“Ini kita nggak mau turun dari mobil gitu biar bisa jalan-jalan bentar di sekitar monasnya?“
“Ngapain jalan-jalan? ‘Kan capek,”
“Ya foto-foto gitu, Vin,”
“Nggak usah, aku udah pernah foto sama monas,”
“Keliling sekitar sini naik mobil kalau gitu,”
“Okay sambil cari bakso ya,”
“Nah ide bagus, boleh-boleh,”
Anin antusias sekali ketika Vindra punya gagasan untuk berkeliling mencari bakso, makanan yang sedang diidamkan oleh Anin yang merasa nafsu makannya meningkat sakit kali ini.
“Zel, mau makan bakso ‘kan?”
“Iya mau kok, Vin. Kenapa emang?”
“Mau lah, orang Zeline suka kok,”
“Makan yang lain?” Tanya Vindra pada kekasihnya yang sejak tadi lebih banyak melihat ke arah luar. Zeline menikmati suasana siang menjelang sore yang ramai.
“Nggak, bakso aja,”
“Kalau kita makan bakso, masa Zeline makan yang lain, Vin?”
“Ya kali aja Zeline lagi mau makan yang lain gitu,”
“Aku mau bakso sama es campur, semoga ada deh. Kalau nggak ada es campur, aku mau jus alpukat. Tapi kalau nggak ada juga—-“
“Nggak usah minum nih jangan-jangan,”
“Hahahaha ya nggak gitu, Nin. Kalau nggak ada ea campur, jus alpukat, ya udah deh aku mau es teh aja,”
“Kalau nggak ada juga gimana?”
Zeline menghembuskan napas kasar. Menu sederhana es teh saja tidak ada. Perlu dijadikan pertimbangan untuk makan di tempat itu lagi. Karena menurut Zeline variasi minuman itu perlu. Selain air mineral, paling tidak ada es teh, atau jus.
“Masa sih es teh nggak ada?”
“Ya kali aja udah habis gitu, Zel,”
“Masa habis?”
“Ya bisa aja gula atau tehnya habis,”
“Kalian kenapa pembahasannya random banget sih? Udah-udah, pasti ada kok es teh. Nin, Zeline tuh doyan es teh, jadi kalau nggak ada es campur atau jus ya dia maunya es teh. Kalau nggak ada paling air putih aja mau nggak mau. Kalau nggak, nanti aku beliin deh,”
“Kamu sukanya minuman yang berasa ya kalau makan bakso?”
“Nah itu tau, Nin. Makanya aku bete sih kalau es teh aja nggak ada. ‘Kan itu sederhana banget,”
“Iya nanti aku cariin ya kalau emang di sana nggak ada es teh,”
“Semoga ada es campur deh, itu menu pertama yang aku incar,”
Vindra terkekeh mendengar Zeline yang benar-benar menggemaskan hingga Ia tidak kuat untuk tidak mencubit pipi Zeline. Akan merajuk kalau tidak ada es teh sebagai menu terakhir, punya menu pertama dan kedua. Seharusnya obrolan semacam ini bisa nanti saja ketika sudah berada di tempat makan. Tapi Zeline dan Anin tampaknya kekurangan topik obrolan makanya membicarakan soal menu minuman.
“Eh itu-itu!“
“Astaga, Anin. Pelan-pelan ngomongnya, aku kaget tau,” tegur Zeline yang merasa kaget ketika Anin tiba-tiba berseru sambil menunjuk sebuah warung yang menjual bakso.
“Iya-iya maaf,”
“Hahahaha Anin suara kamu bikin kuping aku hampir copot, serius,”
“Tapi itu penuh, di tempat lain aja,”
“Ih di situ aja, kamu nggak level nakan di warung yang ukurannya kecil?”
“Kok ngomong gitu? Aku sering banget kok makan di pinggir jalan, makan di warung-warung yang sederhana, aku malah jarang ke tempat makan yang mahal walaupun bisa,”
Mendadak Zeline tidak terima ketika Anin bicara seolah Ia adalah perempuan yang hanya suka makan di tempat-tempat yang mahal. Kalau Anin bicara seperti itu maka Anin salah besar. Karena kenyataannya adalah, Zeline malah lebih menyukai makan di tempat-tempat yang sederhana.
“Hahaha bercanda, Zel,”
Zeline merotasikan bola matanya halus. Sudah bicara sembarangan, Anin meminta maaf hanya untuk menghapus rasa kesalnya. Padahal wajar kalau Zeline merasa kesal karena Anin belum terlalu mengenal siapa dirinya tapi sudah bisa menilai, dan hasil penilaiannya juga tidak objektif. Hanya karena Zeline mengatakan bahwa warung bakso itu penuh, Zeline ingin di tempat lain, Anin langsung menilai kalau Zeline adalah perempuan yang terlalu mengidolakan tempat makan mewah.
“Cari tempat lain ya?” Tanya Vindra karena menurut Vindra lebih baik mereka cari tempat lain karena yang ditunjuk Anin barusan memang cukup ramai dan tempatnya terlalu kecil.
“Tapi aku mau di situ,”
“Ya udah terserah deh, aku ikut aja,”
Zeline tidak memaksakan kehendak. Ia bukan orang yang egois. Ia malas berdebat. Jadi lebih baik ikut saja. Lagipula belum tentu juga Vindra memenangkan pendapatnya. Vindra saja tidak mengambil keputusan tegas untuk mencari tempat lain, tapi Vindra malah bertanya.
“Tapi itu ramai lho, emang nyaman?”
“Ya udah deh cari tempat lain aja kalau gitu,”
Zeline bersedekap dada. Jujur moodnya sudah rusak setelah mendengar ucapan Anin tadi, dan Zeline merasa wajar kalau Ia kesal. Giliran Ia menyerahkan keputusan pada Anin dam Vindra, Anin tiba-tiba setuju untuk mencari tempat yang lain.
“Aku takut kalau nggak ada yang jual lagi deh. Di sini banyak nggak sih yang jual bakso?”
“Ada pasti, tenang aja. Kalau perlu kita cari sampai dapat,”
“Ya kalau nggak dapat juga, saran aku mendingan pesan online aja,” ucap Zeline.
“Kita liat dulu aja ya,”
Zeline menganggukkan kepalanya. Ia memberikan saran untuk pesan online supaya Vindra tak pusing-pusing mencari tempat makan bakso.
“Kamu kapan main ke rumah?”
“Rumah siapa? Rumah kamu? Besok deh ya kalau aku udah sekolah. Pas pulang aku mampir dulu ke sana. Emang kenapa, Vin? Mama kamu tanyain aku?”
“Iya, nanyain kenapa belum main ke rumah? Aku bilang belum ada waktunya aja. Dan kamu ‘kan lagi sakit juga,”
“Eh ngomong-ngomong aku ngajakin ke monas karena Mama aku tau,”
“Oh kamu habis ngobrol sama Mama kamu?”
“Iya tadi Mama nanyain keadaan aku. Terus Mama bilang aku udah kemana aja selama di Jakarta. Aku bilang belum, cuma ke mall sama kafe doang. Eh kata Mama ke monas aja minta temenin sama Vindra kalau aku udah sembuh,”
“Eh ternyata udah ngajakin aku ke monas sebelum sembuh, bandel banget kamu, Nin,”
“Hahahaha tapi ‘kan udah jauh mendingan, Vin,”
“Jangan keseringan jadi anak bandel,”
“Nggak lah, aku anak baik,”
“Hei, kamu diam aja,”
Vindra meraih tangan Zeline yang diam saja entah karena mengantuk, lapar, atau memang sedang tidak mau bicara.
“Kamu kenapa? Kok diam aja?”
“Hmm? Nggak apa-apa kok,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Suherni 123
Anin yang memonopoli dan vindra yang ga peka
2023-10-10
0
ademing_ati
nggak peka emang🤦🤦
2023-09-23
1