1 bulan telah berlalu, tidak habis cara licik Nadira untuk mendapatkan Dirga kembali. Nadira terus mencari celah agar bisa memasuki rumah Dirga.
Kali ini Nadira mengirimkan paket surat yang langsung ditujukan kepada April yang isinya fotonya bersama Dirga serta alat tes kehamilan. Mbok Darti yang tak menaruh curiga pada surat itu langsung menaruh surat itu diatas meja kamar April.
Hubungan Dirga dan April semakin hari semakin dekat, walaupun Dirga belum mengungkap kan perasaannya kepada April. Dirga berjanji pada dirinya akan mengatakannya setelah urusannya dan Nadira selesai.
Seperti biasa April mengantarkan teh untuk Dirga. Dirga meminta April untuk menemaninya. April menurut dan duduk disamping Dirga.
"April jika sesuatu terjadi padaku, apa kamu akan pergi menjauhiku?" ucap Dirga memulai percakapan.
April merasa aneh dengan pertanyaan Dirga. "Kalo saya bisa pergi, saya akan pergi dari hari pertama saya datang ke rumah ini," jawab April. Rupa nya jawaban April, belum membuat Dirga lega.
"Kamu janji ya? apapun yang terjadi jangan pernah berubah tetap seperti ini," ucap Dirga lagi. April yang semakin bingung pun hanya mengangguk. Setelah mereka ngobrol panjang lebar, April pun diperbolehkan keluar dari kamar Dirga.
"Non tadi ada surat,saya taruh diatas meja," ucap Mbok Darti kepada April yang hendak membuka handle pintu kamarnya.
"Surat?tumben aku dapat surat Mbok," sahut April kebingungan.
April langsung buru buru masuk kamar dan membuka isi amplop tersebut. Mata April terbelalak melihat foto Dirga dan Nadira. Ditambah lagi alat tes kehamilan serta surat permohonan kepada April, agar April mau membantunya agar Dirga mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kaki April terasa lemas, April terduduk dilantai sambil menangis.
Dia berpikir mungkin ini alasan Dirga tak pernah menyatakan cinta padanya, karena Dirga masih mencintai Nadira.
April yang patah hati menampar pipinya sendiri dan terus mencela dirinya sendiri.
April sudah terlalu berharap pada Dirga, hingga dia merasa melupakan siapa dirinya dan cara nya masuk ke rumah ini. Dia tidak berhak marah karena dibayar untuk kehidupan adik dan ibunya.
Diruang makan....
Semua sudah menunggu April termasuk Mbok Darti dan Bima.
April berjalan tenang ke arah meja makan sambil membawa amplop.
April langsung menyerahkan amplop itu kepada Oma. Oma menerimanya dan membuka nya. Setelah Oma melihat semuanya, Oma terdiam dan menyerahkan pada Dirga.
Apa yang ditakutkan Dirga telah terjadi. April telah mengetahui semuanya.
April berusaha tenang, menguasai dirinya.
"Selamat Mas Dirga dan Nadira mau punya momongan," ucap April santai.
Justru ucapan April membuat Dirga sangat kecewa. Karena April tidak menunjukkan rasa cemburunya Dirga, Dirga berpikir April tidak mencintainya.
"Bim, besok kamu jemput Nadira?bawa kesini!" perintah Dirga kepada Bima.
Oma menginjak kaki Dirga protes.
"Semuanya... saya permisi ke kamar kecil," ucap April yang sebenarnya sudah tak mampu menahan lagi air matanya.
Dirga beranjak dari meja makan di ikuti Oma. Sedangkan Mbok Darti dan Bima hanya saling pandang.
"Apa maksudmu? Kamu sendiri yang bilang kamu tidak melakukan apapun pada nadira dan kalo dia hamil sekarang bisa saja tipuan atau bukan anakmu," ucap Oma marah.
"Dirga hanya ingin memastikan semua nya dan ingin menyelesaikan semuanya, sudah tidak ada yang perlu di tutup tutupi lagi. Dia sudah tau," jawab Dirga.
Oma menepuk jidatnya dan meninggalkan kamar Dirga.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments