"Sayang ada apa kamu berlari seperti itu. Kenapa kamu, apa ada masalah sayang. Kenapa cerita padaku apakah ada yang datang kekamar dan mengancam kamu "
"Aku khawatir sama kamu, aku nelpon kamu dari tadi, aku khawatir dengan keadaanmu. Aku menelpon ponselmu tapi kamu malah tidak mengangkatnya ada masalah apa dan pakaian kamu, kenapa sampai basah seperti ini. Apa yang terjadi jangan buat aku khawatir seperti ini Dimas "
"Ayo kita masuk dulu ke dalam kamar, kita bicara di kamar ya. Tak enak kalau kita bicara disini banyak orang yang berlalu lalang"
Freya bernafas lega melihat suaminya tidak apa-apa, tapi kenapa bisa suaminya basah kuyup seperti ini, apa suaminya hujan-hujanan. Masa suaminya ini kan bukan anak kecil. Habis dari mana suaminya ini.
Setelah ada di kamar, Freya segera menyuruh suaminya untuk mengganti pakaian. Freya tidak mau sampai suaminya masuk angin karena pakaiannya yang basah seperti itu.
Freya melihat suaminya yang keluar, sekarang waktunya bertanya tak masalahkan "Jadi kamu bisa jelasin sekarang kenapa kamu bisa basah kuyup kayak gini, tolong jelaskan sama aku. Aku butuh penjelasan yang masuk akal "
"Begini sayang biar aku jelaskan semuanya "Dimas duduk berhadapan dengan istrinya lalu kembali melanjutkan kata-katanya"Aku tadi melihat seorang wanita yang sepertinya sudah disiksa, aku mengejarnya karena ada luka di jidatnya itu aku yakin itu bukan luka terjatuh atau lainnya. Saat aku mengejarnya hujan turun tiba-tiba dia merentangkan kedua tangannya dan akan bunuh diri, aku begitu kaget sekali melihat itu "
"Bunuh diri. Lalu bagaimana sekarang dengan dia apa baik-baik saja, apakah langsung dibawa kerumah sakit"
"Tentu dia baik-baik saja, karena aku menyelamatkannya. Kalau saja aku tidak menyelamatkannya mungkin dia tidak akan selamat, dia sudah tiada "
"Siapa namanya, kamu bertanya kan namanya siapa"
Dimas menepuk jidatnya" Ya ampun sayang aku sampai lupa bertanya siapa namanya saking aku ingin tahu kenapa dia sampai terluka seperti itu. Aku lupa benar-benar lupa karena lukanya itu sangat banyak di jidat, lalu di tangan pokoknya di tangannya juga ada beberapa tapi itu luka lama. Sepertinya sudah lama mendapatkan kekerasan "
"Kenapa kamu tidak lapor polisi saja, siapa tahu dia benar mendapatkan kekerasan fisik. Siapa tahu dia sedang butuh bantuan juga kan. Kasian dia kalau seperti itu. Kalau aku ada disana pasti aku akan melapor polisi "
"Tadinya aku mau lapor, tapi kurasa dia tidak akan menjelaskannya dengan sukarela. Aku rasa dia takut dengan seseorang. Tadi ada Ayahnya yang datang menjemputnya. Mungkin saja dia yang menyiksanya"
"Setega itu kah seorang Ayah pada anaknya. Kamu bicara dengannya juga tidak dengan Ayahnya itu "
"Iya aku bicara dengannya juga, aku bertanya kenapa dia datang ke hotel bersama anak gadisnya dengan luka seperti itu. Tapi ya tahu sendirilah jawabannya tidak sesuai dengan apa yang aku mau "
"Aku malah jadi curiga, aku merasa kalau mereka itu bukan Ayah dan anak biasa. Kamu mengerti kan apa maksudku"
"Entahlah aku tidak terlalu banyak bertanya juga, hanya saja aku sedikit mengancamnya akan melaporkan ke polisi, wajahnya sedikit tegang Ayahnya sangat tegang sepertinya memang dia mendapatkan kekerasan dari Ayahnya. Aku masih tidak habis pikir dengan perempuan seperti itu, kenapa dia masih bungkam seharusnya dia bisa berbicara pada polisi dia punya bukti, dia punya segalanya yang bisa diperlihatkan ke polisi, apa saja yang dilakukan oleh Ayahnya itu "
"Iya padahal sekarang sudah banyak undang-undang nya, tapi mungkin dia terlalu takut. Banyak perempuan yang takut melapor. Banyak alasan yang mereka pertimbangkan "
"Untung saja aku tidak mempunyai istri seperti dia, istriku seorang pemberani bahkan kalau kita sedang bertengkar dan aku salah kamu berani untuk menegurku kan. Kalau aku menikah dengan perempuan seperti itu sudahlah rasanya pernikahan aku itu tidak akan bertahan lama, dia tak akan kuat dengan aku yang kadang pemarah"
"Jangan berkata seperti itu. Sifat dan sikap perempuan itu berbeda tidak ada yang sama, tidak boleh membanding-bandingkan antara perempuan ini dan perempuan itu. Tak ada yang suka juga kan kalau sampai dibanding-bandingkan "
"Baiklah sayang aku hanya kesal saja dengannya. Tidak bisa membela harga diri sendiri, padahal itu demi kebaikannya sendiri. Kalau tidak bisa melakukannya ya minta bantuan orang lain kan bisa"
"Tunggu dulu ponselku berdering ini dari Irsyad, sebentar ya sayang "
"Halo sayang kenapa"
"Mama di mana. Kenapa Mama jam segini belum pulang biasanya Mama sudah pulang, apakah Mama ada pekerjaan yang lain "
"Ya ampun maafkan Mama Irsyad. Mama ga kasih tahu sama kamu, kalau Mama ini lagi ada di hotel sama Ayah kamu. Mama lupa buat kasih kabar sayang"
"Ya udah deh syukur kalau Mama ada di sana. Aku takutnya Mama lembur dan lupa waktu"
"Tapi kamu ga masalah kan ditinggal sama nenek berdua, nanti juga besok Mama udah pulang kok. Mama janji ga akan lama-lama sayang "
"Iya aku ga masalah kok sama nenek juga. Yang penting ada temen aja Irsyad dirumah ga sendirian banget. Ya udah Mama sama Ayah istirahat aja ya Irsyad juga sama mau istirahat nih "
"Ya udah selamat malam sayangku "
"Malam Mama"
"Aku sampai lupa memberitahu Irsyad kalau aku akan menyusulmu. Pasti dia menungguku, kenapa aku sampai lupa dengan anakku itu "
"Anak itu begitu menyayangimu sayang, bahkan kasih sayangnya lebih dalam kepadamu daripada aku. Padahal aku ini Ayahnya, bahkan wajahnya saja mirip denganku seharusnya dia lebih menyayangiku kan bukan dirimu"
"Itu Bagus dong kalau anak laki-laki menyayangi Ibunya. Jadi dia bisa melindungi Ibunya dengan sangat baik kalau ada apa-apa. Wajah boleh sama denganmu persis denganmu, tapi dia harus tetap lebih menyayangi Ibunya "
"Ya aku tahu, mau tidur sekarang atau nanti saja. Aku kalau membahas tentang anak akan kalah denganmu sayang "
"Sekarang saja aku sudah lelah, tadi berlari mencarimu. Kamu membuatku khawatir saja. Jangan lakukan hal itu lagi "
"Apa yang membuatmu khawatir sayang, padahal kita masih ada ditempat yang sama "
"Foto yang selalu kamu bawa terjatuh, aku kaget katanya kalau misalnya foto kita terjatuh tiba-tiba akan ada suatu hal buruk yang terjadi di antara kita berdua. Aku sungguh takut sekali "
"Benarkah. Kamu percaya dengan semua itu. Itu hanya mitos sudah jangan difikirkan "
"Percaya tidak percaya sih "
"Sudah ah lebih baik tidur saja, kamu ini selalu saja mengait-ngaitkan hal-hal seperti itu pada rumah tangga kita. Selama ini rumah tangga kita baik-baik saja kan tidak pernah terjadi apa-apa juga, kita selalu bahagia "
"Baiklah, aku tadi juga mengajak mu tidur kan"
Mereka berdua segera membaringkan tubuh mereka masing-masing, lalu mematikan lampu juga. Mereka bertatapan dalam kegelapan "Bagaimana paras perempuan yang kamu tolong tadi, apakah cantik"
"Bukannya kita akan tidur, apakah kamu mau membahasnya"
"Aku hanya ingin tahu seperti apa wajahnya, aku menjadi penasaran saja "
"Baiklah, aku akan katakan tapi kamu jangan marah"
"Tentu untuk apa aku marah coba"
"Perempuan itu berambut panjang, matanya bulat seperti boneka bibirnya kecil dia cukup cantik tapi tetap cantik dirimu. Satu lagi hidungnya mancung dan kecil juga "
Freya menyipitkan matanya "Aku tidak percaya kalau aku lebih cantik darinya, dari yang kamu sebutkan saja sudah jelas-jelas kalau dia seperti boneka Barbie. Jangan menghiburku agar aku tak marah saja "
"Sudah ah aku tahu nanti ujung-ujungnya kita malah bertengkar. Ayo lebih baik kita tidur saja. Aku tidak mau ada pertengkaran, hanya karena perempuan yang aku tolong tadi "
Dimas memeluk istrinya dengan erat, tidak mau ada pembahasan itu lagi. Pasti nanti ujung-ujungnya malah bertengkar karena masalah hal sepele, baru saja mereka selesaikan dari masalah yang ditimbulkan oleh Bagas. Jangan sampai datang lagi masalah yang menyebalkan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Itu tergantung alur yg kau Buat Thorrrr....
2025-02-16
0