3

Nafisah menatap sekeliling kamar yang ia tempati. Cat dinding yang bernuansa putih membuat kesan terang dan cerah. Ia menyusun pakaian nya dilemari. setelah selesai ia bersiap berwudhu' dan melaksana kan tugasnya sebagai seorang muslimah.Setelah selesai melaksanakan sholat ia segera merebahkan tubuhnya dikasur karena dari pernikahannya tadi pagi ia belum beristirahat. Tubuhnya sangat lelah. Ditambah hati nya pun lelah melihat suami yang tidak menerimanya. Mengingat ucapan Alvian membuat dadanya terasa nyeri.Inikah yang dinamakan Sakit, tapi tak berdarah?.

"Ya Allah ,kuatkan hamba ya allah.engkau yang membolak balikkan hati. Balikkan lah hati suami hamba dari rasa benci nya ya Rabb." Doanya dalam hati dan memejamkan matanya. Ada setetes air yang keluar dari sudut matanya saat ia terpejam.

Nafisah terbangun dari tidur nyenyak nya kala suara azan menggema menandakan panggilan untuk menunaikan kewajibannya pada sang khalik.

Selesai shalat ia lanjutkan dengan berzikir dan membaca Alquran.Ia menyudahi baca Alquran nya saat jam enam tigapuluh pagi dan bergegas pergi kedapur untuk mencari apa yang bisa dimasak. Perutnya sangat lapar karena tadi malam ia cuma makan sangat sedikit.

sespainya didapur ia membuka kulkas.Ia membolakan matanya saat tidak melihat apa apa dikulkas.

"Kosong. Lalu bagaimana aku mau masak?" Gumam nya seorang diri.Disaat Nafisah sibuk dengan pikirannya sendiri Alvian lewat melintasi dapur tanpa melihat kearah dapur. Ia terus berjalan hendak keluar.

Nafisah yang melihat Alvian yang hendak pergi dengan cepat memanggil.Tapi tidak dipedulikan oleh Alvian.

"Mas. Mas Al. Tunggu dulu mas."Nafisah mengejar Alvian tapi Alvian tetap jalan dan keluar dari apartemennya.

Tilitt.... Suara pintu kembali tertutup. Alvian memang mendengar Nafisah memanggil. Tapi ia tidak peduli. Ia malas jika harus berbicara dengannya.

"Yahh.. Mas Al. pintunya?". Ia meringis mendengar pintu sudah terkunci kembali. Ia bingung bagaimana ia bisa keluar jika pintunya terkunci. Ia bahkan tidak tahu pasword nya. Dengan langkah lemah ia kembali kekamar. Berharap sebentar lagi Alvian akan kembali.

**

"Tumben lho datang pagi? Sejak kapan?". Azka bertanya. Ia heran karena tak pernah sejarahnya seorang Alvian Pratama Atmaja datang on time kekantor.

Alvian menatap sinis kearah Azka."Suka suka gue lah mau datang jam berapa.Kenapa lho yang sewot." jawabnya datar.

"Hey pak bos. Gue pikir lho gak bakal datang hari ini karena asyik dengan kegiatan baru mu."

Alvian yang mengerti arah pembicaraan Azka langsung melemparnya dengan kertas yang ia remukkan.

"Tidak akan."

"Yakin? secara lho itu pria normal.Satu atap dan sekamar dengan wanita,apa gak runtuh pertahanan lho?" Tanya Azka meledek.

Itu tidak akan terjadi." jawabnya begitu yakin."Dan apa lho bilang tadi? sekamar? Mana mau gue sekamar dengan cewek jadi jadian begitu."

"Jadi kalian pisah kamar? bener bener ni anak." Azka menggeleng melihat kelakuan sahabatnya sekaligus bos nya itu.

"Al.Kalian sudah menikah.Ini semua sudah Allah takdirkan untukmu.Cobalah terima dengan ikhlas dan jalankan pernikahan ini dengan sesungguhnya." Azka menasehati Alvian tapi Alvian hanya cuek mendengarnya.

"Sudahlah. Bukankah kita ada meeting siang ini? Sekarang lebih baik kamu siapkan semuanya." Dengan cepat Alvian mengalihkan pembicaraan agar dia tidak mendengar ceramah dan nasihat dari sahabatnya ini.

"Ck. Baiklah."

**

Nafisah melihat jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Ia kembali kedapur untuk mengambil air putih dan meneguknya sebagai pengganjal perutnya. Ia sangat lapar sementara tidak ada apa pun yang bisa dimakan. Hendak keluar Alvian tidak memberi tahu paswordnya.Hendak telfon? ia juga tidak tahu nomor telfon nya Alvian.

"Mas Al kok belum pulang sih."Ucap nya lirih. Ia meringkih melengkungkan tubuhnya untuk tidur berharap laparnya tidak akan terasa saat ia tertidur. Cukup lama barulah ia terlelap.

Sementara disisi lain.

Alvian dan Azka sudah menyelesaikan meeting mereka dengan klient besar.

"Kenapa lho gak makan?"Alvian bertanya karena azka tidak memesan makanan untuk nya.

"Gue langsung cabut aja. Gue mau makan dirumah bareng istri." jawan Azka sumringah.

"Wah Bucin banget lho."

"Biarin. Bini gue juga". cebik Azka

"lho gak makan bareng istri lho gitu. secara lho pengantin baru.Oasti lagi anget angetnya kan? Tanya kek apa dia sudah makan." sambung Azka lagi.

"Ya udah, gue cabut dulu.by assalamualaikum". Azka langsung pergi meninggalkan Alvian. Tanpa peduli Alvian langsung melahap makanan yang ada dihadapannya.Bibirnya berhenti mengunyah saat mengingat sesuatu.

"Ah. Masa bodoh. Dia bukan anak kecil lagi.Dia bisa keluar cari apa yang dia inginkan." Gumamnya berbicara sendiri. Dia ingat bahwa dirumah tidak ada sesuatu yang bisa dimakan. Tapi ia tidak mau memikirkannya. Ia kembali melanjutkan makanannya hingga tandas.

Selesai makan ia tidak langsung pulang. Ia kembali lagi kekantor untuk mengambil barang barangnya yang tertinggal.Barulah setelah itu ia kembali ke apartemen nya.

Ia membuka pintu dan masuk. Saat berjalan hendak menaiki tangga ia melihat Nafisah yang meringkuk tidur disofa. Ia mengernyitkan keningnya heran mengapa dia tidur disofa bukannya dikamar.

"Hey.bangun." Alvian menggoyang kan bahu Nafisah.

Terpopuler

Comments

Faris Setyawan Fais

Faris Setyawan Fais

maaf thor, ngasih masukkan, setiap kata dan kalimat jangan menggunakan tanda Titik, jadi agak susah bacanya, contoh : sudahlah, bukannya kita ada meeting hari ini?.

2023-12-02

2

Uthie

Uthie

keterlaluan 😡

2023-11-06

2

shadowone

shadowone

seperti "di balik cadar aisya" scene yang sama pas udah di apartment.

2023-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!