orang Misterius
115
Acara Sekolah
116
Sesuatu Terjadi
117
Terjadi Lagi
118
Menjemput Aisyah
119
Keadaan Aisyah
120
Siapa Lagi?
121
Dia Lagi?
122
Deri
123
Ketakutan Aisyah
124
Kekeluargaan
125
Bulan Madu Lagi
126
Kakek Juna
127
Perasaan Aneh
128
Pertemuan II
129
Pertemuan III
130
Pertemuan IV
131
Pertemuan V
132
Benang Tipis
133
Merelakan Dan Menerima
134
Malam Hangat
135
Ngidam
136
Ketakutan
137
Kejutan
138
Ayah
139
Orang Asing
140
Orang Asing II
141
Bertemu Ibu
142
Keputusan
143
Keputusan Emilia
144
Masa Lalu Rendy Dan Sasha
145
Luka Lama
146
Luka Lama II
147
Mencoba Menerima
148
Semua Demi...
149
Semua Demi... II
150
Dia Alasanku...
151
Dia Alasanku... II
152
Dia Alasanku... III
153
Kemelut Hati Rendy
154
Pilihan
155
Berkumpul Kembali
156
Kasih Sayang Tak Terbatas
157
Pengampunan
158
Pengampunan II
159
Hendi, Deri, Mirna
160
Bertemu Mirna
161
Bertemu Mirna II
162
Bertemu Mirna III
163
Keputusan Hendi
164
Kembalinya Mirna
165
Hari Yang Melelahkan
166
Kejutan Rendy
167
Kepergian Razka
168
Dilema Aisyah
169
Hantaman
170
Memahami Keadaan
171
Titik Temu
172
Titik Temu II
173
Jalan Buntu
174
Kemalangan
175
Gugur
176
Tahun kesedihan
177
Kejadian Malam Itu
178
Melarikan Diri
179
Pesan Beracun
180
Kedatangan Aisyah
181
Pembalasan Aisyah
182
Panik
183
Pulang
184
Rencana
185
Wanita Hebat
186
Kunjungan
187
Malam Akhir Pekan
188
Orang Dari Masa Lalu
189
Tidak Jadi
190
Bodoh
191
Perjuangan Seorang Wanita
192
Little Ayra
193
Fachru
194
Fachru II
195
Kecemasan
196
Rapat
197
Keanehan
198
Rencana Pernikahan Emil
199
Perasaan
200
Tak Perlu Risau
201
Pemeriksaan
202
Pemeriksaan Lanjutan
203
Permintaan Lagi
204
Penyatuan Keluarga
205
Pernikahan Emilia
206
Keikhlasan
207
Takdir Yang Harus Diterima The End
208
Pengumuman
209
Side Story' (Razka)
210
Side Story' (Razka)
211
Awal Kehidupan Baru
212
Bekerja
213
Persaudaraan Razka
214
Teman Baru
215
Kedekatan
216
Rencana Perjodohan
217
Siapa Yang Kau Pilih?
218
Takdir Yang Tak Terduga (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!