Pacar Atau Sahabat
“Kenalin, ini Anin sahabat aku. Dari waktu TK udah temenan, karena orangtua kita juga udah berteman. Anin sekarang pindah sekolah di sini karena mau mandiri katanya, jadi dia tinggal di apartemen, Mama Papa nya masih di Jepang,”
Zeline tersenyum menyapa Anin, yang dikenalkan oleh sang kekasih sebagai sahabatnya sejak kecil. Tanpa ragu Zeline mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya.
“Hai, aku Zeline,”
“Aku Anin, Zel,”
“Jadi ini yang sering kamu ceritain ke aku, Vin?”
Vindra hanya terkekeh salah tingkah. Ketahuan kalau Ia sering menjadikan kekasihnya, Zeline, sebagai topik ketika Ia dan Anin mengobrol.
“Kamu hebat banget mau pisah dari orangtua. Kalau aku sih nggak mau, soalnya aku penakut,”
“Ya pengen aja coba hidup mandiri, lagipula di sini ‘kan aku nggak baru-baru banget. Sebelumnya udah pernah jadi anak Jakarta juga, dan aku di sini udah punya teman dekat. Jadi nggak terlalu takut,”
Mereka bertiga menikmati waktu istirahat dengan bakso sebagai menu makan siang. Zeline senang karena ada teman baru. Anin dekat dengan Vindra, Ia berharap bisa juga menjalin pertemanan yang baik, bersama Anin. Sehingga bukan hanya Vindra saja yang akrab, tapi Ia juga bisa akrab dengan Anin.
“Aku mau beli es teh lagi ah,”
Satu gelas es teh ternyata masih kurang membuat kerongkongan Zeline merasa lega. Akhirnya Ia beranjak dari kursi untuk minta dibuatkan es teh lagi oleh penjaga kantin.
“Ini aja punya aku,” ujar Vindra seraya mendorong gelasnya lebih dekat ke arah Zeline namun Zeline menggelengkan kepalanya.
“Nggak, aku mau beli lagi, Vin,”
Akhirnya Vindra mengangguk. Ia membiarkan sang kekasih untuk beli minuman lagi. Mungkin Zeline tidak enak meneguk minumannya karena memang masih ada setengah, atau mungkin Zeline masih merasa kurang kalau hanya minta darinya saja.
Zeline datang dengan segelas es teh manis. Mukanya yang sedikit kemerahan karena makan pedas dan panas, tampak ceria ketika berhasil mendapatkan satu gelas es teh manis lagi. Terlalu antusias untuk cepat duduk dan kembali menikmati sisa baksonya yang masih ada, Zeline tidak sengaja tersandung batu kecil yang ada di dekat mejanya sehingga es teh yang Ia bawa sedikit tumpah, dan tak sengaja mengenai Anin.
“Kamu gimana sih, Zeline?! Hati-hati dong! Makanya tadi aku tawarin es teh punya aku supaya kamu nggak ribet bangun-bangun, kamu malah nggak mau. Akhirnya tumpah ‘kan
Sejujurnya Zeline kaget mendengar nada bicara Vindra berubah menjadi tinggi. Zeline berpikir positif. Ini kesalahannya juga, jadi wajar kalau Vindra tidak sengaja mengeluarkan nada bicara yang sedikit naik. Vindra mungkin sama sepertinya juga yang kaget, atau tidak menyangka kalau es teh nya akan tumpah.
“Maaf ya, Nin, aku benar-benar nggak sengaja,”
“Iya nggak apa-apa kok, aku tau—“
“Kamu beneran nggak apa-apa? Rambut kamu agak basah tuh,”
Belum selesai Anin bicara, Vindra sudah bertanya guna memastikan sahabatnya tu baik-baik saja. Vindra bisa melihat rambut Anin yang tak sengaja kena es teh itu basah.
“Nggak apa-apa nanti aku bisa bersihin di kamar mandi,”
“Ayo aku bantu, Nin,” ujar Zeline yang merasa bersalah, sekaligus ingin bertanggung jawab.
“Nggak usah, kamu lanjutin aja tuh makan nya. Biar aku antar Anin ke kamar mandi, berhubung aku sama Anin udah habis baksonya,”
Vindra ketus menyuruh Zeline untuk melanjutkan makannya. Zeline langsung terdiam karena Ia benar-benar tidak menyangka kalau reaksi Vindra akan seperti ini ketika Ia berbuat kesalahan dan tak sengaja melibatkan Anin.
“Vindra kayaknya marah banget sama aku. Padahal aku nggak sengaja, aku nggak ada niat sedikitpun bikin Anin basah karena es teh aku,” gumam Zeline dengan mata yang tanpa sadar berkaca menyaksikan Vindra membawa pergi Anin dari kantin.
Nafsu makan Zeline mendadak lenyap entah kenapa meskipun isi mangkuknya masih ada. Zeline menunduk, dan detik itu bulir dari matanya jatuh. Buru-buru Zeline menghapusnya kemudian Ia duduk.
*****
“Aku di luar aja ya, kamu masuk ke dalam terus bersihin tuh rambut kamu. Pasti bakalan lengket kalau nggak dibersihin,”
Vindra dan Anin sudah tiba di depan kamar mandi perempuan. Vindra tidak akan masuk, Ia menyuruh Anin saja yang masuk ke kamar mandi khusus perempuan untuk membersihkan rambutnya dengan air.
“Okay, tunggu bentar ya. Ngomong-ngomong, makasih lho udah nganterin aku padahal harusnya nggak usah repot-repot. Aku ‘kan bisa ke sini sendiri,”
“Aku mau tanggung jawab lah. ‘Kan yang udah bikin rambut kamu kena es teh itu pacar aku. Biar aja Zeline lanjut makan, dan aku yang antar kamu ke sini. Ya udah sana bersihin dulu deh rambut kamu,”
Anin menganggukkan kepalanya. Ia langsung menuju wastafel kamar mandi perempuan. Kemudian Ia mulai membersihkan rambutnya dengan air. Vindra tak pergi, memilih untuk menunggu sampai Anin keluar dengan rambutnya yang sudah bersih.
“Udah?”
“Udah kok, aku jamin udah nggak lengket,”
“Okay, maaf ya Zeline nggak sengaja tadi,”
“Iya nggak apa-apa, santai aja, aku paham kok. Namanya manusia, wajar lah kalau nggak sengaja,”
“Tapi emang dia anaknya agak ceroboh sih sebenarnya. Kali ini cerobohnya ngerugiin orang lain,”
“Hei, nggak apa-apa, kamu nggak usah kesal sama Zeline, biasa aja kali. Orang nggak sengaja kok,”
“Aku nggak kesal,”
“Tapi nada bicara kamu tinggi tadi ke aku,”
Anin dan Vindra langsung menoleh ke sumber suara dimana Zeline datang dengan senyum lembutnya. Zeline menatap Vindra dan Anin bergantian.
“Gimana rambut kamu? Udah bersih, Nin?”
“Udah kok, barusan aku bersihin,”
“Sekali lagi maaf ya, aku benar-benar nggak sengaja,”
“Okay nggak apa-apa kok, Zel. Aku paham, manusia kadang ‘kan duka nggak sengaja berbuat,”
Setelah itu Zeline menatap ke arah Vindra sebentar. Tanpa mengatakan apapun, Zeline pergi meninggalkan Vindra dan Anin. Seketika Vindra menunduk.
“Emang tadi nada bicara gue kayak gimana?”
Vindra mendadak kepikiran dengan ucapan Zeline barusan. Zeline kelihatannya kecewa, bisa Vindra lihat dari tatapan matanya sebelum memutuskan untuk pergi.
“Minta maaf ke Zeline, tadi dia bilang, nada bicara kamu tinggi,” ucap Anin seraya menyentuh lengan Vindra. Anin menyuruh Vindra untuk mengambil sikap yang semestinya setelah berbuat salah. Yaitu minta maaf bila melakukan kesalahan.
“Emang iya ya? Aku spontan tadi, aku kesal aja liat dia ceroboh yang akhirnya ngorbanin kamu,”
“Mendingan sekarang kamu minta maaf deh ke Zeline,”
“Okay, aku bakal samperin Zeline dan minta maaf ke dia,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Nurul Istiqomah
inget dlu pernah aku sama sahabat aku pernah suka sama orang yg sama..alhasil sahabatku pacaran sama cwo itu dan kita berantem hingga berbulan" lama nya..nyesel karena masalah cwo kta berantem
2023-11-26
0
my_girl_kim_jisoo
pacar atau sahabat??
gue sih pilih sahabat lahh pacar bisa di cari namun sahabat sejati tdk akan bisa dicari!!!!!!
2023-10-23
0
Suherni 123
mulai....
2023-10-10
0