chapter 15

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah kaki menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Ya Arya lah yang menuruni tangga dengan tergesa-gesa, ia harus menanyakan suatu hal yang penting pada mommy nya itu. Jika ia tidak segera menanyakannya sudah dipastikan, ia tidak akan pernah bisa tidur dengan nyenyak!!

"Mommy! " Teriak Arya mencari keberadaan mega

"Tumben sepi? Kemana mommy dan daddy? " Tanya Arya

Dirinya sudah mencari kesana kemari namun tak kunjung ketemu. Ia mencoba untuk mencari didapur, akan tetapi dapur sepi tak ada orang sekalipun.

Mencoba mencari dikamar orang tuanya, akan tetapi kamarnya justru terkunci. Dan Arya pun tanpa sengaja mendengar ******* demi ******* milik kedua orang tuanya.

"Ck! Telinga gue jadi ternodai. Kalo tau gini mending tadi nggak usah kesini huh!! Lagian mommy dan daddy kenapa sih. Udah tua juga, tapi masih kuat aja hadeuh, " Ucap Arya yang terus berjalan menuju kamarnya.

"Sudahlah, lebih baik aku tidur saja. " Gumam Arya pada dirinya sendiri

**

**

"Baby! Kenapa kau semakin cantik saja setiap kali aku melihatmu. " Ucap seorang pria tua dengan nada seraknya

"Ah, om bisa aja! Hmm. Apa aku boleh berkata sesuatu? " Jawab gadis itu malu malu

"Tentu tentu! Apa itu? Apapun itu aku akan selalu mendengarkanmu. " Ucap pria tua tersebut

"Hmm. Sebenarnya aku butuh uang om, karna aku pengen beli tas pengeluaran terbaru. Seluruh teman teman di sekolah ku sudah banyak yang punya, sedangkan aku? Belum sama sekali. "

"Aku ingin sekali membelinya, tapi om tau sendiri kan. Papa akhir akhir ini membatasi uang jajan ku. " Ucapnya dengan bibir yang sedikit Dimanyunkan

"Hahaha. Sisil sayang ayolah jangan berkecil hati seperti itu. Apa guna om ini hem! " Ucap irwan menangkup kedua pipi sisil

Ya perempuan yang tengah bermanja manja, di sebuah mini bar tersebut adalah sisil dan juga irwan. Irwan adalah rekan kerja papanya dan juga papa dari sahabatnya disekolah.

Entah mengapa sisil gemar sekali bermain bersama om om. Bahkan sisil juga tidak segan untuk tidur bersama. Itu semua ia lakukan hanyalah demi uang semata.

Padahal uang yang selalu diberikan oleh diki sudah dikatakan jauh lebih cukup untuk beberapa bulan kedepan. Namun itu semua tidaklah cukup untuk menunjang gaya hidupnya.

Padahal sedari kecil sudah diberikan fasilitas mewah akan tetapi baginya masih saja kurang.

"Maksudnya. Apa om akan membelikannya untuk ku? " Tanyanya dengan wajah yang bertanya

"Tentu saja. Apapun untuk mu, tapi... Itu semua tidaklah gratis! Ada harga untuk semuanya. " Jawab irwan dengan tatapan mesum miliknya

Sisil tentu saja paham akan maksud dari tatapan tersebut. Demi barang yang ia inginkan apapun harus ia lakukan.

"Oke oke! Aku paham, baiklah kalo begitu tunggu apalagi. " Ucap sisil yang langsung ******* dengan rakus bibir dari pria tua tersebut.

"Gue yakin! Lo pasti bakal kalah dari gue. "

"Nggak bakal. Sebelum sebelumnya gue akui tapi untuk sekarang nggak akan gue biarin. Siap siap aja kalo lo kalah. Maka sesuai kesepakatan kita, makanan ini buat yang menang. "

"Oke! Gue nggak biarin itu terjadi, "

Malam Ini semua teman teman dari bayu dan juga rehan sedang berkumpul. Sepulang sekolah tadi mereka semua memutuskan untuk menginap dirumah rehan tentu atas permintaan dari si Adrian dan juga fahmi yang otaknya adalah makanan semua.

Karna yang mereka tau adalah rumah rehan dan juga bayu adalah gudangnya cemilan.

Teman teman dari rehan terdiri dari lima orang yaitu adalah.

Rehan Saputra. 

Bayu Nugraho

Fahmi Arrizki

Adrian sutisna

Gevandra Putra

Mereka adalah kumpulan dari genk motor yang cukup populer di sekolah mereka. Selain karna ketampanan wajah mereka, kenakalan mereka juga cukup terkenal.

Dari semua teman rehan dan bayu, hanya gevandra lah memiliki sifat dan sikap yang dingin. Dia adalah lelaki yang paling banyak diam dari yang lainnya.

"Dimana adik lo? " Tanya gevandra dengan wajah datar

Rehan yang memang berada di sebelah nya pun menoleh. "Sisil? Biasa. Paling juga ngumpul bareng teman teman nya. Kenapa? "

"Bukan! "

Kedua alis rehan menyatu. "Oh maksud lo, si anak pembawa sial itu?"

"Hmm."

"Diusir! Dia udah diusir dari rumah ini. Maybe? Sekitaran satu atau dua mingguanlah. "

Gevandra menoleh. Ia cukup terkejut dengan perkataan yang terlontar dari mulut rehan. Akan tetapi dirinya masih bisa menutupi rasa keterkejutan nya dengan wajahnya yang datar.

"Kenapa? "

"Dia hamil! Itu sebabnya dia diusir dari rumah ini. "

Deg!

"Nia hamil? Apa jangan jangan!! Tapi kan? "

"Apa karna kejadian malam itu? " Tanya gevandra memastikan

Rehan mengangguk. "Gue rasa iya. Tapi nggak papa, justru gue senang dia keluar dari rumah ini. Seenggaknya kasih sayang nyokap gue nggak terbagi lagi. "

Gevandra hanya diam sambil berpikir. Apakah kejadian malam itu yang membuat fasyin hamil? Tapi bagaimana bisa? Saat dirinya tengah asik melamun tiba tiba saja ia di kejutkan dengan rehan yang menepuk pundaknya.

"Mikirin apaan lo?"

"Nggak papa. Terus tanggapan orang tua lo gimana? Maksud gue apa bokap lo nggak nyari tau siapa yang udah ngehamilin nia? " Tanya gevandra dengan wajah yang serius namun tetap dengan wajah yang datar

"Nggak tau! Mungkin mau dikawinin."

Ceklek!

"YESS! Gue menang. Wle wle wle, " Ucap Fahmi mengambil satu piring cemilan, sambil berjoget ria

"Ah lo pasti curang kan. " Tuduh Adrian

"Yeee. Enak aja lo nuduh gue curang. Emang lo nya aja yang kagak bisa main. Kalah mah kalah aja. " Sahut Fahmi sambil memakan cemilan tersebut dengan gaya memanas manasi Adrian

Sementara Adrian sendiri hanya diam dengan bibir yang bimoli (bibir monyong lima senti) 

Yang lainnya hanya geleng geleng melihat tingkah mereka yang selalu memperebutkan makanan.

"Wah ada apa ini rame rame. " Tanya Diki yang baru saja pulang dari kantor

Semua menoleh dan tersenyum dengan ramah.

"Eh iya om. Kita semua berniat untuk nginep disini. Udah lama nggak ngumpul bareng. " Sahut Adrian

"Oh iya nggak papa. Justru om suka kalian main kemari agar rumah Ini selalu ramai. " Jawab Diki tersenyum.

"Papa tumben pulang telat. " Ucap bayu

"Iya kerjaan papa, numpuk banget dikantor makanya pulang telat. Kalo gitu papa naik keatas dulu ya. " Pamit Diki kepada anak remaja itu. Mereka semua pun menganggukan kepala secara serempak.

**

**

Keesokan harinya...

Seperti biasa. Kegiatan fasyin dan juga bik surti selalu disibukan dengan berkutat di dapur. Mereka sudah terbangun dari jam dua dini hari tadi untuk membuat kue.

Mereka sengaja bangun lebih awal, itu karna bik surti mendapatkan pesanan kue yang lumayan banyak dari tetangga sekitar.

Karna ada acara arisan, itu sebabnya mereka memesan kue dari bik surti. Karna banyak dari mereka hampir setiap hari membeli kue yang bik surti jual di pasar.

Ada sekitar dua ratus lebih pesanan yang bik surti dan fasyin olah.

"Alhamdulillah ya bik. Baru beberapa minggu kita tinggal disini udah banyak banget peminat kue yang kita bikin. "

"Iya alhamdulillah. Bibik juga Terima kasih banget sama kamu nduk. Karna udah bantu bibik bikin kue selama ini. "

"Udah kewajiban nia untuk nolong bibi. " Jawab fasyin tersenyum

"Oh iya. Apa mama kamu masih tidur? " Tanya bik surti

"Masih bik? Apa perlu nia panggilin. " Jawab nya

"Jangan! Biarin aja mama kamu tidur. Kesian atuh kalo dibangunin mah. "Jawab bik surti

Fasyin hanya mengangguk saja sebagai jawabannya

"Kamu nggak siap siap untuk berangkat kerja? " Tanya bik surti lagi

"Belum bik. Masih ada beberapa menit lagi, untuk siap siap. " Jawab fasyin seadanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!