17

"Azka cepat keruangan ku sekarang". Teriak Alvian penuh emosi melalui seberang telepon.Ia benar benar emosi saat ini mengingat salman menginginkan istrinya.

Azka masuk keruangan Alvian langsung mendapat tatapan tajam oleh Alvian.

"Batalkan kerja sama dengan SS Group sekarang juga." Perintahnya tegas membuat Azka mengernyit heran.

"Apa?Kenapa dibatalkan?" Tanya Azka heran kenapa Alvian tiba tiba membatalkan kerja sama mereka. Padahal mereka sudah sepakat dan deal untuk bekerja sama.

"Jangan banyak tanya.Lakukan saja apa yang ku suruh." Perintah Alvian lagi.

"Kamu sadar Al.Kita akan rugi banyak dengan membayar denda jika membatalkan secara sepihak." Azka mengingatkan.

"Aku gak peduli. Pokoknya saya tidak mau bekerja sama dengan pebinor seperti dia."

Azka sekali lagi mengernyitkan keningnya.

"Pebinor? Tunggu tunggu...apa benar yang ada di pikiran gue saat ini?" tanya nya dengan jari telunjuknya didagu.

Melihat Alvian yang hanya diam ia merasa yakin jika apa yang ia pikirkan itu benar.

"Jadi benar? Kok bisa?" tanyanya penasaran.

Alvian menceritakan jika semalam mereka bertemu dengan Salman dan makan malam bersama.Ia juga bercerita kalau Nafisah dan Salman sangat antusias nostalgia masa masa mereka bersama sampai sampai mengabaikannya seperti ia tidak ada disitu.

Azka yang mendengar cerita Alvian sontak tertawa terbahak.Ia tertawa membayangkan wajah Alvian yang sangat kesal pastinya.

"Kau menertawaiku?" Sarkas Alvian menatap Azka tajam.Bukannya berhenti Azka Mala tambah terbahak.

"Lihat wajahmu Al.Sangat menggemaskan." Ucap Azka lagi meledek.

"Kau.Keluar dari ruangan ku sekarang."Alvian melempar Azka dengan setumpuk kertas. Membuat Azka tambah terbahak.

"Kau. Siapkan surat pengunduran dirimu sekarang." Sarkas Alvian membuat Azka langsung terdiam dari tawanya.

"Oke oke..gue akan keluar." Dengan cepat Azka keluar dari ruangan Alvian.

***

Disisi lain Nafisah duduk termenung dibawah pohon mangga yang berada disekitaran pondok pesantren. Ia terus kepikiran suaminya dari semalam hanya diam. Ia sadar jika ia sudah salah semalam.Ia juga befikir bagaimana caranya untuk meminta maaf dengan suaminya.

"Naf. Ternyata kamu disini.Aku cariin dari tadi.". Laila menghampiri dan duduk disebelah Nafisah.

"Ada apa? Kenapa kamu melamun? Ada yang mengganggu pikiran kamu?" tanya Laila beruntun.

"Tidak ada La." Bohong nya mengelak.

Kamu tidak bisa berbohong dariku Naf. Ceritakan."

Nafisah menarik nafas dan menghabiskan kasar. Ia menceritakan kalau semalam dia bertemu dengan Salman tetangga ny dulu dan banyak bercerita dengannya.Membuat suaminya mendiaminya.

"Ya iya lah Naf.Suami kamu ya pasti cemburu liat istrinya sibuk bicara dengan pria lain." terang Laila.

"Aku salah ya La? Padahal aku cuma senang bisa berjumpa lagi dengan kak Salman."

"Seharusnya kamu tetap melibatkan suami kamu dalam bercerita Naf."

"Kamu benar La. Aku keterlaluan.Aku akan minta maaf sama mas Al nanti."

"Ya udah yuk kita masuk." Laila berdiri mengajak Nafisah kembali kepondok karena jam pelajaran akan dimulai kembali.

Saat dijalan mereka bertemu dengan ustadz Yusuf. Seperti biasa. Laila pasti akan pergi jika ada ustadz Yusuf.

"Ustazah Nafisah. Saya mau minta tolong dengan ustazah".

"Minta tolong apa ustadz? insyaallah jika bisa saya akan bantu."

"saya mau minta tolong agar saya bisa bicara dengan ustazah Laila. Soalnya dia selalu menghindar dari saya ustazah."

"Apa ustadz...." Nafisah menggantung pertanyaannya. Ustadz Yusuf menyunggingkan bibirnya tersenyum membuat Nafisah yakin bahwa ustadz Yusuf menyukai Laila. Dia sangat senang jika ustadz Yusuf dan Laila berjodoh.

"Baik ustadz. Akan saya bantu agar ustadz dan Laila bisa membicarakannya berdua."

"Terima kasih ustazah."

Tanpa mereka sadari jika Laila dari tadi memperhatikan mereka berdua. Hati Laila tergores melihat senyum ustadz Yusuf yang ia pikir mungkin ustadz Yusuf bahagia bisa dekat dengan Nafisah.

"Ya Allah..Kenapa sakit ya melihat mereka. Ustadz Yusuf. Kau belum tahu kan Nafisah sudah menikah. Mungkin kau juga akan merasakan sakit saat mengetahui orang yang kau suka sudah mempunyai suami." Batinnya lirih.

Setelah selesai jam mengajar Nafisah mengajak Laila ke taman belakang pondok. Yang mana Taman itu tidak pernah dikunjungi oleh santri maupun santriwati di pesantren itu. Karena itu taman khusus untuk para staf pengajar pondok.

"Kamu kenapa mengajak ku kemari Naf? Ayo kita pulang. Nanti mama papa ku khawatir aku pulang telat."

"Sebentar kok La. Aku cuma mau bertanya sama kamu."

"Bertanya juga bisa sambil jalan pulang kali Naf."

"Tapi ini rahasia."

Laila mengernyitkan keningnya. " Rahasia? Apa?". Tanya nya penasaran.

Nafisah membawa Laila duduk di kursi yang ada ditangan itu.

"La.. Aku mau tanya kenapa kamu selalu pergi saat ada ustadz Yusuf? Kenapa kamu selalu ngehindar?"

"Aku tuh bukan menghindar.Cuma ketepatan aja aku ada perlu."

"La. Tatap aku La. Kamu menyukai ustadz Yusuf kan?"

Laila kembali menunduk mendengar perkataan Nafisah. "Jujur La. Jangan berbohong denganku.Aku bisa lihat itu dari mata mu."

"hufff..." Laila menghembuskan nafas kasar.

Laila sangat gugup mau mengatakan apa pada Nafisah. Ia terus menautkan jari telunjuknya karena gugup.

"Ia Naf.Aku memang menyukai ustadz Yusuf.Tapi ustadz Yusuf menyukaimu Naf. Aku selalu menghindar berharap perasaan ku padanya bisa menghilang."

"Ya Allah La. Kenapa kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" Nafisah memijit pelipisnya pusing dengan sahabatnya satu ini.

"La. Aku mau bilang Kalau cintamu itu tidak bertepuk sebelah tangan." Laila langsung menoleh pada Nafisah.

"Kamu tunggu sebentar disini." Nafisah berdiri dan beranjak menjauh dari Laila. Saat itu juga Yusuf menghampiri Laila dan duduk di ujung bangku.

"Assalamualaikum ustazah Laila."

Deg..

jantung Laila berdetak sangat kencang mendengar suara yang sangat ia kenal. Suara yang mengisi hatinya. Ia menoleh dan menunduk kembali. Ternyata benar yang ia pikirkan. seseorang yang ia cinta sedang berada didekatnya.

"Wa.. waalaikumsalam" jawabnya gugup.

"Maaf ustazah. Saya meminta ustazah Nafisah agar saya bisa bicara dengan ustazah Laila disini." Jelasnya langsung Laila menoleh.

"Ke..kenapa?" tanya Laila gugup.

"Karena ustazah selalu menghindar dari saya.Saya jadi tidak punya waktu untuk bicara."

"Ustazah. Saya mau mengungkapkan perasaan saya kepada ustazah Laila. Sa..saya menyukai ustazah Laila. Lebih tepatnya mencintai ustazah Laila". Ucapnya serius.

Deg..Laila mematung mendengar ungkapan Yusuf.

"Saya ingin melamar ustazah Laila menjadi istri saya."Sambungnya lagi.

Deg..Sekali lagi jantung Laila seperti dipompa.Ia benar benar kaget mendengar ungkapan Yusuf.

"Ustazah. Kau bersedia kan menjadi istriku? menjalankan ibadah yang panjang ini bersama?".

Laila yang tidak bisa menjawab pun hanya menganggukkan kepalanya pelan menandakan ia menerima Yusuf.

"Baiklah. Nanti malam saya akan kerumah ustazah menemui orangtua ustazah untuk melamar ustazah."

Yusuf segera berdiri dan mengucapkan salam

"Saya pergi dulu ustazah. Assalamualaikum". Ucapnya langsung pergi meninggalkan Laila.

"Waalaikumsalam.." Jawab Laila sambil menatap punggung Yusuf yang berjalan pergi.

Terpopuler

Comments

Dian Soedarminto

Dian Soedarminto

kok beda ya
klo dicerita yg peran utama adeknya ustad yusuf...ustazah laila dilamar anaknya kyai anwar ( bener ya? lupa nmnya ) yg dia gak tau sapa tp begitu ketemu ternyt ustad yusuf

2024-04-20

2

Ersya Lutfhi

Ersya Lutfhi

laila yg dilamar aq bahagia yg baca😘😘😘

2023-12-05

0

luiya tuzahra

luiya tuzahra

pusing bacanya banyak kata yg typo jdi hrus di ulang2 bacanya

2023-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!