Sekarang Gea malah diintrogasi lagi oleh Ayah tirinya, Gea berdiri di hadapannya sedangkan Ayah tirinya duduk sambil mengangkat kakinya. Seperti atasannya Gea saja "Coba kamu berkata jujur sekarang padaku, apa yang kamu bicarakan padanya. Apa saja yang kamu adukan padanya. Ayo mumpung kita sedang berdua kan. Ayo anakku tercinta katakan pada Ayahmu ini "
"Aku sudah mengatakan semuanya, aku sudah bilang kalau aku itu tidak mengatakan apa-apa. Aku bungkam dari tadi bahkan aku tidak meminta tolong padanya, sudah jangan terus menyudutkan aku. Aku sudah berkata jujur dari tadi "
"Lalu kenapa dia mau bawa-bawa polisi. Apa maksudnya pasti kamu memberitahu dia sesuatu kan, kamu menjelek-jelekkan aku kan di hadapannya. Kamu pasti ingin menjatuhkan harga diriku ini "
"Untuk apa aku melakukan itu, aku sama sekali tidak melakukannya aku berkata jujur, dia sendiri yang mau menelepon polisi. Aku sama sekali tidak memintanya untuk menelpon polisi, kalau aku mau aku sudah minta bantuan pada orang lain sejak dulu"
"Sialan memang kamu ini ya, hanya menjadi bebanku saja pertama saat di pesta itu, di pesta pertama yang kita datangi kamu membuat masalah dengan menjauhkan orang yang akan bekerja sama denganku, sekarang di hotel ini kamu tidak jadi merayu orang-orang itu dan malah berakhir dengan masalah dengan seorang dokter. Sebenarnya maumu ini apa hah aku lelah sekali "
"Bahkan dia sampai melihat luka-lukamu, luka lamamu itu kenapa sangat sulit untuk dihilangkan. Aku bahkan sudah memberikanmu perawatan yang mahal tapi kenapa masih ada, apa masih kurang dengan uang yang aku berikan "
"Aku tidak tahu, mungkin karena terlalu sering Ayah menyakitiku makanya luka itu tidak pernah mau hilang. Mungkin saja suatu saat itu akan menjadi bukti, bukti yang sangat kuat sekali "
"Bukti apa hah, memangnya kamu mau melakukan apa di belakangku "
Ayahnya Gea langsung mencengkram kedua bahu Gea dengan keras "Jangan main-main denganku, ambil selimut ini dan tidur di kursi aku akan tidur di sini aku tidak akan meninggalkanmu, siapa tahu nanti kamu punya rencana lagi bersama dokter itu. Aku masih tidak percaya dengan kata-kata manismu itu, kamu bisa kapan saja kabur dariku"
Gea memeluk selimut itu, badannya sudah sangat menggigil kedinginan. Gea belum ganti pakaian sama sekali malah langsung diintrogasi seperti ini, padahal saat sampai ke dalam kamar ini Gea ingin berganti pakaian, rasanya tubuhnya sudah tak kuat bisa-bisa kalau seperti ini terus dia akan sakit.
"Cepat pergi, kenapa masih berdiri di hadapanku. Aku tidak suka dilihat olehmu seperti itu. Aku sudah bilang kan tidur ya tidur apa aku harus mengalah denganmu, aku yang tidur di kursi dan kamu di tempat tidur maumu seperti itu. Apakah kamu mau enaknya saja Gea "
"Tidak biar aku yang tidur di kursi, nanti badanmu bisa sakit-sakit "
"Ya sudah sekarang tidur sana, masih untung aku memberikan selimut padamu. Sana pergi atau mau aku tendang "
...----------------...
Freya dan juga Dimas pulang disambut dengan Mamanya yang sudah memasak berbagai macam makanan. Banyak sekali bahkan meja makan sampai penuh dengan makanan ini "Mama masak sendiri, sebanyak ini "tanya Freya dengan kagum.
"Iya Mama masak sendiri untuk kalian berdua, Mama ingin kalian saat pulang langsung makan. Lalu nanti kalian harus istirahat Mama mengerti kalau kalian pasti akan sangat lelah sekali, pasti perut kalian juga bulum diisi "
Dimas langsung memeluk Mamanya dari belakang "Aku tahu Mama hanya menyiapkan untuk istriku saja kan, karena yang Mama sayang itu hanya dia. Aku hanya dianggap anak tiri oleh Mama. Benarkan Ma, apa yang aku katakan adalah kenyataan "
Astuti segera melepaskan pelukan anaknya dan berkaca pinggang di hadapan anaknya "Kalau iya kenapa, aku lebih sayang Freya. Dia adalah menantu idamanku "
"Tuh kan Mama itu selalu saja seperti itu, padahal aku disini anak Mama. Mama tidak membuatkan makanan kesukaanku kan "
"Pokoknya Mama sudah membuat makanan kesukaan Freya dan juga kamu. Sekarang ayo kita ke meja makan dan kita makan sama-sama. Untuk Irsyad dia lagi kerja kelompok sama teman-temannya. Mungkin dia akan pulang sebentar lagi, tapi Mama ingin kalian makan terlebih dulu saja terus juga Mama sudah bilang pada Irsyad katanya dia tidak masalah. Dia memang anak yang baik sekali sama seperti Mamanya baik "
"Baiklah mari kita cicipi masakan Mama ini, aku sudah sangat tak sabar sekali"ucap Dimas dengan semangat. Kalau tentang Makanan Dimas ini memang nomor satu.
Mereka bertiga beriringan kemeja makan, lalu mengambil makanan kesukaan mereka masing-masing, mencicipinya lalu tersenyum ke arah Mamanya "Memang Mama ini tidak ada duanya, makanan yang Mama buat akan selalu enak tidak pernah gagal. Aku bahagia sekali Mama" puji Freya.
Bahkan selama ini juga Freya belajar memasak dari Mama mertuanya ini. Freya kan harus tahu bagaimana suaminya makan, sukanya seperti apa rasanya harus seperti apa, makanya Freya mempelajari semuanya dari Mama mertuanya, karena memang mertuanya saja kan yang tahu seleranya.
"Maka habiskan Freya, Mama membuatnya banyak kalian berdua harus menghabiskan makanan yang Mama buat. Untuk Irsyad sudah Mama simpan di dalam kulkas tinggal nanti kita hangatkan lagi. Ayo cepat makan Mama sangat bersemangat saat membuat ini semua, maka kalian berdua harus menghabiskannya juga. Mama tidak terima ya kalau kalian sampai tidak menghabiskannya. Mama akan marah pada kalian berdua terutama pada Dimas "
"Tenang saja Mah. Dimas pasti akan menghabiskannya. Tapi menurut Dimas ini sedikit. Masih kurang Mama, ini benar-benar tak akan membuat perut Dimas kenyang yang ada hanya akan mengganjal saja "
Freya mencubit tangan Suaminya "Kamu ini. Seharusnya bersyukur Mama memasakan kita berdua, saat kita baru saja pulang dari pertemuan mu itu. Kamu malah minta yang aneh-aneh saja malah melunjak lagi, ini sudah cukup kamu jangan terlalu banyak makan nanti kalau perut kamu buncit bagaimana. Bukannya kamu tidak suka seperti itu, kamu akan merengek kalau itu sampai terjadi "
"Iya iya istriku sayang, aku hanya pura-pura saja kenapa kamu anggap serius seperti itu. Aku hanya ingin membuat Mama marah saja"
Dimas kembali melanjutkan makannya, Freya juga sama melanjutkan makannya. Karena memang perutnya ini sangat lapar sekali, tadi Dimas mengajaknya cepat-cepat untuk pulang katanya ingin istirahat di rumah.
Apalagi Dimas harus membereskan pekerjaannya karena Dimas akan mengundurkan diri. Sebenarnya Freya ingin membicarakan ini dengan Mama mertuanya, tapi belum ada waktu yang pas. Dimas selalu ada di sampingnya kalau sampai mendengar sudahlah dia akan marah karena Freya malah membahas dengan Mamanya.
Astuti yang melihat anaknya menantunya makan dengan lahap seperti itu sangat bahagia, masakannya tidak sia-sia anak-anaknya ini suka dengan makanannya. Astuti begitu senang anaknya menikah dengan Freya.
Freya itu anak yang baik, pengertian bahkan Freya mau mengalah untuk anaknya Dimas. Anaknya Dimas ini selalu saja keras kepala kadang tidak mau mengalah, tapi dengan Freya semuanya bisa terselesaikan. Freya memang hebat.
Pilihan Dimas memang tidak salah. Freya adalah pilihan yang tepat. Dia adalah menantu idaman dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Sampai kapan pun itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments