"Masak apa bik? Naf bantu yah." Nafisah menghampiri bik siah didapur.Selesai sholat subuh tadi ia bergegas keluar ingin membuatkan sarapan untuk keluarga barunya.
"Eh. non. ngapain kesini? mending non istirahat aja Sanah. Biar bibik aja yang masak non.
"Masa terus terusan istirahat sih bik, bisa kaku badan Naf nanti." Ucap nya tertawa kecil dibalik niqab nya.
"Non bisa aja. Tapi bibik serius. Biar bibik aja non.Nanti nyonya besar marah menantu kesayangannya disuruh kedapur." tolak bibik siah.
"gak apa bik, kalo mama marah nanti biar Naf bilang kalo Naf yang mau. Emang mama orangnya killer ya bik?" tanya nya berbisik membuat bik siah tertawa terbahak.
"Ya enggak atuh non.Bibik cuma bercanda. Nyonya mah baik Pisan atuh non. Gak pernah marah marah."
Nafisah hanya tersenyum mendengar penjelasan bik siah. "Oh ya bik. Jangan panggil Naf non ya. Panggil Naf saja.Kedengarannya lebih akrab."
Bik siah terperangah mendengarnya kemudian terbit senyuman dibibir nya. Benar kata nyonya.Kamu memang gadis baik nak.Nak Alvian sungguh beruntung mendapatkan istri sepertimu. Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah ya.'' bik siah mengelus tangan Nafisah. Dia senang Alvian bisa memperistri wanita Sholihah seperti Nafisah. Dia sangat menyayangi Alvian seperti anaknya sendiri.Begitu juga dengan Safira. Bik siah yang sudah lama tinggal dengan keluarga atmaja. Saat Alvian lahir pun dia sudah bersama keluarga atmaja.Bik siah bukan hanya art dirumah itu, tetapi ia sudah sebagai keluarga bagi keluarga atmaja.
"Mas Al suka makan apa bik? Naf ingin masakin mas Al."
Bik siah tersenyum mendengarnya. "Nak Alvian tidak pilih pilih makan Naf.Apa saja ia makan." jawab bik siah."Tapi Kalau pagi dia tidak mau makan berat. Itu saja." sambung bik siah.
"Hmm..Naf Buatkan pancake boleh bik?" Tanya nya minta izin.
"Haha...silahkan atuh Naf."Bik siah tertawa mendengar Nafisah minta izin mau masakin suaminya.
Nafisah kini mempersiapkan bahan bahan dan siap memulai memasaknya.Satu persatu adonan pancake ia masak di teflon.
"Selesai". ucapnya antusias setelah selesai membuatkan saus stroberry untuk pancake nya dan menata nya diatas meja makan.
"Mudah mudahan mas Al suka dengan pancake nya." gumamnya yang masih bisa didengar bik siah.
"Alvian pasti suka atuh naf.Apalagi yang masak istrinya." Sahut bik siah.
"Semoga aja yah bik. Oh ya bik, Naf mau mandi dulu yah.Naf Uda bau asap." Ucap Nafisah mencium lengan bajunya. Bibik hanya mengangguk sambil membersihkan area dapur yang sempat kotor karena memasak.
Nafisah membuka pintu kamar dan masuk.Ia tidak melihat sosok alvian didalam.Ia melihat kekiri dan kekanan mencari keberadaan suaminya tapi tidak ada.
"Kemana perginya mas Al? Apa dia keluar ya saat aku didapur tadi mungkin."monolog nya seorang diri.Ia mengambil handuk dan segera membuka pintu kamar mandi.
"Aaaaaaa...." Jeritnya seketika melihat pemandangan yang ada didepannya.Ia menutup matanya dan langsung berbalik.
"Kamu apa apaan sih main masuk aja." Alvian yang sempat kaget Nafisah yang masuk tiba tiba dan ia menetralkan dirinya agar terlihat santai. Untung saja ia sudah memakai handuk.Jika tidak hancurlah harga dirinya didepan Nafisah.
"Maaf mas.Naf tidak tahu kalo mas didakam.Naf pikir mas sedang keluar." Jawab nya tertunduk. Ia sangat malu melihat Alvian hanya dengan balutan handuk.Darahnya berdesir melihat tubuh polos dan kekar milik sang suami.
Tanpa menghiraukan nafisa, Alvian berjalan melenggang pergi meninggalkan Nafisah.
"Hufff.." Nafisah menghembuskan nafasnya kasar saat melihat sosok suami telah hilang dari pandangan. Ia segera mengunci pintu agar tidak terjadi hal yang sama.Bergegas dia membersihkan diri.
"Mana istrimu Al?". Mama Sarah bertanya saat melihat Alvian datang menuju meja makan hanya sendiri.
"Mandi ma". Jawabnya singkat.
Saat ini mereka sudah kumpul dimeja makan untuk sarapan pagi.
"Kenapa gak ditungguin sih Al? Kamu jangan terlalu cuek dengan istri kamu."
"Kakak kan datar dan kering ma,seperti kanebo. mana bisa dia lembut dengan wanita." ledek Safira.
"Kamu wanita jadi jadian tau gak.Anak perempuan kok kelakuan seperti laki laki." balas Alvian kesal.
"Kalian ini.Gak pernah bisa akur.Heran papa. Sekarang ayo cepat sarapan". Lerai papa nya.
"Tumben bibik buat pancake? Biasa gak pernah.Dari bentuknya kayaknya enak nih." Safira langsung menaruh beberapa pancake ke dalam piringnya.
"Bukan bibik yang masak nak Fira. Tapi nak Nafisah." jawab bibik tersenyum.
"Wiiih..... Kakak ipar pinter masak kayaknya. Perut Kak Al nanti pasti membuncit karena dimanjakan oleh masakan kak Nafisah."
"Panjang umur yang diomongin datang.Sini sayang duduk." Mama menimpali.Nafisah menarik kursi dan duduk dikursi yang ada disebelah Alvian.
"Naf ambilkan ya mas." tanya Nafisah ragu.Tapi senyum dibibirnya terbit saat Alvian mengangguk.
"Uuuhh...Romantis amat." Ucap Fira meledek pengantin baru didepannya.
Mama dan papa tersenyum melihat anak dan menantunya.
"Ma Fira juga pengen dinikahin." ucap Safira dengan raut wajah dibuat buat menggemaskan.
mama dan papa terperangah mendengar putri nya minta dinikahin.
"Mana ada yang mau sama wanita jadi jadian seperti kamu. Yang ada pada lari takut disepak sama kamu."
"Iihhh...Kak Al nyebelin banget sih jadi orang.Sabar ya kak Naf. Kakak harus banyak bersabar dengan kanebo satu ini.Kakak kan pinter masak. Masak aja kanebo kering ini sekalian kak." Safira mencebikkan bibirnya kearah Alvian.
"Kamu". Alvian sangat kesal dengan adiknya satu ini. Selalu membuat darahnya mendidih.Tapi walau pun mereka selalu seperti kucing dan tikus.Mereka saling menyayangi. Alvian sangat menyayangi adiknya. Jika ada yang mengusik adiknya maka ia akan menghajar orang itu.
"Sudah.sudah. Lanjutkan sarapannya". Lerai papa.
"Kakek mana mah? Kok gak sarapan bareng.?"
"Kakek sudah pulang ke Jerman." Jawab papa sambil mengunyah.
"Kapan? kok Al gak tau?"
"Tadi subuh". sambung mama.
.
.
jangan lupa like, coment dan vote nya ya kak 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ara Julyana
yuk kak ke karyaku juga😁
2023-07-26
0
putra
lanjut thor
2023-05-29
1