chapter 14

"Arya udah selesai makannya mom, dad. " Ucap Arya bangkit dari duduknya

"Loh, Nggak dihabiskan ya? Itu masih ada beberapa suap lagi lo. " Sahut mega melirik ke piring sang anak

Arya melirik pada makanannya yang hanya menyisakan nasi putihnya saja.

"Sop nya kan udah habis? Arya juga udah kenyang. Makan nasi putih doang, hambar. " Jawabnya dan langsung saja menuju lantai atas

"He Arya!! Aryaaaa. " Teriak mommy mega tpi Arya sama sekali tak menggubris nya

"Huh dasar anak itu!! Suka sekali membuang buang makanan? Nggak tau mubadzir apa. " Sungut sang mommy

"Kalo kaya gini, siapa yang mau makan lagi. Ck! "

"Ngapain sih mom? Namanya juga kenyang. Mau diapain lagi?? Udahlah mending kasih sama peliharaan mommy aja sana, kalo memang merasa sayang untuk di buang. " Saran daddy bramantyo

Mega yang memasang wajah cemberut. Seketika mengulas senyumnya dengan lebar. Kenapa ia bisa lupa? Padahal beberapa hari yang lalu. Ia baru saja membeli beberapa ekor anak ayam berwarna.

Awalnya bramantyo dan penghuni rumah merasa heran dengan tingkah mega. Bramantyo pun menanyakan pada sang istri maksud dan tujuan membeli ayam tersebut.

Flashback onn

"Mommy habis dari mana? " Tanya bramantyo heran.

Ia heran karena tak biasanya saat dirinya pulang tak melihat mega sama sekali. Selalunya ketika dirinya pulang bekerja, maka mega akan menyambutnya diruang tamu.

"Daddy!! Lihat sini apa yang udah mommy beli.. Comel kan. " Ucap mega tak menjawab pertanyaan dari suaminya

Bramantyo mendekat, lalu melihat satu kotak yang dipegang oleh istrinya. Bramantyo pun membelalakan matanya ketika tau apa isi dari dalam kotak tersebut.

"Ya ampun mommy!! Apa yang mommy beli ini? " Ucap bramantyo menepuk jidatnya

Bagaimana tidak terkejut dan shok? Jika yang mega beli adalah anak ayam warna warni sebanyak kurang lebih sepuluh ekor. Ia berpikir apakah istrinya ini sedang mengalami MKKB. (masa kecil kurang bahagia) 

Entah untuk apa anak ayam tersebut bramantyo pun tidak tau pasti. Yang jelas kelakuan istrinya ini benar benar aneh menurut nya

"Ck! Apa sih dad! Biasa aja kali nggak usah berlebihan gitu. Apa? Mau protes? Maaf dad! Tapi kali ini mommy lagi nggak Terima protes dalam bentuk apapun itu. " Decak sebal mega

Cit!

Cit!

Cit!

Suara ayam tersebut memenuhi ruangan luas nan mewah tersebut.

"Untuk apa mommy membeli anak ayam ini, oh ya Tuhan.... Apa masa kecil mommy kurang bahagia hingga harus membeli anak ayam ini? "

Mendengar penuturan pria yang dihadapan ini membuat Mega memutar bola matanya dengan malas.

"Hais!! Sembarangan aja kalo ngomong. Masa kecil mommy bahagia ya, bahagia banget malah. Emang nggak boleh kalo mommy beli anak ayam ini? Orang lucu lucu begini kok, mana warna warni lagi. "

"Bukan maksud daddy begitu tapi___"

"Aaa berisik! Daddy jangan banyak cincong deh. Cepet bikin kan kandang dibelakang, no kecot no debat titik!! " Ucap mega menyela kalimat sang suami dengan cepat.

Jangan tanyakan bagaimana wajah bramantyo sat ini. Dirinya sudah memasang wajah melongo dengan mulut yang menganga. Lalu apa tadi katanya? Bikinkan kandang? Bagaimana mungkin seorang pria Kantor seperti nya harus membuat kandang.

Mana bisa bramantyo membuatnya. Sudah jelas ia biasa dihadapi dengan bertumpuk tumpuk berkas dan juga komputer. Apa iya dirinya harus membuat kandang.

"Malah bengong lagi disitu!! Buruan dad. " Tekan mega menyadarkan bramantyo.

Bramantyo tersadar. Mau tak mau ia pun harus mengiringi langkah istrinya. Meski sudah satu jam berkutat akan tetapi kandang pun tak juga kunjung selesai.

"Lama banget sih dad! Udah satu jam disini tapi nggak siap siap juga. " Kesal mega yang menatap suami nya hanya berdiam diri saja sejak tadi

"Gimana mau siap sih mom. Mommy lupa? Daddy kan pria kantoran mana paham dengan alat alat tukang seperti ini. " Keluh bramantyo

"Alasan!! Disuruh bikin kandang aja nggak bisa bisa? Giliran urusan kasur aja cepet dan bisa. Ck! Ck! Ck! " Cibir mega

"Itu kan beda lagi mom. " Jawab bramantyo pelan

"Huh, "

Lama berdiam diri, akhirnya mega pun melihat pak rahmat yang kebetulan tengah lewat. Dan mega pun memanggilnya

"Iya nyonya? Ada yang bisa saya bantu ? " Tanya pak rahmat ketika sudah dekat dengan tuan, dan nyonya nya

"Ada! Pak rahmat bisa bikin kandang ayam? " Tanya mega memastikan

Meski terlihat bingung, tapi pak rahmat tetap menganggukan kepalanya.

"Bisa nyonya.. Memangnya kandang untuk apa? Dan seperti apa. " Tanya pak rahmat lebih lanjut lagi

"Ini loh pak, saya itu habis beli ayam warna warni. Karna saya bingung mau ditarok dimana, jadi saya mau bikin kandang. "

"Jangan terlalu besar, kandang yang biasa aja. Nggak besar tapi nggak kecil juga. Biar nggak desak desakan. " Lanjut mega memberi tau.

Terlihat pak rahmat melirik kotak dibawah dan melihat beberapa anak ayam yang warnanya sangat cerah sekali.

Lalu mengangguk. "Siap nyonyah. Kalo cuma kandang mah gampang. Akan saya kerjakan sekarang juga. "

Pak rahmat pun mengerjakan perintah sang nyonya nya, dan mulai membuat kandang. Berhubung memang pak rahmat tidak memiliki pekerjaan, jadi lebih baik ia kerjakan saja bukan.

Sementara itu mega dan bramantyo pergi dari sana tak lupa mengucapkan Terima kasih.

Flashback off

Sementara saat ini Arya tengah berbaring dikamarnya, ya selesai makan tadi Arya langsung menuju kamar untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai semua dengan urusannya. Arya pun berbaring dikasur king size miliknya

Kamar yang Berinterior mewah dan juga memiliki warna tembok berwarna hitam pun menjadi tempat ternyaman Arya untuk beristirahat setelah lelah seharian ini bekerja.

Kamar Arya begitu luas, ditambah dengan Arya yang tidak terlalu suka kamarnya dipenuhi dengan beberapa perabotan yang menurut nya tak penting dan juga akan mempersempit kamarnya.

Hanya ada kasur, meja kerja, lemari, dan rak buku saja yang mengisi kamar Arya tersebut. Arya memainkan lidahnya didalam mulut nya sehingga membuat pipinya mengembung.

Jika Edwin melihat itu, sudah pasti Edwin akan menertawakan nya. Karna baginya ketika Arya seperti itu maka wajahnya yang tampan akan terlihat konyol sekali.

Kebiasaan Arya ketika tengah melamun pasti akan memainkan lidahnya didalam mulut hingga membuat pipinya mengembung secara bergantian.

Saat tengah asik melamun. Tiba tiba saja wajah fasyin memenuhi isi kepalanya. Entah lah Arya juga tidak tau. Semenjak fasyin datang kekantornya otak Arya hanya dipenuhi dengan wajah dan senyum fasyin yang seolah olah tengah menari didalam kepalanya.

Padahal Arya sudah menepisnya berulang kali tapi tetap saja. Semakin ia ingin menghilangkan pikiran itu, maka semakin menjadi jadi ia mengingatnya.

"Aarrggg!! " Teriak Arya frustasi sambil menarik kuat rambutnya

"Apa ini? Kenapa gue selalu ingat wajah wanita itu? Apa aku gila? Tidak.. Tidak.. Tidak.. Aku masih waras. "

"Tapi kenapa aku malah terus memikirkan nya. Bodoh Arya bodoh! Kenapa kau harus memikirkan wanita yang telah memiliki suami. "

"Eh tunggu! Apa benar jika art itu memiliki suami? Tapi kenapa kelihatan nya ia sama sekali belum menikah? Bahkan dijari manisnya pun tak terlihat ada cincin yang melingkar disana. " Gumam Arya terus bergumam pada dirinya sendiri

"Enggak!! Ini nggak bisa dibiarin. Gue harus tanya mommy dan daddy soal ini. " Ucap Arya berjalan menuju pintu.

Namun saat ia hendak berjalan, tiba tiba saja Arya kembali menghentikan langkah kakinya.

"Tapi.. Kalo gue nanya sama mommy, terus mommy mikir yang macam macam gimana? Gue harus jawab apa? Ahhk persetan dengan itu semua. Gue harus nanyain masalah ini, biar gue bisa tidur dengan nyenyak malam ini. "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!