chapter 12

Ceklek!

Fasyin membuka pintu dengan pelan dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah punggung ziah. Karna posisinya saat ini ziah tidur dengan menghadap tembok. Terlihat begitu tenang dan nyaman sekali ziah tidur. Fasyin sebenarnya tidak tega untuk membangunkan ziah, namun karna bik surti berkata kalo ziah belum ada makan sejak pagi tadi. Dari pada jatuh sakit lebih baik fasyin membangunkan nya saja.

"Ma! Mama. Bangun ma. " Panggil fasyin sedikit menggerakkan tubuh ziah

Ziah tersentak. Lalu dengan pelan bergumam.

"Iya, mama bangun. Ada apa? " Tanya ziah setelah bangkit dari tidurnya

"Nia mau ngajak mama makan. Kata bibi, mama belum ada makan sejak tiba disini. "

"Oh iya. Mama capek dan ngantuk banget, jadi pulang dari pasar mama ketiduran. "

"Maaf ya ma. Karna udah bikin mama repot. " Ucap fasyin tidak enak.

"Maaf? Nggak perlu sayang. Ini memang kemauan mama sendiri kok. Jadi jangan nggak enakan begitu. "

Fasyin mengangguk lalu fasyin berkata. "Yaudah kalo gitu. Kita makan dulu mah, "

"Iya."

Fasyin mengangguk. Lalu mereka pun keluar dari kamar. Fasyin duduk kembali dimeja makan, sementara ziah menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya, agar terlihat lebih fresh. Suara gemericik air membuat fasyin dan juga bik surti menunda untuk makan terlebih dahulu.

Karna akan tidak sopan jika mereka makan terlebih dahulu, sebelum ziah tiba.

"Loh. Kok pada belum makan? Kenapa? " Ucap ziah yang telah selesai dengan urusan nya

"Kita nungguin mama. Biar bisa makan bareng. "

Ziah mengangguk paham. Lalu duduk di kursi yang telah tersedia.

"Maaf ya nyonya. Hanya tahuu tempe, dan sayur kangkung yang saya mampu beli. " Ucap bik surti merasa tidak enak.

Karna ketika dijakarta dulu. Bik surti selalu masak ayam dan daging setiap harinya. Sementara disini ia hanya menyajikan tahu dan tempe. Ingin rasanya bik surti membeli daging atau ayam. Tapi mengingat itu mahal dan uang bik surti juga tidak cukup untuk membelinya.

Jika dipaksakan, maka sudah pasti besok bik surti tidak akan berjualan, karna sudah tidak memiliki uang.

"Enggak papa bi. Begini aja udah syukur banget kok. " Jawab ziah

Bik surti dan fasyin yang mendengar nya tersenyum.

Lalu mereka pun mulai mengambil nasi dan lauknya, mereka makan dengan tenang dan juga khidmat. Tak ada yang bersuara, karna pantang bagi mereka saat makan sambil berbicara.

"Apa ada lagi. " Tanya Arya dengan tegas pada sekretarisnya  si Edwin

"Jadwal meeting udah selesai pak. Setelah ini bapak sudah tidak ada acara apapun lagi. " Jawab Edwin lugas

Arya mengangguk saja Sambil terus berjalan diikuti oleh Edwin yang berada dibelakang nya. Mengingat seluruh pekerjaan nya telah selesai, Arya berniat untuk pulang lebih awal hari ini.

Arya merasa begitu lelah dan juga lapar. Padahal beberapa menit yang lalu ia baru saja makan siang. Sungguh membayangkan sop buatan bik yem tadi membuatnya ngiler, dan tidak sabar untuk segera pulang.

Arya tidak tau saja siapa yang telah memasak sop tersebut.

Ceklek!

Arya dan juga Edwin dibuat kaget melihat siapa yang dengan beraninya masuk kedalam ruangan nya. Apalagi telah lancang duduk di kursi kebesaran nya.

Arya memperhatikan setiap sudut ruangan nya, yang sudah banyak sekali sampah snack berserakan.

"Oh Hai Arya. Kau sudah selesai dengan pekerjaan mu?" Naura bertanya dengan suara yang lembut

Arya diam. Ia tak berniat ingin menjawab kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Naura. Arya berpikir kenapa setelah sekian tahun lamanya tidak bertemu, sifat Naura sama sekali tidak berubah.

Selalu bersikap sesuka hati juga semena mena.

"Apakah seperti ini kelakuan seorang model yang terkenal itu! Cih. Sungguh tidak memperlihatkan itu semua. Apa kata dunia kalo mereka lihat kelakuan idol yang mereka bangga banggakan itu, ternyata sangat jorok sekali. " Cibir Edwin menatap Naura tak suka.

Ya. Edwin memang dari dulu begitu benci terhadap naura. Semua tentang Naura Edwin sangat tidak suka. Sikapnya sangat tidak mencerminkan seorang aktris didunia modeling. Sangat jorok dan juga tidak sopan karna telah masuk keruangan Arya tanpa izin terlebih dahulu

Naura mendelik ketika mendengar Edwin berkata seperti itu padanya. Naura pun menoleh kesekitarnya memang cukup berantakan. Ruangan yang semula bersih hanya dalam hitungan menit saja sudah seperti kapal pecah

"Ma- maaf Arya. Aku keasikan nonton drakor sampai melakukan ini semua. Ak-aku akan membersihkan nya. " Ucap Naura sambil memungut sampah plastik yang berserakan karna dirinya

"Kenapa kau bisa masuk keruangan ku. " Ucap Arya datar. Karna seingat nya sebelum menuju ruang meeting tadi. Arya sudah mengunci pintunya menggunakan pin

"Tentu aku bisa masuk. Apa kau lupa Arya? Kau kan memakai pin yang sama dengan tanggal lahir mu. Mana mungkin aku tidak tidak tau akan hal itu. " Ucap Naura tersenyum manis

"Sial! Lain kali aku akan mengubahnya. " Batin Arya

"Kau sibuk hari ini? Apa kau bisa menemani ku berbelanja. Aku baru saja tiba kemarin dan aku belum sempat untuk jalan jalan. Aku rindu sekali dengan suasana bandung. "

"Aku sibuk. " Ucap Arya ketus

"Tapi kan ya_"

"Aku bilang sibuk ya berarti aku sibuk. " Jawab Arya memotong kalimat Naura dengan cepat

Lalu Arya pun keluar dari ruangannya. Entah kenapa, Arya begitu tidak menyukai Naura sekarang. Semenjak kejadian beberapa tahun lalu

Flashback on

"Kak Arya. " Panggil seorang murid perempuan

"Ya de kenapa? " Jawab Arya menunduk melihat wanita yang bernama dea tersebut

Dea tersenyum simpul. Lalu ia memberikan handuk dan juga air mineral pada Arya. Karna Arya yang baru saja selesai berlatih basket.

Arya menerima handuk dan juga botol air mineral tersebut. "Makasih."

Dea mengangguk senang. Dirinya sangat senang karena Arya menerima pemberiannya, Masa itu adalah saat Arya menduduki bangku SMA kelas tiga sementara Dea kelas satu.

Dea sudah menyukai Arya sejak awal masuk kesekolah ini. Namun Dea sama sekali tak berani mendekati Arya, ia selalu memperhatikan dengan jarak jauh saja. Dea takut pada Naura yang selalu saja menempel pada Arya. Jika ada satu wanita saja yang berani mendekati Arya selain dirinya. Maka dapat dipastikan hidup wanita itu tidak akan tenang.

Berhubung hari ini Naura tidak terlihat Dea pun dengan berani mendekati Arya dan memberikan minuman. Namun baru saja Arya hendak minum air tersebut, tiba tiba Naura datang dan langsung saja merampas air tersebut, Lalu menyemburkan nya ke pada Dea.

"Nauraa! " Geram Arya marah

"Kamu ngapain sih, harus nerima air dari dia. Kalo ada racun nya gimana? "

"Ini aku bawain yang baru. " Ucap Naura seolah tak merasa bersalah

"Jangan yang nggak nggak deh. Mana mungkin Dea naruh racun diminuman itu. Orang tutupnya tadi masih disegel. " Jawab Arya

"De kamu nggak papa? " Ucap Arya merangkul Dea

"Nggak papa kok kak. Aku permisi dulu kalo gitu. " Pamit Dea sambil berlari

Sementara Arya hanya menatap nya saja. "Lo liat! Karna ulah lo Dea jadi pergi dengan keadaan basah kuyup seperti itu. "

"Udah ngapain dipikirin, biarin aja dia. Mending sekarang kita pulang, tadi mama kamu nelpon aku katanya ada acara keluarga dirumah, jadi kita disuruh pulang"

Arya hanya diam saja, lalu berjalan dengan langkah lebar menuju motor sport miliknya. Arya sama sekali tak menghiraukan Naura yang terus saja memanggil namanya.

Arya benar benar kesal pada naura karna masalah tadi. Karna bagi Arya Naura sudah keterlaluan, padahal sudah jelas niat dari Dea baik padanya, tapi Naura justru memperlakukan nya dengan cara seperti itu.

"Iih. Sialan awas aja lo. Karna lo udah berani dekatin  Arya, maka lo akan rasain akibat dari gue. " Gumam Naura

Ia pun mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi seseorang

"Halo? Tolong lo hancurkan keluarga perempuan yang fotonya udah gue kirim ke email lo. " Ucap Naura langsung mematikan panggilan tersebut

Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Arya sama sekali tidak pernah melihat Dea lagi. Hingga Arya mendengar beberapa siswi bergosip tentang Dea bahwa Dea berhenti sekolah, karna bisnis milik keluarga nya bangkrut.

Arya merasa heran, kenapa tiba tiba sekali. Karna merasa ada yang tidak beres. Akhirnya Arya mencari tau semua tentang Dea dan juga keluarganya. Beberapa minggu berlalu akhirnya Arya menemukan jawabannya.

Ternyata dalang dibalik ini semua adalah Naura. Arya marah besar dan pergi menuju kelas Naura yang kebetulan sekali Naura tengah berada dikelas seorang diri.

"Ikut gue sekarang! " Ucap Arya menarik lengan Naura dengan kuat

Naura meringis "aw. Sakit ya, lo mau bawa kemana. "

Arya tak menjawab. Ia sama sekali benar benar tidak habis pikir dengan ulah Naura. Sementara itu Naura terus saja mengaduh karna pergelangan tangannya semakin memerah.

"Ya lepasin! Tangan gue sakit. "

Arya pun akhirnya melepaskan genggaman tangan nya

"Puas lo sekarang ha. Kenapa lo tega lakuin ini semua dengan orang yang nggak bersalah. " Ucap Arya menahan emosinya

Naura menautkan alisnya bingung. Ia bingung dengan arah pembicaraan Arya kali ini

"Lo ngomong apa sih ya. Gue nggak paham. "

"Nggak usah pura pura bego! Gue tau, lo kan yang bikin keluarga Dea jadi bangkrut terus sekarang Dea putus sekolah karna orang tuanya udah jatuh miskin. "

Deg!

Naura menegang. Dari mana Arya tau dengan itu semua. Naura bingung harus berkata seperti apa.

"Kenapa lo diam! Jawab gue. Kenapa lo lakuin itu. "

"Gue lakuin itu, karna gue nggak suka ada wanita lain yang deketin lo selain gue ya. Gue benci itu. "

"Masalah nya apa! Kenapa harus lo lakuin hal yang membuat keluarga Dea jadi sengsara. "

"Itu karna. Ka-karna dia dengan beraninya ngasih minuman ke lo tempo lalu. " Kilah Naura

Naura merasa ragu untuk mengucapkan kata, karna dia mencintai Arya.

Arya mengusap wajahnya dengan kasar. "Keterlaluan. Lo bener bener keterlaluan! Cuma karena masalah itu lo bikin Dea menderita. Apa kurang puas waktu itu lo nyiram dia ha, " Bentak Arya lalu pergi meninggalkan Naura seorang diri.

Flashback off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!