"Iya dia sudah menikah dan aku istri keduanya.Aku juga baru tahu.." ucap Hanna pada sang bibi dengan wajah sendu.
"Duduklah,saya ingin kamu satu hal dan ini sebuah kebenaran dari saya.Saya ingin kamu tahu kalau sebenarnya saya sudah punya seseorang yang ada di hati saya dari dulu sampe saat ini bahkan selama hidup saya dan dia sudah menjadi istri saya yang tak lain dia sudah jadi kakak madumu." ucap Albi tanpa memikirkan perasaan.
"*A_apa ,jadi kamu sudah punya istri?lalu bagaimana dengan aku,kamu akan lepas dari tanggung jawab kamu setelah kamu merusaknya?!" ucap Hanna dengan air mata yang berderai.
Dia membayangkan bagaimana jika ayahnya tahu kalau dia hanya istri kedua yang hanya di nikahi atas dasar tanggung jawab.
"Baiklah,aku terima jika memang sudah takdirnya aku menjadi istri siri mu dan juga perempuan yang tak pernah kamu cintai.Tolong pernikahan ini hanya sampai satu tahun dan kamu boleh lepaskan aku." ucap Hanna dengan berat hati untuk menerima laki-laki yang tidak pernah mencintainya dan diapun tak cintai.Pernikahan hanya sebatas tanggung jawab*.
Hanna menceritakan tentang bagaimana Albi bisa menikahi dirinya dengan cepat tanpa penolakan dari sang ayah.Dia pun sudah ikhlas untuk berpisah dengan Albi walaupun pernikahan mereka baru terbilang hitungan bulan.
"Keterlaluan dia,kenapa kamu begitu bod*h untuk meringankan tanggung jawab atas dirimu hemmm?" tanya Liana dengan geram mendengar penuturan Hanna.
Sementara Rana hanya bisa bengong dengan wajah terkejut mendengar penjelasan sahabatnya itu.Dia tak menyangka jika Hanna sahabatnya mengalami hal yang tidak menyenangkan bagi hidupnya .
"Maafin aku Han,aku sahabat yang nggak berguna.Aku nggak peka dengan keadaan kamu." ucap Rana tiba-tiba memeluk Hanna erat.
" Kamu nggak salah apa-apa Ra,ini semua sudah jalan takdir dari Allah buat aku.Allah memeberikan cobaan tak pernah melampaui batas kemampuan umatnya." ucap Hanna mengelus punggung Rana yang sudah bergetar karena menangis mendengar kenyataan pahit yang sudah Hanna lewati.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Liana.
"Bi,minggu depan Hanna harus pergi ke Jakarta setelah 7harian ayah akan segera ke Jakarta.Kebetulan Hanna dan Rana dapat penempatan di salah satu perusahaan yang sama." ungkap Hanna.
"Albi gimana?" tanya Liana lagi.
"Mungkin setelah acara magang Hanna selesai atau paling lambat saat wisuda Hanna ingin segera berpisah dengan mas Al."ucap Hanna.
" Kamu yakin,kamu siap untuk hadapi nyinyiran orang-orang ?" tanya Liana lagi.
"Kan ada bibi yang selalu belain Hanna.Walaupun sebelumnya bibi terlihat jahat dan tak peduli dengan Hanna juga ayah tapi, bibi orang baik.Hanya pengaruh pergaulan saja bibi jadi orang lain." ungkap Hanna.
Sesuai dengan perkataan sang ayah.Hanna masih ingat imingan sang ayah yang mengatakan jika Liana sosok perempuan baik dan penyayang namun,karena pengaruh pergaulan dan juga dunia malamnya yanv mengubah dirinya seperti itu.
"Yakin banget kalau aku baik,tau dari mana kalau aku baik?" tanya Liana dengan memicingkan matanya.
"Dari ayah,bibi orang yang sangat baik.Makanya ayah sayang banget sama bibi walaupun bibi suka bentak-bentak ayah atau sedikit kasar dengan aku juga ayah .Kata ayah itu karena bibi lagi capek dan juga pengaruh buruk dari lingkungan pergaulannya dan juga pekerjaan nya yang menuntut dirinya bersikap keras." terang Hanna panjang lebar.
Liana memeluk tubuh ponakannya itu.Hanya dia keluarga yang dia punya saat ini.
" Bibi,bisa nggak bibi janji kalau bibi keluar dari pekerjaan bibi ?" tanya Hanna.
"Ayah kamu juga sudah suruh bibi untuk resign dari kerjaan.Insyaallah bibi akan tepati janji bibi.Tapi, bibi masih bingung mau kerja apa kalau seandainya bibi keluar dari sana.Nggak mungkin kan kita nganggur." ungkap Liana.
"Bikin warung kecil-kecilan bibi mau? urusan modal dari Hanna." ucap Hanna serius.
Bukan mereka tak sedih lagi dengan musibah yang baru mereka alami namun,hidup mereka harus berjalan terus.Mereka berusaha menguatkan hati mereka dari rasa kehilangan dan mengalihkannya dengan hal positif.
"Kamu punya modal?" tanya Liana berbicara serius.
"Insyaallah ada,nanti setelah tujuh harian kita prepare semuanya bi,bibi sampai tiga hari kedepan masih libur kan,setelah nanti masuk langsung ajukan pengunduran diri." ucap Hanna.
Liana hanya mengangguk mengiyakan rencana Hanna.Setelah itu,mereka memutuskan untuk istirahat sejenak dan nanti malam akan mengadakan tahlil.
...----------------...
"Woiii..sudah berani dia nutup telpon aku gitu saja.Apa dia marah sama omongan aku barusan?" gumam Albi saat panggilan telepon nya tiba-tiba di putus secara sepihak oleh Hanna.
Albi menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya.
Menurut dirinya dia tak pernah berbuat salah pada istri keduanya itu tapi,kenapa rasanya ada yang mengganjal di hatinya.
Tiba-tiba teringat dengan Hanna dan Rossa.Bagaimana jika kedua wanita itu bertemu.Hanna gadis yang sudah dia renggut kesuciannya karena itulah dia menuntut Albi menikahi dirinya.Sementara Rossa gadis ayu yang sangat dia cintai dan rela menentang kedua orangtuanya demi cinta nya.Sekarang nyatanya dia pergi meninggalkan Albi dengan alasan untuk kuliah.
Albi menghembuskan nafas kasar dan segera beranjak dari tempat duduknya dan meraih jasnya segera keluar dari ruangannya.
Hidup Albi serasa begitu sepi tanpa arti.Rossa tiga hari ini tak bisa dia hubungi entah kenapa rasanya hatinya begitu gundah karena memikirkan Rossa yang jauh dari dirinya.
Sampai di rumah besar kedua orangtuanya Albi tak langsung masuk dalam rumah.
Dia berjalan ke halaman belakang yang banyak pohon buah dan bunga disana.Dia merogoh saku celananya.
Sebungkus rokok yang dia simpan di sana.Dia pun mulai mematik api dan menyalakan rokok yang sudah ada di tangannya.Menghisapnya dan menghembuskannya dengan kasar.
Rasanya beban dalam dirinya pun terhempas dari tubuhnya.
Memandang bunga hasil karya sang ibu membuat dirinya sedikit damai.
Pikirannya terpintas pada sosok wanita yang ada di Bandung.
Dia mulai berfikir untuk memikirkan wanita yang dia anggap tak punya arti dalam hidupnya.
Dia mengingat kembali percakapan antara dirinya dengan ayah mertuanya yaitu pak Hilman.
"*Kamu sudah tahu keadaan keluarga Hanna seperti apa,ayah cuma minta sesibuk apapun kamu ..jika suatu hari dia menghubungimu berulangkali berarti dia membutuhkan kamu Al.."ucap Hilman lirih.
Albi belum bisa bereaksi sedikitpun.
"Hanna memang wanita yang kuat,namun.. ketakutan akan kehilangan dia lebih besar.Sedari kecil sudah kehilangan sosok ibu dan hanya ada ayah yang sampai sekarang masih bersamanya.Kamu sosok laki-laki kedua baginya.Kamu yang dia pilih menjadi imam nya.Maka dari itu dia sudah memasrahkan hidupnya untuk dirimu.Jangan tinggalkan dia,dia butuh kamu suatu hari nanti.Ayah tidak mau tahu alasan apa yang mendorong kalian segera menikah.Namun,ayah percaya Allah sudah menakdirkan kamu bersama putri ayah.Albi,ayah titip Hanna.Kalaupun nanti kamu sudah tidak menginginkan Hanna tolong lepaskan dengan baik-baik*."
Banyak sekali yang mereka bicarakan namun,entah mengapa dia mengingat perkataan mertuanya tentang Hanna yang menghubungi dirinya berkali-kali.
Drrrttt Drrrrrttt
"Hemmm" ucap Albi saat menerima panggilan teleponnya.
"........
"Baiklah,aku segera kesana." ucap Albi menanggapi ucapan si penelpon itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sandisalbiah
siapa yg telepon Albi... Firman kah.. atau malah Liana..
2024-03-21
0
Lanjar Lestari
siapa yg tlpn srmoga cepat kelar urusannya Albi g peka
2024-01-31
1
Sadiah
Smoga cepet selesai bales dendam nya bella.. biar fokus dengan cinta bella yg sesungguh nya, handry atau arkan?.. 🤔🤔
2023-06-19
1