Settingan Awal

Sampai di rumah Hanna,mereka turun dan masuk ke dalam rumah sederhana itu.

"Wooww..menantu idaman nih,kirain lupa punya mertua yang sakit.Lo juga,kenapa baru balik sih,keluar pagi buta pulang juga udah gelap.Lo kira gue babu lo,suruh jagain bokap lo mulu." oceh Liana yang melihat Hanna dengan sinis.

"Bisa nggak sih bibi diem dulu ,ini upah jagain ayah.Puas !!" ucap Hanna menyodorkan uang warna merah tiga lembar.

"Wahh,songong juga lo !" seru Liana

"Mentang-mentang sudah kaya,enak bener..ngasih gue duit." gerutu Liana dengan memasukkan uang yang di berikan Hanna ke dalam kantong celananya.

Melihat tingkah laku Liana Albi dan juga Firman geleng-geleng kepala.

"Masuk mas,bang.." ujar Hanna mempersilahkan tamunya masuk.

"Saya langsung ketemu ayah saja." ucap Albi saat dirinya sudah masuk ke dalam rumah Hanna.

"Lo nggak duduk dulu,ngaso dulu gitu Al.." ujar Firman dengan berbisik pada Albi.

"Nggak perlu,papa sama mama sudah nanyain kita." jawab Albi dan langsung melangkah menuju kamar Hilman.

Hanna tersenyum kecut melihat tingkah suaminya yang sepertinya tak ingin berlama-lama di rumah sederhana itu.

.

.

"Assalamualaikum ayah," ucap Hanna saat membuka pintu kamar sang ayah.

"Wa'alaikumsalam,masuk nak.." ucap Hilman pada Hanna yang sudah menampakkan wajahnya di ambang pintu.

"Ayah,ada mas Al sudah datang.Katanya mas Al mau bicara sama ayah." ucap Hanna melangkah masuk di susul Albi di belakang Hanna.

"Oh iya,masuk nak."jawab Hilman tersenyum lebar melihat sosok menantunya yang baru saja datang.

"Ayah,maaf Al baru datang ke sini." ujar Albi dan menyalami tangan mertuanya.

"Nggak apa-apa,kamu pasti sibuk dengan pekerjaan kamu."ujar Hilman.

Albi tersenyum tipis mendengar ucapan Hilman.Albi menghela nafas panjang dan duduk di kursi dekat dengan tempat tidur sang ayah mertuanya.

"Ayah,Al kesini sebenarnya ingin pamit.Albi harus langsung kembali ke pekerjaan Albi di Jakarta.Nanti,kalau Al nggak sibuk Insyaallah Al akan pulang ke sini."ucap Albi dengan ragu-ragu.

Hilman melihat ke arah sang putri yang sedari tadi diam dan hanya menunduk dalam.

"Hanna,kamu ikut dengan suami kamu?" tanya Hilman.

"Nggak yah,Hanna akan tetap disini.Hanna kan harus ikut bimbingan sebentar lagi kripsi.Nanti,kalau sudah selesai urusan disini Hana baru ikut dengan mas Al,juga ayah akan ikut Hanna kemanapun Hanna tinggal kan?"

"Mana ada aturan begitu nak,dulu ayah sama ibumu saja..habis menikah kita hanya berdua,susah seneng sama-sama sampai ibumu nggak ada juga ayah akan tetap setia." ujar Hilman menatap sendu sang putri.

"Tapi,Hanna mau sama ayah terus.Hanna nggak mungkin ninggalin ayah di sini sama bibi." ujar Hanna sedih.

"Jangan begitu,bibi kamu baik sama ayah,kamu sudah punya suami nggak bisa seenaknya kamu bertindak.Semua harus seijin suami.Kamu,memangnya mau Allah laknat kamu jadi istri durhaka.

Nak, sebaik-baiknya istri itu dia yang patuh pada suaminya.Jangan egois ,kalau pun kamu mau melakukan sesuatu atau mau pergi kemanapun kamu harus dapat ridho dari suami kamu.Kalau kamu tetap pergi tanpa ijin darinya itu salah." terang Hilman.

Mendengar ucapan Hilman hati Albi serasa tersentil dengan kata-kata mertuanya itu.

Coba saja,mertuanya yaitu orang tua dari Rossa bisa menasehati putrinya pastinya Rossa sibuk akan pergi dan tidak harus jadi seorang pembangkang.

Albi pun mengatakan pada Hilman akan kembali bekerja di luar kota bahkan lebih sering ke luar kota atau luar negeri.Hilman hanya bisa diam dan putrinya sepertinya tidak keberatan sama sekali.

"Ayah titip Hanna padamu kelak.Jangaj sakiti hati anak ayah,dia sudah sedari kecil sudah selalu susah jadi,jika kamu tidak lagi ingin bersama anak ayah,kamu kembalikan dengan baik ke ayah.Karena hanya dia yang menjadi penyemangat hidup ayah satu-satunya saat ini." ungkap Hilman dengan lirih.

"Ayah akan selalu sehat,kalau nggak keberatan,Al ingin ajak ayah berobat ke luar negeri." ujar Albi.

"Tidak perlu, ayah sudah ikhlas dengan segala penyakit yang ayah idap.Ayah dan Hanna pun sudah berusaha untuk berobat dan malah membuat ayah semakin down.Jadi,biarkan ayah tenang dan hanya ingin bersama putri ayah." ujar Hilman.

"Baiklah ayah,apapun yang ayah putuskan, İnsyaallah yang terbaik buat ayah.Albi sebagai menantu dan menganggap ayah orang tua Albi sendiri tentu sajaingin melihat ayah kembali melangkah berjalan seperti dulu." ucap Albi.

Dia memang tak bisa memaksa mertuanya untuk melakukan pengobatan di luar negri karena memang Hilma bersikeras untuk hidup dengan baik dan bersama putrinya.

Albi pun akhirnya benar-benar pamit dan pergi dari rumah istri sirinya Hanna dan kembali ke kehidupan yang jauh dari Hanna dan menjalani kehidupan dengan kedua istrinya yang sama-sama jauh dari jangkauannya.

...****************...

Sampai di Jakarta di kediaman keluarga Pramudya Albi melangkah masuk ke dalam rumah besar itu.

"Malam mah,pah.." sapa Albi saat masuk ke dalam rumah dan mendapati kedua orang tuanya sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Malam tante,om.."sapa Firman juga hampir bersamaan dengan Albi.

"Malam." jawab mereka berdua menatap Albi dan Firman.

"Kalian kenapa baru sampai,perasaan tadi orang hotel bilang kalian keluar lebih awal." ujar papa Emir pada kedua orang yang baru saja datang.

"Macet pah,kenapa kalian belum istirahat.lni sudah malam loh.." ujar Albi sambil melihat pergelangan tangannya.

"Kita nggak tenang kalau kalian belum sampai rumah.Apalagi ponsel kalian nggak ada yang aktif." ujar Mutia.

"Maaf mah,ponsel kita habis batre." terang Albi.

"Oh iya,istri kamu ada kabar?" tanya Mutia pada Albi.

"lstri? ah iya.. Rossa tadi sempat telpon katanya salam buat papa sama mama." ucap Albi sempat berfikir sejenak .Entah mengapa dia teringat akan Hanna.

"Kenapa dia,asli..pasti dia bingung istri yang di maksud dalam otaknya sama apa yang di tanyakan tante Mutia beda dengan otak kecilnya itu." batin Firman menyunggingkan senyum tipisnya yang hampir tidak terlihat siapa pun.

"Kita nggak butuh salam dari istri mu itu,ayo mah..kita istirahat." ujar Emir sinis mengingat nama Rossa di otaknya.

Mutia melihat wajah putranya dengan sekilas.Tentu saja dia tahu,Albi pastinya sedih selalu mendengar penolakan dari papanya tentang sang istri.

Mutia melangkah mengikuti suaminya yang pergi meninggalkan Albi dan Firman yang masih terdiam dan Firman pun sebenarnya kasihan dengan Albi juga Rossa.Karena Emir membenci papa Rossa dan kini imbasnya yang menerima putri mereka.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ujian utk Hanna ternyata belum selesai... tetap bersabar Hanna krn kamu pasti bisa...

2024-03-21

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

sakit sakut dahulu lah br bersenang senang di jemudian hari untuk bahagia

2024-01-31

1

💖Yanti Amira 💖

💖Yanti Amira 💖

sabar y Hanna suatu saat kamu pasti merasa kebahagiaan

2023-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 #Hanna dan Albi
2 Minta Ijin
3 Keputusan Rossa
4 Rencana Rossa
5 Rossa Pergi
6 Malam Kelam Hanna
7 Bukan Perempuan Murahan
8 Meminta Bertanggung Jawab
9 Kesepakatan.
10 Ijin Menikah
11 Nikah
12 Hari Pertama Jadi Suami İstri
13 Melayani Suami
14 Penampilan Berbeda
15 Albi Pergi
16 Settingan Awal
17 Ayah Hilman Masuk RS
18 Hilman Meninggal
19 Kehilangan
20 Hari Pertama Magang
21 Suasana Magang
22 Takdir atau Kebetulan?
23 Tidak Bisa Tidur
24 Bertemu
25 Minta Cerai
26 Minta Bantuan Firman
27 Meminta Jawaban
28 Syarat Berpisah
29 Mendaftarkan Pernikahan
30 Mendaftarkan Pernikahan 2
31 Mulai Awal Baru
32 Datang Ke Kost_an Hanna
33 Pindah Rumah
34 Hari Pertama tinggal satu atap
35 Ga Bisa Ditindas
36 Neng Hanna
37 Pergi bersama Bang Fir'aun
38 Mampir ke Rumah Mertua
39 Adik Angkat
40 Coklat Panas
41 Kecupan Manis
42 Perhatian
43 Semakin Dekat dengan Keluarga
44 Kepergok
45 Seperti Badut
46 Perang Dingin
47 Keinginan Hanna
48 Kesempatan Memulai Lagi
49 Rencana Liburan
50 Liburan
51 Liburan part 2
52 Penolakan Rossa
53 Saling memberikan Kehangatan
54 Kebahagiaan Sementara
55 lngin Keturunan
56 LDR sementara
57 Merasa Bersalah.
58 Kembali Ke Jakarta
59 Ello Fernando
60 Cheryl Kembali
61 Kecurigaan Cheryl
62 Ke Singapura
63 Surprise untuk Hanna
64 Buat Albi Junior
65 Kenyataan Yang Tersembunyi
66 Hanna marah?
67 Salah Paham
68 Penjelasan Albi
69 Sisi Gelap Albi
70 Hanna Drop
71 Sisi Kelam Albi
72 Rossa Kembali
73 Hanna Pergi
74 Tempat Tinggal Baru
75 Jujur Pada Mutia
76 Titik Terang
77 Provokasi Cheryl
78 Teguran Untuk Rossa
79 Menjemput Hanna
80 Menemukan Hanna
81 Keguguran??
82 Terbongkar
83 Tak akan Mau Berpisah
84 Tak Paham Juga?
85 Ingin Hamil Juga.
86 Terasa Terlambat
87 Kejutan
88 Rossa Hilang Kendali
89 Penangkapan Cheryl
90 Kedatangan Rossa.
91 Menerima Dengan Ikhlas
92 Keputusan Untuk Bahagia
93 Ext Part
Episodes

Updated 93 Episodes

1
#Hanna dan Albi
2
Minta Ijin
3
Keputusan Rossa
4
Rencana Rossa
5
Rossa Pergi
6
Malam Kelam Hanna
7
Bukan Perempuan Murahan
8
Meminta Bertanggung Jawab
9
Kesepakatan.
10
Ijin Menikah
11
Nikah
12
Hari Pertama Jadi Suami İstri
13
Melayani Suami
14
Penampilan Berbeda
15
Albi Pergi
16
Settingan Awal
17
Ayah Hilman Masuk RS
18
Hilman Meninggal
19
Kehilangan
20
Hari Pertama Magang
21
Suasana Magang
22
Takdir atau Kebetulan?
23
Tidak Bisa Tidur
24
Bertemu
25
Minta Cerai
26
Minta Bantuan Firman
27
Meminta Jawaban
28
Syarat Berpisah
29
Mendaftarkan Pernikahan
30
Mendaftarkan Pernikahan 2
31
Mulai Awal Baru
32
Datang Ke Kost_an Hanna
33
Pindah Rumah
34
Hari Pertama tinggal satu atap
35
Ga Bisa Ditindas
36
Neng Hanna
37
Pergi bersama Bang Fir'aun
38
Mampir ke Rumah Mertua
39
Adik Angkat
40
Coklat Panas
41
Kecupan Manis
42
Perhatian
43
Semakin Dekat dengan Keluarga
44
Kepergok
45
Seperti Badut
46
Perang Dingin
47
Keinginan Hanna
48
Kesempatan Memulai Lagi
49
Rencana Liburan
50
Liburan
51
Liburan part 2
52
Penolakan Rossa
53
Saling memberikan Kehangatan
54
Kebahagiaan Sementara
55
lngin Keturunan
56
LDR sementara
57
Merasa Bersalah.
58
Kembali Ke Jakarta
59
Ello Fernando
60
Cheryl Kembali
61
Kecurigaan Cheryl
62
Ke Singapura
63
Surprise untuk Hanna
64
Buat Albi Junior
65
Kenyataan Yang Tersembunyi
66
Hanna marah?
67
Salah Paham
68
Penjelasan Albi
69
Sisi Gelap Albi
70
Hanna Drop
71
Sisi Kelam Albi
72
Rossa Kembali
73
Hanna Pergi
74
Tempat Tinggal Baru
75
Jujur Pada Mutia
76
Titik Terang
77
Provokasi Cheryl
78
Teguran Untuk Rossa
79
Menjemput Hanna
80
Menemukan Hanna
81
Keguguran??
82
Terbongkar
83
Tak akan Mau Berpisah
84
Tak Paham Juga?
85
Ingin Hamil Juga.
86
Terasa Terlambat
87
Kejutan
88
Rossa Hilang Kendali
89
Penangkapan Cheryl
90
Kedatangan Rossa.
91
Menerima Dengan Ikhlas
92
Keputusan Untuk Bahagia
93
Ext Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!