Membiasakan diri

Entah jam berapa mereka selesai melakukan itu bersama tadi malam, Tapi yang pasti Anyelir tidak tahu lagi kapan Darren selesai dengan kegiatannya karena dia kehilangan kesadaran saat Darren menggagahinya tadi malam.

Anyelir menggeliat di atas tempat tidurnya saat merasakan tubuhnya remuk redam karena perbuatan Darren tadi malam.

" Kau sudah bangun ? Aku pikir kau sudah mati !" Deg !

Jantung Anyelir seperti berhenti berdetak saat mendengar suara Darren yang  sangat mengerikan itu.

" Bangun ! Aku tidak ingin ada mayat di atas tempat tidur ku !" Miris sekali hati Anyelir saat mendengar kata-kata kasar dari Darren yang mengatakan hal itu padanya.

Tapi kembali lagi, Bahwa dia harus menguatkan hatinya agar tidak merasa sakit hati karena dia harus terus bangkit dan mulai membiasakan dirinya untuk mulai membiasakan diri karena dia yakin,Setelah ini Darren akan lebih sering lagi melakukan ini padanya.

" Maaf Tuan…" Darren menghampiri Anyelir yang masih berada di tempat tidur dengan selimutnya.

Tanpa di duga oleh Anyelir, Darren datang padanya dan membuka selimutnya begitu hanya hingga membuat Anyelir memekik kaget karena perlakuan Darren padanya.

" Aahhkkk…tuan…"

" Diam dan jangan berisik ! Aku sudah melihat seluruh tubuhmu tadi malam. Jadi apa lagi yang ingin kau tutupi dari ku ? "

" Tapi Tuan– saja bisa sendiri ke kamar man–Sshhhh…." Anyelir meringis menahan rasa sakit dan pedihnya saat Darren menurunkan Anyelir begitu saja di depan pintu kamar mandi saat wanita itu meminta untuk turun.

" Dasar tidak tau terima kasih ! Seharusnya kau berterima kasih pada ku karena aku telah membantumu berjalan ! Dasar tidak tau diri. " Darren memilih untuk meninggalkan Anyelir di depan pintu kamar mandi dalam keadaan full naked dan tidak ada selesai benang pun yang ada di tubuhnya.

Bukan tanpa alasan, tapi kalau dia tetep di sana bisa jadi dia akan mengulang kembali apa yang membuat nya bagai singa lapar yang tengah mengamuk, dia masih cukup waras untuk kembali menggarap sawah yang di kelilingi oleh hutan hujan tropis dengan suguhan pemandangan istimewa itu.

Melihat Darren yang sudah pergi meninggalkannya membuat Anyelir langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya, bukan hanya menutup tapi dia juga menguncinya dari dalam.

Dia menangis di dalam kamar mandi sambil menghidupkan shower agar tangisnya tidak terdengar oleh Darren. Anyiler tidak ingin tangis nya sampai di telinga Dareen yang membuatnya kembali menerima hukuman dari pria kejam tanpa hati itu.

Anyelir benar-benar menangisi nasibnya yang sangat miris seperti ini. Dia ibarat jatuh masih harus tertimpa tangga dia tambah terperosok ke dalam neraka pernikahan yang entah kapan akan berakhir

" Ibu, Anyelir rindu. Anyelir rindu Ibu…hiks…hiks…hiks…Anyelir sakit Ibu. " Untuk pertama kalinya lagi Anyelir menangis setelah beberapa lama tidak menangis.

Puas dengan tangis nya Anyiler bangkit dari duduk nya, dia membersihkan diri sebelum tuan pemaksa itu menerobos masuk dan kembali menjelajahi nya.

Rasa perih di inti tubuh nya menandakan kalau dia benar-benar telah kehilangan mahkota nya yang sejak lama di jaga untuk ia persembahkan untuk seseorang yang dia cintai, tapi jika semesta berkehendak, apa yang bisa di lakukan oleh insan manusia selain ikhlas menerima takdir.

Usai membersihkan diri, ia celingukan mencari kain yang bisa dia gunakan untuk menutupi tubuh nya yang tanpa sehelai benang itu, wanita yang baru saja menangis itu mendesah kecil saat dia mengingat kalau dia tadi di antar oleh orang yang telah membuatnya kesulitan berjalan.

Dia menggelengkan kepalanya saat membayangkan dirinya keluar dari kamar mandi dengan posisi seperti ini, bayangan bagaimana Dareen memainkan tubuhnya menari di pikiran, merasa tidak punya pilihan lain, perlahan Anyiler berjalan mendekati pintu, dia membuka sedikit pintu sampai hanya kepala nya saja yang keluar dari sana.

Wanita yang tak lagi gadis itu berjalan mengendap-endap, setelah memastikan bahwa pria yang merenggut kesuciannya itu tidak ada di kamar.

"Apa kau berniat untuk menggodaku!" dingin ucapan Darren yang membuat Anyiler tersentak kaget.

"Tuuuaaaannn.....!" kaget Anyiler yang berusaha menutupi bagian penting tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Ciihh, tidak usah berlagak seperti itu, kau bahkan menjerat dengan hebatnya tadi malam saat aku membajak sawah mu" ucap Dareen yang bersandar di lemari pakaian miliknya.

"Cepat pakai pakaian mu, dan siapkan sarapan!" perintahnya dengan tangan yang terlipat di dada.

"Cih!" kesal Dareen saat melihat Anyiler yang masih tetap diam tanpa melakukan perintah nya, dia pergi dari sana dan menunggu wanita itu di sofa sambil memeriksa pergerakan saham miliknya.

Setelah kepergian Dareen, Anyiler segera memakai pakaian nya, dia tidak ingin di anggap menggoda pria tanpa hati tersebut, Anyiler menghampiri suami nya yang tengah serius dengan ponselnya setelah dia menyelesaikan semuanya.

"Tuan" panggil Anyiler yang membuat pria sekeras batu itu menoleh, Dareen yang tadi nya tengah kesal dengan urusan di luar rumah itu seakan tersihir oleh kecantikan wanita yang kemarin malam mampu membuatnya menggila, bahkan dia sampai lupa mengedipkan matanya saking cantik nya bidadari yang dia miliki.

Tiga kali panggilan Anyiler tidak di dengar oleh suaminya, sampai wanita itu mendekatinya dan menepuk pundaknya.

"Tuan, saya---"

"Pergilah" sadar Dareen yang memalingkan wajahnya karena dia begitu terpesona dengan cantiknya gadis penebus hutang itu.

"Saya permisi tuan" pamit Anyiler yang berjalan keluar dari kamar, sementara Dareen dia tidak habis pikir kenapa wanita itu semakin hari semakin terlihat cantik di mata nya, apa ada yang salah dengan diri nya.

Apa ini...

Tidak...

Dia tidak boleh jatuh cinta pada wanita yang harus nya dia jadikan alat balas dendam pria tua Bangka yang memiliki hutang pada nya, namun bayangan Anyiler begitu menarik di matanya, dia bahkan masih mengingat rasa yang di milik oleh wanita itu.

Dareen yang tidak ingin semakin kalut dengan dirinya sendiri memilih keluar dari sana, dia turun ke lantai di mna Anyiler berada.

"Tuan ini sarapan nya" ucap Anyiler menghidangkan banana cake yang di buat nya kemarin sebelum berangkat ke tempat kerjanya.

Pasangan suami istri yang kemarin baru saja menikmati indahnya nya surga dunia itu, kini sama-sama menikmati sarapannya tanpa kata seperti biasanya rupanya itu menjadi kebiasaan bagi Dareen yang harus di pahami oleh Anyiler.

"Jangan sampai keluar selangkah pun dari pintu kalau tidak maka kau tahu akibatnya"

"Tapi tuan...."

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

dasar the devil daren, bucin baru tau rasa, trus si anyelir minggat

2023-07-01

0

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

awas nanti ketagihan lho Darren 🤭

2023-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!