chapter 3

Tidur nyenyak fasyin terganggu oleh suara grasak grusuk dari luar. Entah suara apa itu fasyin juga tidak tau, ia perlahan membuka matanya dan melirik jam yang masih menunjukan pukul 4 dini hari.

Dengan pelan fasyin menyibak selimutnya, dan dengan segera keluar guna memeriksa suara apa yang yang begitu berisik.

Fasyin dengan pelan berjalan, sambil membawa gagang sapu yang ia ambil dari balik pintu kamarnya. Sudah pasti untuk berjaga, takut takut ada maling yang masuk kerumah mereka.

Ceklek!

Fasyin menyalakan lampu, dan seluruh rumah menjadi terang. Ternyata bik surti lah yang bekerja di dapur.

"Loh bibik tah, yang di dapur.  Nia kira ada maling yang masuk kerumah, sampe nia udah bawa sapu segala! " Ucapnya

Ternyata Kecurigaan nya salah. Yang semula ia kira maling ternyata adalah bik surti.

"Kamu ini ada ada aja nduk. Mana mungkin ada maling yang mau masuk kerumah kita yang sederhana ini. Orang nggak ada apa apanya kok. " Jawab bik surti

"Ada kok bik. Bibik berharga bagi nia. Kalo bibik sampe diculik, kan nia jadi nggak punya siapa siapa lagi hehe. " Cengirnya

"Oalah. Nggak ada yang mau sama bibik, orang udah tua begini. " Balas bik surti malu malu.

"Hehe. Bibik ngapain? Kok banyak adonan kue gini. " Tanya fasyin ketika melihat meja penuh dengan tepung tepungan.

"Bibi mau bikin kueh, untuk dijual. Kan lumayan untung nya bisa kita pake untuk kebutuhan kita sehari hari nduk. " Jelas bik surti

"Oh. Nia boleh bantu bik? Mau lanjut tidur, tapi nia udah nggak ngantuk lagi. " Tawar fasyin

"Boleh nduk. Kamu tolong masak adonan ini ya. Bibi mau ngadon yang lain. " Jawab bik surti sambil memberikan mangkok berisi adonan

Fasyin menerima mangkok berisi tersebut dan mulai untuk memasak nya. Cukup banyak jenis kue kue yang bik surti olah. Dari donat, risoles, bakwan sayur, tahu isi, bakwan jagung, dadar gulung. Dan masih banyak lagi yang mereka buat.

bik surti sengaja membuat nya dijam yang menjelang pagi. Itu semua agar makanan yang dia olah masih fresh dan juga hangat.

"Udah beres semua kayanya ini bik. Terus sekarang apa lagi?" Tanya fasyin ketika melihat sudah banyak sekali kue kue yang siap untuk dijual

"Kamu mandi duluan aja. Semua kue ini biar bibik yang susun. Setelahnya baru kita berangkat ke pasar untuk menjual semua kue kue ini. "

"Oh yaudah. Nia mandi duluan ya bik, " Ucap nia, ia pun bergegas segera menuju kamarnya, untuk mengambil handuk dan juga beberapa pakaian.

Sambil menunggu fasyin selesai mandi. Bik surti menyiapkan seluruh kue nya. Satu persatu ia susun dan rapikan kedalam kotak kue. Lalu ia simpan kedalam kantong pelastik. Dapat dilihat kantong pelastik yang ia siapkan sebanyak empat biji. Dan semuanya berisikan berbagai macam jenis kue. Setelah beberapa menit akhirnya fasyin telah selesai mandi, dan dilanjutkan dengan bik surti.

10 menit berlalu, mereka telah siap untuk berangkat kepasar. Tak perlu menggunakan kendaraan. Cukup berjalan kaki mereka sudah tiba dipasar pagi.

"Rame ya bik pasarnya. Padahal ini masih sekitar jam enam kurang. " Ucap fasyin ketika melihat pasar yang begitu cukup ramai.

Ramainya bukan hanya pedagang saja. Tapi ada juga beberapa warga sekitar yang berbelanja di jam segini. Alasannya karna jam seperti ini, sayur, cabai, bawang, dan beberapa kebutuhan pangan lainnya terjamin fresh dan segar.

"Selalu rame setiap harinya nduk. Lapak kita jual ada diujung sana. Sekarang ayo kita kesana, " Jawab bik surti.

Fasyin mengangguk. Dan mengikuti langkah bik surti menuju lapak mereka, dimana tempat mereka jualan. Sesampainya dilapak mereka. Mereka langsung saja mengeluarkan semua isi dari kantong plastik tersebut, dan menyusunnya dengan rapi ke atas meja. Posisi mereka jualan, bersebelahan dengan orang yang berjualan sarapan pagi. Dan kebetulan memang warung sarapan pagi itu selalu ramai setiap harinya, dan tak pernah sepi pengunjung. Pemiliknya juga ramah, justru dia lah yang menawarkan bik surti untuk berjualan disebelah nya. Karna memang pemilik warung sarapan pagi itu, sudah kualahan dengan jualannya. Ia pun tidak memiliki waktu untuk membuat jenis kue. Terkadang banyak sekali pembeli yang makan ditempat, menanyakan kue kue. Berhubung memang sipemilik warung sarapan pagi itu dekat dengan bik surti, dan dia juga mengetahui bik surti kembali, itulah kenapa dia menawarkan agar bik surti berjualan saja ditempatnya.

Hitung hitung berbagi rezeki, tidak ada yang salah bukan. Karna pasar yang seluas itu banyak pedagang dan juga pembelia maka kesempatan untuk bik surti berjualan.

"Berapaan harga nya kue bu! " Ucap seorang pembeli menghampiri. Ia cukup tergiur dengan kue kue yang dijual fasyin dan juga bik surti. Bagaimana tidak tergiur. Kue mereka masih mengeluarkan asap yang tandanya kue itu baru saja matang, dan langsung dipasarkan

"Donat nya satu dua ribu aja teh. Yang lainnya empat lima ribu. " Jawab bik surti

"Oh ya sudah, saya mau sepuluh ribu campur ya! " Ucap pembeli tersebut. Bik surti mengangguk dan dengan segera membukuskan kue kuenya

"Terima kasih ibu! " Ucap fasyin setelah menerima uangnya. Si pembeli tersenyum kemudian berlalu dari sana. Hal Yang serupa terus terjadi. Banyak sekali pembeli yang membeli dagangan mereka. Sampai sampai mereka kualahan melayani pembeli yang tak ada hentinya mengantri. Sangking sibuk dan repot nya. Fasyin juga bik surti sampai tidak sadar jika hari sudah siang. Dan kue yang mereka jual habis tak tersisa.

"Alhamdulillah bik. Kue kita habis semuanya. " Ucap fasyin merasa senang. Walaupun melelahkan tapi ia bahagia karna melihat kue yang mereka jual habis tak tersisa sedikit pun

"Iya nduk. Akhirnya habis juga, kalo udah habis gini ada baiknya kita pulang. Kamu pasti udah lelah bukan. " Jawab bik surti

Fasyin hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi ia takut jika bik surti akan marah padanya. Melihat raut wajah fasyin yang sedikit kebingungan, bik surti pun bertanya. Hal apa yang sekiranya membuat nona mudanya ini terlihat bingung

"Kamu kenapa nduk? Kaya ada sesuatu yang kamu pikir kan. " Tanya nya

"Enggak kok bik. Nggak ada, sekarang kita kemasin aja semua kotak kue ini. Biar kita cepet pulang! " Jawab fasyin

Bik surti menarik nafas dengan pelan. Mana mungkin jika tidak ada apa apa. Hei ayolah! Bik surti merawat nya dari ia masih bayi. Bayi sekali, mana mungkin bik surti tidak paham dengan karakter nona mudanya ini.

"Jangan bohong nduk. Bibik kenal sama kamu sejak kamu masih bayi. Bahkan yang merawat dan membesarkan kamu bibik. Mana mungkin bibik tidak mengerti sifat dan gimana hidup kamu. " Terang bik surti

"Sebenarnya nia pengen. Makan rujak bik, sama soto tapi kuah nya aja. Nia pengen bilang sama bik surti tapi nia takut kalo bibik marah. " Ucapnya, yang membuat bik surti menggeleng.

"Mana mungkin bibik marah. Kamu pasti lagi ngidam kan. Yaudah tunggu disini, biar bibik belikan ya. " Ucap bik surti tersenyum lembut

Fasyin tersenyum manis, dan mengangguk. Ia pun menunggu bik surti untuk pergi membelikan apa yang ia inginkan. Sungguh ia benar benar merasa bahagia karna telah dirawat oleh bik surti yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Saat ini hanya bik surti lah yang ia punya, karna semua yang ia sayangi justru pergi dan membencinya, dan dengan teganya mengusir nya dalam keadaan hamil.

Mengingat kejadian yang membuatnya diusir dari rumah. Membuat fasyin pusing memikirkan hal tersebut. Sungguh fasyin benar benar tidak tau siapa yang telah menghamili nya. Karna seingatnya malam itu ia hanya mengantarkan minuman pada bayu dan juga rayhan. Dan setelah nya ia sudah tidak mengingat apa apa lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!