Gea masih belum bisa tertidur. Gea masih memikirkan bagaimana caranya bisa kabur dari rumah ini. Gea sangat ingin pergi dari sini, rasanya dia sudah sangat lelah apalagi nanti harus pergi lagi dan ikut dengan Ayah tirinya itu pasti akan banyak laki-laki lagi.
Pasti Ayahnya akan menyuruhnya untuk menggoda pada laki-laki itu. Huff rasanya sangat melelahkan sekali dan memalukan bagaimana kalau ada istrinya pasti Gea yang akan disalahkan.
Pintu kamar Gea tiba-tiba saja dibuka, Gea yang sedang tiduran langsung bangkit. Di sana Ayah tirinya sedang memegang botol minuman keras dan mendekati Gea, lalu menggerayangi tubuh Gea. Sebisa mungkin Gea menjauh tapi malah dibentak.
"Diamlah kamu ini tidak bisa diam sekali, jadilah anak yang baik jangan selalu menghindar seperti ini. Sudah diam kamu ini memang pantas diperlakukan seperti ini diam dan tenang ya "
"Jangan terus lecehkan aku, jika kamu memang menganggapku sebagai anak jangan melakukan itu padaku. Lepaskan lebih baik Ayah pergi dan keluar dari kamarku. Aku mau istirahat jangan ganggu aku. Atau Ayah sewa perempuan lain saja. Aku tidak mau terus begini kalau aku hamil bagaimana "
Gea yang mau keluar tidak bisa, karena tangannya langsung ditarik dan tubuhnya langsung dibanting ke tempat tidur lagi. Sungguh penderitaannya ini akan segera dimulai lagi. Kapan penderitaan ini akan usai.
"Kamu tidak akan bisa lari kemana-mana sebelum melayani aku dulu Gea. Kamu itu tidak berharga kamu ini tidak akan pernah menikah dengan siapa-siapa, kamu akan terus menjadi milikku dan tetap disini menemaniku sampai aku tua "
"Tolong lepaskan aku, jangan seperti ini terus tolong aku tidak mau diperlakukan terus seperti ini lepaskan aku. Aku ingin bebas, aku ingin menjalani hidupku dengan benar jangan terus begini "
Tapi Ayah tirinya itu bukan mendengarkan perkataannya, malah membuka seluruh pakaiannya. Gea kembali dilecehkan oleh Ayah tirinya itu. Gea hanya bisa menangis dia tidak bisa melawan itulah yang selalu dia lakukan setiap akan dilecehkan.
Gea tak bisa melawan sama sekali. Gea seperti tak punya keberanian sedikit pun. Kenapa dirinya ini begitu penakut. Kenapa Gea tak terlahir seperti Freya yang berani dan bisa melawan siapa saja.
...----------------...
Pagi-pagi sekali Freya sudah di sibukkan dengan memasak, lalu menyiapkan juga koper suaminya. Suaminya ada pertemuan sesama dokter jadi Freya menyiapkan semua pakaian yang akan suaminya bawa.
Freya tak akan membiarkan suaminya itu berkemas sendiri. Ini adalah sudah tanggung jawabnya sebagai istri.
"Freya di mana kaus kakiku, tolong bantu aku dulu sayangku. Aku kebingungan "
"Itu di sana itu tuh di dalam laci, dekat dengan celana mu Dimas "
"Lalu dasiku di mana. Aku butuh sekarang, aku harus rapi datang kesana "
Freya berlari ke arah lemari dan memberikannya pada suaminya. Tidak lupa Freya juga membantu suaminya untuk menggunakan dasi itu. Kalau tidak pasti suaminya akan protes.
"Sebentar aku sedang memasak, aku baru menyiapkan pakaianmu saja dan juga beberapa celana. Aku takut makanan yang aku sedang masak itu malah gosong"
"Baiklah sayang"
Freya kembali ke arah dapur dan membalikan masakannya itu, lalu mencicipinya sedikit dan sudah pas. Freya memindahkan nya ke piring dan menyajikannya di meja makan. Menyusunnya dengan rapi tak lupa bekal suaminya dan juga anaknya sudah Freya siapkan.
"Freya apa yang belum kamu siapkan, biar Mama bantu kamu ini bolak-balik bolak-balik dari tadi. Maaf kan Mama ya bangun terlambat "
"Semuanya sudah selesai Ma, tidak ada lagi kok udah selesai. Tak masalah Ma lebih baik Mama istirahat saja ya jangan terlalu cape "
Dimas keluar dari kamar dan mencari istrinya "Freya mana kacamataku, aku butuh itu juga sayang "
Ibu mertuanya yang melihat Dimas terus saja dari tadi Freya Freya dan Freya langsung menegurnya "Kamu ini ya dari tadi Freya ini Freya itu. Kamu cari sendiri dulu baru kalau memang benar-benar tak ada minta bantuan istrimu "
"Mama hanya Freya yang tahu di mana tempat-tempatnya. Kalau aku tahu juga aku dari tadi sudah mengambilnya sendiri, istriku ini yang menyusunnya jadi dia yang tahu "
"Alasanmu saja, kamu juga harusnya berkemas sendiri jangan semua Freya, dia sibuk juga. Kamu malah nyuruh dia sana-sini, cari ini itu coba cari dulu sebelum kamu tanya sama Freya. Pasti ga akan jauh-jauh kan ada di dalam kamar, tak mungkin barang itu tiba-tiba ada dikamar Mama "
Dimas malah memeluk Freya di hadapan Mamanya "Ma hanya istriku saja yang tahu. Jadi kenapa tidak istriku yang mencarinya. Aku sungguh tidak tahu Ma disimpan dimana barang-barang itu oleh istri tercintaku ini "
"Alasanmu saja, kamu akan sangat membutuhkan Freya di setiap pekerjaanmu nanti, jadi jangan pernah sia-siakan dia kalau sampai itu terjadi Mama yang akan maju terlebih dahulu, Mama tidak akan menyuruh Freya pergi, tapi Mama akan menyuruh kamu yang pergi ingat itu "
"Iya iya aku tahu. Mama itu adalah Mamanya Freya. Bukan Mamanya aku, aku mengerti "
"Tentu aku lebih suka kalau Freya yang jadi anakku. Bukan kamu yang begitu manja "
"Akhh Mama tidak asyik ah"
Freya dan Mama mertuanya tertawa melihat Dimas yang akan merajuk seperti itu. Freya melepaskan pelukan suaminya dan menatapnya "Ya sudah ayo kita cari barang yang kamu butuhkan itu, agar kamu juga tidak telat nanti datang kesana ayo aku akan bantu kamu "
"Tentu sayang, ayo aku temani kamu untuk mencari barang itu. Aku akan mengigat tempat menyimpannya mulai sekarang "
Astuti hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat anaknya yang begitu tergantung pada Freya. Bagaimana kalau nanti tiba-tiba Freya ada pekerjaan di luar kota, apakah anaknya Dimas akan terus menelepon Freya.
Sungguh anak itu semenjak menikah memang Dimas manja sekali pada istrinya, tapi Astuti senang melihatnya. Berarti rumah tangga mereka baik-baik saja tak ada sesuatu yang harus ditakutkan.
"Nenek, Mama dan Ayah di mana. Kenapa mereka belum ada di meja makan, biasanya mereka berdua yang pertama "
"Biasa Ayahmu mencari barang dan dia tidak tahu di mana tempatnya dan menyuruh Ibumu untuk mencarinya. Sudah kamu duduk dulu saja tunggu mereka ya sebentar lagi, pasti mereka akan keluar sebentar lagi "
"Baiklah Nenek, Ayah itu selalu saja seperti itu. Apa-apa Mama apa-apa Mama"
Astuti mencolek hidung cucunya itu "Nanti juga kamu kalau sudah menikah akan merasakannya. Kamu juga akan sama manjanya seperti Ayah kamu bila bersama perempuan yang kamu cintai "
"Yang pasti aku tidak akan semanja Ayah nenek. Ayah itu sangat manja sekali pada Mama, sampai Mama harus berlari ke sana kemari mencari barang itu dan menemui Ayah juga "
"Ya memang begitulah Ayahmu. Kamu harus lebih mengerti ya sayang"
...----------------...
"Ini apa, ini kacamatamu ada di atas nakas.Padahal di depan matamu Dimas, kamu ini ya "
"Hehehe, maaf sayang aku tidak melihatnya"
Freya memberikan kacamata itu dan segera membereskan pakaian suaminya yang tadi belum selesai Freya bereskan. Memasukkan celana, jaket, pakaian santai dan juga pakaian tidur takut suaminya akan lama di sana kan persiapan saja.
"Sayang kenapa harus banyak-banyak aku juga tidak akan lama, aku hanya sebentar tak akan sampai satu Minggu tapi kamu memasukan pakaiannya yang begitu banyak "
"Tidak masalah hanya untuk persiapan saja. Siapa tahu nanti waktunya ditambah lagi. Pasti kalian semua akan banyak mengobrol, aku mengerti bagaimana pekerjaan kamu sayang "
"Terima kasih sayang, maafkan aku selalu merepotkan mu"
Freya menggelengkan kepalanya dan membelai pipi suaminya "Tidak masalah, aku ini istrimu maka kenapa harus minta maaf, aku sebagai istri harus selalu melayani mu aku akan terus membantumu seperti ini. Aku tidak akan pernah lupa tugas sebagai istri "
"Aku makin menyayangiku "
"Apalagi aku, makin-makin menyayangi mu Dimas"
Mereka berdua berpelukan dan melupakan dua orang yang sedang menunggu mereka dimeja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments