Nadira datang bersama ibunya (Intan). Semua sudah menyambut kedatangannya termasuk April.
"Oma apa kabar?" ucap Nadira basa basi.
"Tidak perlu basa basi, apa benar cucuku Dirga yang melakukannya?" tanya Oma ketus.
Nadira memulai actingnya.
"Dirga memaksa saya... sekarang saya hamil," ucap Nadira memulai actingnya dengan nangis sesenggukan.
Ibu Intan yang percaya kebohongan putrinya, memeluk dan mencoba menenangkan putrinya .
"Terus maumu apa?" tanya Dirga sambil menatap tajam ke arah Nadira.
"Tentu saja ibu ingin nak Dirga bertanggung jawab," ucap Bu intan sambil menangis.
"Saya hanya ingat saya tidur malam itu, tapi baik saya akan bertanggung jawab kalo memang itu terbukti anak saya," balas Dirga sambil menatap April yang bersikap sok cuek.
"Jika memang benar yang kamu kandung itu cicit saya, saya akan menikahkan kamu dan Dirga. Kita akan melakukan tes DNA saat usia kandungan kamu 3 bulan," timpal Oma.
Ibu Intan pun menyetujui persyaratan Oma, yang terpenting baginya putrinya dapat pertanggung jawaban.
Nadira pun sudah mulai ketar ketir memikirkan langkah selanjutnya. Tapi yang terpenting baginya saat ini, dia punya kesempatan untuk dekat dengan Dirga dan merebut hati Dirga kembali.
Dengan persetujuan Oma. Nadira di dampingi Ibu Intan boleh tinggal di rumah Oma sampai nanti tes DNA dan hasilnya keluar.
...****************...
Dengan perintah Dirga, barang barang April dipindahkan semua ke kamar Dirga. Dengan alasan kamar bekas April akan di renovasi dijadikan ruangan kerja Dirga di rumah.
April yang melihat semua barang barangnya dipindahkan keatas. bergegas menemui Dirga.
"Mas aku tidur sama Mbok Darti aja ya?" ucap April memohon.
Dirga hanya menatap April tanpa menjawabnya. Sebenarnya Dirga hanya ingin melindungi April, selama nadira ada di rumah ini. Karena Dirga takut Nadira berbuat nekat kepada April saat tidur.
Melihat Dirga yang hanya diam saja, April jadi salah tingkah karena merasa di cuekin sama Dirga. April berpikir mungkin karena Dirga sedang memikirkan Nadira.
Karena tidak ingin membuat Dirga marah, April akhirnya mau 1 kamar dengan Dirga walaupun dengan rasa canggung.
"Mas tidur di ranjang saja, biar saya yang tidur di sofa," ucap April sambil membawa bantal dan selimut menuju sofa.
"Kita tidur saja di ranjang ini! nanti biar guling yang jadi pembatas. kamu tenang saja, saya tidak akan berbuat macam macam," ucap Dirga yang sedari tadi duduk di ranjang.
April hanya mengangguk dan kembali lagi menaruh bantalnya di ranjang.
Dirga sebenarnya ingin mencubit pipi April seperti biasannya, karena gemas melihat tingkah April yang lugu. Tapi Dirga merasa canggung dengan masalah yang terjadi beberapa hari terakhir ini, April terlihat menjaga jarak dari nya.
Hari semakin larut Dirga masih gelisah tidak bisa tidur, dia terus menatap wajah istrinya dan membelai rambutnya.
Dirga terus memikirkan cara, bagaimana dia bisa mengetahui perasaan April yang sesungguhnya? karena April tidak menunjukkan rasa cemburunya sedikit pun pada Nadira.
April terbangun ditengah malam kesulitan bernafas, benar saja tubuh kekar Dirga menindihnya. April menepuk nepuk punggung Dirga, mencoba membangunkan Dirga.
Dirga yang sebenarnya belum tidur dan hanya pura pura tidur, semakin mengencangkan pelukannya.Dengan maksud mengerjai April.
"Mas lepas!" rintih April.
April yang posisinya ditepi ranjang pun di lepas kan oleh Dirga.
brukkkkkk...
Akhirnya April terjatuh ke lantai.
"Aduh....sakit," rintih April lagi.
Dirga bangun memeluk guling dan tertawa jahat.
"Mas kamu nakal," ucap April sambil merengek.
"Kamu kan yang minta dilepaskan," ledek Dirga.
Nadira yang sedari tadi menguping di depan kamar Dirga, berfikir terjadi sesuatu diantara mereka berdua. Nadira semakin membenci April dan berniat menyusun rencana untuk menyingkirkan April.
Oma yang hendak ke dapur mengambil air minum ke dapur yang berada dilantai bawah, melihat Nadira menguping didepan pintu kamar cucunya. Oma merasa geram melihat ini semua.
"Jaga batasanmu!" ucap Oma menegur Nadira.
"Oma, Nadira disini ingin minta bantuan kepada Dirga buat benerin lampu mati dikamar Nadira," ucap Nadira ngeles.
"Kembali ke kamarmu! besok pagi saya akan suruh Bima. Tidak baik ibu hamil tidur larut malam," sindir Oma. Karena sudah terlalu malam dirasa untuk meminta bantuan benerin lampu.
"Iya Oma, permisi," ucap Nadira sambil menuruni tangga menuju kamarnya yang berada di lantai bawah.
Oma hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia terus memikirkan rencana untuk melindungi April. Karena kecemburuan Nadira bisa mencelakakan April nantinya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments