Dua minggu berlalu begitu cepat.Hanna dan Albi tidak pernah sekalipun menghubungi satu sama lain.Mungkin karena Hanna terbiasa hidup mandiri jadi,dia tak merasa kesulitan untuk berpikir soal pekerjaannya dan juga kuliahnya.
"Hanna.." panggil Rana saat Hanna keluar dari ruang dosen.
"Heii Ra," Hanna mendekat ke arah Rana dan merangkul bahu sahabatnya itu.
"Gimana,semua sudah beres?" tanya Rana
"Alhamdulillah sudah.Kamu tahu,kalau kita satu tempat buat magang nanti ?" tanya Hanna
"Alhamdulillah,senangnya..!!" seru Rana memeluk Hanna erat.
Keduanya benar-benar bersyukur karena kampus yang merekomendasikan mereka untuk magang di salah satu perusahaan besar di Jakarta.
Tiba-tiba Hanna melepas pelukan mereka dan menampakkan wajah sedihnya.
"Kenapa,apa ada masalah?" tanya Rana yang khawatir dengan sahabatnya tiba-tiba murung.
"Aku pikirin ayah,kalau aku pergi ke Jakarta..ayah gimana,kamu tahu kan kalau bi Lia nggak mungkin merawat ayah." ujar Hanna dan duduk di sebuah bangku taman yang masih dalam area kampus mereka.
"Gimana kalau kamu sewa baby sitter buat ayah,biar aku bantu soal biayanya.Bukan maksud aku buat singgung hati kamu tapi, ini demi ayah juga kamu.Anggap saja kamu punya hutang sama aku dan catatan khusus nya kamu bisa bayar kapanpun sampai kamu punya uang."terang Rana.
Ranatanu sifat Hanna yang tak mau susahkan orang lain.Maka dari itu dia menawarkan sebuah bantuan tanpa cuma-cuma.Walaupun formalitas saja pikir Rana.
Hanna berpikir kersa soal itu.Sebenarnya dia bisa saja menyewa baby sitter untuk ayahnya tanpa bantuan Rana karena memang dia punya fasilitas dari bergelar suami atas dirinya.
Saat sibuk dengan pikirannya tiba-tiba,ponsel Hanna berdering dan menampilkan nama sang bibi.
📞Bi Lia Calling...
"Assalamualaikum bi.."
"Lo dimana,sekarang juga Lo ke Rumah Sakit Harapan Sehat.Ayah kamu masuk UGD !"
Tanpa menjawab salam dari Hanna,Liana memberitahukan bahwa Hilman masuk Rumah Sakit.
Berita yang begitu mengagetkan buat Hanna tentunya.Karena tadi pagi saat Hanna meninggalkan sang ayah,dia baik-baik saja.
Tanpa pikir panjang,Hanna menceritakan apa yang menimpa ayahnya pada Rana dan dengan cepat mereka menuju ke Rumah Sakit' tempat Hilman di bawa.
Sepanjang perjalanan Hanna tak henti-henti menangis karena dia tiba-tiba merasa takut.Takut kehilangan satu-satunya orang tua yang dia punya.
"Na,sabar yaa..semoga om Hilman tidak apa-apa.Tenangkan dirimu,tetap doakan yang terbaik buat om Hilman."ucap Rana mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Ayah,jangan buat Hanna khawatir kayak gini.Ayah harus baik-baik saja." batin Hanna berkecamuk.
Tiga puluh menit meteka sampai di Rumah Sakit' yang mereka tuju.
Mereka mengkonfirmasi tentang Hilman dan ternyata Hilman sudah di pindahkan ke ruang HCU / lCCU.
"Bibi !" panggil Hanna pada Liana yang ada di kursi tunggu di depan ruang lCCU.
"Hanna, syukurlah lo dateng.Na,bang Hilman ada di dalam,semua sudah di urus sama pak RT." ucap Liana yang terlihat wajahnya tersirat rasa cemas.
"Apa yang terjadi sebenarnya bi,kenapa ayah bisa masuk Rumah Sakit ?" tanya Hanna.
"Bibi juga nggak tahu,waktu bibi masuk ke dalam kamar bang Hilman buat antar makan siang dia sudah pingsan di lantai.Tapi,kata dokter kemungkinan dia terjatuh dan untung saja kita masih bisa selamatkan nyawanya." ungkap Liana.
"Ya Allah,ayah.." gumam Hanna terduduk di kursi samping Liana.
Walaupun terkadang Liana sebagai adik Hilman seperti tak ada akhlak tapi,dalam hati Liana ada rasa sayang sebagai saudara.Tak ingin saudaranya kenapa-kenapa walaupun selalu bertengkar,selalu menyusahkan dan selalu buat Hilman kecewa Liana mempunyai rasa sayang yang besar pada keluarganya yang selama ini ada bersamanya.
"Kamu sudah hubungi Al,Na?" tanya Liana pada Hanna dengan lirih.
Hanna hanya menggeleng cepat dan memang benat dia belum menghubungi Albi atau Firman memberitahukan keadaan Hilman.
...----------------...
Jam besuk Hanna masuk ke ruangan lCCU .Dengan mata sembab Hanna masuk ke dalam ruangan yang hanya terdengar alat-alat medis yang berbunyi menggambarkan keadaan sang ayah.
"Ayah,ini Hanna.Ayah,Hanna masih butuh ayah untuk mendampingi Hanna waktu wisuda nanti,ayah juga belum melihat Hanna dan mas Al sama-sama kan,maaf ya Yah..mas Al belum bisa pulang.Dia pasti mendoakan ayah supaya cepat pulih kok." ucap Hanna.
Entah kata-kata dari mana, tiba-tiba Hanna membahas soal Albi do depan sang ayah.Saat ini yang dia pikirkan tentang Albi adalah anggota keluarganya juga.
Waktu demi waktu Hanna lalui dengan rasa cemas dengan kondisi sang ayah yang sama sekali belum sadarkan diri.Sementara itu dia yang mencoba menghubungi Albi pun tak ada jawaban.
Mengirimkan sebuah pesan pun,serasa diabaikan.Menghubungi Firman tak beda jauh dengan Albi,orang kepercayaan Albi itu pun bagai hilang di telan bumi.
Di lain sisi Albi yang meneriman notifikasi pesan dari ponselnya melihat sekilas nama pengirim pesan.Dari sekian banyak chatt orang-orang yang masuk bukan pesan dari Hanna saja yang Albi abaikan.
Saat ini dia sedang kocar-kacir dengan masalah perusahaan cabang yang ada di LN.Dia mengutus Firman untuk pergi ke Amerika dengan banyak PR di tangan asistennya itu.
Tok tok tok..
"Masuk." ucap Albi saat mendengar suara ketukan pintu ruangannya.
"Selamat siang tuan,ada berkas yang perlu tuan tanda tangani." ucap Yulia sekretaris Albi.
"Hemm."jawab Albi dengan singkat.
Para karyawan tahu jika sifat Albi yang dingin dan juga garang.Namun,tak menyurutkan niat mereka untuk mengidolakan CEO GA Group itu.
Albi membaca lembar demi lembar kertas yang di sodorkan Yulia padanya.Saat akan membubuhkan tanda tangan ponsel pribadi miliknya berdering dan menampilkan nama penelpon.
📞Hanna Bandung Calling...
Tak ada nama khusus atau spesial yang terpampang di layar ponselnya.Nama yang terlihat biasa dan terlihat tak membekas dalam hati Albi.
"Hanna, mau apa dia? kenapa dari kemarin dia telpon terus.Nanti sajalah aku hubungi dia balik."batin Albi.
"Tuan,tuan ..tuan Albi?!" tegur Yulia.
Albi pun tersadar saat Yulia menepuk lengan Albi pelan.
"Ehh iya sorry.." ucap Albi dan berusaha fokus dengan pekerjaannya kembali.
"Tuan ada masalah?" tanya Yulia berusaha untuk care dengan bos nya itu.
Albi memandang Yulia dana menggeleng cepat dan menyerahkan berkas yang sempat dia tanda tangani.
Yulia pun. tanpa bertanya lagi ,dia pun akhirnya keluar dari ruangan sang boss sementara Albi menyandarkan tubuhnya di kursinya dan menghela nafas panjang.Rasanya ada beban yang tertumpuk di hatinya.
Ada rasa ingin menghubungi istri sirinya itu namun dia masih ragu.
Saat dia menscroll kontak milik Hanna tiba-tiba ada telp masuk dalam ponselnya.
Albi sesat terpaku dengan nama yang tertera di layar ponselnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
masih ragu Albi Hanna krn g tahu Ayabmu msk Rumah sakit sabar aja
2024-01-31
1
💖Yanti Amira 💖
ayo hanna , tetap semangat y walaupun beribu-ribu rintangan,,,aku nyakin kamu pasti bisa melewati nya
2023-06-19
0
Putu Suciptawati
lanjut dong kak thor🙏🙏🙏🙏
2023-06-17
0