chapter 18

Brakk!!

Arya membanting pintu begitu keras hingga membuat orang orang yang berada didalam rumah berjengkit kaget.

"Niaaa! "

"Niaaa!" Teriak arya meng gebu gebu memanggil fasyin

Entah kenapa perasaan nya menjadi tak karuan setelah mendengar fasyin sakit. Sementara fasyin dan yang lainnya berlari tergopoh gopoh akibat suara yang kuat tadi.

"Ada apa tuan muda? Kenapa anda terlihat begitu khawatir,"ucap fasyin ketika sudah sampai.

Arya menoleh tat kala telinganya mendengar suara lembut nan merdu menyapa indra pendengarannya. Arya mendekat lalu membolak balikan tubuh fasyin untuk memeriksa apakah benar fasyin sakit atau tidak.

Namun setelah diperiksa dengan teliti ternyata tidak ada lecet sama sekali. Tanpa sadar arya mengucapkan kata syukur.

Sementara fasyin yang diputar putar beberapa kali oleh arya hanya mampu terdiam dengan bingung. Begitupun dengan para pelayan yang lainnya.

Ada apa dengan tuan muda arya? Mengapa ia begitu terlihat khawatir pada fasyin. Begitulah pikir mereka semua.

"Ha syukurlah kau tidak apa apa nia. " Ucap arya merasa senang.

"T-tuan! Saya tidak apa apa. Memang nya saya kenapa? Lalu kenapa tuan seperti ini, tidak enak dilihat oleh yang lainnya tuan. " Jawab fasyin merasa tidak enak akibat banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

Sementara arya seolah tersadar dari tindakannya. Ia melihat kesekitarnya lalu melepaskan tangannya dari pundak fasyin kemudian berdehem.

"Ekhem! Nggak papa. Sa-saya hanya lapar. Bisakah kamu membuat makan siang untuk ku. " Ucap arya canggung

Sementara fasyin merasa aneh dengan tingkah tuan mudanya ini. Apa tadi katanya? Lapar? Bukankah wanita yang mengaku sebagai calon istrinya sudah membawakan makan siang untuk dirinya?

"Tuan muda lapar? Memangnya calon istri tuan muda belum sampai dikantor hingga tuan pulang kerumah? " Tanya fasyin bingung.

"Calon istri? " Beo arya dengan alis yang berkerut

"Iyaa. Tadi siang saat saya ingin mengantarkan makanan, tiba tiba ada seorang wanita yang mengaku sebagai calon istri tuan muda. Dan dia menawarkan diri untuk membawakan makan siang untuk tuan muda. " Jawab fasyin jujur.

Arya terdiam! Jika mendengarkan perkataan fasyin itu tanda nya Naura hanya mengada ngada cerita mengatakan jika fasyin sedang sakit, agar ia bisa membawakan makan siang itu.

"Apakah namanya Naura? " Tanya arya

"Iya." Jawab fasyin menganggukan kepala dengan wajah polosnya.

Sungguh! Arya yang melihat tampang polos fasyin yang seperti itu ingin sekali mencubit gemas pipinya. Namun arya sadar dirinya bukanlah siapa siapa bagi fasyin, melainkan hanya sebatas bos dan bawahan.

"Oh dia bukan siapa siapa. Lain kali jika dia datang kesini dan menawarkan diri, jangan mau. Jika dia memaksa katakan saja ini perintah dari arya, jika dia masih ngotot juga. Katakan dengan nya kau akan tau akibatnya. Apa kau paham nia!! " Ucap arya memperingati

Fasyin terdiam sesaat untuk mencerna semua kalimat yang diucapkan oleh arya.

"Apa kau paham nia? " Ulang arya sekali lagi karna fasyin tak menjawab ucapan nya

Fasyin tersentak. Lalu mengangguk dengan patuh. "Saya paham tuan! "

"Bagus! Bisa kau siapkan makan siang untukku? Aku ingin makan dirumah saja hari ini. " Ucap arya

"Baiklah tuan.  Akan saya siapkan. " Jawab fasyin lalu kedapur

"Tuan ingin makan apa? " Ulang fasyin sebelum dirinya benar benar pergi menuju dapur.

"Apa saja terserah! Yang terpenting itu masakan mu. "

Fasyin mengangguk lalu pergi kedapur untuk menjalankan tugasnya.

Arya memperhatikan fasyin yang sudah menghilang dibalik pintu dapur. Lalu pandangannya teralihkan pada beberapa pelayan lainnya yang masih berkumpul di ruang tamu.

"Apa yang kalian lakukan? Kembali bekerja! Dan bik yem tolong bantu nia dibelakang. " Perintah arya

Para pelayan terkejut oleh suara bariton milik arya lalu mereka dengan segera kembali dengan tugas masing masing.

"Baik tuan. Laksanakan. " Jawab bik yem sedikit membungkuk lalu pergi menuju dapur.

Sementara arya yang melihat para pelayan telah pergi pun menghembuskan nafas dengan kasar. Ia membuka jaz nya dan melemparkan nya dengan sembarang arah. Lalu menggulung kedua lengan bajunya hingga batas siku. Dan satu kancing ia buka agar tidak merasakan begitu gerah.

"Kayanya gue udah nggak waras. " Gumam arya memijit pelipisnya sambil bersandar disofanya

Beberapa menit berlalu fasyin pun telah siap dengan masakannya dan meletakkan nya diatas meja. Ia melirik arya yang tengah duduk dengan tangan yang menutupi sebagian wajahnya.

Fasyin mendekat dan melihat ternyata arya tengah tertidur dengan pulasnya.

"Pasti capek banget ya, kerja seharian dikantor itu. Apa aku biarkan saja tuan arya tertidur? Atau aku bangunkan? Jika dibangunkan aku takut mengganggu waktu tidurnya, tapi! Jika tidak dibangunkan maka tuan arya akan terkena magh jika terlambat makan. " Gumam fasyin tampak berpikir

"Duh gimana ya? Bangunkan sajalah dari pada nanti tuan arya sakit lagi. " Ucap fasyin mendekati arya dengan pelan

"Tuan. Masakannya sudah siap waktunya makan siang. " Ucap fasyin meggoyangkan tubuh arya dengan pelan.

Namun yang digoyangkan justru tidak bergerak sama sekali. Bukannya bangun. justru arya menarik fasyin dan memeluknya. Karna tidak siap dengan tindakan arya tentu saja fasyin terjatuh kedalam dekapannya.

"Aaaa" Teriak nya karna kaget.

Oh Tuhan sungguh fasyin benar benar tidak menyangka dengan ini semua. Sungguh ini adalah pertama kalinya ia berada didekapan seorang pria tampan. Jantung fasyin berdetak dengan sangat kuat tat kala dirinya memandangi wajah arya yang begitu tampan.

Jika makhluknya saja setampan ini lalu bagaimana dengan rupa nabi SWT? Benar benar tidak ada cacat sedikitpun.

"Astaga! Nia sadar. Seharusnya kau tidak perlu seperti ini. Dasar bodoh. " Ucap fasyin  memukul pelan kepalanya.

Ia terus saja bergerak agar arya melepaskan pelukannya. Namun bukannya terlepas justru semakin erat saja. Membuat fasyin kewalahan. Apalagi dengan perutnya yang tampak besar.

"Oh gimana caranya agar aku bisa lepas dari dekapan ini. "  Ucap fasyin.  Suatu keberuntungan matanya menangkap bik yem yang sedang lewat dan berusaha memanggilnya

"Bik. Bibi! " Panggil fasyin stengah berbisik

Bik yem yang merasa di panggil Pun menoleh kesana kemari namun tak kunjung menemukan siapa yang telah memanggil namanya. Saat dirinya hendak berbalik lagi  kedapur tiba tiba suara itu kembali terdengar.

"Bik. Bi yem kesini. "

Mata bik yem menelusuri setiap sudut, akhirnya matanya membulat sempurna saat melihat fasyin dipeluk begitu erat oleh tuan muda nya

"Bi tolongin nia. " Ucap fasyin masih berusaha.

"Iya neng sebentar! " Jawabnya. Lalu bik yem pun mendekat

"Jangan mendekat bi. Biarkan aku seperti ini dengan nia! Kapan lagi aku bisa memeluknya seperti ini, " Batin arya berharap agar bik yem tidak mendekat dan membantu fasyin agar terlepas dari pelukannya. 

Namun sayangnya, keinginan arya tidak terkabul. Justru bik yem membantu fasyin agar terlepas dari pelukannya.

"Aduh neng kenapa bisa seperti ini. " Ucap bik yem melepas kangen fasyin

"Nggak sengaja jatuh bik. Tadi nia mau bangunin tuan muda eh tiba tiba udah kaya tadi aja. " Jawabnya jujur.

"Ya ampun! " Gumam bik yem

Arya pun mau tak mau melepaskan pelukannya pada fasyin.

"Akhirnya terlepas juga. Makasih ya bik. " Ucap fasyin sambil berdiri

"Sama sama neng. Biar bibi aja yang bangunin tuan kalo begitu." Tawar bik yem.

Fasyin mengangguk lalu menggeser sedikit tubuhnya agar bik yem dengan leluasa untuk membangunkan Arya.

"Tuan muda ayo bangun. Makanan nya sudah siap. "

"Eung! Iya bik baiklah. " Jawab Arya dengan suara seraknya. Lalu ia pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju meja makan seolah tidak terjadi sesuatu

Sementara bik yem dan fasyin hanya diam sambil lirik satu sama lain. Akan tetapi fasyin sama sekali tidak ambil pusing dengan kejadian beberapa menit yang lalu.

Sapa tau saja tuan Arya hanya mengigau dan tanpa sengaja memeluknya. Sementara Arya sendiri hanya tersenyum kecil tanpa sepengetahuan mereka.

Bik yem pun kembali kedapur diikuti oleh fasyin. Namun baru beberapa langkah fasyin dipanggil oleh Arya.

"Tuan memanggil saya? Apa butuh sesuatu? " Ucap fasyin menunjuk dirinya sendiri

"Bibi boleh kembali. Saya ada perlu dengan nia. " Bik yem mengangguk lalu permisi

"Duduk! " Titah Arya

Fasyin diam. Akan tetapi ia tetap duduk sesuai dengan perintah Arya.

"Ada apa tuan? " Tanya fasyin sekali lagi.

"Temani saya makan. "

"Ha? " Ucap fasyin bingung

"Saya tidak bisa makan jika tidak ada yang menemani. Itu sebabnya kenapa saya meminta kamu untuk duduk disini. "

"Tapi tuan pekerjaan saya__"

"Biarkan yang lain yang mengerjakan nya. Tugas mu sekarang adalah duduk disini dan temani saya makan itu saja. "Titah Arya tak terbantahkan

" Tapi_"

"Ya sudah kalo begitu! Saya tidak akan makan! " Ucap Arya merajuk

Karena bingung ada apa dengan tuan nya ini akhirnya fasyin memilih mengalah dan mengiyakan ajakan Arya untuk menemani nya.

"Baiklah saya akan duduk disini sampai anda selesai makan tuan. " Ucap fasyin membuat Arya tersenyum

Lalu Arya pun mengambil nasi dengan porsi yang cukup banyak. Tentu dengan tindakannya yang seperti itu membuat fasyin sedikit bingung. Ingin bertanya tapi fasyin enggan dan lebih memilih untuk bungkam saja.

"Buka mulut mu! " Ucap Arya menyodorkan satu sendok kemulut fasyin

Lagi lagi fasyin dibuat kaget dengan tingkah Arya. Dirinya yang hendak makan lalu kenapa malah fasyin yang disodorkan nasi.

"Tuan. Yang seharusnya makan itu anda bukan saya. " Tolak fasyin

"Saya bilang buka mulut mu. "

"Tapi tuan! "

"Bukaa! " Titah Arya memaksa

Fasyin pun akhirnya membuka mulutnya dan memakan makanan tersebut. Sementara Arya tersenyum kecil dibuatnya. Usai menyuapi fasyin dirinya juga ikut makan menggunakan sendok yang sama. Hal seperti itu terus terulang hingga nasi habis.

"Kenapa anda makan dengan sendok yang bekas mulut saya tuan?" tanya fasyin

"Karna aku menyukai mu. " Jawab Arya pelan yang hanya mampu didengar olehnya dirinya sendiri

"Apa tuan berbicara? "

"Tidak." Jawab Arya

Suapan terakhir ia berikan pada fasyin. Namun ada sedikit sisa makanan yang menempel pada bibir mungil fasyin, membuat Arya harus menyentuh bibir tersebut dan membuang sisa makanannya.

Sontak hal itu membuat fasyin terkejut dan memandang Arya penuh tanya.

"Ada sisa makanan dibibir mu, aku hanya bantu membuangnya saja, "terang Arya seolah paham pada maksud fasyin.

Fasyin diam dan tak mempermasalahkan nya. Lalu ia bangkit dan membersihkan meja yang kotor. Sebelum pergi tak lupa ia mengucapkan terima kasih.

Sepeninggalan fasyin Arya menuju kamarnya dengan perasaan yang bahagia sekali. Sudah dapat memeluk lalu menyentuh bibir fasyin dengan alasan ada sisa makanan, padahal tidak ada sama sekali..

Terpopuler

Comments

Nancy Nurwezia

Nancy Nurwezia

modus tuan Arya..

2024-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!