chapter 5

Ting!

Terdengar suara notifikasi masuk. Fasyin dengan segera memeriksa ponsel miliknya, dan betapa terkejutnya ia ketika membaca pesan tersebut. Yang berisikan jika ia diterima bekerja sebagai asisten rumah tangga.

"Akhirnya ada juga yang mau menerima aku untuk bekerja. Kalo ginikan aku bisa nabung," gumam fasyin

"loh kamu belum istirahat nduk," tanya bik surti ketika melihat fasyin masih duduk dimeja makan.

"iya bik, nia baru aja cek hp nanya soal kerjaan. alhamdulillah dapet." jawab fasyin seadanya

"kerjaan? kamu nyari kerjaan. buat apa, kamu kan lagi hamil nduk. kalo nanti terjadi sesuatu sama kamu atau kandungan kamu gimana? bibik nggak izinin ya." pungkas bik surti.

ia khawatir melepas fasyin seorang diri. terlebih lagi dalam kondisi hamil seperti ini. dan yang paling penting fasyin sama sekali tidak pernah bekerja bersama orang lain, selain dirumahnya sendiri. bik surti tidak mau mengambil resiko.

"tapi bik. nia butuh banget sama kerjaan ini, nia nggak mungkin harus bergantung terus terus'an sama bibik. uang gajihnya kan bisa nia tabung untung biaya lahiran nia nanti." jawab fasyin.

bik surti terlihat menghela nafasnya dengan pelan. memang yang dikatakan oleh fasyin ada benarnya, jika hanya mengharapkan uang hasil dagangan saja mana cukup, untuk biaya makan mereka saja masih kurang, apalagi untuk biaya persalinan. jelas jelas pasti akan memerlukan biaya yang cukup banyak.

"tapi kan nduk."

"bik. percaya sama nia, nia bakal bekerja dengan hati hati. lagian kerjanya nggak nginep kok bik, jadi nia masih bisa bantu bantu bibik untuk bikin kue," ucap fasyin cepat memotong kalimat bik surti.

"huft! yasudah, kalo memang seperti itu yang kamu inginkan. tapi ingat selalu berhati hati ya nduk,"jawab bik surti pasrah

"iya bik, nia bakal hati hati kok." jawabnya

"yasudah kalo gitu, kamu kerja dimana? besok biar bibik anter ya." ucap bik surti

"nggak usah bik, kata bos baru nia. nia besok di anter jemput sama supir keluarga mereka, jadi nia nggak perlu keluar uang. kan alhamdulilah banget, bos nia baik karna nia bilang, kalo nia nggak tau jalan bandung. makannya dia nawarin kaya gitu." terang fasyin memberi tau

"oh syukurlah kalo begitu. pokoknya besok hati hati aja ya, bibik mau mandi dulu." ucap bik surti yang dibalas anggukan kepala oleh fasyin.

****

sementara dilain tempat, tepatnya diperkantoran seorang wanita paruh baya tengah berjalan dengan anggunnya, tak lupa dengan seenyuman manis miliknya, menyapa para karyawan karyawan putranya, sesekali ia akan membalas sapaan dari karyawan tersebut. contohnya dari asisten pribadi putra nya

"selamat siang ibu." sapa pria itu dengan ramah

"siang juga, apa arya ada diruangannya?"jawab wanita tersebut tak kalah ramahnya

"kebetulan ada bu, barus saja tuan masuk keruangannya."jawab pria tersebut

"baiklah terima kasih edwin." jawab wanita tersebut.

lelaki yang bernama edwin itu pun mengangguk sembari tersenyum, kemudian pergi dari sana.

ceklek!

"apa kau sekarang memiliki kebiasaan, masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. " Ucap Arya tanpa melihat siapa yang datang

"Apakah ibumu harus mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangan anaknya sendiri. " Ucap wanita paruh baya tersebut yang ternyata adalah ibu dari Arya. Sebut saja namanya mega

Arya mendongak dan melihat ternyata ibunya yang datang berkunjung menemuinya. "Mommy, maafkan aku mom. Aku kira tadi Edwin. "

"Nggak papa. Seperti biasa, mommy kesini bawain kamu makan siang. Kamu pasti belum makan kan, " Ucap mega pada putranya itu.

Memang setiap hari mega selalu, datang ke kantor putranya untuk membawakan makan siang. Karna Arya adalah tipe orang yang tidak bisa makan diluar. Arya lebih senang dengan makan makanan rumah dari pada yang orang lain jual. Karna menurut nya, makanan dirumah jauh lebih higienis ketimbang makanan dari luar. Yang kita tidak tau sama sekali proses pembuatan nya seperti apa.

"Memang nya ini sudah jam makan siang? " Tanya Arya

"Hmm kebiasaan. Apa gunanya jam tangan yang melingkar ditangan kamu itu. " Jawab mega, sambil mengeluarkan kotak bekal makan siang nya

Arya menepuk jidatnya. Ia sampai lupa jika dirinya memakai jam tangan, ia pun hanya bisa nyengir kuda memperlihatkan deretan giginya yang putih dan juga rapih.

"Sangking sibuknya kerja mom. Aku sampai lupa kalo ini sudah jam makan siang. " Ucap Arya cengengesan

"Singking sibuknyi kirji mim. Kamu itu selalu seperti itu, udan tinggal dulu kerjaan kamu. Sekarang makan mumpung masih anget, sekalian ajak tuh si Edwin. Kayanya dia belum makan siang juga, " Omel mega mengikuti kalimat putra nya itu

Arya mengangguk, ia pun menelpon Edwin agar dengan segera datang keruangan nya untuk makan bersama.  Arya dan Edwin memang sudah dekat seperti keluarga. Karna Edwin adalah teman sekaligus sahabat nya yang Arya punya satu satunya. Jika dikantor maka mereka akan bersikap layaknya seorang atasan dan juga bawahan, namun ketika diluar jam kantor mereka akan bersikap biasa saja. Tidak formal dan juga santai.

Ceklek!

"Lo manggil gue? " Tanya Edwin yang baru saja tiba

"Menurut lo. Yaiyalah terus ngapain lagi. " Cetus Arya

Edwin hanya nyengir saja. Kemudian ia pun duduk tak. Jauh dari mega dan Arya berada.

"Makan makan. Selesai makan ada yang mau mommy omongin sesuatu nanti dengan kamu. " Ucap mega pada Arya

"Apa mom? " Jawab Arya tak paham

"Nanti saja. Sekarang makan dulu keburu dingin. " Ucap mega

Sedangkan Arya hanya menghedikan bahu acuh. Ia pun mulai memakan makanan tersebut, bersama Edwin.

"Tante nggak ikut makan? " Tanya Edwin. Pasalnya hanya mereka berdualah yang makan. Tak biasanya mega tidak ikut makan bersama mereka. Selalunya mereka pasti makan bersama, tetapi kali ini tidak

"Tante kenyang. Udah makan tadi di rumah sebelum kesini. " Ucap mega. Edwin hanya mengangguk saja.

Dua puluh menit berlalu, mereka pun telah siap makan bersama. Tak lupa Edwin membantu mega mengemasi sisa sisa makan mereka.

"Mommy mau ngomong apa? " Tanya Arya yang memang sedari tadi memikirkan, apa gerangan yang akan dibicarakan mega kali ini

"Oh itu loh. Besok ada yang dateng kerumah kita ngelamar kerjaan."

"Terus? " Ucap Arya

"Karna memang butuh banget, buat gantiin mommy jadi ya mommy Terima aja. Tapi ya itu, " Ucap mega menggantung kalimat nya

Arya dan Edwin mengerutkan alis pertanda bingung.

"Yaitu apa mom? Jangan setengah setengah kenapa. " Ucap Arya. Mommy nya ini memang memiliki kebiasaan, ketika berbicara serius selalu menggantung dikalimat akhirnya. Entah kenapa Arya juga tidak tau

"Katanya dia lagi hamil muda. Tapi mommy belum nanya semuanya sih, karna mommy ngerasa nggak enak aja kalo harus bahas panjang lebar di telpon. " Ucap mega

"Hamil? Suaminya kemana? Lagi hamil kok malah kerja. " Sahut Arya

"Iya. Tega banget si lakiknya. Masa bini hamil malah dibiarin kerja. " Sambung Edwin. Mereka tak habis kok ada pria yang tega membiarkan istri nya bekerja dalam kondisi hamil. Apakah dia tidak takut, jika nanti sampai kenapa kenapa dengan istri ataupun anaknya.

Mommy menghedikan bahu acuh. "Entahlah, mommy juga belum tanya banyak hal. "

"Mommy yakin? Kalo nanti dia kenapa kenapa gimana? Kan kita ntar yang repot mom. Apa nggak ada pekerja lain yang harus dipekerjakan. Maksud ku cari yang belum menikah, atau mungkin janda gitu. Yang jelas tidak mengambil resiko suatu saat nanti, " Ucap Arya

"Tapi mommy kesian ya. Katanya dia lagi butuh duit banget, buat nabung biaya lahirannya nanti. Yang mommy tau dikit ni ya ceritanya, katanya! dia itu cuma tinggal berdua sama bibiknya gitu."

"Pekerjaan bibiknya cuma jualan kue aja dipasar, dan itu pendapatan nya nggak seberapa ya. " Sambung mega lagi

Arya terlihat berpikir sebelum mengambil keputusan ini. Ia tak ingin saja suatu saat jika terjadi sesuatu maka ia dan keluarganya lah yang akan terkena masalah.

"Yaudah, terserah mommy aja. Kalau bisa jangan kasih pekerjaan yang berat berat. Kasihan, " Ucap Arya yang membuat mega tersenyum, ia pun mengangguk pelan

"Yaudah kalo gitu. Lanjutkan pekerjaan kalian. Mommy mau pulang dulu, daddy mu pasti udah pulang juga dari kantornya. " Pamit mega seraya berdiri dari tempatnya

"Hati hati mom, " Ucap Arya sambil mengecup kedua pipi mommy nya itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!