chapter 9

"Ma-maafkan saya tuan. Saya disuruh sama ibu mega, untuk anterin makan siang ini buat tuan Arya. " Ucap fasyin sopan

Edwin dan Arya terdiam! Kenapa anak kecil ini yang disuruh untuk, mengantarkan makan siang mereka. Bukankah mega mengatakan bahwa hari ini adalah art baru mereka, akan mulai bekerja? Lalu dimana art tersebut? Apa jangan jangan, anak kecil yang berada dihadapan mereka ini, adalah anak dari art tersebut. Begitulah pikir mereka berdua

"Oh kamu anak dari art baru itu ya? Kenapa malah kamu yang anter makanan ini. Dimana mama mu? " Ucap Edwin celingak celinguk

Fasyin mengkerutkan alisnya pertanda bingung. Apa yang dimaksud oleh pria tampan yang berkulit kuning langsat ini. Mama? Apa katanya? Sudah jelas jelas dia datang kesini sendiri, lalu untuk apa ia malah menanyakan mamanya. Sungguh disini fasyin benar benar tidak paham.

"Maaf tuan. Tapi sayalah yang art baru, yang kalian berdua maksud. "Ucap fasyin memberi tau

Arya dan juga Edwin hampir saja tersedak ludah mereka sendiri. Apakah mereka tidak salah dengar. Bahwa gadis yang berada di hadapan mereka inilah yang bekerja.

“hahaha! Jangan bercanda. Tante mega bilang yang bekerja dengan nya itu, sudah menikah dan juga tengah hamil. Mana mungkin anak kecil seperti mu yang bekerja.” tawa Edwin pecah sambil memegang perutnya.

Sedangkan Arya, ia mengangguk membenarkan. Ia juga dengar dengan jelas dan masih ingat akan perkataan sang ibu tercinta.

“Tapi. Aku bukan anak kecil tuan, dan aku juga tidak berbohong. Memang aku yang bekerja sebagai art, dan aku juga tengah hamil. ”Jawab fasyin, yang membuat Edwin menghentikan tawanya, pun dengan Arya yang melongo mendengar penuturan dari fasyin

“kau hamil? Apa kami tidak salah dengar?” kini Arya yang berbicara. Fasyin menggeleng sebagai jawaban nya

Sedangkan Arya dan Edwin terdiam setelah melihat tanggapan dari fasyin. Mereka harus menanyakan hal ini lebih lanjut lagi pada mega, untuk info lebih lanjut lagi

“Tuan! Ini makan siangnya. Jika terlambat memakannya, maka makanan ini akan dingin” ucap fasyin yang membuyarkan lamunan mereka

“oh iya maaf. Letakan saja makanan itu dimeja. ”jawab Arya. Fasyin mengangguk, lalu ia menyusun dengan rapih makanan tersebut diatas meja. Setelah selesai, fasyin pun hendak keluar dari ruangan tersebut. Ada baiknya ia menunggu diluar saja

“kau mau kemana? ”tanya Arya, ketika melihat fasyin terburu buru

“keluar! Saya akan menunggu diluar saja tuan. ”jawab fasyin menunjuk pintu

“tidak perlu! Kau bisa menunggu disini. Kau bisa duduk disofa dekat sana. ”tunjuk Arya

Fasyin melirik sofa yang ditunjuk oleh Arya. Apakah ia tidak salah melihatnya? Anak dari bos nya ini malah menyuruh nya duduk di sana, bahkan satu meja bersama anaknya.

“kenapa? ”tanya Arya. Pasalnya fasyin tidak menjawab kalimat nya, ia justru malah berdiam diri ditempatnya

"Tapi tuan, saya_"

"Biasa mommy juga duduk disana. Jadi jangan sungkan." Sahut Arya dengan cepat. Ia seolah sadar dengan gerak gerik dari fasyin

Fasyin pun mau tak mau menurut, ia pun mendudukkan bokongnya disofa yang dimana biasa Arya dan Edwin makan siang bersama.

****

"Wah bibi! Kue dagangan kita hari ini laris manis. Lihat aja, tadi sebanyak apa, sekarang hanya kotak kosong nya saja yang tertinggal. "Ucap ziah sumringah

"Alhamdulillah nyonya! Ya beginilah jualan, Alhamdulillah selalu habis. Emang rezeki itu udah ada yang ngatur. Lagian juga tadi bibi, bikinnya nggak terlalu banyak kaya biasanya. " Balas bik surti tersenyum

"Alhamdulillah ya bi. Sekarang ngapain lagi? Kan kuenya udah habis semua, " Ucap ziah.

"Bibi mau belanja dulu, untuk kebutuhan kue besok. Dan juga mau beli lauk pauk untuk makan siang kita nanti nyonya! " Jawab bik surti, yang langsung dapat anggukan kepala dari ziah

Lalu bik surti pun pergi dari sana meninggalkan ziah seorang diri. Kepergian nya bik surti, ziah berinisiatif untuk membereskan dagangan mereka tadi. Agar nanti saat bik surti kembali, semua sudah beres dan tinggal pulang saja.

Drrt!

Drrt!

Drrrt!

Bunyi nyaring ponsel ziah, membuat kegiatan nya terhenti. Ziah pun buru buru memeriksa siapa yang menelpon nya

"Papa? " Gumam ziah ketika sudah melihat nama yang tertera.

"Halo? "

"Yaa. Kau dimana? Kenapa seharian ini kau tidak berada dirumah. Kata anak anak kau sudah tidak ada sejak tadi malam. " Ucap Diki dengan cepat

Ya. Diki memang tidak mengetahui dimana ziah sekarang, pun dengan anak anaknya. Karna memang Diki semalam lembur dikantor nya dan tidak pulang sama sekali. Dan ziah pun mengambil kesempatan tersebut untuk berangkat ke Bandung, menyusul dimana fasyin berada. Karna dari info yang ziah dapatkan dari orang suruhannya, fasyin dan juga bik surti pergi ke Bandung.

Untuk alamat lengkap dimana fasyin tinggal, tentu saja dari supir taksi yang sempat dinaiki oleh bik surti dan juga fasyin.Karna anak buah ziahlah, akhirnya ziah mendapatkan alamat lengkap mereka.

"Kamu nggak perlu tau aku dimana mas. Mungkin untuk beberapa hari kedepan, aku tidak akan pulang. Aku butuh waktu sendiri dulu untuk saat ini. " Jawab ziah dan langsung mematikan sambungan telponnya, tanpa berniat mendengarkan jawaban dari Diki.

Ziah masih sedikit kesal dengan Diki, yang selalu menganggap bahwa fasyin lah penyebab meninggal nya dewi. Padahal semua itu hanya takdir. Dan fasyin sama sekali tidak bersalah dalam hal apapun itu. Sulit untuk memberi tau Diki. Entah harus dengan cara apa agar pria yang statusnya menjadi suaminya itu paham.

"Sial! Kenapa dengan nya, " Ucap Diki tak Terima karna ponselnya diputuskan begitu saja.

"Mama dimana pah? Apa mama memberi tau dimana mama sekarang. " Ucap sisil berharap

Diki menggeleng. "Tidak nak. Mama mu sama sekali tidak memberi tau dimana keberadaan nya sekarang." Jawab diki gusar, sambil memeluk putri kesayangan nya itu

"Tapi kenapa pah? Terus mama pulang nya kapan, " Kini rehan yang kembali bertanya. Namun lagi lagi Diki menjawab dengan celengan kepala, yang membuat bahu mereka merosot.

"Mama mu bilang, dia nggak bakal pulang untuk beberapa hari kedepan. Untuk berapa lamanya, papa juga nggak tau. " Lanjutnya

Bayu. Rehan dan juga sisil memilih diam. Mereka berpikir apakah kedua orang tuanya berkelahi, hingga membuat ziah pergi dari rumah.

"Rasain kalian. Biarin aja situ, salah siapa menuduh fasyin penyebab meninggal nya dewi. Lagian keras kepala banget sih. Udah diberi tau juga, tetap aja ngeyel. " Gumam ziah pelan. Sambil mematikan total ponselnya, agar tidak dapat dihubungi sama sekali

"Loh udah beres aja nyonyah. Kenapa nyonya malah repot repot segala! Bibi kan jadi nggak enak nyonyah. " Ucap bik surti ketika melihat semua nya telah rapi dan tersusun didalam kantong plastik

"Nggak usah sungkan. Lagian ini juga nggak berat berat amat bi. Gimana? Bibi udah selesai belanjanya? " Tanya ziah

"Aduh. Sudah nyonya. Mari kita pulang, nyonya pasti udah laper kan. Karna ini sudah telat dari jam makan siang. " Ucap bik surti

"Santai bi. Nggak papa kok, ayo kita pulang. Lagian cuacanya juga mendung, kayanya nggak lama lagi bakal turun hujan. " Ucap ziah

Bik surti mendongak. Menatap langit yang memang terlihat cukup gelap sekali. Mereka pun bergegas untuk pulang. Jika terlambat saja maka sudah dipastikan akan basah diguyur hujan.

"Apakah kau tidak ingin ikut makan bersama kami?, " Tanya Arya

"Iya. Biasanya kalo tante mega kesini, dia bakal ikut makan juga. " Sahut Edwin

"Nggak tuan. Tadi sebelum berangkat saya sudah makan siang kok. " Jawab fasyin seadanya. Mana mungkin ia bergabung dengan anak dari bosnya untuk makan bersama. Kalo bos nya juga ikut bergabung, tentu tidak masalah. Kan mereka adalah keluarga, jadi wajar wajar saja pikir fasyin.

"Yaudah kalo gitu. Kita makan dulu, jika kau haus kau bisa mengambil minuman dingin yang ada dikulkas sana, " Tawar Arya

Lagi lagi fasyin hanya mengangguk sebagai jawaban. Sungguh baik bos maupun anaknya sama sama memiliki hati yang baik. Bahkan mereka tidak memperlakukan dirinya dengan buruk yang hanya lah seorang art biasa.

Arya dan Edwin pun mulai meyuap makanan mereka ke mulut. Dan betapa terkejutnya mereka dengan rasa makanan mereka kali ini. Sungguh mereka dibuat takjub dengan rasanya, hingga tanpa sadar mata mereka melotot bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!