Tok..tok..
Nafisah mendorong tubuh Alvian karena mendengar ketukan pintu.
"Ck.. Mama. Mengganggu saja.
Alvian berjalan kearah pintu dan membukanya.
"Kenapa lama sekali? Dari tadi mama panggil."
"Mama mengganggu saja. Kami lagi mau buatkan cucu untuk mama." Jawab Alvian kesal.
"Ha? Ya ampun." mama menutup mulutnya kaget. Kemudian terbit senyum di bibirnya.
"Kalo gitu lanjut deh buat cucu untuk mama. Mama gak akan ganggu." Mama mendorong tubuh Alvian kembali masuk kekamar.
"Kamu mau kemana?" Tanya Alvian melihat Nafisah yang sudah melepaskan mukenah_nya dan memakai pakaian rapi.
"Naf mau kebawah mas. Siapkan makan malam. Mama pasti sudah lapar."
"Nanti saja. Mama pasti bisa menahan lapar nya. Kita lanjutkan saja yang tadi." Ucap Alvian dengan mengedipkan matanya.
Nafisah membulatkan matanya mendengar ucapan Alvian." Lan..lanjut? M..maksud mas?" Nafisah terbata karena gugup.
Nafisah berjalan mundur kala Alvian berjalan mendekatinya. Ia terus mundur hingga langkahnya terhenti kala tubuhnya menyentuh dinding. Alvian semakin mendekat dan mengukung Nafisah dengan sebelah tangannya Kedinding dan sebelah tangannya lagi memeluk pinggang Nafisah.
"M..Ma..mas." Nafisah sangat gugup, tubuhnya seolah membeku saat Alvian mendekatkan wajahnya kesamping wajah Nafisah.
"Kita lanjutkan ritual kita tadi. Ritual membuat cucu untuk mama." Bisik Alvian dengan suara yang sensual membuat Nafisah meremang.Tulangnya seolah melembek. Kalau saja Alvian tidak memeluk pinggangnya sudah pasti ia akan jatuh merosot.
Kruuuuk...Kruuuuk... Suara itu memecah konsentrasi Alvian. Ia menatap Nafisah. "Kamu lapar?"
"I..Iya mas."
Alvian memijit pelipisnya, ia harap bisa melanjutkan dan mengulangi adegan mereka tadi.
"Gak perlu. Kita makan diluar saja. Bersiaplah." Alvian melepaskan Nafisah dan berjalan menuju lemari pakaian.
"Kita mau makan diluar mas?" tanya Nafisah memastikan.
"he'em.." Jawab nya hanya berdehem. Tak lama mereka sudah siap dan berjalan menuruti tangga.
"Lho. Mau kemana?" Tanya mama melihat anak dan menantunya turun dan berpakaian rapi.
"Kita makan diluar saja ma." Jawab Alvian.
"Lho. Gak jadi buatkan cucu untuk mama?"
"Mama sih ganggu tadi. Jadi bantet kan." Jawab Alvian kesal.
"Hahahaha...." mama terbahak mendengar kekesalan putranya. "Putra mama kesal ni ceritanya." lanjutnya tertawa.
Nafisah? Dia kini sangat malu mendengar obrolan absurd anak dan ibu itu. Melihat Nafisah yang tidak nyaman Alvian langsung menghentikan obrolannya.
" Ayo ma, istri Al sudah kelaparan." Alvian langsung berjalan keluar dan diikuti Nafisah.
"Ck...Dasar anak itu." decak mama kesal karena ditinggalkan.
Saat dilobi Nafisah melihat seseorang yang sangat ia kenal. la menghampiri orang itu.
"Kak salman.."panggilnya dan orang yang dipanggilnya menoleh.
"Kamu panggil saya". Salman menunjuk dirinya sendiri.
"Iya. Kak Salman kan?"
Salman mengernyitkan dahi nya merasa tidak mengenal wanita didepannya ini.
"Ini Nafisah kak. Kakak gak ingat Nafisah?"
"Nafisah?" Salman mencoba mengingat dan mata nya melebar saat mengingat sesuatu.
"Nafisah tetangga saya dulu? Anak om Burhan dan Tante ziah?" Tanya nya senang.
"Iya kak". Nafisah mengangguk senang.
"Ya Allah Nafisah adik kakak". Salman hendak memeluk Nafisah namun gagal karena Alvian langsung menarik Nafisah dan memeluk pinggangnya.
Alvian dari tadi sudah melihat Nafisah berbicara dengan seseorang namun ia hanya memperhatikan saja. Hingga saat pria itu ingin memeluk Nafisah ia tidak membiarkannya. Ia langsung menarik Nafisah kedalam pelukannya.
"Eh..Mas". Nafisah kaget pinggangnya dipeluk Alvian.
"Pak Alvian". Sapa Salman yang juga merasa kaget.
"Halo pak Salman. Kita berjumpa lagi." Alvian mengulurkan tangannya dan disambut Salman.
"Mas. Kalian saling kenal?" tanya Nafisah heran.
"Sayang. Pak Salman ini adalah client mas dari perusahaan SS Group." Alvian menjelaskan.
"Ooohh .." Nafisah hanya mengangguk.
"Tunggu. Kalian.." perkataan Salman dipotong oleh Alvian.
"Oh iya pak salman. Ini Nafisah ISTRI saya." Jelasnya dengan menekan kan kata istri pada salman.
"Jadi kamu sudah menikah naf." tanya nya sendu. Matanya menatap Nafisah menyiratkan dambaan ingin memiliki.
"Padahal kakak balik Indonesia ingin melamar mu Naf. Tapi kamu sudah menikah." Ucap ya lirih didalam hati.
Alvian yang menangkap aura tidak mengenakan dari tatapan Salman langsung membawa Nafisah pergi.
"Permisi pak Salman. Kami harus segera pergi. Istri saya sudah lapar. Jadi kami permisi."
Alvian memeluk pinggang Nafisah dan berjalan. Namun terhenti oleh Salman.
"Kalian mau makan malam kan? Kebetulan saya juga mau makan. Boleh gabung kan?"
"What?" Alvian kaget bukan main.
"Pak Salman maaf ka..." ucapannya langsung dipotong Salman. "Boleh kan Naf? Sudah lama banget kita gak ketemu kan. Kakak kangen ingin makan bersama kamu." timpal Salman tanpa menoleh ke Alvian.
"Boleh kok kak." Nafisah tersenyum dibalik niqab nya.
"Sayang. Ta..tapi." Alvian tidak setuju.
"Boleh ya mas. Ada mama juga kan. Biar rame sekalian."
"Apa apaan dia. Kangen kangen dengan istri orang." Gerutunya dalam hati.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa like coment dan vote nya ya 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Dian Soedarminto
pake cadar kok centil😇
2024-04-20
2
Meida Arqil
maaf Nafisah jangan bermudah2an ngobrol dengan laki-laki bukan muhrim dong, meskipun tetangga dulu
2023-12-11
4
Yati Yati
nah loh kan makanya jgn belagu punya istri ctk di sia"in
2023-12-02
1