chapter 20

Sesuai perkataan Arya tadi fasyin menemani Arya menuju butik untuk memilih beberapa gaun yang indah menurut nya. Fasyin dibuat terpukau dengan toko butik mewah tersebut.

Terpampang jelas dengan nama (Megan's Store Butik) dari namanya saja dapat fasyin simpulkan jika itu adalah butik milik keluarga arya yang didirikan oleh ibunya MEGA.

Baru saja turun dari mobil. Arya dan juga fasyin sudah disambut ramah oleh para pelayan toko tersebut. Semua menunduk hormat memberi salam pada Arya.

"Tolong carikan gaun yang sesuai dengan dirinya. " Titah Arya.

Sang pelayan mengangguk lalu membawa fasyin untuk memilih beberapa gaun yang ia sukai dan menurut nya cocok untuk ia kenakan.

Fasyin sebenarnya bingung. Namun ia tak ingin membantah sama sekali. Mungkin saja wanita yang dimaksud Arya memiliki tubuh yang sama persis seperti dirinya.

Sambil menunggu fasyin berganti pakaian. Arya duduk disofa yang memang sudah disiapkan untuk menunggu. Dirinya fokus bermain hp hingga tak sadar jika fasyin saat ini sudah berada dihadapan nya.

"Tu-tuan! Bagaimana dengan gaun ini? " Tanya fasyin

Arya mendongak meniliti penampilan fasyin dari atas hingga bawah. " Gaun ini terlalu ketat ditubuh mu. Next"

Fasyin mengangguk. Lalu kembali Berganti! Beberapa menit menunggu fasyin kembali keluar menggunakan dress berwarna merah sebatas lutut namun sedikit memperlihatkan belahan dadanya. Bagian bahu Terexpose sempurna. Sebenarnya fasyin begitu tidak nyaman menggunakan pakaian yang sedikit terbuka seperti saat ini.

"Kalo ini bagaimana tuan? " Tanya fasyin

"Hmm tidak! Ganti yang lainnya. " Ucap Arya.

Dapat ia lihat dari raut wajah fasyin yang begitu tidak nyaman mengenakan pakaian terbuka seperti itu.

Fasyin kembali masuk diikuti oleh pelayan yang siap Membantunya untuk berganti pakaian. Beberapa menit menunggu fasyin telah keluar menggunakan dress berwarna navy yang selaras dengan warna kulitnya.

Dress yang panjangnya sebatas lutut. Memiliki pita dibagian belakangnya, beberapa Mutiara yang bertabur dibagian kerah dress tersebut. Simpel namun elegan.

Arya yang melihatnya saja menganga ditempatnya. Sungguh! Fasyin yang cantik menambah kesan cantik lagi dengan dress yang ia kenakan.

"Tuan bagaimana dengan gaun ini? " Tanya fasyin menilisik dirinya sendiri

Arya diam tak menjawab sama sekali. Dirinya masih terpukau dengan kecantikan yang dimiliki fasyin. Belum di make up saja sudah cantik seperti ini, lalu bagaimana jika dirinya di make up? Sudah pasti akan semakin cantik.

"Tuan? Apa anda mendengarkan saya? " Ulang fasyin sekali lagi karna tak mendapat Jawaban

"Ah iya! Gimana? " Jawab Arya setelah sadar dari lamunan nya

"Bagaimana dengan gaun ini? Apakah gaun ini cocok atau tidak? "

"Ya. Gaun ini sangat cocok. Tolong bungkus kan ini satu. " Ucap Arya pada pelayan.

Sang pelayan mengangguk lalu membawa fasyin kembali untuk mengganti pakaian nya.

"Kita akan kemana lagi tuan? " Tanya fasyin

"Toko perhiasan. " Jawab Arya singkat.

Fasyin hanya mengangguk saja lalu mengikuti kemana pun Arya pergi. Toh hari ini ia tak memiliki pekerjaan lain lagi di rumah. Jadi aman aman saja jika ia menemani Arya berbelanja.

Kurang lebih satu setengah jam perjalanan yang mereka tempuh. Akhirnya mereka pun tiba di sebuah toko perhiasan. Sebelumnya Arya sudah memesan beberapa pasang cincin yang nantinya akan dikenakan oleh fasyin. Untuk melihat yang mana yang akan cocok dan jatuh menjadi pilihannya.

"Keluarkan cincin yang sudah saya minta beberapa waktu lalu. " Ucap Arya pada sipenjaga

Sang penjaga mengangguk! Lalu mengeluarkan beberapa cincin khusus yang dipesan oleh Arya.

"Ini tuan nona! Kalian bisa memilih yang mana yang kalian inginkan. " Ucap sipenjaga ramah.

"Pilih yang mana yang kau suka. " Terang Arya pada fasyin.

Fasyin mulai melihat lihat satu persatu cincin tersebut. Semuanya cantik dan mewah sekali dimata fasyin. Namun pilihan fasyin jatuh pada cincin emas polos nan simpel akan tetapi memiliki taburan berlian disekeliling lingkarannya.

Dan cincin itu juga bisa untuk meriquest nama. "Seperti nya yang ini bagus tuan. " Tunjuk fasyin

Arya mendekat dan mengangguk. Pilihan fasyin benar benar yang paling bagus. Akan tetapi menurut Arya itu terlalu simpel.

" Yakin yang itu? Apa kau tidak tertarik untuk yang lainnya? Seperti ini! Cincin ini memiliki berlian besar ditengahnya. Dan aku rasa ini pas. "

Fasyin menggeleng. " Ini jauh lebih bagus tuan! Simpel tapi elegan. "

"Baiklah. Apa kau ingin meriquest nama? Nama mu misalnya? "

Fasyin menggeleng lagi sebagai jawaban nya. Yang ingin tunangan kan Arya bersama calonnya. Lalu kenapa meminta fasyin untuk meletakkan namanya disana.

"Yasudah kalo begitu. Tolong dibungkus saja. " Perintah Arya

Sang penjaga mengangguk, setelah nya ia menerima black card Arya yang memang sudah ia letakan disana.

"Terima kasih. Datang kembali tuan. " Ucap sipenjaga yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Arya dan fasyin.

"Sekarang yang terakhir! Kita ke salon. " Ucap Arya memecahkan keheningan.

Saat ini mereka sudah didalam mobil dan menuju salon terdekat. Tentu saja untuk mendadani penampilan fasyin.

Sejujurnya Arya sudah mempersiapkan acara ini beberapa hari yang lalu! Tentu tanpa sepengetahuan fasyin. Waktu itu Arya sempat menyatakan cintanya pada fasyin akan tetapi fasyin menolaknya mentah mentah.

Fasyin berkata jika dirinya tidak pantas untuk Arya. Fasyin menganggap wanita kotor seperti nya tidak akan pernah pantas untuk lelaki mana pun! Terutama bagi Arya yang memiliki segalanya.

Sementara dirinya? Hanya wanita kotor yang hamil diluar nikah, dan sampai detik ini belum juga menemukan siapa ayah dari bayi yang ia kandung.

Tak sampai disitu! Fasyin juga minder pada Arya! Karna Arya orang yang berpendidikan tinggi sedangkan dirinya? tak pernah bersekolah sama sekali. Hanya wanita yang sepadan dengannya lah yang pantas untuk bersanding dengan seorang Arya Dwipangga, Sang pengusaha muda yang sukses diusianya.

Flashback on

"Nia! " Panggil Arya saat melihat fasyin yang hendak pulang.

"Saya tuan! Ada apa? Apa tuan butuh sesuatu? " Cecar fasyin dengan kalimatnya.

Arya tersenyum lalu menggeleng. " Nggak ada. Kamu mau pulang? "

"Iya tuan! Apakah pekerjaan saya masih ada yang belum beres? "

"Bukan! Semua udah beres kok. Em! Aku cuma mau nawarin untuk anter kamu pulang. " Terang Arya agar nanti ia bisa menyampaikan pesan yang sudah ingin sekali ia katakan pada fasyin.

"Tapi saya bisa pulang dengan pak rahmat aja tuan. Biasanya juga begitu kok. Jadi tuan nggak perlu repot repot untuk nganterin saya pulang. " Jawab fasyin merasa tidak enak

"Nggak repot sama sekali kok. Lagian pak rahmat juga ada kerjaan lain yang harus ia kerjakan. Benar kan pak? " Ucap Arya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Pak rahmat awalnya bingung dengan maksud dari tuannya itu. Akan tetapi beberapa saat kemudian ia paham lalu mengangguk.

"Iya tuan. Saya lupa. saya memang ada pekerjaan lain. Neng nia pulangnya dianter oleh tuan Arya aja ya. "

"Yaudah deh pak kalo gitu. " Jawab fasyin pasrah.

Sebenarnya fasyin merasa sungkan pada Arya. Namun apa boleh dikata karna pak rahmat yang memiliki pekerjaan lain mau tak mau fasyin pun harus pulang bersama Arya.

"Yaudah ayo! "

Fasyin mengikuti langkah Arya menuju mobilnya. Awalnya dirinya hendak duduk di belakang akan tetapi Arya mencegahnya, dan menyuruhnya untuk duduk didepan.

Selama perjalanan hanya hening. Tak satupun diantara mereka yang berbicara. Hingga akhirnya arya lah yang memulai percakapan terlebih dahulu.

"Nia? Aku ingin menanyakan sesuatu boleh? "

"Boleh tuan. Tuan ingin menanyakan apa? "

Arya menepikan mobilnya sejenak agar bisa lebih leluasa untuk berbicara dengan fasyin.

"Huft! Sebenarnya ini sedikit privasi. Tapi aku sudah tidak tahan untuk tidak menanyakan hal ini dengan mu. " Ucap Arya menarik pelan nafasnya

Fasyin mengernyit! Hal privasi apa yang ingin Arya tanyakan dengan nya? Apakah ini mengenai kandungannya? Tapi kenapa. Bukan kah Arya sudah mengetahui semua cerita dari mommy nya. Lalu apa lagi?

Meski terlihat bingung namun fasyin tetap menjawab perkataan Arya. " Tuan ingin menanyakan hal privasi seperti apa? "

"Apakah kau sudah memiliki kekasih?" Tanya Arya to the point.

Fasyin diam namun dengan segera menjawab. " Belum tuan. Saya tidak memiliki kekasih. "

"Lalu apa kau sedang dekat dengan lelaki lain? Maksud ku apa saat ini kau tengah menjalin pendekatan dengan lelaki lain? "

Fasyin menggeleng lagi. " Saya tidak dekat dengan lelaki mana pun tuan! Kenapa? Kenapa tuan menanyakan hal ini? "

Arya merasa puas dengan jawaban fasyin. Itu tandanya jika Arya mendekatinya maka ia tidak memiliki saingan manapun.

"Tidak! Aku hanya bertanya saja. Lalu bagaimana jika aku yang mendekatimu? "

"Maksud tuan apa? Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan! "

"Maksud ku. Apakah kau mau untuk menjadi kekasih ku? Aku tau ini terlalu cepat. Tapi inilah yang aku rasakan dari pertama kali kita bertemu nia."

"Aku jatuh hati dengan pandangan pertama padamu. Aku menyukai mu dan mau kah kau menjadi kekasih ku? "

Deg!

Fasyin terkejut. Nafasnya tercekat ditenggorokan! Jantungnya bertalu talu dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Fasyin bingung harus seperti apa? Apakah dirinya harus senang saat ini atau justru malah sebaliknya.

Jujur saja fasyin juga menyukai Arya. Namun fasyin siapa Arya dan siapa dirinya. Mana mungkin dirinya pantas bersanding bersama Arya.

"Nia! Gimana? Apa kau mau menjadi kekasih ku? " Ulang Arya sekali lagi

"Maafkan saya tuan. Ta-tapi kenapa harus saya? Apakah tidak ada wanita lain yang pantas bersama tuan. "

"Tidak ada wanita lainnya yang pantas untukku selain kamu nia. Aku tidak butuh wanita lain, yang aku butuhkan hanya kamu. Cuma kamu sendiri. "

"Maaf tuan. Tapi saya rasa! Saya tidak pantas bersama tuan. Saya hanya wanita kotor yang tidak tau diri jika harus menjadi kekasih tuan. " Ucap fasyin menundukkan kepalanya menyembunyikan rasa sedihnya

"Hei.. Jangan berbicara seperti itu! Kata siapa kau kotor? Apa karna kau tengah mengandung bayi yang kau tak ketahui siapa ayahnya? Begitu? Tenanglah nia. Jika aku memilihmu itu tandanya aku juga siap untuk menerima bayi yang kau kandung itu. Dan aku juga siap untuk menjadi ayahnya. " Ucap Arya menangkup kedua pipi fasyin.

Fasyin melepaskan tangan Arya dari wajahnya. Lalu menghapus air matanya. " Lebih baik sekarang kita pulang tuan. Saya takut jika bibi menunggu saya dirumah. " Ucap fasyin mengalihkan pembicaraan

Sementara Arya hanya menurut saja. Ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meski sakit ditolak oleh fasyin. Namun Arya akan terus berusaha sampai fasyin mau menerima dirinya.  Sepanjang jalan tidak ada yang memulai obrolan, keduanya saling diam dengan pikiran masing masing. Hingga akhirnya mobil Arya pun tiba di rumah fasyin.

Flashback off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!