chapter 13

"Tumben pulang cepat tuan. " Ucap bik yem yang kebetulan berada di halaman rumah yang tengah menyirami tanaman

"Iya bik, kebetulan kerjaan udah selesai semua. Oh iya sop yang pagi tadi bibik masak masih ada? "

"Sop? Oh iya ada. Apa tuan muda mau makan sekarang? "

"Iya. Tolong dipanasin ya bik"

"Oh iya siap tuan. "

Lalu Arya masuk terlebih dahulu. Sementara itu bik yem langsung saja menuju dapur lewat pintu samping dan mulai memanaskan sop yang diminta oleh Arya tadi.

"Tumben banget tuan muda mau makan lagi. Biasanya sehari cuma sekali. Ah iya bibi yakin, pasti karna sop buatan neng nia tadi nih! " Gumam bik yem bertanya pada dirinya sendiri

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam! Lo Arya kok udah pulang aja? " Heran bramantyo

"Udah nggak ada kerjaan lagi mom, dad. " Jawab Arya sambil terus berjalan menuju meja makan

Mega dan bramantyo sejenak saling lirik. Lalu mengikuti Arya menuju meja makan.

"Kamu ngapain? " Tanya mega pada Arya. Ia heran dengan tingkah anaknya. Selalunya setiap pulang kerja Arya selalu menuju kamarnya? lalu kenapa sekarang malah duduk di meja makan

"Makan lah mom, mau ngapain lagi. "

"Makan? " Beo mega dan bramantyo

Bukannya tadi fasyin berkata jika Arya makan begitu lahap, lalu kenapa sekarang malah ingin makan lagi.

"Apa kamu belum ada makan? " Tanya mega memastikan

Arya mengangguk pelan "sudah. Tapi Arya lapar lagi. Mommy tau? Bik yem masak sop yang sangat enak sekali. Pokoknya mommy dan daddy harus menaikan gajih bik yem dua kali lipat dari biasanya. Aku juga pulang lebih cepat hanya untuk merasakan masakan bik yem lagi. "

Mendengar penuturan putra semata wayang nya bramantyo dan mega langsung saja menyemburkan tawanya, hingga ujung mata mereka mengeluarkan air mata

"Hahahaha.... Jadi karna itu kau cepat pulang boy. "

"Tentu dad. Lalu apalagi. "

"Permisi tuan. Ini sayur sop nya. " Ucap bik yem yang baru saja datang.

"Terima kasih bik. Oh iya ada kabar baik untuk bibik. " Ucap Arya sambil menyendok nasi

"Saya tuan? Kabar baik apa? " Jawab bik yem penasaran

"Saya akan naikan gajih bibik dua kali lipat dari bulan sebelum nya. "

Sontak bik yem melotot kaget. Apa ia tidak salah dengar, jika tuan muda nya mengatakan akan menaikkan gajinya. Bukan tidak senang. Tapi kenapa secara tiba tiba seperti ini. Padahal gajih dia yang sebelumnya juga lumayan besar.

"Tapi kenapa tuan? "

Sementara bramantyo dan mega hanya diam ditempatnya sambil mengulum senyum. Mereka ingin melihat bagaimana reaksi dari Arya ketika tau bukan bik yem lah yang memasak sop tersebut

"Ya karna bibi udah masak sop seenak ini. Ini benar benar sop yang paling enak yang pernah saya makan bik. " Jawab Arya sambil menyuapkan satu sendok kuah sop ke mulutnya.

"Tapi sop itu yang masak bukan bibik. Melainkan neng nia tuan. "

Byur!

"Uhuk! Uhuk! "

"Ahahaha..." Pecah sudah tawa daddy bramantyo dan juga mega.

"Makanya kalo makan itu hati hati Arya. " Ucap mega menyodorkan segelas air

Glek!

Glek!

Arya meminum air yang diberikan oleh mommy nya itu dengan cepat dan tandas.

"Pelan pelan arya. Nggak ada yang bakal rebut minuman kamu. "

"Bibik beneran? Jadi maksud bibi yang masak sop seenak Ini si art baru itu. "

"Fasyin namanya Arya. Atau kamu bisa panggil dia nia. Nggak baik dan nggak sopan kalo panggil seperti itu. " Koreksi sang ayah

"Ya ya ya. Maksud arya itu. "

Bik yem menggeleng. "Benar tuan, yang masak adalah neng nia bukan saya. "

Arya hanya diam saja. Ia jadi merasa sedikit malu pada fasyin. Karena tepat dihadapan fasyin dirinya dan juga Edwin telah memuji bik yem.

****

"Gimana keadaan kamu sayang. Apa kamu sehat? Apa kamu makan dengan baik? " Tanya ziah

Mereka saat ini sedang duduk di ruang tamu. Selesai makan siang yang terbilang sudah sore itu, lalu mereka menuju ruang tamu untuk mulai bercerita

"Nia baik ma. Nia senang mama berkunjung kesini. Tapi kenapa hanya sendiri mah? Papa kok nggak ikut? "

Ziah menarik nafas dengan pelan. "Mama kesini sendiri, papa kamu nggak ikut. Karna mama. " Jawab ziah menggantung

"Apa mah? " Ucap fasyin penasaran

"Papa kamu nggak tau, kalo mama kesini nemuin kamu. Karna mama pergi dari rumah tanpa memberi tau papa kamu. "

Fasyin kaget dengan kalimat mama tirinya ini. "Apaa! Jadi mama kesini papa nggak tau? Lalu gimana dengan papa mah. Kalo papa nyariin mama gimana?. "

"Tenang sayang. Papa kamu nggak akan nyariin mama. Lagian mama sama papa kamu lagi perang Dingin, dan mama butuh nenangin diri sendiri dulu. " Jawab ziah berbohong

Dirinya memang sedang perang Dingin pada Diki. Tapi ziah tak ingin menceritakan bahwa penyebab perkelahian mereka adalah, karna ziah yang terus menerus membahas fasyin.

"Tapi kenapa mah? Apa masalah nya. "

"Mama nggak bisa ceritain ini sama kamu sayang. Jadi.. Boleh ya mama tinggal disini untuk beberapa hari aja. Mama kangen sekali sama kamu sayang. "

Fasyin diam. Ia menoleh pada bik surti.  Bik Surti hanya mengangguk saja sebagai jawabannya

"Mama boleh kok tinggal disini. Seperti yang mama lihat, rumah ini nggak sebesar rumah papa mah. "

"Nggak papa sayang. Yang penting mama bisa ketemu sama kamu terus. "

"Terus kalo nanti papa nyariin mama gimana? "

Ziah diam sejenak untuk berpikir apakah Diki akan mencarinya atau tidak? Tapi ziah berharap Diki tidak akan mencarinya sesuai dengan yang ia katakan pagi tadi saat Diki menelpon diri nya.

"Itu biar jadi urusan mama aja sayang. Yang terpenting sekarang mama bisa ngeliat kamu dulu. Oh iya mama ada bawain sesuatu buat kamu. Tunggu sebentar! " Ucap ziah menuju kamar fasyin.

Beberapa menit menunggu akhirnya ziah keluar sambil menenteng beberapa buah paper bag.

"Sebelum mama kesini. Mama beliin ini untuk kamu. Dan ini untuk bibi. " Ucap ziah memberikan dua buah paperbag

Fasyin dan bik surti menerima dan melihat apa isi dri paperbag tersebut.

"Ya ampun mah. Ini bajunya bagus banget. Pasti harganya mahal ya mah." Ucap fasyin bahagia melihat dress yang dibelikan oleh ziah.

Hal Yang serupa pun juga bik surti rasakan. Dirinya juga dibelikan mukena dan juga satu lusin jilbab dengan warna yang berbeda-beda.

"Nyonya ini terlalu berlebihan. Seharusnya nona fasyin sendiri yang pantes dapet hadiah, kalo saya nggak perlu dibeliin juga. " Ucap bik surti tak enak hati

"Udah nggak papa kok bik. Gimana? kamu suka sayang?" Ucap ziah pada fasyin

Fasyin mengangguk.

"Suka kok mah. Maaf ya ma jadi ngerepotin. Seharusnya mama nggak perlu repot repot beli beginian mah. "

"Nggak papa sayang. Mama nggak merasa direpotkan sama sekali kok. Justru mama senang kalo kamu dan bibi suka dengan barang yang udah mama beliin ini. "

"Sekali lagi Terima kasih ya nyonya! "

"Hmm. Sama sama bik. " Jawab ziah tersenyum tulus.

"Kamu harus nepatin janji kamu lo Arya. " Ucap mega pada sang putra

"Janji? Janji apa? Arya sama sekali nggak punya janji apapun. "

"Belum ada satu jam tapi kamu udah pikun aja. Tadi bilang kamu ingin menaikan gajih bik yem kan. Kamu harus nepatin itu. "

"Eh nggak perlu nyonya. Gajih yang sebelumnya juga udah besar banget. Lagian yang seharus nya dapat bonus itu neng nia nyonya."

"Nggak papa bi. Arya harus tetep membayar gajih bibik dua kali lipat. Laki laki itu harus memegang omongan nya. " Ucap bramantyo

"Daddy benar bi. Walaupun bukan bibi yang masak, tapi saya akan tetap membayar gajih bibi sesuai dengan omongan saya tadi. " Arya merasa jika perkataan daddy nya memang benar. Bahwa seorang pria sejati harus bisa memegang omongannya.

"Terima kasih kalo begitu tuan. Saya permisi dulu. " Pamit bik yem kembali ke belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!