Seminggu setelah kejadian di mana Darren yang gagal mengunjungi sawah milik Anyiler, kemarin malam Darren benar-benar membuat Anyiler tidak bisa memejamkan matanya hingga pagi menjelang, bahkan Anyiler tidak mempedulikan Darren pagi ini, tubuh nya teramat lelah karena mengimbangi permainan Darren yang sangat luar biasa itu.
Darren sendiri dia juga tidak membangunkan Anyiler yang sangat kelelahan akibat ulah nya, dia mempersiapkan dirinya sendiri sama seperti dulu saat dia masih belum menikah dengan Anyiler.
Detik terus berjalan, Darren turun dari kamar dengan menenteng tas kerja nya, Bi ana yang melihat Tuan muda nya turun seorang diri menatap penuh tanya, rasa penasaran membuncah di dada saat tidak melihat Nona muda nya, pikiran buruk menghantui Bi ana tentang keadaan istri dari tuan mudanya.
"Bi"
"Bibi!" panggil Darren saat sudah berada di depan pengasuhnya itu.
"Bi" tepuk Darren pada pundak Bi ana membuat wanita paruh baya itu tersadar dari lamunannya.
"Iya, tuan" jawab nya saat dia sudah bisa menguasai dirinya.
"Aku tidak sarapan pagi ini, dan jangan bangunkan wanita itu, biarkan dia terbangun dengan sendirinya"
"Tapi Tuan, apa Nona muda baik-baik saja?" tanya Bi Ana dengan suara rendah.
Darren yang mendapatkan pertanyaan seperti itu menaikkan alis nya, apa maksud dari pengasuhnya itu, apa dia berpikir kalau dia akan mencelakai wanita yang kini sedikit memiliki tempat di hati nya, menjadi pengobat sakit yang pernah di torehkan oleh mantan kekasihnya terdahulu.
"Bawakan makanan yang mengandung banyak vitamin untuk nya Bi, antara kan ke kamarku, dan lagi jangan biarkan dia keluar dari kamar!"
"Ini perintah dan aku tidak mau dia melanggar nya"
"Baik Tuan" patuh Bi Ana menatap tubuh tegap pria yang sejak kecil tumbuh dalam asuhan nya.
"Semoga Tuan Darren menemukan kebahagiaan nya Tuhan!, sudah lama sekali aku tidak melihatnya bahagia sejak di khianati oleh Nona Yashinta" ucap Bi ana yang berlalu dari sana untuk melanjutkan pekerjaannya.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
" Benarkah jika aku boleh pergi ke tempat kerja ku Tuan ? Hari ini ada salah satu karyawan ku yang berulang tahun. Jadi aku mohon sekali ini saja. Setelah itu aku tidak akan meminta apapun lagi pada Tuan" pinta Anyiler penuh harap pada suaminya.
Darren yang melihat mata Anyelir menatap dengan penuh permohonan padanya membuat Darren sedikit tersentuh.
Pagi ini, Anyelir tengah membantu suaminya untuk mandi dan keramas, tentunya setelah kegiatan rutin yang tidak pernah Darren lewat setiap malamnya.
Apa lagi...
Kalau bukan mengunjungi sawah milik Anyiler yang tetap terasa sempit meski berulang kali dia memasuki nya.
Anyiler memberikan pijatan ke kepala Darren yang membuat pria ini merasakan ketenangan setiap kali tangan lembut wanita itu menyentuhnya.
Dan entah mengapa juga Darren merasakan perasaan tidak enak. Dia merasa bahwa akan terjadi sesuatu terhadap anyelir nantinya.
Tapi dia langsung menepis semua itu dan beranggapan bahwa apa yang di pikirannya tidak benar dan tidak akan terjadi apapun terhadap wanita ini.
" Tuan, Aku mohon sekali saja…setelah ini aku berjanji tidak akan meminta apa pun lagi pada Tuan dan aku akan menuruti semua keinginan Tuan. " Pintanya.
Sekali lagi dengan sangat pada Darren dan berharap pria ini mau memberinya izin untuk pergi ke tempat kerjanya karena dia memang sangat merindukan tempat itu.
Doa juga ingin berkunjung ke makam ibunya, Dia ingin bercerita banyak pada ibunya bahwa Darren saat ini sudah tidak terlalu buruk lagi memperlakukannya.
Dan kesabaran Anyelir akan berbuah manis. Dia berharap banyak untuk itu.
" Tuan–"
" Pergi lah ! Seperti biasa. Kau harus sudah berada di rumah sebelum aku pulang. Dan buatkan aku Cake marmer seperti yang kau buat kemarin dan kurangi gulanya. Itu terlalu manis untuk ku. "
Mendapatkan izin dari Darren membuat Anyelir merasa bahagia.
Bahkan tanpa sadar dia memeluk tubuh pria yang masih berada di dalam bathup. Darren sendiri yang mendapatkan pelukan seperti itu dari Anyelir membuat detak jantungnya berdebar kencang.
Karena tidak ingin Anyelir mendengar dan merasakan debaran jantungnya yang tidak karuan membuat Darren langsung mendorong Anyelir untuk melepaskan pelukannya.
" Ahh…Maafkan aku Tuan. Aku telah lancang memeluk Tuan. " Anyelir pun merasa malu sendiri karena dia telah berani lancang seperti itu memeluk Darren.
" Pergi lah ! Buatkan aku teh saffron. Aku tidak akan makan nasi pagi ini. Berikan aku roti isi daging saja. Omelette dan juga buah. "
" Baik Tuan…" Jawab Anyelir dengan semangat.
Bahkan dia tidak lagi memperdulikan bagaimana Darren yang hanya memakai segitiga besar miliknya dan keluar dari dalam bathup begitu saja tanpa rasa malu.
Setelah kepergian Anyelir, Darren terus saja berpikir dan memegangi Dadanya yang terasa semakin berdebar dan sesak.
Pikiran buruk kembali menghampirinya dan dia merasakan bahwa akan ada bencana besar yang akan menghampiri Anyelir.
Tapi kembali lagi pada Darren yang tidak ingin memikirkan itu semua makan dia mencoba untuk kembali memfokuskan dirinya.
Darren menyusul Anyiler yang kini sedang menyiapkan sarapan seperti keinginan Darren, senyum indah wanita itu menyambut Darren yang kini duduk di kursinya, depan nya kini secangkir teh hangat tersaji dengan menu sarapan yang di pesan nya.
"Ini salad nya Tuan" ucap Anyiler menaruh piring yang berisi salad di depan Darren dengan senyum indahnya.
Lihatlah hanya karena aku mengizinkan pergi ke tempat kumuh itu, dia terlihat sangat bahagia, bahkan dia tersenyum begitu indah pada ku. batin Darren menatap ke arah Anyiler yang menunduk karena tatapannya.
"Cih, kau tampak begitu bahagia karena mengunjungi toko roti mu yang tidak ada apa-apanya itu!" sindir Darren.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Anyiler, dia takut ucapan nya membuat Darren mengurung izin nya untuk keluar dari rumah, jadilah dia hanya tersenyum menanggapi suaminya yang sudah menyelesaikan sarapan nya.
"Ingat aku mengizinkan mu pergi bukan untuk bertemu dengan laki-laki lain, kalau sampai aku mengetahui nya, katakan selamat tinggal pada kaki mu"
"Aku tidak akan segan-segan mematahkannya dengan kedua tangan ku!" ancam Darren yang tidak ingin melihat Anyiler bersama laki-laki lain.
Sadar atau tidak Darren merasakan tidak ingin wanita nya itu dekat dengan laki-laki lain, entah perasaan apa bergelayut di hati nya.
Antara benci dan cinta semua hanya setipis kertas yang bisa robek kapan saja, yang mana bisa menyakiti kedua pihak yang ada di dalamnya.
Sekuat apa Darren membentengi hatinya untuk tidak jatuh cinta pada pesona gadis penebus hutang itu, nyata nya dia sudah menggunakan hati di dalam nya, hanya saja dia tidak ingin mengakui kekalahan dengan tetap bersikap arogan pada Anyiler.
Darren yang saat ini tengah memimpin jalan nya rapat dengan kolega nya itu keluar dari ruang rapat saat mendengar apa yang di katakan oleh Dito asisten nya, tanpa memperdulikan berapa kerugian yang akan dia dapatkan, bahkan tanpa pamit dia berlari menuju lift yang membawa turun ke lantai dasar.
"Ini tidak mungkin"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments