5

Pagi itu April menyiapkan makanan dimeja makan dibantu oleh Mbok Darti, Oma sudah bersiap sarapan dimeja makan karena harus menghadiri rapat penting di kantor. Selama inilah oma lah yang mengantikan Dirga di kantor, mengurus bisnis turun temurun milik keluarga.

"Kamu sarapan dulu sama Oma! Dirga pasti bangunnya siang," ucap Oma pada April yang membantu Mbok Darti menyiapkan sarapan dimeja makan.

"Iya Oma," ucap April sambil Wira Wiri dapur meja makan menghidangkan lauk.

Saat akan menaruh piring ke atas meja, tiba-tiba piring disahut dari belakang.

"Tuan," ucap April kaget.

Dirga duduk dimeja makan, Oma dan April pun salin pandang.

"kamu mau sarapan Dir?" ucap Oma pada Dirga.

Dirga hanya mengangguk. Karena sudah 2 tahun Dirga hanya makan didalam kamarnya, itupun selalu ada drama banting piring dulu.

"April layani suamimu!" ucap Oma pada April yang berdiri mematung.

"I-ya Oma," ucap April tersentak,buru buru mengambil centong nasi dihadapannya.

praaakkkkkkkk.... Sebuah piring melayang dilempar Dirga, April pun langsung menjatuhkan centong nasi yang di pegangnya.

"Panggil, dia Nadira Oma!" bentak Dirga bentak Dirga mulai marah.

Oma dan April pun langsung saling menatap.

"Dir, cucu Oma...." belum Oma menyelesaikan ucapannya. Dirga menarik tangan April, mengambil pecahan kaca tadi dan menodongkannya kearah muka April.

Oma pun tidak berani melakukan apapun, karena takut Dirga semakin marah.

Mbok Darti dan Mas Sakti pun berlari ke arah meja makan tapi tidak berani melakukan akan apapun. Dirga semakin erat mencengkram Erat tangan April, April hanya bisa menangis.

"Katakan kalau kamu Nadira!" bentak Dirga pada April.

April pun dengan terpaksa hanya bisa mengangguk pelan sambil menangis.

Dirga pun mendorong April ke arah Mbok Darti dan langsung pergi berlalu menuju kamarnya setelah membanting pecahan kaca tadi.

April pun menangis sejadinya memeluk Mbok Darti, Mbok Darti pun segera memeluknya menenangkan April yang ketakutan.

...****************...

April memberanikan diri masuk ke kamar Dirga mengantarkan sarapan ke kamar Dirga, karena setelah kejadian itu Dirga tidak pernah mau makan di meja makan lagi.

"Tuan sarapan dulu ya," ucap April menyapa Dirga yan duduk diatas ranjang.

Dirga pun hanya mengangguk, setelah selesai makan seperti biasa April mengajak Dirga mengobrol.

Sudah lama Dirga tidak pernah ngamuk lagi, Dirga mulai tenang dan selalu berbagi cerita dengan April.

"Tuan nanti siang mau dimasakin apa? kata April kepada Dirga sambil membereskan peralatan makan dirga.

"Terserah kamu saja," ucap Dirga singkat.

"Baiklah, sepertinya yang berkuah akan enak," ucap Nadira sambil tersenyum.

Saat hendak berlalu, Dirga menarik dan memeluknya.

"Nadira," ucap Dirga"

April hanya diam, tidak berani menjawab takut Dirga ngamuk lagi.

"jawab!" kata Dirga lagi

April hanya berani menggelengkan kepalanya, karena April tidak ingin keadaan Dirga nantinya akan semakin memburuk jika dia terus berfikir dia adalah Nadira.

Melihat gelengan kepala April, Dirga pun melepaskan pelukannya. Mendorong April kearah tembok dan mencekiknya.

April pun hanya bisa pasrah dan menangis.

Tiba tiba Dirga melepaskan cekikan nya "Maafkan aku," kata Dirga pelan.

April pun kaget dengan perubahan Dirga hari ini. Karena biasanya kalo April dicekik Dirga, selalu disuntik obat penenang dulu oleh Mas Sakti baru mau melepaskan cekikan nya.

"Tolong jangan seperti ini," ucap April sambil menepuk pundak Dirga sambil berlalu meninggalkan kamar Dirga.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!