Entah kenapa waktu seperti cepat sekali berlalu dan berganti hari ke hari, dimana kini pengacara yang kemarin mendatangi Irfan dan membicarakan soal rencana pernikahan itu.
''Fan, Om datang kesini mau menanyakan padamu jadi atau tidak pernikahan mu dengan gadis itu ?'' tanya Om Broto teman Daddy Irfan yang seorang pengacara ini.
''Jadi aku harus menikahinya Om ?'' justru Irfan bertanya balik dan kelihatan bingung
''Loh, bukannya kamu kemarin sudah memutuskan Fan?'' ucap Broto
''Iya memang Om, tapi apa harus dan rasanya aku tidak bisa, aku takut sampai Evelyn tahu hal ini bagaimana dengan perasaannya Om.'' ujar Irfan mengatakan kegelisahan nya.
Broto pun berpikir kesana itu akan bahaya bagi Irfan, bila Evelyn tahu hal ini.
''Coba kamu bicara lagi dengan baik-baik Fan, sama ibu kemarin atau kamu beri dia uang Fan, sepetinya ibu itu butuh uang.'' usul Broto
''Baik biar aku coba ya Om.'' Irfan setuju
Tidak membuang waktu Irfan dan Pak Broto pun datang ke rumah sakit lagi.
Saat pintu terbuka senyum Bu Salma langsung terliha merekah karena Bu Salma pikir mungkin ini adalah hari dimana putrinya akan menikah.
Ibu mana yang tidak senang anaknya menikah begitu juga dengan ibu Salma.
''Kalian datang untuk membicarakan soal pernikahan kan?'' ucap Bu Salma segera dan masih dengan senyumannya.
Irfan dan pak Broto langsung saling tatap mendengar pertanyaan dari ibu di hadapan mereka ini.
''Bu, sebenarnya kedatangan saya kesini lagi ingin bicara dengan ibu ini serius Bu, sebelumnya saya minta maaf saya tidak bisa menikahi anak ibu jadi sebagai gantinya ini saya memberikan uang untuk ibu dan anak ibu, saya benar-benar tidak bisa menikahinya Bu. Bukankah kata ibu juga pernikahan itu bukan suatu hal yang main-main kan, jadi saya juga tidak ingin mempermainkan suatu hubungan.'' ucap Irfan dengan lantang dan tegas.
Seketika hal itu membuat senyum di bibir Bu Salma hilang berubah dengan rasa kecewa.
Tidak bisa, ini salah karena yang Aku inginkan untuk putriku harus terjadi, lalu bagaimana dengan masa depan Jasmine, uang masih bisa ku cari tapi kebahagiaan nya tidak bisa di beli dengan uang. batin Bu Salma.
''Ambil saja uang mu itu! Saya tidak butuh uang ini sama sekali, karena keputusan saya tetap seperti kemarin kamu harus bertanggung jawab, apa kamu ini tidak punya rasa kemanusiaan sama sekali? Lihat Putriku, dia lemah bahkan dia sampai tidak sadarkan diri selama ini, lalu kamu bisa membeli semuanya dengan uang saya tidak terima!'' bentak Bu Salma meluapkan emosi nya.
''Tapi ibu juga harus mengerti posisi saya dong Bu, saya memiliki keluarga dan kehidupan saya sendiri, untuk menikah itu bukan soal yang mudah.'' balas Irfan
''Jaga bicaramu kepada orang tua! Dan untuk Anda pak pengacara saya ingin hari ini pernikahan di lakukan atau saya akan mengatakan kepada orang-orang bahwa Anda ini pengacara yang tidak becus.'' ucap Bu Salma
''Ibu jangan bicara seperti itu, ibu tidak tahu gimana Om Broto.'' ujar Irfan
''Saya tidak perduli, memang semua orang kaya itu tidak pernah perasaan suka semena-mena, untuk apa memiliki pangkat tinggi tapi tidak bisa melakukan yang keadilan.'' Sindir Bu Salma tidak takut sama sekali rupanya.
''Ok ok cukup Bu, ok saya akan menikahi nya tapi ini hanya sebatas tanggung jawab saya saja, dan ibu jangab Vergara lebih kepada saya karena pernikahan ini terpaksa, hanya keinginan ibu saja.'' sahur Irfan dan akhirnya membuat keputusan
''Tidak masalah asal kamu merawat putriku sampai dia sembuh,'' kata Bu Salma
''Om, segera lakukan sekarang juga!'' pinta Irfan dengan nada cukup tinggi
''Kamu yakin Fan, ini menikah resmi loh?'' Om Broto menanyakan keseriusan Irfan.
''Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi Om, lakukan saja apa yang ibu itu inginkan.'' putus Irfan
''Yasudah Om akan lakukan sekarang, tapi sebaiknya kamu tenangkan dirimu, dan coba reda emosimu Fan.'' ucap Om Broto mengingatkan
''Hm baik Om.'' Irfan memilih pergi ke taman untuk menghalau rasa kesal dan amarahnya agar tidak membludak, Irfan harus sedikit tenang menghadapi wanita paruh baya itu yang keras kepala.
Beberapa jam kemudian, Om Broto sudah kembali bersama dua orang Pria lainnya.
Mungkin itu adalah Pak penghulu berserta saksi.
''Fan ini Om sudah bawakan Pak penghulu yang kemarin mengurus semuanya, apa kamu sudah siap?'' tanya Om Broto , memang dari saat itu Broto sudah mempersiapkan pernikahan namun Irfan tiba-tiba ingin membatalkan tapi rupanya pernikahan tetap akan terjadi juga.
Huuufttt..
Irfan membuang nafas panjang dia harus menyiapkan diri.
''Ayo Om, aku sudah siap.'' jawabnya sebisa mungkin dengan tenang.
''Yasudah, mari pak.'' ajak pak Broto Kepada penghulu dan saksi.
''Yang mana mempelai wanita nya?'' tanya pak penghulu karena di dalam ternyata ada dua wanita.
''Ini anak saya pak, masa saya.'' jawab Bu Salma dengan mata mendelik.
''Oh maaf Bu, jadi sudah bisa kita mulai?'' ucap pak penghulu meminta izin.
''Sudah siap semuanya Pak.'' jawab Bu Salma lagi terdengar bersemangat.
''Sebelumnya saya ingin menyampaikan kepada calon mempelai pria, bahwa pernikahan ini bukan suatu permainan yang bisa di lakukan dan di akhiri begitu saja, sebab kalian menikah dengan dihadiri para saksi juga di hadapan Allah kalian menikah, maka saya berpesan untuk selalu menjalankan hubungan ini karena Allah! Sebab kalian menikah karena Allah! Jangan mudah untuk berpisah karena itu dibenci Allah walaupun di perbolehkan, apa kamu mengerti anak muda?!'' pesan Pak penghulu lalu meminta jawaban Irfan.
''Saya ... '' ini terasa berat sekali untuk Irfan, kenapa harus ada pertanyaan seputar ini dulu, ini suatu amanah yang harus dia lakukan dan ia jaga lalu bagaimana nasib hubungan ini kalau berakhir apakah dia berdosa? Irfan bimbang.
''Nak Irfan, itu Pak penghulu bertanya padamu.'' ucap Bu Salma menyadarkan Irfan.
Dengan menarik nafas dalam-dalam Irfan mengangguk setuju.
''Bismillah, saya yang akan menjadi wali nikah nya pengganti almarhum mempelai wanita ya.'' ucap saksi tadi sekaligus menjadi wali.
Kemudian saksi menjabat tangan Irfan, dan mengucapkan "Saya nikahkan engkau dengan Jasmine binti Almarhum Burhan dengan mas kawin seberat Lima gram di bayar tunai!" ucap Pak saksi
Irfan langsung menjawab dengan mantap.
"Saya terima kawin dan nikahnya Jasmine binti Almarhum Burhan dengan mas kawin seberat Lima gram di bayar tunai!" ucap Irfan mantap tanpa keraguan lagi.
''Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, dan ingat sekali lagi janji yang sudah kamu ucapkan di hadapan kami bahwa kamu tidak akan mempermainkan pernikahan ini.'' ucap pak penghulu menegaskan.
''I-iya pak.'' balas Irfan
Mas kawin yang sederhana itu adalah keinginan dan permintaan Bu Salma, Bu Salma tidak memikirkan nilai banyaknya dan beratnya mas kawin untuk Jasmin karena bagi Bu Salma itu hanya sebuah simbiolis saja yang terpenting Irfan bisa menikahi Jasmine.
Saat itu Irfan juga Om Broto terkejut ketika Bu Salma menyebutkan nominal mas kawin yang tidak banyak mereka pikir mungkin Bu Salma akan meminta yang lebih dari itu. Tapi ternyata Bu Salma bukan orang yang seperti mereka kira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments