Hai para readers minthor terluvv..
Happy reading yahh Jangan lupa pencet tombol lopenya.
Stay Reading from the ghost busters
\=\=\=°°\=\=\=\=°°\=\=\=°°\=\=\=\=°°\=\=\=\=°°\=\=\=
Pov Daffandra
Sudah bertahun-tahun gue kenal Askala, dia dulu yang hangat seketika beku tak mampu diraih.
Kalau kata gue mah Kulkasnya amit-amit semua itu karena satu perempuan yang tiba-tiba saja pergi meninggalkan Askala disaat sayang-sayangnya.
Setelah diselidiki ternyata dia memilih lelaki lain hanya untuk menambah popularitasnya sebagai seorang model majalah remaja.
Jijik gue kalau ingat-ingat itu. But ada yang beda saat bertahun-tahun menjadi sosok yang dingin tak tersentuh akhir-akhir ini.
Awalnya gue kira Askala memang tak peduli, namun sehari dua hari gue lihat sepertinya dia mulai tertarik pada sosok adik kelas yang memang sungguh menawan.
Gue pun sebenarnya melihat gadis itu nampak beda, namun memang jika Askala benar menaruh hati pada dia, gue pasti akan berusaha untuk mendekatkan mereka berdua.
Kenapa gue seyakin itu, gue inget betul disaat malam bakat adik kelas itu membuat muka Askala masam kecut banget kayak jeruk lemon.
Entah Askala sadar atau enggak yang pasti gue udah pergokin dia tengah cemburu saat itu nahh apalagi si doi main gendong - gendongan dong. Seharian si Askala uring-uringan gak jelas. Dasar kanebo kulkas dua pintu, gue yakin kalau si Askala gak gercep bisa diambil tuh sama pasangan duet adek kelas itu yang gue lihat kayaknya juga suka sama dia.
Nahhh akhirnya gue punya ide buat ndeketin si Askala sama adek kelas itu. Namanya Aleesha cantik banget secantik namanya, dia juga punya kemampuan istimewa. Gue salut banget sama perjuangan hidupnya yang keras, yahh walaupun sempat tak percaya dengan semua ceritanya dan mungkin salah satu hal yang membuat Askala tertarik juga itu sih.
Gue coba komporin sahabat gue yang lainnya untuk comblangin itu si Kulkas dua pintu.
Pov Off
Setelah meminum obat Ecca merebahkan tubuhnya, disampingnya masih ada Askala yang sedang mengotak-atik Hapenya. Bibir Ecca sudah tak sepucat tadi, walau oun begitu nyeri di dadah nya masih terasa.
Sambil tiduran Ecca pun sesekali menyentuhnya seolah ada sengatan, namun kata eyangnya semua akan membaik. Askala yang sedari tadi sebenarnya memperhatikan setiap gerak gerik Ecca pun membuka suaranya.
"Kamu masih sakit."
"Ahh enggak kok kak kadang nyeri aja."
"Hemmm."
Mendengar gumaman singkat dari Askala semakin membuatnya sakit hati, Ecca akhirnya memilih untuk merem siapa tahu bisa tidur. Sedangkan diluar Daffa dan para cecunguknya tertawa mendengar sahabatnya itu sedang salting dan canggung bersama dengan Ecca. Daffa sengaja ijin mengurusi MOS sehingga membiarkan Askala sang ketua OSIS menunggui Ecca.
Askala melihat Ecca yang sudah tertidur pun memilih untuk merebahkan kepalanya dibed Ecca yang kosong menjadikan tangannya sebagai bantalan.
Daffa dkk yang mengintip dari luar tersenyum senang.
Setelah beberapa jam tidur Ecca membuka mata mendapati Askala yang ikut tertidur disampingnya, Ecca berusaha menggeser tangannya karena hampir tertindih oleh Askala.
Dia menarik pelan-pelan tangannya namun gagal, karena Askala terbangun karena gerakannya yang tiba-tiba.
"Ehh kak maaf jadi terbangun."
"Hemm, gak papa. Kamu masih pusing."
"nggak kok kak, kakak kalau ada perlu silahkan Ecca mau balik kelas aja."
"Jangan disini saja."
"Lhaa kerjaan kakak gimana." tanya Ecca
"Sudah ada Daffa kan." jawab Askala singkat, Ecca bergerak seolah ingin berdiri.
"Kak, bisa bantu tolong panggilkan teman Ecca."
"Kenapa."
"Ehhmm Ecca mau ke toilet sebentar."
"Sama kakak aja gak mau."
"Ehh jangaaan."
"Kenapa, aku anterin sampai depan pintu aku tunggu diluar bukan ingin nemenin didalam juga."
"Ehhh.. iyaa gitu makasih yahh maaf ngerepotin."
"Iyaa." jawab singkat Askala, lalu menuntun Ecca ke kamar mandi.
Tak lama Ecca membuka pintu kamr mandi, Askala pun gercep mendekati Ecca.
"Deg..gila kenapa gue deg-deg an." bathin Askala.
Tak menunggu lama tiba-tiba Askala menggendong bridal Ecca agar cepat sampai di bed UKS.
"Ehh ya ampun kak." teriak Ecca terkejut karena Askala yang langsung menggendongnya, refrleks dia mengalungkan tangannya ke leher Askala.
Kedua manik mata mereka bertemu, lalu beberapa detik kemudian Askala berdehem guna mengalihkan pandangannya.
"Ekhemmm."
Ecca pun merasa canggung, bingung harus bagaimana karena Askala yang menggendongnya secara mendadak membuat dadahnya bergemuruh.
Askala merebahkan Ecca ke Bed secara pelan-pelan. Diluar para sahabat Askala terkejut menganga tak percaya, ini diluar ekspektasi mereka dimana seorang Askala luluh lantak. Dengan pacarnya yang terdahulu pun Askala tak pernah kontak fisik.
"Kak Ecca lapar, ehmm apa kakak gak lapar."
"Kamu mau makan apa aku belikan."
"Ehh enggak usah maksud Ecca kita kekantin aja, Ecca udah mendingan kok."
"Jangan itu bekas dilehermu belum hilang, tandanya kamu masih diintai." jawab Askala sedikit ketus.
"Tapi kak." ucap Ecca menghentikan langkah Askala dengan menarik tangannya.
"Ehh maaf, Ecca gak mau disini sendiri, badan Ecca gak fit bisa aja mereka menyerang Ecca." jawab Ecca, Askala diam mencerna apa yang dikatakan Ecca.
"Jadi benar kalau aku bisa membuat mereka gak bisa mendekat."
"Hemmb, karena Aura kakak kuat seolah pencabut nyawa buat mereka. Jadi mereka bisa hancur jika nekat mendekati kakak."
"Hemm baiklah aku telp anak-anak dulu biar dicarikan makan, aku gak mau ninggalin kamu sendiri." sahut Askala, Ecca tersenyum mendengar ucapan Askala yang sedikit panjang kalimatnya.
Setelah menunggu beberapa menit, Daffa dan para sahabat Askala datang membawa makan untuk mereka berdua, karena kini sudah jam istirahat.
Tak lama ketiga sahabat Ecca pun ikut hadir memenuhi ruang UKS.
"Ca, gimana udah mendingan." tanya Nindy.
"Lumayan mendingan kok, kadang nyeri dikit. Jangan kasih tau kak Dion yah."
"Iyaa, i know."
"Wahh ramai nihh." ucap seseorang yang baru tiba.
"Ada apa Al." potong Keke, dan yang datang adalah Alvian.
"Nihh bawain Ecca jus jambu, tadi mimisan biar nggak pucat." jawab Alvian, Disudut lain Daffa dan Revin merancang sesuatu.
"Wahh..wahh Alvian perhatian nih sama Ecca." ceplos Revin.
"Ahh ini kak, enggak tadi pas lagi inget aja." jawab Alvian.
"Bawain itu mawar merah Al biar Ecca jadi tambah sehat." celetuk Fierly seolah tau siasat busuk Revin padahal Fierly murni menggoda Alvian.
"Dahh buruan gas Al, secara Ecca banyak yang ngelirik lho." sahut Daffa sambil melirik kearah Askala yang sedari Alvian datang mukanya masam.
"Ehh enggak kak, mana mungkin Ecca mau sama saya yang kayak gini." jawab Alvian, merendah padahal Alvian tergolong cukup tampan dan digilai oleh para gadis.
"Hemmmbb." Ecca menghela nafas karena dia tau apa arah yang dipikirkan oleh para kakak kelasnya itu. Ecca tahu jika Alvian mungkin mulai tertarik padanya namun Ecca nggak bisa membohongi perasaannya yang hanya menganggap Alvian teman.
Ecca menoleh kearah sahabatnya berharap bantuannya. Nindy memberi kode untuk tetap tenang tak akan ada sesuatu yang terjadi.
Namun semakin gencar Revin dan yang lainnya menggoda Alvian pada Ecca akhirnya Askala memutuskan berdiri dan keluar dari ruangan. Nindy yang mengerti situasi mulai tegang akhirnya bertindak.
"Ekhemmm Alvian Geraldi temanku yang baik hati, terima kasih paduka sudi mampir ke lapak kami." ceplos Nindy.
"Saya terima pemberian paduka, dan sekarang giliran princess Aleesha istirahat, mohon paduka berbesar hati untuk meninggalkan tempat." lanjut Rara sambil membungkukkan badannya seperti menghormati seorang raja.
Disaat melihat aksi Rara yang sungguh sangat Manis membuat senyum Alvero mengembang. Sosok Alvero tak jauh beda seperti Askala namun bedanya Alvero memang terbentuk sikap dinginnya bukan dikarenakan dari masa lalu.
"Ngapa loe senyum-senyum Ver." tanya Revan jail, membuat Alvero tersadar dan kembali memasang wajah datarnya.
"Loe gak lagi kesambet kan, Ca tolongin dong temen gue." sahut Daffa yang juga terkejut melihat Alvero diam-diam tersenyum.
"Apaan." jawab singkat Alvero.
"Dihhh sama aja kanebo kering." ceplos Revin.
"Dahh loe urus Askala sana gara2 kalian juga tuh." sahut Alvero.
"sana Loe Daff urusin tuhh kulkas berdua." celetuk Revan
"Sudah jangan berisik kasihan tuh Ecca jadi keganggu sama kelakuan kalian." ucap Davina.
"Maklumin aja yah mereka suka adu mulut gak tau tempat and kondisi pulak, kakak tinggal dulu yah." sahut Fierly laalu mereka berdua meninggalkan Ecca dan para sahabatnya.
"Iyaa kak." jawab mereka kompak.
Sedangkan disudut ruang OSIS Askala yang pergi meninggalkan UKS karena serasa sesak mendengarkan celetukan- celetukan para sahabatnya menggoda Alvian.
Disisi lain Askala juga bingung kenapa dia memilih walk out karena tak menyinggung perasaannya.
"Apa yang gue rasain sih, padahal pas berdua aja gue ngerasa nyaman." monolog Askala.
"Kenapa loe Kal, sakit." Ucap Alvero yang memasuki ruang OSIS.
"Enggak."
"Trus."
"Gak ada Ver ahh." jawab Askala ketus.
"Tau nihh loe geje Kal tiba-tiba keluar gitu." sahut Daffa.
"Ehh iya kalian balik semua trus si Ecca ditungguin sama Alvian nih." lanjut Daffa memanas - manasi Askala sambil mengedipkan satu matanya mengkode Revin.
"Ahhh iyaa kayaknya, tuhh si ladies yang tahu." jawab Revin mendukung aksi Daffa.
Askala berdecak mendengarnya, para sahabatnya pun mendengar itu, seolah Askala merasa terbakar mendengar Ecca bersama Alvian.
Dalam hati Daffa dan Revin tertawa senang, umpannya sedari tadi tertangkap dan semakin yakin jika Askala menaruh hati pada adik kelasnya itu.
"Jangan digodain terus ditabok tau rasa yahh." sahut Fierly yang sudah masuk kedalam ruangan OSIS menghampiri Daffa sang kekasih.
"Seruu yank." ucap lirih Daffa melihat Askala uang mengalihkan pembicaraan dengan memejamkan mata padahal tak mengantuk karena Daffa tahu tadi Askala sudah tertidur di UKS saat menunggui Ecca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments